Anak Gunung Indonesia Trip

Anak Gunung Indonesia Trip Paket trip gunung ; opentrip, privattrip, familytrip, riquesttrip, guidemountain, porter, rental outdoor,. Whtaspp +6281338899954
(6)

25/05/2024
23/03/2023

Bingung mencari cara terbaik untuk menikmati keindahan Gunung Merbabu secara pribadi? Private Trip Merbabu adalah jawabannya!

Dengan Private Trip Merbabu, kamu bisa menikmati pengalaman pendakian yang tak terlupakan di Gunung Merbabu tanpa harus berbagi dengan orang asing. Nikmati pemandangan indah dari atas puncak dan keindahan alam di sekitar gunung bersama teman atau keluarga.
Info Trip :
☎️ wa.me/6281338899954
🌍 www.anakgunung.com

Cara Booking Online Gunung Merbabu :1. Buka halaman resmi Booking Online Gunung Merbabu di https://tngunungmerbabu.org/2...
31/01/2023

Cara Booking Online Gunung Merbabu :
1. Buka halaman resmi Booking Online Gunung Merbabu di https://tngunungmerbabu.org/
2. Klik “Booking Pendakian”, akan masuk ke halaman Aplikasi Booking
3. Pastikan kuota masih ada pada Menu Cek Kuota, tentukan jalur pendakian.
4. Login menggunakan akun pendaki Anda.
5. Pastikan anggota rombongan yang akan ikut dalam pendakian memiliki Kode Pendaki. Kalau belum bisa buat dulu
6. Masuk pada menu Destinasi Wisata, dan pilih destinasi sesuai dengan jalur pendakian Anda, kemudian pilih “Booking Sekarang”.
7. Setujui persyaratan, membawa barang-barang yang ditentukan, serta bersedia menaati peraturan yang ada di Gunung Merbabu, kemudian klik “Daftar”.
8. Pilih tanggal pendakian dengan kuota yang masih tersedia, kemudian isi formulir pendakian dengan data yang sesuai.
9. Isikan Kode Pendaki ke masing-masing anggota rombongan yang ikut dalam pendakian
10. Setelah data sudah sesuai, klik tombol “Hitung Biaya Tiket” untuk menampilkan biaya yang perlu di bayarkan nantinya.
11. Jika sudah sesuai, klik “Proses”, kemudian akan mendapatkan Kode OTP yg dikirimkan melalui WA Ketua Rombongan terdaftar. OTP akan aktif selama 5menit, apabila belum menginputkan OTP dalam waktu tersebut, maka booking Anda akan hangus dan silakan melakukan booking ulang.
12. Silakan isikan OTP pada kolom yang tersedia, klik “Konfirmasi”.
13. Setelah OTP valid, maka Anda akan menuju ke halaman Preview Data Booking Pendakian.
14. Pada halaman ini Anda masih bisa menambah, mengganti data anggota rombongan, atau membatalkan booking.
15. Jika Anda sudah yakin dengan data booking, silakan klik tombol “Lanjut ke Pembayaran”, kemudian proses pembayaran BRI/BRIVA.
16. Anda akan mendapatkan informasi nomor Virtual Account dan instruksi pembayaran.
17. Pembayaran belum termasuk biaya Jasa wisata lokal, asuransi, dan pengelolaan basecamp.
18. Silakan lanjutkan proses pembayaran melalui ATM, i-Banking, m-Banking, atau teller BRI.
19. Vitrual Account juga dapat dibayarkan melalui bank lain selain Bank BRI dengan biaya transfer bank sesuai dengan kebijakan masing-masing Bank.

Info Gunung SindoroHarga tiket masuk pendakian gunung sindoro sangat beragam tergantung jalur basecamp yang kita lalui. ...
02/01/2023

Info Gunung Sindoro
Harga tiket masuk pendakian gunung sindoro sangat beragam tergantung jalur basecamp yang kita lalui. Untuk jalur pendakian paling populer untuk mendaki Gunung Sindoro yaitu Via Kledung.

Karena jalur yang dilalui jelas dengan berbagai macam fasilitas pendukung yang mumpuni. Untuk biaya retribusi pendakian Gunung Sindoro Via Kledung yaitu sebesar Rp.25.000,-/orang, tiket parkir Rp.10.000,- sepeda motor dan Rp.20.000,- mobil.

Jika kalian ingin menghemat waktu dan tenaga, kalian bisa menyewa jasa Ogun (Ojek Gunung). Dengan membayar Rp.25.000,- hingga Rp. 30.000,- dalam perjalanan sekitar 15 menit hingga mendekati pos 2 Gunung Sindoro.

Untuk alamat basecamp pendakian Gunung Sindoro Via Kledung yaitu di Desa Kledung Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Lokasinya bisa kalian tempuh dengan menempuh waktu perjalanan sekitar 45 menit menggunakan kendaraan dari pusat Kota Wonosobo. Sedangkan 60 menit perjalanan dari pusat Kota Temanggung.
Info Trip
www.anakgunung.com
www.sindorosumbingtrip.com
wa.me/6281338899954

Sudah tahu aturan terbaru Gunung Merbabu? Setiap calon pendaki wajib mempunyai “Kode Pendaki” yang berupa angka 10 digit...
13/12/2022

Sudah tahu aturan terbaru Gunung Merbabu? Setiap calon pendaki wajib mempunyai “Kode Pendaki” yang berupa angka 10 digit, untuk booking kuota online Merbabu.

