09/04/2021
Bali Segera Buka Pariwisata Internasional, Persiapan Terus Dilakukan
Rabu, 7 April 2021 | 15:03 WIB
Penulis: Kontributor Bali, Imam Rosidin | Editor: Anggara Wikan Prasetya
DENPASAR, KOMPAS.com - Bali sedang bersiap membuka pariwisata internasional. Sejumlah kebijakan sedang digodog untuk menyongsong dibukanya pariwisata Bali ini.
Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kurleni Umar mengatakan, pembukaan pariwisata Bali dilakukan secara bertahap.
“Pembukaan dilakukan secara bertahap. Nusa Dua, Sanur, dan Ubud sebagai pilot projectnya,” kata dia saat memaparkan materi terkait prakondisi pembukaan kembali Pariwisata Bali, Rabu (7/4/2021) di Taman Nusa, Gianyar, Bali.
Ia melanjutkan, pariwisata akan dibuka jika terjadi risiko penularan yang rendah. Oleh karena itu, dilakukan vaksinasi di tiga zona ini untuk tercapainya herd immunity.
Ada p**a beberapa parameter yang harus dipenuhi, seperti penurunan tingkat kasus baru dan penurunan pop**asi tertular Covid-19.
Kesiapan sistem kesehatan dan keselamatan yang memadai juga menjadi parameter dibukanya Bali. Kurleni Umar juga meminta terwujudnya sistem transportasi yang aman.
"Saya ingin ada yang bertanggung jawab terhadap transportasi, artinya memastikan sistem transportasi yang terintegrasi dengan zona aman. Intinya di sini memastikan wisatawan berkunjung ke daerah zona hijau," ujar dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Bali Putu Astawa menekankan, biro perjalanan harus mengajak wisatawan berkunjung ke zona hijau.
"Biro perjalanan juga harus mengatur paket tur sesuai arahan gubernur,” ujar dia.
Tentunya dengan integrasi berbagai elemen wisatawan yang datang sehat begitu p**a saat p**ang ke negaranya dengan sehat.
Travel Bubble dengan China, UEA, Singapura, dan Korsel
Astawa menambahkan, travel bubble yang dibuka nantinya yaitu wisatawan dari China, UEA, Singapura dan Korea Selatan.
Ia mengharapkan tata kelola pembangunan kepariwisataan harus diselenggarakan secara terpola, menyeluruh, terencana, terarah, dan terintegrasi dalam satu kesatuan wilayah untuk mewujudkan kehidupan masyarakat Bali yang lebih baik.
Menurut dia, Ubud sebagai pilot project dibukanya pariwisata juga disebabkan sejarah pariwisata Bali yang dimulai dari Ubud dan berkembang ke Sanur dan Nusa Dua.
Adapun, Wakil Bupati Gianyar Anak Agung Gde Mayun memaparkan sistem vaksinasi di Gianyar dilakukan berbasis banjar atau desa.
Hal itu karena di Bali pada khususnya banyak program yang telah berhasil dilakukan dengan berbasis pada banjar.
"Di samping itu dengan memanfaatkan kelian banjar untuk mendata masyarakatnya itu sendiri ataupun pekerja yang ada di wilayah banjarnya tersebut, sekaligus memobilisasi untuk datang melaksanakan vaksin,” tutur Agung Mayun.
Gianyar menyiapkan tim vaksin terdiri dari 33 tim. Setiap tim bisa melaksanakan vaksin kepada 150-250 orang per hari. Jadi jika diberi 30.000 vaksin akan terlaksana cukup dalam 5 hari.
Nusa Dua, Sanur, dan Ubud akan menjadi pilot project pembukaan pariwisata internasional.