06/02/2017
Pernah dengar tentang tradisi Bau Nyale? Itu
adalah sebuah tradisi dari masyarakat
Lombok, NTB yang tinggal di tepian laut
untuk berburu sejenis cacing. Eit, jangan
keburu jijik dulu, karena ini bukan cacing
biasa yang hidup di tanah melainkan jenis
cacing laut.
Cacing laut dalam tradisi Bau Nyale adalah
sejenis cacing yang muncul dipinggir pantai setahun sekali saja.
Cacing nyale yang oleh warga setempat
biasanya diolah menjadi makanan atau
langsung dikonsumsi mentah itu memang
unik.
Konon, tradisi tersebut sudah berlangsung
sejak ratusan tahun lalu. Kisah awal mulanya
juga menjadi legenda yang hingga kini masih
diyakini kebenarannya. Bermula dari seorang
putri raja bernama Putri Mandalika dikaruniai
wajah sangat cantik.
Mandalika disukai oleh para pangeran dari
kerajaan lain yang ingin mempersuntingnya.
Mereka berlomba-lomba memikat hati Putri
Mandalika agar mau menikah dengan salah
satu di antara pangeran tersebut. Bahkan,
jika sang putri memilih satu dari pangeran
itu, maka yang lainnya mengancam akan
berperang melawan kerajaan yang lain.
Tak ingin terjadi pertumpahan darah,
Mandalika pun akhirnya berkorban. Ia
melarikan diri ke pantai dan terjun ke laut. Di
sana sosok sang putri menghilang, dan
muncullah cacing-cacing laut berwarna warni
yang diyakini merupakan penjelmaannya.
Tradisi Bau Nyale biasanya dilakukan antara
bulan Februari – Maret, dengan beberapa
rangkaian upacara adat lainnya
berlangsung pada siang hari. Lalu berburu menangkap nyale dilakukan bersama-sama pada pagi harinya.
Warna cacing yang ada di pinggir pantai tersebut ada yang hijau, hitam,kuning,dan coklat. Jika demikian maka warga
setempat senang karena diyakini bahwa panen masa mendatang akan berlimpah. Like and Share page kita facebook.com/hilomboktour atau selengkapnya kunjungi
http://www.hilomboktour.co.id