Salib Kasih, Tarutung

Salib Kasih, Tarutung ,DR.I.L.Nomensen “Hidup atau mati, biarlah aku tinggal di tengah-tengah bangsa ini untuk menyebarkan
(1711)

tempat wisata iman yang pernah dipijakan oleh DR.I.L.Nommensen

dan dijadikan momentum pelayanan nya ditanah BATAK
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Dipuncak si atas barita inilah sekitar tahun 1863 yang lalu,DR.I.L.Nomensen menatap lembah Silindung yang begitu indah dan luas,dia berdoa
"HIDUP ATAU MATI,BIARLAH AKU TINGGAL DI TENGAH-TENGAH BANGSA INI UNTUK MENYEBARKAN FIRMAN DAN KERAJAA

NMU. join to this page
https://www.facebook.com/groups/SalibKasih.Lovers
https://www.facebook.com/groups/saroha01/

16/02/2024

Halo semuanya! 🌟 Anda bisa mendukung saya dengan mengirim Bintang, itu membantu saya mendapatkan uang untuk terus membuat konten yang Anda sukai.

Setiap kali Anda melihat Stars, Anda bisa mengirimi saya Stars!

Ada yang tau dan punya memori tentang mobil legend ini..?   Semua Orang Salib Kasih, Tarutung
16/02/2024

Ada yang tau dan punya memori tentang mobil legend ini..? Semua Orang Salib Kasih, Tarutung

30/01/2024
Dengan Monghla Saing Marma – Saya baru saja diakui sebagai salah satu penggemarnya yang sedang naik daun! 🎉
23/11/2023

Dengan Monghla Saing Marma – Saya baru saja diakui sebagai salah satu penggemarnya yang sedang naik daun! 🎉

Bantu saya klik dan berpartisipasi bersama di aktivitas ini untuk menangkan uang Rp 58.600. Pengguna lama juga dapat ber...
23/06/2023

Bantu saya klik dan berpartisipasi bersama di aktivitas ini untuk menangkan uang Rp 58.600. Pengguna lama juga dapat berpartisipasi dan dapatkan uang tunai!

Dapatkan hadiah super

NONTON YUTUBE DAPAT DUIT..KODE REFERALNYA :C6XN6L
10/06/2023

NONTON YUTUBE DAPAT DUIT..
KODE REFERALNYA :
C6XN6L

Tautkan kode undangan saya untuk menerima Rp 3150 segera!Undang teman Anda untuk menonton video, Anda bisa mendapatkan h...
01/06/2023

Tautkan kode undangan saya untuk menerima Rp 3150 segera!
Undang teman Anda untuk menonton video, Anda bisa mendapatkan hingga Rp 80000 untuk setiap teman!

Ayo dapatkan uang dan Anda dapat menariknya segera!

Hai, tolong bantu saya membuka kunci 140.000.000 Koin, dan Anda juga bisa mendapatkan hadiah.Klik link di bawah ini untu...
02/03/2023

Hai, tolong bantu saya membuka kunci 140.000.000 Koin, dan Anda juga bisa mendapatkan hadiah.Klik link di bawah ini untuk membantu saya.

22/05/2022

Dah lama gak buat postingan...
Shalomm semuaaaaa

11/01/2022
Join http://t.me/bataks1Kump**an BATAK TELEGRAM SHALOM
27/06/2021

Join http://t.me/bataks1

Kump**an BATAK TELEGRAM
SHALOM

Tempat -𝐦𝐚𝐫𝐥𝐚𝐰𝐚𝐤 -𝐤𝐞𝐧𝐚𝐥𝐚𝐧 -𝐦𝐚𝐫𝐤𝐨𝐦𝐛𝐮𝐫 -𝐭𝐚𝐫𝐨𝐦𝐛𝐨 -𝐤𝐮𝐢𝐬 -𝐥𝐨𝐰𝐤𝐞𝐫 -𝙧𝙚𝙣𝙪𝙣𝙜𝙖𝙣 Kuis setiap jam 21:00-22:00 √𝙏𝙊𝙋𝙄𝙆√ Main game LAGU B...

