08/09/2015
TEMPO.CO, Garut - Sekitar 100 hektare lahan kawasan c***r alam di Gunung Papandayan, yang berada di Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, habis terbakar. Lahan yang terbakar berada di Blok Tegal Alun dan Pondok Saladah. “Api mulai terlihat pada Minggu pagi hingga saat ini,” ujar Kepala Seksi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut Tb. Agus Sofyan, Senin, 7 September 2015.
Menurut dia, upaya pemadaman masih terus dilakukan dengan cara manual. Tim pemadam ini terdiri atas Badan Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah V Jawa Barat, BPBD, dan para pencinta alam. Proses pemadaman ini cukup menyulitkan petugas. Alasannya, tiupan angin yang cukup kencang sehingga api mudah menjalar ke blok lainnya.
Jenis tanaman yang terbakar berupa paku-pakuan dan pohon cantigi. Tanaman yang tumbuh di sekitar lokasi cukup rapat sehingga memudahkan api menjalar. “Penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan,” ujar Kepala Seksi BKSDA Wilayah V Jawa Barat Toni Ramdani.
Meski lokasi kebakaran berada tidak jauh dari wilayah Camping Ground, tidak ada satu pun dari para pendaki yang terjebak dalam peristiwa kebakaran ini. Malah ada di antara mereka yang turut membantu memadamkan api. “Tidak ada pendaki yang terjebak dan yang kemping sudah disuruh turun semua,” ujarnya.
Dia mengaku kawasan Gunung Papandayan ditutup sementara, baik untuk pendakian maupun kunjungan wisata ke sekitar kawah. Langkah ini diambil untuk mencegah timbulnya korban jiwa selama proses pemadaman berlangsung.
Selain Gunung Papandayan, kebakaran hutan terjadi di Gunung Guntur. Selama satu bulan terakhir, tercatat 13 kali peristiwa kebakaran di Gunung Guntur. Jumlah lahan yang terbakar mencapai lebih dari 100 hektare. Lahan yang terbakar ini berada di sekitar lereng, tepatnya di blok Cilopang dan Citiis serta di bagian puncak gunung yang berada di Blok Masigit. Kobaran api terakhir terlihat pada Minggu sore, 6 September 2015.