Pariwisata Sejarah dan Kebudayaan Lingga

Pariwisata Sejarah dan Kebudayaan Lingga pariwisata, kebudayaan dan sejarah kabupaten lingga
(1)

Terwujudnya Kabupaten Lingga sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Kepulauan Riau yang berpayungkan budaya melayu.

MERIAM TEGAK DI DABO SINGKEP : Konon ceritanya ada Seorang Putri dari Kerajaan Lingga berkelahi dengan Pangeran. Karena ...
27/04/2016

MERIAM TEGAK DI DABO SINGKEP : Konon ceritanya ada Seorang Putri dari Kerajaan Lingga berkelahi dengan Pangeran. Karena sesuatu hal, Putri tersebut marah dan menancapkan sebuah Meriam, yang sampai sekarang dapat dilihat di Daerah Pantai Batu Berdaun, namun Meriam tersebut tidak diambil/ dicabut.

BENTENG BUKIT CENING DI DAIK : Benteng berukuran 32 m x 30 m ini terletak di Bukit Cening Kampung Seranggung, Daik Lingg...
27/04/2016

BENTENG BUKIT CENING DI DAIK : Benteng berukuran 32 m x 30 m ini terletak di Bukit Cening Kampung Seranggung, Daik Lingga, Dibangun pada masa Pemerintahan Sultan Mahmud Syah III ( 1761-1812 ). Di dalam Benteng terdapat 19 Buah Meriam, dua diantaranya bertuliskan angka 1783 dan 1797 serta VOC. Meriam terpanjang berukuran panjang 2,80 m dan berdiameter 12 cm, disebut juga dengan Meriam Tupai Beradu yang diapit kiri-kanan dengan Meriam Mahkota Raja.

MUSEUM MINI LINGGAM CAHAYA :  Museum Mini Linggam Cahaya dibangun pada bulan Agustus 2002 dan selesai dibangun pada tang...
27/04/2016

MUSEUM MINI LINGGAM CAHAYA : Museum Mini Linggam Cahaya dibangun pada bulan Agustus 2002 dan selesai dibangun pada tanggal 7 Mei 2003. Benda-benda budaya dan bersejarah didalam Museum ini telah dinilai oleh Tim Balai kajian sejarah dan nilai-nilai Tradisional dan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Riau yang datang ke Daik Lingga. Diantaranya adalah benda-benda budaya dari bahan kuningan, seperti: paha ( tempat meletakan lauk-pauk ), keto ( tempat membuang sampah/ludah ), bon ( tempat menyimpan jarum/benang/kapur sirih ), dan lain-lain. Kemudian ada juga senjata membela diri dan berburu, alat kesenian tradisional, koleksi uang logam dan kertas, corak ragi tenun dan tekat Melayu, peralatan kerja, ragam tempayan dan botol, aneka pinggan dan mangkok foto-foto pembesar dan lokasi tempo dulu dan masih banyak lagi lainnya yang bisa dilihat di Museum Mini Linggam Cahaya ini.

SITUS BILIK 44 DI DAIK : Bangunan pondasi ini direncanakan oleh Sultan Muhhammad Syah (1832-1841 ) dan dibangun pada mas...
27/04/2016

SITUS BILIK 44 DI DAIK : Bangunan pondasi ini direncanakan oleh Sultan Muhhammad Syah (1832-1841 ) dan dibangun pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Muzzafar Syah (1832-1857 ) yang direncanakan sebagai tempat keluarga Sultan atau sumber lain sebagai tempat penyimpanan berbagai hasil kerajianan. ukuran pondasi Bilik 44 ini sekitar 48×49 meter dan jumlah pondasi ruangan yang baru disiapkan sebanayak 32 buah. Belum selesai pembangunan Bilik ini disebabkan diturunkanya Sultan Mahmud Muzzafar Syah dari tahta kesultanan Lingga Riau pada tanggal 23 September 1857.

SITUS ISTANA DAMNAH : Situs istana Damnah adalah salah satu bangunan  yang masih dapat dilihat walaupun hanya reruntuhan...
27/04/2016

SITUS ISTANA DAMNAH : Situs istana Damnah adalah salah satu bangunan yang masih dapat dilihat walaupun hanya reruntuhan, Istana ini dibangun pada tahun 1860 ketika masa Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah II (1857-1883 ).

MALAM 7 LIKUR : Malam 7 Likur yang dilaksanakan setiap malam 27 Ramadhan telah menjadi tradisi masyarakat Kabupaten Ling...
27/04/2016

MALAM 7 LIKUR : Malam 7 Likur yang dilaksanakan setiap malam 27 Ramadhan telah menjadi tradisi masyarakat Kabupaten Lingga di mana pada malam itu hampir setiap rumah penduduk menyalakan pelita / lampu teplok di sekitar rumah, jalan dan lorong – lorong, serta banyak juga membangun gerbang berlampu bernuansa islami seperti membuat kaligrafi dan kubah masjid.

27/04/2016

RAMPAI SENI BUDAYA MELAYU : Sebagai negri ” Bunda Tanah Melayu “, Kabupaten Lingga tentu memiliki kekayaan corak ragam seni budaya melayu, baik dalam proses mengagngkat kembali ” batang terendam “, melestarikan maupun mengembangkannya yang dikemas dalam satu hajat yang diberi nama RSBM atau Rampai Seni Budaya Melayu yang digelar setiap tahun, tidak saja telah menjadi wadah perhelatan seni budaya melayu yang memikat, tetapi juga dapat menjadi magnet bagi para pelancong yang menyenangi seni budaya melayu untuk datang ke Kabupaten Lingga.

MANDI SYAFAR : Mandi Syafar adalah suatu kegiatan tradisi yang dilaksanakan sebagian masyarakat melayu Kabupaten Lingga,...
27/04/2016

MANDI SYAFAR : Mandi Syafar adalah suatu kegiatan tradisi yang dilaksanakan sebagian masyarakat melayu Kabupaten Lingga, Kepri. Kegiatan tradisi yang bernuansa islami ini dilaksanakan setiap tahun, tepatnya pada setiap hari Rabu ke – 4 Bulan Syafar Tahun Hijriah. Kegiatan ini telah dilkasanakan secara turun temurun yang berlansung sejak Sultan Lingga Riau yang terakhir, Sultan Abdurrahman Muazamsyah yang memerintah dari tahun 1883 – 1911. Makna mansdi Syafar sebenarnya adalah Intropeksi diri baik jasmani maupun rohani yang didalamnya terkandung mengharapkan ke ridhoan Allah SWT agar diselamatkan dari musibah dan malapetaka serta memohon ampunan – Nya atas segala kesalahan dan kekurangan yang pernah dibuat agar tidak terulang dimasa mendatang. Sedangkan makna sosialnya adalah tetap terjalinnya hubungan silaturahmi antara keluarga di masyarakat yang ditandai dengan kekompakan dan kebersamaan baik ketika dirumah ibadah maupun ditempat pemandian maupun di objek – objek wisata.

Address

Jalan Raja Muhammad Yusuf , Damnah Daik Lingga No. 1
Lingga

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Pariwisata Sejarah dan Kebudayaan Lingga posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Pariwisata Sejarah dan Kebudayaan Lingga:

Share

Category


Other Lingga travel agencies

Show All