  Inilah Foto dari Tuhan kita. Presiden Argentina telah menerima foto ini dan dianggapsampah.Dalam 8 hari anaknya mening...
21/05/2021



Inilah Foto dari Tuhan kita. Presiden Argentina telah menerima foto ini dan dianggap
sampah.
Dalam 8 hari anaknya meninggal.
Seorang pria menerima foto ini dan segera membagikannya.
Anehnya,ia memenangkan hadiah undian.
Alberto martinez menerima foto ini,memberi pada sekretarinya
untuk mengirimkan salinan,tapi dia lupa untuk
menyampaikannya.
Dia menganggur dan kehilangan keluarganya.
Seorang Pendeta menerima Foto ini, ia mengabaikannya. 3 hari kemudian Rumahnya terbakar.
Gambar ini adalah ajaib dan suci,jangan lupa untuk
membagikannya ke 20 orang dalam 7 hari dengan doa tulus kepada Tuhan. Menyebarkan Foto juga berarti menyebarkan berita kerinduan Tuhan akan kita yg tersesat. Foto ini adlh foto Tuhan kita, siapa yg melihatnya melihat cinta Tuhan kita. Ayo sebarkan Cinta Tuhan melalui Foto ini.

20/05/2021

Luar biasa mantan ahli kitab n pakar injil

09/05/2021

Pdt. SAE Nababan tak lupa menceritakan tentang seorang jenderal di era Orde Baru yang saat itu ikut bersimpati kepadanya atas tekanan penguasa terhadap HKBP. Termasuk ia menulis tentang sejumlah bawahannya di HKBP, seperti Pdt. SMP Hutasoit, Pdt. WTP Simarmata dan Pdt. Saut Sirait yang setia mendampinginya dan mendukung penegakan konstitusi di HKBP. Pdt. SAE Nababan kepada bawahannya selalu menegaskan bahwa yang menetapkan Ephorus HKBP tidak patut seorang petinggi militer, tapi mesti jemaat atau pendeta HKBP lewat Sinode Godang. Ia pun berulang kali diadang militer saat akan memimpin kebaktian kebangunan rohani (KKR) yang dihadiri ribuan orang jemaat HKBP di sejumlah daerah di Sumatera Utara. Dan ia mengalami ada pertolongan Tuhan yang luar biasa setiap ia akan berkhotbah di sebuah KKR sekalipun ada pengadangan dari kaki tangan penguasa yang saat itu amat represif. Ada juga cerita pengobatan by pas jantung Pdt. SAE Nababan selama dua bulan di Jerman, sebelum akhirnya HKBP diintervensi pemerintah, termasuk Kantor Pusat HKBP dan kediamannya di Tarutung diobrak-abrik karena ketidaksukaan penguasa terhadap dirinya yang vokal dan kritis. Dan penguasa memanfaatkan oknum-oknum yang berseberangan dengan Pdt. SAE Nababan untuk merongrong kepemimpinannya.

Pdt. SAE Nababan.

Di salah satu bab di buku ini, Pdt. SAE Nababan mengkritik pimpinan PGI kala itu, yang menurutnya, memberi emas ke Cendana (kediaman Soeharto), dan PGI menurutnya, saat itu tak dapat disangkal sudah “dijinakkan” penguasa (Halaman 389). Dan waktu itu juga kekuasaan Soeharto sudah mulai goyah karena krisis moneter dan aksi demo ribuan mahasiswa serta perlawanan kelompok prodemokrasi.

Tak hanya itu, saat HKBP yang dipimpinnya membawa kasus intervensi oleh pihak eksternal ke pengadilan, Pdt. SAE Nababan pun memuji keberanian Lintong Oloan Siahaan, S.H., yang saat itu Ketua PTUN Medan yang tegas menegakkan konstitusi dan kebenaran. Namun Lintong Siahaan akhirnya mendapat teror luar biasa, rumahnya diserbu preman, akibat putusannya. Kala itu Pdt. SAE Nababan didampingi pengacaranya Luhut Pangaribuan, S.H., L.LM cs.

