Umroh Al-Kautsar Klego

Umroh Al-Kautsar Klego Contact information, map and directions, contact form, opening hours, services, ratings, photos, videos and announcements from Umroh Al-Kautsar Klego, Travel Agency, Boyolali.

06/01/2024

Alhamdulillah Lancar perjalanan umroh Al-Kautsar tgl 20 Des2023 - 2 Januari 2024🤲🤲

14/11/2023

Manasik kedua Al-Kautsar 2023

14/11/2023

Manasik kedua Umroh Al-Kautsar

14/11/2023
14/10/2023

SAUDARIKU...SEBAB APA ENGKAU DINIKAHI ????

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ: لِمَـالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِيْنِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ.

“Wanita dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya; maka pilihlah wanita yang taat beragama, niscaya engkau beruntung.” ( HR. Bukhari - Muslim )

• Jika engkau dinikahi karena hartamu, maka ketahuilah bisa jadi yang menikahimu adalah perampok dan akan segera pergi begitu hartamu habis.
• Jika engkau dinikahi karena keturunan ( nasabmu ) ketahuilah bisa jadi yang menikahimu adalah orang yang pengin terkenal dan punya kedudukan dan akan segera pergi begitu ia sudah terkenal.
• Jika engkau dinikahi karena kecantikanmu ketahuilah bisa jadi yang menikahimu adalah play boy yang pasti juga akan segera pergi begitu ada yang lebih cantik darimu.
• Jika engkau dinikahi karena agamamu maka ketahuilah ia pasti akan menjadi pasanganmu selamanya hingga sampai ke syurga.
• Senantiasa perbaiki diri, karena laki - laki yang baik tidak akan mencari pasangan hidup kecuali yang baik juga.

SAUDARIKU .....PILIHAN ADA DITANGANMU.

11/10/2023

INGAATTT...KELAK KITA AKAN SENDIRIAN.

Saudaraku, bisa jadi sekarang masing -masing kita hidup dengan dikelilingi anggota keluarga baik istri, anak, orang tua ataupun saudara yang setiap saat bisa kita minta bantuan kepada mereka. Bisa jadi juga ada diantara kita yang dikelilingi oleh anak buah dan pengawal setia yang setiap saat bisa kita perintah dan melindungi kita.
Namun saudaraku....yakinlah bahwa itu tidak akan lama dan pasti kelak kita akan sendirian. Kapan itu ???
Saudaraku ...kesendirian itu dimulai ketika kita didatangi izrail yang tiba tiba datang diatas kepala kita dan diikuti oleh malaikat yang membawa kain kafan buat membungkus ruh kita sebagaimana disebutkan dalam hadits yang panjang.
SAAT INILAH KITA SENDIRIAN, bisa jadi ketika sakaratul maut datang kita dikelilingi keluarga besar kita tapi mereka hanya mendampingi jasad kita dan tidak mendampingi ruh kita ketika dicabut malaikat maut. Sakit yang kita rasakan akibat siksaan sakaratul mautpun mereka tidak tahu apalagi merasakan. Mereka tidak tahu ketika ruh kita dipaksa keluar dari jasad dengan dipukul keras keras oleh malaikat yang dengannya semua urat urat kita tercabik cabik. Saat inilah kita sendirian.

وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلَائِكَةُ بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنْفُسَكُمُ ۖ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ آيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَٓ
“Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zhalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat mumukul dengan tangannya, (Sambil berkata): “Keluarkan nyawamu”. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatnya”. [Al An’am: 93]

Setelah ruh berhasil dikeluarkan dan dibawa kelangit kemudian Allah perintahkan agar ruh kita dikembalikan ke jasad kita dengan cara dilempar keras keras dari langit maka saat inipun kita juga sendirian.
Ketika ruh kita sampai lagi ke bumi dan masuk ke jasad kita ternyata kita mendengarkan suara langkah kaki anak kita, istri, dan kerabat kita pergi meninggalkan kubur kita. Saat inilah kita juga sendirian.
Kemudian akan datang malaikat yang akan memberikan beberapa pertanyaan yang ketika kita tidak bisa menjawabnya maka Allah datangkan malaikat yang kejam dan tuli dengan membawa sebatang besi yang besar yang dengannya sekali pukul kita akan hancur berkeping keping. Kemudian disatukan lagi dan dipukul lagi hingga hancur. Jeritan kita pun tidak didengar olehnya karena dia malaikat yang tuli. Padahal jetitan kita bisa didengar oleh seluruh makhluk Allah selain jin dan manusia.
Saudaraku, bahkan ketika besok kita dihisab amal kita dan harus melewati jembatan Shirot pun KITA JUGA SENDIRIAN. Saat inilah satu satunya teman kita hanyalah amalan kita ketika hidup didunia. Ketika kita orang sholih maka amalan kita akan menjadi teman yang menyenangkan dan siap menolong kita. Akan tetapi jika kita orang fasik yang banyak berbuat dosa atau fajir maka amal kita tersebut akan menjadi teman kita yang mengerikan dan ikut menyiksa kita semenjak kita di kubur.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُون
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18)