Berikut Cara Registrasi Akun Kode Pendaki :
1. Masuk ke website Balai Taman Nasional Gunung Merbabu https://tngunungmerbabu.org/ Klik “Booking Online”
2. Klik tombol pendaftaran pada Popup Window atau klik “Daftar Pendaki” pada menu website paling kanan.
3. Isi data form registrasi dengan valid.
4. Sertakan foto identitas (KTP/SIM/PASSPOR/KITAS) yang mudah terbaca dan nomor identitas yang valid
5. Pastikan Email Anda valid, Nomor HP yang Anda daftarkan mempunyai nomor Whatsapp. Karena notifikasi OTP dan Booking Online akan dikirimkan melalui Email dan Nomor WA tersebut.
6. Setelah klik “Daftar”, maka sistem akan mengirimkan kode OTP melalui Whatsapp dan Email.
7. Setelah selesai input OTP, maka data pendaftaran sudah tersimpan di aplikasi.
8. Admin Balai Taman Nasional Gunung Merbabu akan melakukan verifikasi data pendaftaran.
9. Jika ada data tidak valid yang perlu diperbaiki, maka akan dikirimkan informasi perbaikan dan link form perbaikan data via Whatsapp untuk selanjutnya bisa diperbaiki oleh calon pendaki.
10. Setelah selesai perbaikan data, maka form isian bisa disubmit kembali dan akan dikirimkan OTP kembali kepada calon pendaki.
11. Ketika data sudah terverifikasi, calon pendaki akan mendapatkan Kode Pendaki dan Akun Pendaki yang dikirimkan via Whatsapp dan Email.
12. Data Akun Pendaki bisa digunakan untuk login via Web.
13. Kode Pendaki digunakan saat booking online untuk mendaftarkan pendaki menjadi anggota rombongan.
Info Trip :
☎️ +6281-3388-999-54
⌨️ www.anakgunung.com

Aturan Pendakian Gunung LawuSebelum mulai mendaki, perlu diketahui sejumlah peraturan penting di Gunung Lawu. Hal ini be...
08/12/2022

Aturan Pendakian Gunung Lawu
Sebelum mulai mendaki, perlu diketahui sejumlah peraturan penting di Gunung Lawu. Hal ini bertujuan mengurangi risiko kecelakaan yang sudah banyak terjadi sebelumnya. Selain itu, gunung tersebut memang terikat dengan tradisi dan adat lokal. Pendatang atau wisatawan agar mematuhi dan menghormati aturan yang ada.
Karena sering terjadinya pendaki yang tersesat Pemkab Karanganyar melalui Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpoa) mengeluarkan aturan baru soal pendakian Gunung Lawu via Karanganyar. Dalam surat pengumuman No.556/269.15/2021 yang diteken Kepala Disparpora Karanganyar, Titis Sri Jarwoto, disebutkan sejumlah poin aturan mendaki Gunung Lawu.

1. Batas usia pendakian adalah 17 tahun. Pelajar wajib melampirkan izin dari orangtua dan memiliki pengalaman mendaki minimal 3 kali.
2. Jika kurang dari batas minimal usia, pendaki harus perlu pendamping pemandu profesional. Pendamping bisa juga relawan pos pendakian atau anggota keluarga dewasa yang punya pengalaman mendaki.
3. Pendaki harus meluruskan niat. Jangan melakukan pendakian dengan niat yang buruk.
4. Tidak banyak bercanda selama melakukan perjalanan. Selain menghormati adat, ini juga demi menjaga konsentrasi selama pendakian.
5. Tidak banyak mengeluarkan keluh-kesah. Pendaki diharapkan menikmati perjalanan hingga akhir.
6. Hindari penggunaan pakaian bermotif mrutu sewu maupun pakaian berwarna hijau pupus. Di samping menghormati kepercayaan, kedua pakaian ini juga menyulitkan pendaki untuk terlihat.

Apakah anda sedang berencana Mendaki ke Gunung Lawu? jika iya, maka anda membuka situs yang tepat yaitu informasi lengkap terkait anggaran biaya mendaki Gunung Lawu mulai dari mengambil paket full service sampai pada paket sesuai kebutuhan anda. Langsung hubungi admin.
Info Trip
☎️ +6281-3388-999-54
⌨️ www.anakgunung.com
⌨️ www.sindorosumbingtrip.com

Hal yang Harus Anda Persiapkan Sebelum Naik Gunung1. Tentukan lokasi dan level mendaki2. Cek lokasi dan cuaca3. Kabari j...
06/12/2022

Hal yang Harus Anda Persiapkan Sebelum Naik Gunung

1. Tentukan lokasi dan level mendaki
2. Cek lokasi dan cuaca
3. Kabari jadwal pendakian Anda kepada orang tua atau saudara
4. Persiapkan fisik Anda dari jauh-jauh hari
5. Perhatikan asupan makanan sebelum mendaki gunung
6. Bawa barang yang perlu saja
7. Jika tidak mau ribet pilih operator trip yang sudah pengalaman.

Ada baiknya untuk mengkonsultasikan persiapan naik gunung yang Anda rencanakan, khususnya bagi pemula, dengan teman yang sudah terbiasa mendaki, Kami menyarankan bagi anda yang berencana mendaki ke Gunung agar selektif di dalam menyerap informasi terkait biaya pendakian. banyak pihak yang menawarkan peket tour ke Gunung Indonesia dengan harga yang sangat murah bahkan tidak masuk di akal karena jauh dari biaya operasional pendakian itu sendiri.
Info Trip :
☎️ wa.me/6281338899954
⌨️ www.anakgunung.com
⌨️ www.sindorosumbingtrip.com

Tips Mendaki Saat Musim Hujan.1. Cek prakiraan cuaca dari BMKG2. Pilih gunung dengan medan ringan3. Cek kondisi perlengk...
16/11/2022

Tips Mendaki Saat Musim Hujan.

1. Cek prakiraan cuaca dari BMKG
2. Pilih gunung dengan medan ringan
3. Cek kondisi perlengkapan mendaki
4. Siapkan banyak pakaian ganti
5. Kenakan pakaian yang mudah kering
6. Jangan lupa bawa jas hujan
7. Bawa flysheet
8. Bungkus barang bawaan dengan plastik
9. Gunakan sepatu kedap air
10. Gunakan trekking pole
11. Jangan mendaki pada malam hari
12. Hindari titik rawan aliran air
13. Waspada petir
14. Buat parit mengelilingi tenda
15. Matikan ponsel saat cuaca buruk
Info Trip :
☎️ +6281-3388-99954
⌨️www.anakgunung.com
⌨️ www.sindorosumbingtrip.com

Porter adalah pekerjaan berat dalam pendakian Gunung, berat yang dibawa minimal 20kg - 25kg, Pendaki tentu akrab dengan ...
05/11/2022

Porter adalah pekerjaan berat dalam pendakian Gunung, berat yang dibawa minimal 20kg - 25kg, Pendaki tentu akrab dengan keberadaan porter. Namun, bagi orang yang baru mau terjun ke dunia pendakian mungkin belum paham apa itu porter.