Pdt. SAE Nababan diakui banyak kalangan figur pemimpin yang berkarisma dan jenius, meskipun ada p**a yang menyebutnya tokoh kontroversial. Sebagai seorang pemimpin gereja yang tak bisa dipandang sebelah mata, ada sejumlah kalangan menyebut bahwa Pdt. SAE Nababan meskipun pendeta, namun ia pun bisa seperti politisi yang handal menyampaikan pendapat dan membuat orang kagum. Di sebuah edisi Majalah “Bona Ni Pinasa” pada 1999 silam ditulis, kala Pdt. SAE Nababan akan menghadiri KKR di sebuah daerah di Sumut, pernah ia diadang oleh militer agar tak bisa bertemu dengan jemaatnya. Namun saat itu, konon Pdt. SAE Nababan menyamar jadi perempuan sehingga ia bisa lolos dari adangan militer. Termasuk di buku ini ia menceritakan tentang maraknya dulu perebutan tempat ibadah oleh kelompok yang kontra terhadap dirinya, sehingga muncullah tempat ibadah “parlape-lapean” atau sejenis tenda-tenda jemaat untuk beribadah sebagai wujud perlawanan terhadap penguasa yang represif.

Buku ini menarik disimak, serta menginspirasi dan memotivasi serta bisa jadi catatan sejarah bagi generasi muda. Sekalipun pasti ada pihak-pihak yang merasa “disentil” di dalamnya. Setelah penguasa Orde Baru tumbang pada 21 Mei 1998 lalu, kemudian pada 24 Desember 1998 HKBP bisa mengadakan Sinode Godang Bersama dengan damai di Pematang Siantar, Sumut. Dan terpilih Pdt. Dr. J.R. Hutauruk dan Pdt. WTP Simarmata, M.A. sebagai Ephorus dan Sekjen HKBP yang baru. Dan pengadaan Sinode Godang Bersama itu tak lepas dari peran Pdt. SAE Nababan dan Pdt. J.R. Hutauruk cs untuk memulihkan luka-luka lama di tengah pendeta dan jemaat agar gereja besar yang diintervensi penguasa selama enam tahun itu bisa hidup damai dan rukun kembali. Dan Pdt. SAE Nababan mengatakan, dulu HKBP bisa diintervensi pihak luar karena kegersangan rohani. Sehingga ia menegaskan, jemaat jangan melulu diberi “susu” tapi harus diberikan p**a makanan yang keras agar imannya teguh dalam menghadapi tantangan zaman. Pdt. SAE Nababan yang merupakan suami tercinta Alida boru Tobing, punya tiga anak dan enam cucu pun kerap menyampaikan, bahwa gereja harus berani bicara kebenaran dan keadilan di tengah masyarakat, serta jangan sampai “dijinakkan” oleh penguasa.

Pdt. Dr. S. A. E Nababan, LID

Tak bisa dipungkiri, Pdt. Dr. SAE  (Soritua Albert Ernst) Nababan yang lahir di Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatera Utara...
09/05/2021

Tak bisa dipungkiri, Pdt. Dr. SAE (Soritua Albert Ernst) Nababan yang lahir di Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, 24 Mei 1933 adalah ikon pemimpin gereja Indonesia yang sulit dicari tandingannya. Ia tidak hanya pernah memimpin PGI (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia) dan sinode gereja terbesar di Indonesia, HKBP. Tapi ia pun pernah dipercaya sebagai Presiden Persekutuan Gereja-gereja Se-Asia (CCA) dan Moderator Dewan Gereja-gereja Se-Dunia (WCC). Selain itu, ia sudah pernah dipercaya memimpin United Evangelical Mission (UEM) atau Persekutuan Gereja-gereja di Asia, Eropa dan Afrika serta memimpin Lutheran World Federation (LWF). Tentu ia bisa berkiprah di dunia internasional, karena Pdt. SAE Nababan yang berdarah Batak ini merupakan figur yang punya kapabilitas, kompeten, punya jiwa kepemimpinan dan punya jaringan luas di luar negeri. Dalam bukunya berjudul “Selagi Hari Masih Siang-Catatan Perjalanan Pdt. Dr. SAE Nababan” ini banyak cerita yang selama ini tidak terungkap ke publik, terutama seputar kasus HKBP pada 1992-1998 diceritakannya secara gamblang, dan bahasanya pun mudah dicerna.