21/09/2023

LEZATNYA GHIBAH

Akhii..... uktiii....Seumpama diadakan survey tentang makanan yang paling lezat dimuka bumi ini tentulah ghibah akan muncul menjadi makanan terpaforit. Hal ini karena makanan ini banyak sekali penggemarnya, mulai tua -muda, pria - wanita, bahkan kanak - kanak sampai kakek - kakekpun semua pada seneng menikmatinya.
Allah SWT membuat tamsil tentang tukang ghibah sebagai manusia pemakan bangkai, sebagaimana disebutkan dalam QS Al-Hujurat :
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًا ۗ اَ يُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ ۗ وَا تَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّا بٌ رَّحِيْمٌ
" Dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang s**a memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang."
(QS. Al-Hujurat 49: Ayat 12)

Ayat diatas ditafsirkan oleh Ibnu Katsir ( lihat tafsir ibnu Katsir ) bahwa hukum ghibah sama dengan hukum memakan bangkai, dimana hukum memakan bangkai adalah haram.
Bahkan Allah mengatakan bahwa "tentu kamu jijik memakan bangkai " tapi kenyataannya banyak orang yang tidak jijik lagi untuk memakannya bahkan memakan dengan lahapnya mengalahkan lahapnya ketika ia menyantap makanan yang paling lezat sekalipun. Kalau makanan yang lain bisa jadi sehari kita makan 3 kali sudah kenyang, tapi kalau makan bangkai ini ( ghibah ) sehari 10x makan juga ndak ada kenyangnya.
Akhiii.....ukhtiiiii....pernahkan antum bayangkan ada seorang suami dan istri bertengkar hebat karena ghibahmu. Bahkan ada suami istri yang sampai bercerai gara -gara ghibahmu ????
Trus kalau begini, siapa yang lebih buruk ???? Yang di ghibah karena ia berbuat satu kesalahan atau yang menghibah yang menyebabkan pertengkaran bahkan bisa jadi perceraian antara suami - istri ?????
Akhiii....ukhtiii.....orang yang antum ghibah bisa jadi dia sudah diampuni Allah atas kesalahannya tapi antum sampai mati belum tentu terampunkan. Karena untuk bertaubat dari dosa ghibah tidak cukup dengan menyesal, berjanji tidak mengulangi, dan meninggalkan ghibah. Ndak cukup itu Akhiii....ukhtiiii....
Melainkan antum harus dapat maaf dari orang yang antum ghibah. Dan itu antum ndak mungkin berani mengakuinya dan minta maaf. Trus apa enaknya ghibah kalau gini ?????
Bisa jadi antum tetap merasa tidak bersalah karena yang antum omongin itu sesuai faktanya. Ingat baik - baik sabda Rasulillah berikut,

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ ». قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ « ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ ». قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِى أَخِى مَا أَقُولُ قَالَ « إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ »

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tahukah engkau apa itu ghibah?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Ia berkata, “Engkau menyebutkan kejelekan saudaramu yang ia tidak s**a untuk didengarkan orang lain.” Beliau ditanya, “Bagaimana jika yang disebutkan sesuai kenyataan?” Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika sesuai kenyataan berarti engkau telah mengghibahnya. Jika tidak sesuai, berarti engkau telah memfitnahnya.” (HR. Muslim no. 2589).

Akhiii....ukhtiii....kalau antum merasa yang antum katakan itu sesuai fakta ya itulah ghibah. Kalau ndak sesuai fakta itulah fitnah.
Trus kalau faktanya memang begitu apa lantas antum punya hak untuk mejadikannya sebagai topik pembicaraan ????