Keuntungan membawa porter dalam pendakian antara lain

1. Sebagai pemandu jalan, sering nya porter merangkap menjadi guide dalam sebuah pendakian.
2. Membawa barang-barang keperluan pendakian misal tenda, logistik, alat masak, alat makan dan air jika di gunung tidak ada air.
3. Merencanakan pendakian, porter pasti tahu medan pendakian dimana tahu letak atau posisi tempat camp yang strategis agar tida kena badai dan gangguan binatang buas.
4. Porter sangat pandai memasak, salah satu manfaat membawa porter, porter sudah terbiasa memasak di gunung, masak nasi hingga menu apapun pasti bisa asal pendaki membawa bumbu dan bahan-bahan yang telah di sediakan.
Info Trip : wa.me/6281338899954
Website : www.anakgunung.com

Ra kalah karo konser musik lur, jaman saiki munggah gunung wae ono calo tikete... ...... BOYOLALI - Sistem booking dan p...
28/10/2022

Ra kalah karo konser musik lur, jaman saiki munggah gunung wae ono calo tikete... ......
BOYOLALI - Sistem booking dan pembatasan kuota pendakian Gunung Merbabu sempat viral di media sosial beberapa waktu lalu. Usut punya usut, ada oknum yang telah memborong tiket booking online. Karena sudah diborong, otomatis kuotanya habis dan calon pendaki tak bisa mendaftar. Tiket pendakian Merbabu yang semula hanya Rp 15-20 ribu itu pun kemudian dijual kepada calon pendaki yang tak bisa melakukan booking online dengan harga fantastis mulai dari Rp 90 ribu. Bahkan, ada yang dijual hingga 10 kali lipatnya. Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMB) langsung melakukan evaluasi tak ingin praktik itu terulang kembali.
Selain telah memperbaiki sistem booking onlinenya, sistem pembayaran tiket melalui e-payment juga bakal diterapkan. "November e-payment siap.
Nanti kita uji cobakan dulu penerapannya," kata Kepala BTNGMB, Junita Parjanti kepada TribunSolo.com, Kamis (27/10/2022). Sistem pembayaran online ini sengaja diterapkan untuk mengurangi adanya hal-hal yang tak diinginkan seperti sebelumnya.
Ada oknum yang memanfaatkan keterbatasan jumlah kuota untuk meraup keuntungan besar dengan cara memborong tiket pendakian. Sebab saat melakukan booking online tiket pendakian Gunung Merbabu, tak perlu langsung membayar. Pembayaran dilakukan saat registrasi di pintu pendakian Merbabu. Karena tak ada beban yang harus dipertanggungjawabkan, oknum itu bisa dengan leluasa memboking berapa pun tiket pendakian.
Toh, jika tidak ada yang laku juga tak rugi. Namun, dengan penerapan e-payment nanti, begitu booking online, calon pendaki juga diwajibkan untuk langsung membayarnya melalui bank. Di sistem yang baru ini, calon pendaki yang melakukan booking online harus melakukan registrasi identitas. Kemudian saat melakukan booking online, by name calon pendaki juga harus jelas sesuai dengan identitas.
"Kalau tidak sesuai nama tidak bisa. Sebab sebelum mendaki akan ada pengecekan identitas," terang Junita Parjanti. .

Sumber : tribunsolo

Reposted

Pencarian pendaki asal Kediri masih berlangsung. Sementara itu terungkap bahwa pria itu melakukan ritual demi mengambil ...
27/10/2022

Pencarian pendaki asal Kediri masih berlangsung. Sementara itu terungkap bahwa pria itu melakukan ritual demi mengambil harta karun gaib.
Pria yang dilaporkan hilang di Gunung Lawu itu adalah Ali Rahmatullah (48) warga Dusun Rejowinangun, Desa Minggiran, Papar, Kediri.
"Infonya mau cari harta karun gaib (ritual ke puncak Gunung Lawu," ujar Budi, rekan kerja Ali, Rabu (26/10/2022).
Budi mengaku mendapatkan informasi itu dari rekannya yang sering berbincang dengan Ali, yakni Sujianto. Sujianto adalah rekan kerja Ali di perusahaan kecap yang sama di Karanganyar.
"Karena pak Ali ini orangnya tertutup dan tidak ke semua orang terbuka. Temannya yang agak akrab pak Sujianto. Beliau pernah cerita bahwa pak Ali sempat mengajaknya untuk ritual, tapi tidak mau," kata Budi.
Budi mengatakan, harta Karun yang diincar Ali berupa peti emas gaib di puncak Gunung Lawu. Cerita itu, kata Budi, sudah disampaikan ke pihak pengelola pendakian Cemoro Sewu.
"Kemarin sudah disampaikan ke pihak pengelola pendakian Cemoro Sewu, infonya terkait ritual yang dilakukan oleh pak Ali," katanya.
Budi menambahkan bahwa Ali juga sering ritual mencari harta gaib di sejumlah lokasi. Salah satunya di Pringgodani, Tawangmangu, Karanganyar, Jateng yang jaraknya 4 Km dari Cemoro Sewu, Magetan.
"Infonya juga sering ritual ke daerah Pringgodani, Tawangmangu, Karanganyar," tandas Budi.
Sebelumnya, pendaki asal Kediri bernama Ali Rahmatullah mulai mendaki Gunung Lawu pada 15 Oktober 2022.
Artinya, sudah 10 hari Ali berada di Gunung Lawu dan tak kunjung turun hingga dilaporkan hilang pada Selasa (25/10/2022).
Polisi setempat menyatakan pendakian yang dilakukan oleh Ali itu tidak wajar. Wajarnya, pendakian ke puncak Gunung Lawu ditempuh maksimal 3-4 hari.
Sumber : detikcom

Gunung Ungaran via Perantunan, Jalur terbaru gunung ungaran yang berada di Desa Gintungan, Bandungan, Kabupaten Semarabg...
29/09/2022

Gunung Ungaran via Perantunan, Jalur terbaru gunung ungaran yang berada di Desa Gintungan, Bandungan, Kabupaten Semarabg, Jawa Tengah. Basecamp baru namun memiliki fasilitas yang terbilang sudah cukup baik, jadi jika berniat mendaki ke ungaran via perantunan disarankan sore,atau kalo kepepet malam bisa lngsung parkir dikarenakan pengelola bilang bawah disitu pun kendaraan aman terkendali, kalian bisa registrasi setelah pulang dari puncak, untuk biaya regist satu orang 15.000 dan parkir satu motor 5000.