Di buku yang terdiri 10 bab, setebal 470 halaman dan diterbitkan PT. BPK Gunung Mulia ini, Pdt. SAE Nababan yang kini sudah berumur kepala 8 menyadari bahwa perjalanan hidup dan kesaksian hidupnya perlu dibaca banyak orang agar generasi muda memetik pelajaran dari pengalamannya itu. Ada pengalaman menggetirkan, mengharukan, menggemaskan dan mukjizat Tuhan yang diceritakan mantan Ketua Umum PGI dan Ephorus Emeritus HKBP di dalam bukunya ini. Yang cukup menarik di salah satu bab buku ini adalah kisahnya saat membantu seorang pendeta senior di HKBP dengan dana dan untuk menyelesaikan studi program doktornya di Jerman, padahal pendeta tersebut sudah mendapat sanksi (hukuman) dari pimpinan HKBP. Dan di kemudian hari justru pendeta itulah yang dimanfaatkan penguasa untuk “menandinginya” sebagai pucuk pimpinan tertinggi di Sinode HKBP. Di buku ini, ada p**a diceritakan tentang seorang jenderal pendukung penguasa Orde Baru dan beragama Kristen yang menekannya supaya mengakui kepemimpinan rivalnya di HKBP, namun Pdt. SAE Nababan bertahan dengan prinsipnya yang teguh.

Pdt. SAE Nababan tak lupa menceritakan tentang seorang jenderal di era Orde Baru yang saat itu ikut bersimpati kepadanya atas tekanan penguasa terhadap HKBP. Termasuk ia menulis tentang sejumlah bawahannya di HKBP, seperti Pdt. SMP Hutasoit, Pdt. WTP Simarmata dan Pdt. Saut Sirait yang setia mendampinginya dan mendukung penegakan konstitusi di HKBP. Pdt. SAE Nababan kepada bawahannya selalu menegaskan bahwa yang menetapkan Ephorus HKBP tidak patut seorang petinggi militer, tapi mesti jemaat atau pendeta HKBP lewat Sinode Godang. Ia pun berulang kali diadang militer saat akan memimpin kebaktian kebangunan rohani (KKR) yang dihadiri ribuan orang jemaat HKBP di sejumlah daerah di Sumatera Utara. Dan ia mengalami ada pertolongan Tuhan yang luar biasa setiap ia akan berkhotbah di sebuah KKR sekalipun ada pengadangan dari kaki tangan penguasa yang saat itu amat represif. Ada juga cerita pengobatan by pas jantung Pdt. SAE Nababan selama dua bulan di Jerman, sebelum akhirnya HKBP diintervensi pemerintah, termasuk Kantor Pusat HKBP dan kediamannya di Tarutung diobrak-abrik karena ketidaksukaan penguasa terhadap dirinya yang vokal dan kritis. Dan penguasa memanfaatkan oknum-oknum yang berseberangan dengan Pdt. SAE Nababan untuk merongrong kepemimpinannya.

Pdt. SAE Nababan.
Di salah satu bab di buku ini, Pdt. SAE Nababan mengkritik pimpinan PGI kala itu, yang menurutnya, memberi emas ke Cendana (kediaman Soeharto), dan PGI menurutnya, saat itu tak dapat disangkal sudah “dijinakkan” penguasa (Halaman 389). Dan waktu itu juga kekuasaan Soeharto sudah mulai goyah karena krisis moneter dan aksi demo ribuan mahasiswa serta perlawanan kelompok prodemokrasi.

Tak hanya itu, saat HKBP yang dipimpinnya membawa kasus intervensi oleh pihak eksternal ke pengadilan, Pdt. SAE Nababan pun memuji keberanian Lintong Oloan Siahaan, S.H., yang saat itu Ketua PTUN Medan yang tegas menegakkan konstitusi dan kebenaran. Namun Lintong Siahaan akhirnya mendapat teror luar biasa, rumahnya diserbu preman, akibat putusannya. Kala itu Pdt. SAE Nababan didampingi pengacaranya Luhut Pangaribuan, S.H., L.LM cs.