Akhiii....ukhtii....segeralah bertaubat sebelum terlambat.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:اَلَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَا لَهُمْ بِا لَّيْلِ وَا لنَّهَا رِ سِرًّا وَّعَلَا ن...
21/09/2023

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اَلَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَا لَهُمْ بِا لَّيْلِ وَا لنَّهَا رِ سِرًّا وَّعَلَا نِيَةً فَلَهُمْ اَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ ۚ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ
"Orang-orang yang menginfakkan hartanya malam dan siang hari (secara) sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 274)

* Via Al-Qur'an Indonesia

Al-Qur'an digital untuk Android dan iOS developer Andi Unpam dengan terjemahan Bahasa Indonesia dan audio mp3 murottal full, 114 surah atau 30 juz tanpa pembatasan. Mengadopsi tampilan antar muka yang user friendly, sehingga mudah digunakan.

19/09/2023

DO'AMU BELUM TERKABULKAN...??? MUNGKIN INI SEBABNYA.

Manusia sebagai makhluq yang memiliki fitrah ketuhanan ( termasuk yang menutupi fitrah tersebut / kafir ) ketika dihadapkan pada persoalan yang tidak mampu dihadapinya ia akan menyeru / memohon / berdo'a kepada zat yang dipercaya bisa membantunya.
Hal ini juga terjadi kepada "biangnya orang kafir" yaitu FIR'AUN la'natullah 'alaih ketika ditimpa musibah berupa katak, kutu, banjir darah dan lainnya yang menimpa mesir maka ia mencari Nabi Musa 'Alaihis Salam untuk berdo'a kepada Allah.
Demikian p**a dengan kita yang beriman kepada ﷲ sudah pasti setiap saat kita berdo'a kepada-Nya. Namun adakalanya kita merasa sudah sekian lama berdo'a tapi belum terkabul juga, janganlah kita cepat su'udzan kepada Allah bahwa Allah tidak kabulkan do'a kita. Allah telah berjanji kepada kita akan kabulkan setiap do'a kita dan Allah tidak pernah mengingkari janji.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَقَا لَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْۤ اَسْتَجِبْ لَـكُمْ ۗ

"Dan Tuhanmu berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu.
(QS. Ghafir 40: Ayat 60)

Kalau kita merasa sudah berkali kali berdoa koq belum dikabulkan juga bukan berarti tidak dikabulkan, bisa jadi Allah kabulkan do'a kita dalam bentuk lain dan itu pasti lebih baik bagi kita.

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ ، وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ ، إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ : إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الآخِرَةِ ، وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا قَالُوا : إِذًا نُكْثِرُ ، قَالَ : اللَّهُ أَكْثَرُ.

“Tidak ada seorang muslim pun yang berdoa dengan sebuah doa yang tidak terkandung di dalamnya dosa dan pemutusan silaturahmi, kecuali Allah akan memberikannya salah satu dari ketiga hal berikut: Allah akan mengabulkannya dengan segera, mengakhirkan untuknya di akhirat atau memalingkannya dari keburukan yang semisalnya.
Para sahabat berkata, “Kalau begitu kami akan memperbanyak doa kami.” Beliau berkata, “Allah lebih banyak lagi.”2 ( HR. Ahmad )

Seandainya benar doa kita tidak terkabulkan, maka alangkah baiknya kita muhasabah / mengoreksi diri "Adakah perilaku kita yang menjadi sebab terhalangnya do'a kita ?"
Sebagian dari perkara yang menyebabkan do'a kita tidak dikabulkan adalah sebagaimana disebutkan dalam hadits Dari Abu Hurairah, Nabi bersabda:

1. Kita berdo'a dengan tergesa -gesa.

وَعَنْهُ : أَنَّ رَسُولَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قَالَ : (( يُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ : يَقُوْلُ : قَدْ دَعْوتُ رَبِّي ، فَلَمْ يَسْتَجِبْ لِي )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ .

وَفِي رِوَايَةٍ لِمُسْلِمٍ : (( لاَ يَزالُ يُسْتَجَابُ لِلعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ ، أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ ، مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ )) قِيْلَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا الاِسْتِعْجَالُ ؟ قَالَ : (( يَقُوْلُ : قَدْ دَعوْتُ ، وَقَدْ دَعَوْتُ ، فَلَمْ أَرَ يَسْتَجِبُ لِي ، فَيَسْتحْسِرُ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ .

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Doa salah seorang di antara kalian pasti dikabulkan selama ia tidak tergesa-gesa. (Yaitu) orang tersebut berkata, ‘Aku telah berdoa kepada Rabbku, tetapi Dia tidak mengabulkannya untukku.’” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 6340 dan Muslim, no. 2735]

Dalam riwayat Muslim disebutkan, “Doa seorang muslim senantiasa akan dikabulkan selama ia tidak berdoa untuk dosa atau memutuskan hubungan keluarga, asalkan ia tidak tergesa-gesa.” Ditanyakan, “Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan tergesa-gesa?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang berkata, ‘Sungguh aku telah berdoa dan sungguh aku telah berdoa, namun aku belum melihat dikabulkannya doaku.” Maka ia pun merasa rugi (putus asa) ketika itu sehingga meninggalkan doa.”

2. Kita masih konsumsi barang haram.

« أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ ( يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ) وَقَالَ (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ) ». ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ ».

"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyyib (baik). Allah tidak akan menerima sesuatu melainkan dari yang thoyyib (baik). Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya: 'Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.' Dan Allah juga berfirman: 'Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang telah kami rezekikan kepadamu.' Kemudian Nabi صلى الله عليه وسلم menceritakan tentang seorang laki-laki yang telah menempuh perjalanan jauh, sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdoa: "Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku." Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dari yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan doanya?" (HR. Muslim No. 1015)

KANDUNGAN HADITS
1. Allah itu Thayyib ( baik )
Allah adalah thayyib ( Sempurna ) dan terbebas dari cela dan kesalahan. Tidak ada cacat dan aib yang terdapat pada diri Allah baik dari sisi Zat-Nya, Nama dan sifat -sifatNya, ataupun segala sesuatu yang berhubungan dengan-Nya.

2. Allah hanya menerima dari hamba-Nya sesuatu yang baik.
Ibadah dari seorang hamba hanya akan diterima oleh Allah ketika ibadah tersebut bernilai baik / thayyib.
Thayyib dari sisi niatnya, niat ibadah harus semata karena Allah.
Thayyib dari sisi pelaksanaan, hanya ibadah yang mengikuti Rasul-Nya yang akan diterima.
Thayyib dari sisi zatnya, Allah hanya akan menerima sedekah / zakat / infak, dan ibadah Maliah lainnya jika harta yang digunakan adalah harta yang baik dari sisi zatnya ataupun cara memperolehnya.

3. Setiap Nabi dan Rasul yang diutus oleh Allah juga terbebani syar'at.
Artinya ketika Allah wajibkan sholat maka wajib bagi umatnya sekaligus wajib juga bagi Nabi atau Rasulullah. Tidak ada perintah yang hanya berlaku bagi umat saja tapi tidak berlaku bagi Nabi atau Rasulullah, Sehingga kalau ada yang mengatakan "jika seseorang sudah sampai tingkatan keimanan tertentu maka sudah tidak wajib lagi ibadah" darimana dasarnya ???
Rasulullah yang tingkat keimanannya paling tinggi setiap malam melakukan shalat malam sampai kakinya bengkak karena lamanya beliau berdiri.

4. Sebab - sebab dikabulkannya do'a.
MUSAFIR
waktu seorang melakukan safar itulah saat yang istijabah untuk berdo'a.
TAWADHU'
Berdoa dengan merendahkan diri dan penuh pengharapan termasuk sebab dikabulkannya do'a.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam ketika sholat dan berdo'a memohon hujan beliau mengenakan pakaian yang sangat sederhana sebagai bentuk merendahkan diri dihadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

BERDO'A DENGAN MENGANGKAT KEDUA TANGAN.
Mengankat tangan kearah langit adalah salah satu sebab dikabulkannya do'a. Bahkan Rasulullah ketika berdo'a memohon hujan mengangkat tangan beliau tinggi tinggi sampai kelihatan ketiaknya.

BERDO'A DENGAN ASMA DAN SIFAT ALLAH.
Kepunyaan Allah Nama - nama yang mulia dan kita diperintahkan untuk berdo'a dengannya.

5. SEBAB - SEBAB DITOLAKNYA DO'A
Makan makanan haram ( zatnya dan atau cara memperolehnya ).
Minum minuman yang haram (zatnya dan atau cara memperolehnya )
Memakai pakaian haram (zatnya dan atau cara memperolehnya )
Semua kebutuhan hidupnya dicukupi dengan jalan yang haram.
MAU DO'A KITA DIKABULKAN ??? TINGGALKAN YANG HARAM.

17/09/2023

KENAPA MENIKAH ????