Pendakian Gunung Ungaran via perantunan bisa di tempuh dengan estimasi 2,5 jam-3 jam dengan perjalalan santai dari basecamp pun kita sudah di suguhi pemandangan lautan awan dan view gunung merbabu,merapi,andong,telomoyo,dan sikembar sindoro sumbing, dari pos 1 ke puncak kita akan di suguhi track pepohonan yang puluhan tahun bahkan sampai ratusan tahun yang di selimuti lumut. Pendakian Ungaran biasanya untuk tektok(naik lalu turun lagi) untuk melihat sunrise maupun sunset.
Info Trip
wa.me/6281338899954
www.anakgunung.com

Pendakian Triple SSLAMET - SUMBING - SINDORO1. Gunung Slamet (3.428 mdpl)Gunung Slamet merupakan gunung tertinggi yang a...
28/09/2022

Pendakian Triple S
SLAMET - SUMBING - SINDORO

1. Gunung Slamet (3.428 mdpl)
Gunung Slamet merupakan gunung tertinggi yang ada di Jawa Tengah dengan ketinggian 3.428 meter di atas permukaan laut. airport terdekat penerbangan luar negeri Semarang dan Jogja.

Gunung Slamet juga merupakan gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru. Gunung ini pun menjadi salah satu gunung tujuan para pendaki, walaupun medan yang harus dihadapi atau ditempuh memang lumayan sulit.

Jalur pendakian di Gunung Slamet bisa dilalui lewat 4 jalur yaitu Blambangan yang berada di Desa Kutabawa, Jalur Baturaden yang berada di Desa Gambuhan, Jalur Dhipajaya yang berada di Kabupaten Pemalang, dan terakhir melalui objek wisata pemandian air panas Guci yang berada di Kabupaten Tegal.

2. Gunung Sumbing (3.371 mdpl)
Gunung yang memiliki ketinggian 3.371 meter di atas permukaan laut ini merupakan gunung tertinggi ketiga di Jawa setelah Gunung Semeru dan Gunung Slamet.

Nah, gunung ini menjadi sasaran kedua bagi para pendaki dari daftar Gunung Triple S. Pesona alam yang menakjubkan di puncak Gunung Sumbing ternyata nggak kalah luar biasa dari Gunung Slamet. Dari puncak Gunung Sumbing pun pendaki bisa melihat gunung-gunung yang ada di sebelahnya seperti Gunung Merbabu, Merapi, dan Sindoro.

Jalur pendakian Gunung Sumbing bisa melalui jalur yang sangat populer yaitu pos Garung yang terletak di kawasan Kledung Pass. Selain itu juga bisa melalui jalur seperti Bowongso, Cepit, Lamuk, Banaran, Butuh Kaliangkrik, dan Mangli Kaliangkrik.

3. Gunung Sindoro (3.153 mdpl)
Gunung Sindoro yang memiliki ketinggian 3.153mdpl, Gunung yang letaknya berdampingan dengan Gunung Sumbing ini kerap dijuluki Gunung Kembar.

Gunung Sindoro memiliki kawah dan kubah lava, kawah terbesar di Gunung Sindoro disebut Kembang. Gunung ini memiliki keunikan tersendiri yaitu puncaknya yang sangat luas.

Ada beberapa jalur pendakian yang bisa dilalui yaitu jalur pendakian via Kledung yang terletak di Desa Kledung dan jalur pendakian via Sikatok yang terletak di Desa Sigedang. Kedua jalur ini juga memiliki pemandangan yang menakjubkan.
Whatsapp : wa.me/6281338899954

Semeton Rinjani,  Kebakaran hutan dan lahan adalah suatu peristiwa terbakarnya hutan atau lahan baik secara alami ataupu...
02/08/2022

Semeton Rinjani, Kebakaran hutan dan lahan adalah suatu peristiwa terbakarnya hutan atau lahan baik secara alami ataupun oleh perbuatan manusia yg bisa mengakibatkan kerusakan lingkungan yg tentunya dapat menimbulkan kerugian ekologi, ekonomi dan sosial budaya.

Dalam rangka mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan pada musim kemarau ini mari kita bersama-sama mencegahnya dengan mentaati beberapa larangan, diantaranya :

- membuang putung rokok di dalam kawasan,
- meninggalkan perapian/api unggun,
- melakukan illegal loging,
- membersihkan lahan dengan cara membakar,
- melakukan perambahan hutan, dan
- melakukan perburuan satwa liar.

Dan untuk para pendaki bijaklah dalam menggunakan api, pergunakan api yang terkontrol dalam aktifitas pendakian.

Semeton rinjani, mari jaga kelestarian hutan Rinjani kita.
Salam Lestari!
Salam Konservasi!
~Rinjani The Beauty of Nature and Culture ~




.RinjaniNationalPark



ntbprovnurbayabakar















with .repost
・・・

Anjing Border Collie adalah anjing pekerja dan penggembala yang hidup di perbatasan Skotlandia untuk menggembala ternak,...
27/07/2022

Anjing Border Collie adalah anjing pekerja dan penggembala yang hidup di perbatasan Skotlandia untuk menggembala ternak, terutama domba. Itu secara khusus dibiakkan karena kecerdasan dan kepatuhannya.