Pdt. SAE Nababan diakui banyak kalangan figur pemimpin yang berkarisma dan jenius, meskipun ada p**a yang menyebutnya tokoh kontroversial. Sebagai seorang pemimpin gereja yang tak bisa dipandang sebelah mata, ada sejumlah kalangan menyebut bahwa Pdt. SAE Nababan meskipun pendeta, namun ia pun bisa seperti politisi yang handal menyampaikan pendapat dan membuat orang kagum. Di sebuah edisi Majalah “Bona Ni Pinasa” pada 1999 silam ditulis, kala Pdt. SAE Nababan akan menghadiri KKR di sebuah daerah di Sumut, pernah ia diadang oleh militer agar tak bisa bertemu dengan jemaatnya. Namun saat itu, konon Pdt. SAE Nababan menyamar jadi perempuan sehingga ia bisa lolos dari adangan militer. Termasuk di buku ini ia menceritakan tentang maraknya dulu perebutan tempat ibadah oleh kelompok yang kontra terhadap dirinya, sehingga muncullah tempat ibadah “parlape-lapean” atau sejenis tenda-tenda jemaat untuk beribadah sebagai wujud perlawanan terhadap penguasa yang represif.

Buku ini menarik disimak, serta menginspirasi dan memotivasi serta bisa jadi catatan sejarah bagi generasi muda. Sekalipun pasti ada pihak-pihak yang merasa “disentil” di dalamnya. Setelah penguasa Orde Baru tumbang pada 21 Mei 1998 lalu, kemudian pada 24 Desember 1998 HKBP bisa mengadakan Sinode Godang Bersama dengan damai di Pematang Siantar, Sumut. Dan terpilih Pdt. Dr. J.R. Hutauruk dan Pdt. WTP Simarmata, M.A. sebagai Ephorus dan Sekjen HKBP yang baru. Dan pengadaan Sinode Godang Bersama itu tak lepas dari peran Pdt. SAE Nababan dan Pdt. J.R. Hutauruk cs untuk memulihkan luka-luka lama di tengah pendeta dan jemaat agar gereja besar yang diintervensi penguasa selama enam tahun itu bisa hidup damai dan rukun kembali. Dan Pdt. SAE Nababan mengatakan, dulu HKBP bisa diintervensi pihak luar karena kegersangan rohani. Sehingga ia menegaskan, jemaat jangan melulu diberi “susu” tapi harus diberikan p**a makanan yang keras agar imannya teguh dalam menghadapi tantangan zaman. Pdt. SAE Nababan yang merupakan suami tercinta Alida boru Tobing, punya tiga anak dan enam cucu pun kerap menyampaikan, bahwa gereja harus berani bicara kebenaran dan keadilan di tengah masyarakat, serta jangan sampai “dijinakkan” oleh penguasa.

Turut berduka Pendeta Soritua Albert Ernst (SAE) Nababan meninggal dunia. Semasa hidup, Pendeta SAE Nababan dikenal seba...
09/05/2021

Turut berduka

Pendeta Soritua Albert Ernst (SAE) Nababan meninggal dunia. Semasa hidup, Pendeta SAE Nababan dikenal sebagai tokoh agama nasional maupun internasional.

"Gereja-gereja di Indonesia kehilangan tokoh gereja yang sangat berpengaruh dalam gerakan Oikoumene, baik di kancah nasional maupun internasional, dengan berp**angnya Pdt Dr Soritua AE Nababan, LLD," kata Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) Gomar Gultom kepada wartawan, Sabtu (8/5/2021).

Baca juga:PGI Ragukan Gelar Pendeta Jozeph Paul Zhang: Tak Jelas dari Gereja Mana

Pendeta SAE Nababan tutup usia di Rumah Sakit Medistra, Jakarta, sore tadi pukul 16.18 WIB. Sebelumnya, dia dirawat beberapa hari akibat gangguan pernapasan.

"Peran penting Nababan dalam gerakan Oikoumene internasional adalah kegigihannya memperjuangkan keadilan lebih daripada sekadar perdamaian. Selama keadilan ekonomi utara-selatan tidak diperbaiki, perdamaian dunia tidak akan tercapai. Olehnya, beliau selalu mendesak Dewan Gereja se-Dunia untuk mengagendakan bantuan gereja-gereja di utara kepada gereja-gereja di selatan. Dan itu bukan sebagai hadiah, tetapi adalah hak dari negara-negara di selatan, karena telah diisap selama ini oleh ketimpangan utara-selatan," tutur Gomar Gultom.