Pertanyaan ini bagi sebagian orang merupakan sebuah bentuk pengingkaran. Banyak orang orang dizaman sekarang menganggap bahwa menikah itu orang yang kurang kerjaan, karena tanpa menikahpun kebutuhan biologisnya sudah tersalur secara murah dan mudah. Maka mereka bertanya ngapain nikah segala ???
Bagi kita orang islam sama sama menanyakan "kenapa nikah ????" maka konteks pertanyaan tersebut adalah menanyakan apa tujuan kita menikah ??
Masing - masing orang yang akan menikah tentu saja memiliki tujuan yang berbeda - beda. Masing masjng kita memiliki alasan sendiri - sendiri yang menjadi pendorong bagi kita untuk menikah.

MENIKAH ADALAH IBADAH
Salah satu sebab yang menjadi pendorong bagi seorang mukmin untuk menikah adalah ibadah. Hal ini dikarenakan,

1. Menikah adalah perintah Allah.
Seorang mukmin yang benar ia akan menikah semata mata untuk melaksanakan perintah Allah dan sunnah Rasulnya dan itulah salah satu bentuk ibadah yang agung.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَاَ نْكِحُوا الْاَ يَا مٰى مِنْكُمْ وَا لصّٰلِحِيْنَ مِنْ عِبَا دِكُمْ وَاِ مَآئِكُمْ ۗ اِنْ يَّكُوْنُوْا فُقَرَآءَ يُغْنِهِمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖ ۗ وَا للّٰهُ وَا سِعٌ عَلِيْمٌ
"Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui."
(QS. An-Nur 24: Ayat 32)

Dari ayat ini sangatlah jelas betapa Allah perintahkan kepada hambanya untuk menikah. Bahkan kepada hamba sahaya yang tidak memiliki apa apa dan orang orang fakir pun Allah tetap perintahkan menikah. Allah bahkan menjamin akan mencukupi rizkinya bagi seorang hamba yang mau menikah.

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهَ ، قَالَ لَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللّٰـهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

Dari ‘Abdullah bin Mas’ûd
Radhiyallahu anhu , Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada kami, “Wahai para pemuda! Barangsiapa di antara kalian berkemampuan untuk menikah, maka menikahlah! Karena menikah itu lebih menundukkan pandangan, dan lebih membentengi farji (kemaluan).Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia shaum (puasa) karena shaum itu dapat membentengi dirinya.”

TAKHRIJ HADITS
Hadits ini shahih. Diriwayatkan oleh Ahmad (I/378, 424, 425, 432); Al-Bukhâri (no. 1905, 5065, 5066); Muslim (no. 1400); At-Tirmidzi (no. 1081); An-Nasa-i (VI/56, 57); Ibnu Majah (no. 1845); Ad-Darimi (II/132); Al-Baihaqi (VII/77

2. Kesempatan ibadah jadi terbuka lebar.
Menafkahi keluarga adalah ibadah yg pahalanya paling besar.

دِيْنَارٌ أنْفَتَهُ في سَبِيْلِ اللهِ وَ دِيْنَارٌ أنْفَتَهُ في رَقَبَةٍ وَ دِيْنَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلىَ مِسْكِيْنٍ وَدِيْنَارٌ أنْفَتَهُ في على أهْلِكَ أعْظَمُهَا أجْرًا الَّذِي أنْفَتَهُ على أهْلِكَ

“Dinar yang engkau infakkan di jalan Allah, dinar yang engkau infakkan untuk membebaskan budak, dinar yang engkau sedekahkan kepada orang miskin, dan dinar yang engkau nafkahkan kepada keluargamu, pahala yang paling besar adalah dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu“.[HR. Muslim, Baihaqi]

Jika seseorang yang belum menikah memberikan infak kepada orang lain (calon istri ) maka ia hanya mendapatkan pahala sedekah. Hal yang berbeda terjadi ketika seseorang sudah menikah maka setiap rupiah dan suapan makanan yang ia berikan ke istrinya akan berbuah pahala yang lebih besar ( pahala sedekah dan silaturrahmi ).