*hanya gunung-gunung tertentu yang boleh membawa anjing naik gunung. Salah satu nya gunung sindoro.
Info Trip
+62 81338899954
www.anakgunung.com
www.sindorosumbingtrip.com

Day 1 Pendakian Gunung ArgopuroGunung Argopuro mendapat predikat sebagai gunung dengan jalur pendakian  terpanjang di Pu...
04/07/2022

Day 1
Pendakian Gunung Argopuro
Gunung Argopuro mendapat predikat sebagai gunung dengan jalur pendakian terpanjang di Pulau Jawa. Dengan rute sepanjang +/- 60 kilometer, dibutuhkan empat hingga enam hari untuk menjelajahi seluruh wilayah pendakian, yang terbentang dari jalur pendakian Bermi - Baderan (sebaliknya)
Salah satu yg menjadi Daya tarik pendakian Argopuro adalah Danau Taman Hidup Yang berada di ketinggian 1973 Mdpl
Suasa syahdu bercampur Mistis menjadi kesan tersendiri dari Danau nan Indah ini.




Longpants :
📸 :
Repost :

PAGI INI DIENG KEMBALI MEMBEKU Dataran tinggi Dieng kembali membeku pada, Jumat (1/7/2022). Embun es di Dieng sudah mula...
02/07/2022

PAGI INI DIENG KEMBALI MEMBEKU
Dataran tinggi Dieng kembali membeku pada, Jumat (1/7/2022). Embun es di Dieng sudah mulai terlihat tebal di kompleks Candi Arjuna.
Kepala Unit Pengelola Teknis (UPT) Pengelola Wisata Dieng, Sri Utami mengungkapkan, pagi ini suhu di kawasan Dieng mencapai minus 1 derajat celsius.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara, Setyoajie Prayoedhie, mengatakan, dataran tinggi Dieng yang kembali membeku memunculkan bun upas. Hal ini terjadi di wilayah Dieng dengan topografi pegunungan di atas 2.000 mdpl antara Mei hingga Agustus.
Hampir setiap tahun saat musim kemarau tiba, dataran tinggi Dieng selalu diwarnai dengan fenomena Dieng membeku.
Pada masa-masa ini biasanya Dieng akan diselimuti salju. Fenomena salju tersebut sebetulnya disebut dengan 'Bun Upas' atau embun yang beracun.
Mengapa demikian?
Fenomena tersebut bagi para petani Dieng, khususnya petani kentang, bun upas dikatakan sebagai hama bagi komoditas unggulan daerah Dieng.
Bagi tanaman kentang yang sudah tua atau siap panen, mungkin tidak terlalu dirugikan, karena bun upas hanya menyerang bagian atas tanahnya saja. Sementara kentangnya, sudah siap dipanen dan tidak rusak.
Jika tanaman kentang masih berusia muda, maka bisa mengakibatkan petani gagal panen. Karena kentang di dalamnya masih belum siap panen.
Namun, di luar itu, fenomena ini justru menarik banyak wisatawan untuk berkunjung. Karena hal ini terkesan tidak umum atau bernuansa Eropa.
--
sumber: kompasdotcom
--



TRAGEDI GUNUNG LAWU 1987, MERENGGUT NYAWA 15 SANTRI & 1 USTADZ AL MUKMINبسم الله الرحمن الرحيمPenemuan Khumaidi oleh Mbo...
30/06/2022

TRAGEDI GUNUNG LAWU 1987, MERENGGUT NYAWA 15 SANTRI & 1 USTADZ AL MUKMIN

بسم الله الرحمن الرحيم

Penemuan Khumaidi oleh Mbok Sardi, pencari jamur di Gunung Lawu yang terabadikan oleh lensa kamera Don Hasman dan pernah terbit dalam koran Mutiara pada tahun 1987. (Don Hasman/Facebook)

Tak banyak yang kenal dengan tradisi para santri Al Mukmin di Ngruki, Surakarta, secara turun temurun. Mereka terbiasa menikmati liburan akhir tahun sebelum kepulangan ke rumah dengan jelajah dan tadabur alam.

Ini juga yang terjadi kepada mereka, para santri dan ustaz yang hendak melakukan berkemah ke Gunung Lawu. Sebagai program pondok, jelajah alam adalah bagian dari cara pembelajaran di Al Mukmin untuk mengenalkan alam semesta sebagai bukti keagungan Allah SWT.

Kisah perjalanan ini, penulis dapatkan dari sebuah buku yang fenomenal berjudul Kisah Nyata: Musibah Gunung Lawu yang ditulis tim redaksi Pondok Pesantren Islam Ngruki Surakarta sekitar tahun 1988.

Keberangkatan

Pihak Pondok Pesantren Al Mukmin telah menyediakan perbekalan untuk membekali para ustaz dan santrinya berkemah di Lawu. Dana sebesar Rp148.800,- dan beras seberat 200 kg diangkut bersama dengan 119 orang (termasuk 3 ustaz, 5 pembimbing senior, 1 karyawan, dan 110 santri) ke dalam dua truk.

Mereka mulai berangkat pada hari Senin, 14 Desember 1987 pukul 06.00 WIB, dan akan kembali 4 hari kemudian pada Kamis, 17 Desember 1987.

Persiapan matang diusung dengan membagi sejumlah santri ke dalam 5 regu atau kelompok di mana di masing-masing kelompoknya terdapat 3 ustaz sebagai pengawas dan pembimbing. Di sampingnya juga ada 5 santri senior yang bertindak sebagai koordinator masing-masing kelompok.

Dengan s**a cita, mereka sampai di Tawangmangu (Karanganyar) pada pukul 10.00 WIB. Dari sana, perjalanan dilanjutkan sampai ke bumi perkemahan Mojosemi dengan satu c**t Isuzu dan empat c**t diesel. Sampailah di bumi perkemahan pada pukul 11.00 WIB.

Sesampainya di sana, mereka berkemah dengan membangun enam buah tenda—tiga tenda untuk para santri, satu tenda untuk para ustaz, dan satu tenda untuk keperluan dapur. Di sana, mereka memutuskan bermalam dulu sebelum akhirnya melanjutkan ekspedisi pada keesokan harinya, Selasa, 15 Desember 1987.

