06/08/2022
Di antara hari-hari yang disunnahkan berpuasa di bulan Muharram adalah hari kesembilan dan hari kesepuluh. Kedua hari ini disebut dengan Tasuโa dan โAsyura.
Sunnah puasa hari โAsyura dan Tasuโa merujuk pada dua sabda Rasulullah ๏ทบ. Puasa โAsyura sudah dilakukan oleh orang-orang di zaman Jahiliyah. Rasulullah ๏ทบ pun melanjutkan kebiasaan berpuasa di hari Asyura setelah menerima risalah.
Ketika Rasulullah ๏ทบ hijrah ke Madinah, beliau ๏ทบ mendapati orang-orang Yahudi berpuasa di hari Asyura. Saat ditanya, mereka menjawab bahwa hari Asyura adalah hari Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, sehingga Nabi Musa as. pun berpuasa di hari tersebut.
Mendengar hal itu, Rasulullah ๏ทบ bersabda:
ููุฃูููุง ุฃูุญูููู ุจูู
ููุณูู ู
ูููููู
ู.โ ููุตูุงู
ููู ููุฃูู
ูุฑู ุจูุตูููุงู
ููู
โKami (umat Islam) lebih berhak mengikuti Musa daripada kalian.โ Lalu Rasulullah ๏ทบ berpuasa dan memerintahkan umat Islam untuk berpuasa (HR. Bukhari no. 2004).
Adapun puasa hari Tasuโa, di tahun terakhirnya, Rasulullah ๏ทบ bersabda kepada para sahabat:
โ ููุฆููู ุจููููุชู ุฅูููู ููุงุจููู ูุฃูุตููู
ูููู ุงููููููู
ู ุงูุชููุงุณูุนู
Jika aku masih hidup tahun depan, aku akan berpuasa Tasuโa juga (HR. Ibnu Majah no. 1736).
Namun, Rasulullah ๏ทบ wafat di tahun tersebut dan tak sempat bertemu dengan Muharram tahun berikutnya.
Hukum dan hikmah puasa Tasuโa dan โAsyura
Ulama hadis Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan bahwa Rasulullah ๏ทบ berniat puasa Tasuโa dan melanjutkannya dengan puasa โAsyura.
Tujuannya adalah untuk menyelisihi orang Yahudi yang juga berpuasa di hari kesepuluh.
Berdasarkan hadis di atas dan puluhan hadis lainnya, mayoritas ulama berpendapat bahwa berpuasa pada hari Tasuโa hukumnya sunnah. Imam Syafii menganjurkan untuk menyambung puasa Tasuโa dan Asyura (10 Muharram).
Adapun puasa โAsyura pernah diwajibkan sebelum turunnya perintah puasa Ramadhan. kemudian menjadi sunnah setelah turun syariat puasa Ramadhan.
Sayyidah Aisyah ra. berkata:
ููุงูููุง ููุตููู
ูููู ุนูุงุดููุฑูุงุกู ููุจููู ุฃููู ููููุฑูุถู ุฑูู
ูุถูุงููุ ููููุงูู ููููู
ูุง ุชูุณูุชูุฑู ููููู ุงููููุนูุจูุฉู
Orang-orang biasa berpuasa Asyura sebelum diwajibkan puasa Ramadhan. Dan di hari itu (โAsyura) Kakbah ditutup dengan kain (kiswah) (HR. Bukhari no. 1592).
Lalu apa hikmahnya berpuasa di hari Tasuโa dan โAsyura?
Setidaknya ada tiga hikmah menurut Imam Nawawi dan ulama mazhab Syafiโi (murid dan para pengikut Imam Syafii):
Pertama, sebagai pembeda dengan ritual puasa yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi, di mana mereka hanya berpuasa pada hari kesepuluh (Asyura) saja. Sahabat ibnu Abbas ra. berkata:
ุตููู
ููุง ุงูุชููุงุณูุนู ููุงููุนูุงุดูุฑู ููุฎูุงูููููุง ุงูููููููุฏู
Berpuasalah pada tanggal sembilan dan sepuluh (Muharram), dan selisihilah kaum Yahudi (Sunan Kubra Baihaqi 10440, Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali menilai riwayat ini shahih).
Kedua, menyambung puasa Tasuโa dengan โAsyura diibaratkan seperti berpuasa hari Jumat dengan hari sebelumnya (Kamis) atau sesudahnya (Sabtu). Seperti dipahami, para ulama menghukumi makruh bagi siapa pun yang hanya berpuasa pada hari Jumat saja.
Ketiga, sebagai langkah berhati-hati jika terjadi kekeliruan dalam penentuan hilal awal bulan. Jika berpuasa dua hari (Tasuโa dan โAsyura), kita bisa tetap mendapatkan pahala berpuasa Asyura, sekalipun jika ada kesalahan penentuan dan penghitungan hilal.
Dari ketiga hikmah ini, hikmah pertama dianggap yang lebih kuat, karena Rasulullah ๏ทบ memerintahkan kita agar beribadah dengan cara yang dapat membedakan kita dengan ibadahnya kaum Yahudi, termasuk dalam hal berpuasa Muharram di mana mereka terbiasa berpuasa pada hari kesepuluh saja.
Niat Puasa Tasuโa dan โAsyura
Esok hari dan lusa bertepatan dengan tanggal 9 dan 10 Muharram. Jika sahabat ingin berpuasa, Sahabat dapat berniat puasa Tasuโa dengan bacaan berikut:
ููููููุชู ุตูููู
ู ุบูุฏู ุนููู ุฃูุฏูุงุกู ุณููููุฉู ุงูุชููุง ุณููุนูุงุก ูููููฐูู ุชูุนูุงููู
Nawaitu shauma ghadin โan adรขโi sunnatit Tasuโa lillahi taโala.
Aku berniat puasa sunah Tasuโa esok hari karena Allah.
Adapun niat puasa hari โAsyura adalah sebagai berikut:
ููููููุชู ุตูููู
ู ุบูุฏู ุนููู ุฃูุฏูุงุกู ุณููููุฉู ูุนูุง ุดููุฑูุงุก ูููููฐูู ุชูุนูุงููู
Nawaitu shauma ghadin โan adรขโi sunnati โAsyura lillahi taโala.
Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah.
Referensi: Abu Zakariya An-Nawawi; al-Majmuโ, Shahih Muslim Syarh An-Nawawi, As-Syairazi; Muhadzdzab, As-Syarwani dan Al-Ubbadi; Hasyiyah, Muhammad bin Ismail Al-Bukhari; Fathul Bari.