عَنْ أَبِى ذَرٍّ أَنَّ نَاسًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالُوا لِلنَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- يَا رَسُولَ اللَّهِ ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ بِالأُجُورِ يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّى وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ وَيَتَصَدَّقُونَ بِفُضُولِ أَمْوَالِهِمْ. قَالَ « أَوَلَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ مَا تَصَّدَّقُونَ إِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلِّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلِّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنْ مُنْكَرٍ صَدَقَةٌ وَفِى بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ ». قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَأْتِى أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ قَالَ « أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِى حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِى الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ

Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Sesungguhnya sebagian dari para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, orang-orang kaya lebih banyak mendapat pahala, mereka mengerjakan shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, dan mereka bershodaqoh dengan kelebihan harta mereka”. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan bagi kamu sesuatu untuk bershodaqaoh? Sesungguhnya tiap-tiap tasbih adalah shodaqoh, tiap-tiap tahmid adalah shodaqoh, tiap-tiap tahlil adalah shodaqoh, menyuruh kepada kebaikan adalah shodaqoh, mencegah kemungkaran adalah shodaqoh dan persetubuhan salah seorang di antara kamu (dengan istrinya) adalah shodaqoh“. Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah (jika) salah seorang di antara kami memenuhi syahwatnya, ia mendapat pahala?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tahukah engkau jika seseorang memenuhi syahwatnya pada yang haram, dia berdosa. Demikian p**a jika ia memenuhi syahwatnya itu pada yang halal, ia mendapat pahala”. (HR. Muslim no. 2376)
Alangkah mudahnya mencari pahala bagi orang yang telah menikah, sampai sampai hubungan suami istri yang secara naluri sudah menjadi kebutuhannya pun bisa juga bernilai sedekah dihadapan Allah.

GIMANA ???? MASIH JUGA NDAK MAU MENIKAH ???? MASIH PILIH JOMBLO JUGA ????

05/09/2023

Lanjutan........wanita penghuni syurga

RUMAYSHO....KESABARAN YANG LUAR BIASA.

Setelah Ummu Sulaim menikah dengan Abu Thalhah maka dari pernikahan tersebut lahirlah seorang anak laki - laki yang sangat disayang oleh Abu Thalhah. Namun demikian rasa sayang Abu Thalhah kepada anaknya tidak bisa mengalahkan kecintaannya kepada Allah dan RasulNya. Hal ini tercermin dari kisah yang diceritakan oleh Anas bin Malik,

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ – رضى الله عنه – قَالَ كَانَ ابْنٌ لأَبِى طَلْحَةَ يَشْتَكِى ، فَخَرَجَ أَبُو طَلْحَةَ ، فَقُبِضَ الصَّبِىُّ فَلَمَّا رَجَعَ أَبُو طَلْحَةَ قَالَ مَا فَعَلَ ابْنِى قَالَتْ أُمُّ سُلَيْمٍ هُوَ أَسْكَنُ مَا كَانَ . فَقَرَّبَتْ إِلَيْهِ الْعَشَاءَ فَتَعَشَّى ، ثُمَّ أَصَابَ مِنْهَا ، فَلَمَّا فَرَغَ قَالَتْ وَارِ الصَّبِىَّ . فَلَمَّا أَصْبَحَ أَبُو طَلْحَةَ أَتَى رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَأَخْبَرَهُ فَقَالَ « أَعْرَسْتُمُ اللَّيْلَةَ » . قَالَ نَعَمْ . قَالَ « اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمَا » . فَوَلَدَتْ غُلاَمًا قَالَ لِى أَبُو طَلْحَةَ احْفَظْهُ حَتَّى تَأْتِىَ بِهِ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – فَأَتَى بِهِ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – وَأَرْسَلَتْ مَعَهُ بِتَمَرَاتٍ ، فَأَخَذَهُ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَ « أَمَعَهُ شَىْءٌ » . قَالُوا نَعَمْ تَمَرَاتٌ . فَأَخَذَهَا النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – فَمَضَغَهَا ، ثُمَّ أَخَذَ مِنْ فِيهِ فَجَعَلَهَا فِى فِى الصَّبِىِّ ، وَحَنَّكَهُ بِهِ ، وَسَمَّاهُ عَبْدَ اللَّهِ .