Kronologi

"Pagi hari, seusai salat subuh, mereka mulai dibagi sesuai dengan kelompok atau regunya seperti sebelum pemberangkatan dari pondok," tulis tim redaksi dalam bukunya. Saat matahari bergerak semakin naik pada 07.00 WIB, perjalanan ekspedisi dimulai.

Hanya dengan pakaian kaos dan celana ala kadarnya, mereka dibekali dengan nasi dan ikan asin, ditambah dengan mi instan, 3 liter air putih, dan sekantung kotak obat-obatan P3K. Setiap anak akan mendapat jatah makan satu kali dan kembali ke tenda pada pukul 15.00 WIB.

Tugas mereka adalah menyisir perjalanan sambil membuka rute pendakian dengan babat alas (membuka hutan) atau memotong semak belukar dengan bekal golok. Ustaz Jamaludin sebagai koordinator umum, tak mengharuskan mereka sampai puncak, yang penting kembali pada sore harinya (15.00 WIB).

Eksodus perjalanan regu dibagi menjadi dua arah: Regu I, III, dan V mengambil jalan sebelah kanan dari perkemahan, sedang Regu II dan IV ke arah kiri perkemahan. Siulan dan yel-yel s**a cita mengiringi mereka, menuruti hasrat jiwa muda untuk bertualang.

Ustaz Muchtar Tri Harimurti, guru di SMA Al Islam 1 Surkarta yang kala itu juga turut berkemah di Gunung Lawu pada waktu yang sama, menyebut pada siang hari itu, Selasa, 15 Desember 1987 menjadi siang yang gelap pekat, bak akan turun hujan, mengubah suasana menjadi mencekam.

Meski masih siang, penerangan dengan lampu sudah mulai digunakan para santri untuk menerangi petualangan mereka. Pekikan takbir menjadi isyarat komunikasi antar regu bahwa mereka tetap berada di trek yang benar.

Di luar dugaan, mereka yang seharusnya sampai pada pukul 15.00 WIB sore, baru sampai ke perkemahan pada pukul 18.00 WIB.

Secara berangsur-angsur, Regu I sampai lebih dulu, disusul Regu IV dan kemudian Regu V pada pukul 20.30 WIB. Kabut dan hujan lebat jadi alasan keterlambatan mereka. Namun, Regu II dan III belum juga kembali hingga keesokan paginya!

Sempat Tersesat

Regu II melalui perjalanan yang berat dan terjal. Sejak siang hari Lawu sudah diguyur hujan lebat, membuat kabut turun meneball. Gelap gulita, hanya cahaya lampu senter yang bersisa.

Mereka kesulitan untuk kembali lagi ke perkemahan, sehingga pada pukul 19.00 WIB, Regu II memutuskan untuk menginap secara darurat. Perih di perut karena lapar telah menghantui semalaman, membuat mereka kesulitan tidur. Wajar saja, 16 nasi bungkus dan Supermie sudah dilahap habis sejak siang tadi. Toh, mereka tidak berpikir sampai bermalam lagi di tengah hutan yang tak jelas rimbanya.

Hujan yang mengguyur telah membasahi pakaian mereka. Semakin larut, semakin menggigit rasa dinginnya. Banyak dari Regu II jatuh sakit. Beruntung, dalam kelompok tersebut ada Slamet Jafar, seorang yang punya pengalaman dalam hal medis dan pengobatan.

"Satu remason di tangan Jafar mampu untuk mengobati lima atau enam anak yang benar-benar membutuhkan perawatan saat itu juga," imbuhnya. Pertolongan yang tampaknya tepat, mengatasi dingin lewat baluran remason, akan cukup menghangatkan tubuh yang sakit akibat kedinginan.

Setelah fajar menyingsing, Rabu, 16 Desember 1987, meski masih hujan, Regu II bangkit lagi dari istirahatnya dan melanjutkan perjalanan untuk mencari jalan kembali ke perkemahan.

Dengan sisa tenaga, mereka melanjutkan perjalanan hingga akhirnya jam 08.00 WIB mereka berhasil menemukan sungai. Mereka melampiaskan rasa haus dan laparnya dengan meminum air dan memakan tumbuhan di sekitarnya. Meskipun, tanaman bilung yang mereka makan meninggalkan rasa perih di mulut dan lidah.

Dari sungai itu, mereka terus menyusurinya hingga menemukan p**a selang air. Dari sana, mereka terus mengikutinya dan berhasil sampai ke perkemahan Mojosemi pada pukul 10.00 WIB.

Petaka Regu III

Lain halnya dengan Regu II, Regu III memulai perjalanan sejak Selasa, 15 Desember 1987 dengan perasaan semangat dan ceria. Meski diguyur hujan dan terasa mencekam, jiwa petualang mereka malah semakin berkobar.

Saking semangatnya, tak terasa mereka melintas semakin jauh, bahkan semakin dekat dengan puncak Gunung Lawu! Agaknya, mereka melangkah terlalu jauh dari perjalanan yang sudah dilewati.

Sebelum sampai puncak, Ustaz Abdul Wahab selaku pengawas yang turut dalam rombongan, meminta untuk memutar balik arah dan kembali turun ke perkemahan. Mereka tampak mulai kehilangan arah karena kabut yang semakin tebal menutupi jarak pandang.

Mereka kepalang sore untuk turun, bahkan sejak melihat puncak Lawu, jam sudah menunjukkan pukul 15.00 WIB, bukankah itu waktu yang ditentukan untuk sampai kembali di perkemahan?

Regu III yang berisikan 24 anggota, secara perlahan menuruni bukit dan lereng yang cukup curam untuk dapat menemukan kembali arah yang benar menuju perkemahan. Memasuki jam 17.00 WIB, hujan disertai badai turun begitu derasnya.

Cahaya lampu senter hanya satu-satunya yang dapat diandalkan untuk bisa menemukan arah yang tepat untuk kembali. Tidak ada yang membawa jaket karena tak ada yang mengira akan sedingin ini. Sambil terus menggigil, mereka terus berjalan dengan harapan bisa kembali ke perkemahan sebelum malam.

Hujan mulai mengguyur begitu derasnya, malam juga telah menampakkan kegelapannya. Jam di tangan menunjukkan pukul 19.00, membuat Ustaz Abdul Wahab mengajak anak-anaknya berisitirahat.