Baca juga:PGI Minta Praktik Doa Semua Agama di Acara Kemenag Dipikirkan Baik-baik

Pendeta SAE Nababan lahir pada 1933. Menempuh pendidikannya di Sekolah Tinggi Teologi Jakarta dan lulus pada 1956 dengan gelar Sarjana Teologia. Ia mendapat beasiswa dan melanjutkan pendidikannya di Universitas Heidelberg dan lulus dengan gelar Doktor Teologia pada 1963.

Pada 1987-1998 ia menjabat sebagai Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), sebuah gereja beraliran Lutheran di Indonesia. Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia pada 1967-1984 dan kemudian Ketua Umum MPH PGI pada 1984-1987.

Pada Sidang Raya ke-9 Dewan Gereja-gereja se-Dunia di Porto Alegre, Brasil, pada 2006, ia terpilih menjadi salah seorang Presiden WCC.

Ia meninggalkan istri, Alida Nababan, dan tiga anak serta enam cucu.

Link : https://news.detik.com/berita/d-5563240/berita-duka-pendeta-sae-nababan-meninggal-dunia

Pendeta SAE Nababan meninggal dunia. Semasa hidup, Pendeta SAE Nababan dikenal sebagai tokoh agama nasional maupun internasional.

Syalom..Selamat pagi dan Selamat hari Minggu.Saya akan menceritakan secara singkat suatu kejadian sekaligus sebagai sebu...
03/05/2021

Syalom..
Selamat pagi dan Selamat hari Minggu.

Saya akan menceritakan secara singkat suatu kejadian sekaligus sebagai sebuah kesaksian, dimana sebuah Alkitab yang ditemukan Tidak Terbakar dalam satu peristiwa kebakaran.

Pada hari Rabu tanggal 28 April 2021 sekitar pukul 13.00 Wita, terjadi suatu peristiwa kebakaran yang terjadi di Kampung Salulemo, Desa Buangin, Kec. Rantebulahan Timur, Kab. Mamasa, Prov. Sulawesi Barat. Kebakaran ini menghanguskan sebuah rumah warga yang berukuran 8x10 (rumah Panggung) yang dimana semua bahan bangunan terbuat dari kayu, dan dibangun sekitar 13 tahun yang lalu.
Peristiwa ini terjadi ketika suami istri bersama 2 orang anak laki - lakinya sedang berada jauh dari rumah karena sedang bekerja di sawah. Yang tinggal di rumah waktu itu, hanya seorang anak kecil perempuan yang berumur kira - kira 8-9 tahun dan seorang orang tua yang terbaring karena sedang sakit.
Sekitar jam 1.00 siang terjadilah peristiwa itu dan dua orang yang ada dalam rumah tersebut langsung berlari keluar.
Singkat cerita apipun berkecamuk dengan kejamnya melahap seluruh bangunan itu termasuk satu buah motor dan seluruh bangunan serta isinya.
Namun yang menjadi kesaksian di sini adalah, setelah api padam maka ditemukanlah sebuah Alkitab bersama uang sejumlah Rp. 2.000.000,- yang terselip di antara Alkitab tersebut yang tidak terbakar. (foto ini saya ambil langsung pada saat saya melakukan kunjungan ke tempat kejadian).
Saya benar - benar heran dan tak henti memuji Tuhan dengan merenungkan mengapa kayu yang keras, dan perabot rumah yang lain begitu gampang hangus terbakar sedangkan Alkitab ini yang adalah kertas tipis, kenapa sampai bisa tidak terbakar. Kejadian ini membawa sebuah perenungan bahwa jangan sampai orang Kristen hanya terus berburu dengan harta untuk mencapai program sementara Alkitab yang adalah Firman Tuhan yang hidup kita tidak pernah baca dan mungkin dibiarkan berabuh.
mohon maaf saya adalah orang sederhana makanya bahasa dan tulisan sayapun sederhana.

Address

Tarutung Tapanuli Utara
Tapanuli
22411

Telephone

+6281574488875

Website

http://t.me/bataks1

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Salib Kasih, Tarutung posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Salib Kasih, Tarutung:

Videos

Share


Other Tapanuli travel agencies

Show All

You may also like