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa putra Abu Tholhah sakit. Ketika itu Abu Tholhah keluar, lalu putranya tersebut meninggal dunia. Ketika Abu Tholhah kembali, ia berkata, “Apa yang dilakukan oleh putraku?” Istrinya (Ummu Sulaim) malah menjawab, “Ia sedang dalam keadaan tenang.” Ketika itu, Ummu Sulaim pun mengeluarkan makan malam untuk suaminya, ia pun menyantapnya. Kemudian setelah itu Abu Tholhah menyetubuhi istrinya. Ketika telah selesai memenuhi hajatnya, istrinya mengatakan kabar meninggalnya putranya. Tatkala tiba pagi hari, Abu Tholhah mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menceritakan tentang hal itu. Rasulullah pun bertanya, “Apakah malam kalian tersebut seperti berada di malam pertama?” Abu Tholhah menjawab, “Iya.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu mendo’akan, “Allahumma baarik lahumaa, Ya Allah berkahilah mereka berdua.”
Dari hubungan mereka tersebut lahirlah seorang anak laki-laki. Anas berkata bahwa Abu Tholhah berkata padanya, “Jagalah dia sampai engkau mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengannya.” Anas pun membawa anak tersebut kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ummu Sulaim juga menitipkan membawa beberapa butir kurma bersama bayi tersebut. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu mengambil anak tersebut lantas berkata, “Apakah ada sesuatu yang dibawa dengan bayi ini?” Mereka berkata, “Iya, ada beberapa butir kurma.” Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengambilnya dan mengunyahnya. Kemudian beliau ambil hasil kunyahan tersebut dari mulutnya, lalu meletakkannya di mulut bayi tersebut. Beliau melakukan tahnik dengan meletakkan kunyahan itu di langit-langit mulut bayi. Beliau pun menamakan anak tersebut dengan ‘Abdullah. (HR. Bukhari no. 5470 dan Muslim no. 2144).

Dalam hadits lainnya,

عَنْ أَنَسٍ قَالَ مَاتَ ابْنٌ لأَبِى طَلْحَةَ مِنْ أُمِّ سُلَيْمٍ فَقَالَتْ لأَهْلِهَا لاَ تُحَدِّثُوا أَبَا طَلْحَةَ بِابْنِهِ حَتَّى أَكُونَ أَنَا أُحَدِّثُهُ – قَالَ – فَجَاءَ فَقَرَّبَتْ إِلَيْهِ عَشَاءً فَأَكَلَ وَشَرِبَ – فَقَالَ – ثُمَّ تَصَنَّعَتْ لَهُ أَحْسَنَ مَا كَانَ تَصَنَّعُ قَبْلَ ذَلِكَ فَوَقَعَ بِهَا فَلَمَّا رَأَتْ أَنَّهُ قَدْ شَبِعَ وَأَصَابَ مِنْهَا قَالَتْ يَا أَبَا طَلْحَةَ أَرَأَيْتَ لَوْ أَنَّ قَوْمًا أَعَارُوا عَارِيَتَهُمْ أَهْلَ بَيْتٍ فَطَلَبُوا عَارِيَتَهُمْ أَلَهُمْ أَنْ يَمْنَعُوهُمْ قَالَ لاَ. قَالَتْ فَاحْتَسِبِ ابْنَكَ. قَالَ فَغَضِبَ وَقَالَ تَرَكْتِنِى حَتَّى تَلَطَّخْتُ ثُمَّ أَخْبَرْتِنِى بِابْنِى. فَانْطَلَقَ حَتَّى أَتَى رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَأَخْبَرَهُ بِمَا كَانَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « بَارَكَ اللَّهُ لَكُمَا فِى غَابِرِ لَيْلَتِكُمَا ». قَالَ فَحَمَلَتْ

Dari Anas, ia berkata mengenai putra dari Abu Tholhah dari istrinya Ummu Sulaim. Ummu Sulaim berkata pada keluarganya, “Jangan beritahu Abu Tholhah tentang anaknya sampai aku yang memberitahukan padanya.” Diceritakan bahwa ketika Abu Tholhah p**ang, istrinya Ummu Sulaim kemudian menawarkan padanya makan malam. Suaminya pun menyantap dan meminumnya. Kemudian Ummu Sulaim berdandan cantik yang belum pernah ia berdandan secantik itu. Suaminya pun menyetubuhi Ummu Sulaim. Ketika Ummu Sulaim melihat suaminya telah puas dan telah menyetubuhi dirinya, ia pun berkata, “Bagaimana pendapatmu jika ada suatu kaum meminjamkan sesuatu kepada salah satu keluarga, lalu mereka meminta pinjaman mereka lagi, apakah tidak dibolehkan untuk diambil?” Abu Tholhah menjawab, “Tidak.” Ummu Sulaim, “Bersabarlah dan berusaha raih pahala karena kematian putramu.” Abu Tholhah lalu marah kemudian berkata, “Engkau biarkan aku tidak mengetahui hal itu hinggga aku berlumuran janabah, lalu engkau kabari tentang kematian anakku?” Abu Tholhah pun bergegas ke tempat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengabarkan apa yang terjadi pada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mendo’akan, “Semoga Allah memberkahi kalian berdua dalam malam kalian itu.” Akhirnya, Ummu Sulaim pun hamil lagi. (HR. Muslim no. 2144).