Di bawah pohon yang besar, sekalipun tak bisa meneduhkan mereka dari hujan, dengan pakaian seadanya, mereka meringkuk kedinginan, menekuk lututnya dengan tangan. Mereka mulai sakit dan lemah kondisi tubuhnya. Beruntung mereka dapat bertahan hingga pagi.

Karena banyak diantara mereka yang mulai jatuh sakit, beberapa anak diminta oleh Ustaz Abdul Wahab untuk mencari jalan untuk kembali ke perkemahan sekaligus meminta bantuan. Sekitar 13 anak turun mencari pertolongan dengan berpencar, sedangkan yang lainnya berkumpul dalam sakit dan kepayahan, ditemani Khumaidi (pembimbing) dan Ustaz Abdul Wahab.

Akhirnya, Rabu, 16 Desember 1987 pukul 11.30 WIB, beberapa santri yang diutus ustaznya itu berhasil sampai ke perkemahan, beberapa lagi juga tersasar hingga ke pemukiman warga. Dari sana, mereka melaporkan kondisi kelompoknya yang memprihatinkan akibat sakit dan beberapa sempat pingsan.

Evakuasi jenazah yang dibawa oleh tim gabungan, SAR dan masyarakat sekitar.
Evakuasi jenazah yang dibawa oleh tim gabungan, SAR dan masyarakat sekitar.

Penyelamatan

Setelahnya, Ustaz Jamaludin selaku pimpinan di perkemahan Mojosemi lekas-lekas membentuk tim penyelamat untuk naik ke atas dan menolong mereka. Maka, naiklah 15 santri pada pukul 13.00 WIB untuk menyusur dan menjemput Regu III yang kepayahan dan tersesat di atas.

Hingga pukul 16.00 WIB, regu penolong belum juga membuahkan hasil. Selain karena mereka juga kelelahan, medan yang ditempuh juga sulit, belum lagi Regu III yang berhasil melapor, lupa arah untuk kembali ke tempat Ustaz Abdul Wahab dan Regu III lain berada.

Barulah sekitar 17.30 WIB, para regu penolong dapat menemukan jejak Regu III yang masih tersesat. Terkejut mereka saat menemukan delapan anggotanya sudah mati kelaparan dan kedinginan, dan empat di dekatnya sedang tergeletak kepayahan.

Diantara korban mati yang ditemukan, ada yang mati dalam kondisi meringkuk, ada juga yang saling tindih, mungkin untuk mengtasi rasa dinginnya. 4 yang masih kritis akhirnya segera diberikan pertolongan berupa jaket, makanan, dan minuman seadanya. Yang mengejutkan, Khumaidi dan Ustaz Abdul Wahab tidak di tempat ditemukannya para jenazah itu!

Mereka belum disibukkan untuk mencari Khumaidi dan Ustaz Abdul Wahab. Yang mereka pikirkan adalah mencari bantuan untuk menyelamatkan 4 santri yang sedang kritis, sedangkan mereka tak membawa tandu dan punya tenaga yang cukup kuat untuk membawanya ke perkemahan karena sudah banyak yang pingsan dan tak mampu berjalan.

Mau tak mau, mereka menunggu sampai keesokan paginya sebelum meminta bantuan yang lebih besar lagi. Namun, ada satu kisah memilukan yang digambarkan dalam buku Musibah Gunung Lawu (1988). Saat Jafar dari regu penolong sedang memangku kepala korban yang kritis, Amin Jabir, sekata dua kata dia berwasiat seolah akan meninggalkan dunia selama-lamanya.

Dalam bukunya ditulis: "Agar kedua orang tuanya (Amin Jabir, yang tengah kritis) merelakan dan memberinya maaf." Ia juga berpesan kepada Jafar untuk, "melunasi hutangnya pada bagian Kesantrian sebanyak Rp5.000,- dengan uangnya yang masih disimpan di almari kamarnya di asrama Pondok Pesantren sejumlah Rp45.000,-."

Selepasnya, Amin Jabir mulai memejamkan matanya, dan meninggal di pangkuan Slamet Jafar. Korban kritis yang masih hidup bersisa 3 santri. Malam itu pun, para regu penolong menghabiskan malam bersama sembilan jenazah temannya di bawah rintik hujan.

Keesokan paginya, Kamis, 17 Desember 1987, dua temannya yang kritis semalaman ditemukan sudah terbujur kaku, sehingga korban meninggal menjadi 11 orang. Segera regu penolong mencari bantuan untuk membawa seluruh jenazah dan menemukan Ustaz Abdul Wahab dan Khumaidi yang menghilang dari lokasi.

Don Hasman, wartawan yang terlibat di antara tim SAR dari Mapala UI dalam proses evakuasi Khumaidi dan Ustad Abdul Wahab. Don Hamsan, wartawan yang terlibat di antara tim SAR dari Mapala UI dalam proses evakuasi Khumaidi dan Ustad Abdul Wahab. (Musibah Gunung Lawu)

Evakuasi Tim SAR

Setelah beberapa regu penolong telah sampai kembali ke perkemahan Mojosemi pada Kamis, 17 Desember 1987, terlihat para tim SAR telah menyiapkan armadanya untuk mengadakan penyisiran dan evakuasi. Tepat pada jam 13.45 WIB, Tim Perhutani Magetan telah menghubungi Kantor Yayasan Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki tentang musibah yang terjadi.

Setelah menurunkan jenazah, Tim SAR kembali beroperasi untuk menyisir dan menemukan para korban yang masih belum diketemukan. Proses evakuasi yang lebih besar lagi akhirnya direncanakan selepas subuh pada hari Jum'at, 18 Desember 1987. Slamet Jafar yang sudah berulang kali naik turun gunung, menjadi pemimpin dalam proses evakuasi.

Tim SAR dengan gabungan ABRI, gabungan organisasi Pecinta Alam, dan dibantu masyarakat sekitar, merangkak naik membelah dinginnya Gunung Lawu. Bahkan, di lokasi ditemukannya jenazah pada hari Kamis, dibangun tenda besar dengan persiapan logistik bak sedang ada hajatan megah di tengah gunung.

