04/11/2024
yang terletak di bagian tenggara Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), dikenal sebagai gunung berapi kembar yang memiliki dua puncak.
Puncak yang lebih tinggi dikenal sebagai Gunung Lewotobi Perempuan, dengan ketinggian mencapai 1.703 meter di atas permukaan laut, sementara puncak Lewotobi Laki-Laki berada sedikit lebih rendah, dengan ketinggian sekitar 1.584 meter. Keduanya berdampingan, terpisah hanya dua kilometer, dan terkenal dengan aktivitas vulkanik yang terus-menerus sepanjang sejarahnya.
Masyarakat lokal mengenal Lewotobi sebagai simbol pasangan βsuami-istriβ dalam bentuk gunung. Aktivitas kedua gunung ini kerap bergejolak sejak abad ke-20, yang tidak hanya berdampak pada lingkungan sekitar tetapi juga pada kehidupan penduduk di Flores Timur. Seperti yang diungkapkan oleh ahli vulkanologi John Seach dalam volcanolive.com, Lewotobi merupakan tipe gunung berapi andesit yang dikenal karena letusannya yang magmatik eksplosif.
Dalam catatan sejarah, letusan signifikan sering terjadi di kedua puncak ini, dimulai sejak abad ke-19 hingga yang terbaru pada awal 2024. Terbaru, letusan terjadi pada Senin 4 November 2024 hingga menyebabkan korban jiwa meninggal dunia.