PELAJARAN YANG DAPAT DIAMBIL
1. Dari hadits diatas kita dapat mengetahui dan mengambil pelajaran yang luar biasa dari sahabat Abu Thalhah. Kecintaannya kepada anaknya tidak sampai menjadi penghalang baginya untuk senantiasa taat kepada Allah dan RasulNya. Bahkan ketika anak tercintanya sakit keras pun ia tetap keluar ke masjid untuk shalat jamaah (satu riwayat ), atau mendampingi safar Rasulullah SAW ( riwayat lain ).

2. Dari hadits ini p**a kita bisa mengetahui betapa luar biasanya kesabaran Ummu Sulaim. Sebagai seorang ibu yang anaknya sedang sakit keras dan suaminya pamit keluar rumah maka ia tetap sabar dan ihlas. Coba bandingkan jika kasus ini terjadi pada emak - emak zaman now, kira - kira apa yang akan terjadi ??? Demikian p**a ketika dia mendapatkan anaknya sakaratul maut dan akhirnya meninggal dunia, ia tetap sabar dan ihlas. Ia tidak meratap dan tidak p**a menyalahkan suaminya yang keluar rumah sementara anaknya dalam kondisi sakit. Bahkan ia melarang kerabatnya untuk mengkhabarkan kematian anaknya kepada Abu Thalhah dan ia sendiri yang akan memberi tahukan kepada Abu Thalhah. Coba bayangkan kalau hal ini terjadi pada ukhtii....kira - kira apa yang akan ukhtii lakukan ??? Menangis ????? Meratap ????? Ngamuk pada suami ???? Minimal pasti suaminya di marahin sampai berbulan - bulan.

3. Dari hadits ini p**a kita bisa mengetahui betapa lembutnya akhlak Ummu Sulaim. Untuk menyambut suaminya dari safar maka ia masih sempat masak dan berhias. Bahkan ketika suaminya p**ang, bukan omelan dan wajah garang yang diperlihatkan tapi justru kelembutan seorang istri yang luar biasa. Abu Thalhah diajak makan bersama dan berhubungan suami istri. Inilah cerdasnya Ummu Sulaim, sebagai seirang istri ia faham betul bahwa suaminya sep**ang safar pasti dalam kondisi capai. Yang dibutuhkan suaminya adalah senyuman dan sambutan hangat dari seorang istri yang akan menjadi obat yang paling manjur untuk menghilangkan penat. Yang dibutuhkan suaminya sesampai dirumah adalah hiburan bukanlah omelan, dan hiburan yang paling membahagiakan suami adalah senyuman dan sambutan hangat seorang istri dirumah. Coba ukhtii bayangkan, seorang suami ditengah perjalanan p**ang dari safarnya telah membayangkan istrinya menyambut dengan mesra dan bersyukur dengan oleh oleh yang ia bawa tapi setelah sampai dirumah justru mendapati emak lampir yang sedang murka !!!! Kira - kira apa yang akan terjadi dengan suami ukhtii ???? Bisa jadi langsung ngacir ke bini muda.

4. Dari hadits ini p**a kita jadi tahu betapa cerdasnya Ummu Sulaim. Untuk menjelaskan kepada suaminya bahwa anaknya telah meninggal duniapun ia tidak serta merta menyampaikan. Ia mencari bahasa yang bisa lebih mudah untuk diterima suaminya. Ia faham betul betapa cintanya Abu Thalhah kepada anaknya, karena ia anak pertama dari pernikahannya dengan Ummu Sulaim. Ketika kabar kematian anaknya disampaikan secara lugas maka sudah pasti akan menjadi pukulan telak bagi Abu Thalhah. Ia menggunakan bahasa kiasan "Bagaimana pendapatmu jika ada satu kaum meminjamkan sesuatu kepada seseorang dan kemudian ia mengambilnya, bolehkah ia menahannya ???"
Coba ukhti bayangkan, sanggupkah kata - kata ini keluar dari lisan ukhti jika ukhtii sekalian pada posisi Ummu Sulaim ????

INILAH SEDIKIT GAMBARAN DARI SEORANG WANITA AHLI SYURGA, MUDAH - MUDAHAN KITA SEMUA BISA MENGAMBIL PELAJARAN DARI KISAH INI.

Address

Boyolali

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Umroh Al-Kautsar Klego posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Videos

Share

Category