Slamet Jafar yang berlari di depan para tim penyelamat, dikejutkan dengan penemuan jenazah lainnya. Ia menemukan satu jenazah lagi tak jauh dari lokasi kemarin saat ia menemukan beberapa jenazah.

Dari sana, Jafar terus bergerak lagi sampai akhirnya menemukan dua jenazah lainnya yang saling tumpang tindih. Selain Jafar, Usman yang juga merupakan santri dari regu penolong, menemukan satu jenazah lainnya. Terhitung empat jenazah sekaligus dalam kondisi berdekatan, sehingga jumlahnya menjadi 15 santri yang tewas dalam musibah itu!

Pencarian selanjutnya adalah untuk menemukan Khumaidi dan Ustaz Abdul Wahab yang juga belum diketemukan hingga Jum'at, 18 Desember 1987. Namun, pencarian itu terhalang karena cuaca, sehingga dilanjutkan pada hari berikutnya.

Pada Sabtu, 19 Desember 1987, upacara serah terima jenazah dari Dandim Magetan kepada Dandim 0726/Sukoharjo dilakukan, hingga dilakukan iring-iringan jenazah menuju Pondok Pesantren Al Mukmin di Ngruki. Sesampainya di pondok, terlihat lautan manusia membanjiri Al Mukmin, tangis haru bersahutan mengiringi jenazah yang diarak menuju masjid untuk disalatkan.

Prosesi penurunan para jenazah ke liang lahat di kompleks pemakaman Bulu Tunggul, Ngruki, Sukoharjo. Prosesi penurunan para jenazah ke liang lahat di kompleks pemakaman Bulu Tunggul, Ngruki, Sukoharjo. (Musibah Gunung Lawu)

Penemuan Khumaidi dan Ustaz Abdul Wahab

Khumaidi nampaknya masih bersemangat untuk menemukan jalan, meskipun sudah hari keempat tersesat dengan sedikit harapan. Sampai hari Sabtu, 19 Desember 1987, Khumaidi dan Ustaz Abdul Wahab bertekad mencari bantuan untuk menyelamatkan para santrinya. Namun nahas, mereka sendiri juga ikut tersesat.

Mereka hanya bisa meneruskan perjalanan dengan merangkak. Sampai hari Minggu, 20 Desember 1987, mereka berdua tak berjalan begitu jauh karena kondisi tubuh yang lemah dan kelaparan hebat.

Minggu sore itu, hujan turun dengan lebatnya sehingga Ustaz Abdul Wahab dan Khumaidi memutuskan untuk mencari pohon dan berteduh. Di sekitarnya, mereka menemukan sungai yang bisa mereka minum dan makan tumbuhan di sekelilingnya. Setelahnya mereka berteduh di bawah pohon yang cukup besar.

Berniat hendak menemukan tempat yang aman dan nyaman untuk istirahat, Ustaz Abdul Wahab malah jatuh sedalam 5 meter dari pinggir pohon. Khumaidi hanya bisa mendengar suaranya mengucap: "Ya Allah ...! Ya Allah ...!" tanpa mampu bergerak untuk menyelamatkannya. Bagaimana mungkin, mereka saja berjalan dengan merangkak, itu pun diselingi dengan banyaknya tidur karena sudah tak punya tenaga.

Khumaidi hanya terpejam, berharap Ustaz Abdul Wahab baik-baik saja. Ia pun sudah berpasrah, tidak ada harapan seseorang akan mampu menyelamatkannya. Hingga pagi kembali menjelang pada Senin, 21 Desember 1987, Khumaidi berusaha untuk mengintip kondisi Ustaz Abdul Wahab yang terperosok ke bawah.

Terkejutnya melihat Ustaz Abdul Wahab sudah tak bergerak, sepertinya ia telah meninggal dunia. Hanya rasa haus yang menggelayuti dirinya, tetapi ia sudah tak mampu untuk kembali bergerak menuju sungai. Di tempat itulah, ia akhirnya melihat para pencari jamur menghampirinya.

"kowe karo sopo? (kamu dengan siapa?)," tanya pencari jamur. Khumaidi menjawab dengan terbata: "kula kalih konco kula, pak ..., nika konco kula pun pe...jah (saya dengan teman saya, pak ... itu teman saya sudah ma...ti)."

Dengan bekal seadanya, para pencari jamur itu memberikan perbekalannya kepada Khumaidi sebagai bentuk pertolongan pertama padanya. Sedang Mbok Sardi menemani sambil menyuapi Khumaidi, Pak Sardi dan Pak Parni mencari bala bantuan.

Belum begitu lama, mereka akhirnya bertemu dengan wartawan dan tim SAR yang telah lama mencari Khumaidi dan Ustaz Abdul Wahab, rombongan yang masih bersisa. Segeralah dituntun para tim penyelamat ke lokasi ditemukannya Khumaidi.

Dari jarak ditemukannya 15 jenazah lainnya, mereka hanya mampu berjalan sejauh 2 km dalam waktu 6 hari. Faktor cuaca yang dingin menggigit dan kelaparan, membuat fisik mereka lemah dan bahkan hanya mampu merangkak dengan banyak tertidur kelelahan.

Senin, 21 Desember 1987 pukul 10.00 WIB, kedua korban diangkut dengan tandu melalui jalan raya Cemoro Sewu. Jenazah Ustaz Abdul Wahab langsung divisum di RS DKT Madiun dan disemayamkan di kediamannya di Madiun. Selebihnya, keajaiban Khumaidi yang mampu bertahan tanpa makan selama 6 hari, menjadikannya salah satu saksi hidup yang menceritakan sebagian kisah bersejarah ini.

[posting ulang oleh Nurmansah, diteruskan dari : Galih Pranata, national geographic]

Address

Jalan Setasiun Jerakah RT1 RW2, Kecamatan Tugu, Kota Semarang
Semarang

Telephone

+6281338899954

Website

http://www.anakgunung.com/, http://www.anakgunung.com/

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Anak Gunung Indonesia Trip posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Anak Gunung Indonesia Trip:

Videos

Share


Other Eco Tours in Semarang

Show All