Ayo ke Solo

Ayo ke Solo Sarana Informasi & Publikasi Wisata, Kegiatan & Budaya di Kota Solo Raya, Surakarta, Jawa Tengah, In

Sugeng mirsani sedåyå kémawon
27/07/2022

Sugeng mirsani sedåyå kémawon

- SRIKANDI SINJAYTAMA AUDIO

Jalan-jalan di Solo, tambah asyik dengan adanya transportasi baru yang ramah lingkungan p**a!Resolusi tahun 2022 kemana?...
31/12/2021

Jalan-jalan di Solo, tambah asyik dengan adanya transportasi baru yang ramah lingkungan p**a!

Resolusi tahun 2022 kemana? Numpak Mobil Listrik

💙💙
19/08/2021

💙💙

KAU BUKAN UNTUKKUCipt.: SangajiAransemen: Sangaji (Ext. Gitar Arief R.)Produksi: Makutha RecordsKau Bukan Untukku adalah salah satu lagu yang akan tersedia d...

23/04/2021
16/02/2021
🙏  🙏  🙏  🙏
16/02/2021

🙏 🙏 🙏 🙏

09/11/2020

: Progress 2020CAKNUN.COMRumah MaiyahSekretariat Emha Ainun Nadjib dan KiaiKanjengJl. Wates km 2,5 Gg. Barokah No. 287 Kadipiro Yogyaka...

02/11/2020



Tahun 2020 menjadi tahun yang mengejutkan dengan adanya pandemi yang melumpuhkan sendi-sendi kehidupan masyarakat dunia. Baik di bidang kesehatan, ekonomi, politik, maupun seni budaya. Dalam bidang pertunjukan seni budaya sendiri khususnya pedalangan, pandemi ini menjadi tantangan bagi para pegiat seni untuk menjawab tuntutan zaman.

Oleh karena itu, Hari Wayang Dunia tahun ini mengusung tema “Inovasi Seni dalam Pandemi” dengan jargon dan biarkan kita tertular virus wayang ini dengan cara mengikuti rangkaian acara Hari Wayang Dunia ke 6, Tanggal 2-6 November 2020 yang akan di tayangkan secara virtual di channel youtube: - ISI Surakarta Official - Prodi Seni Pedalangan ISI Surakarta.

Salam Budaya!

Saksikan Goro-Goro "Ambyar"Mengenang 7 Hari Maestro Didi KempotHari, Tanggal: Senin, 11 Mei 2020Pukul: 21:00 WIBYouTube ...
11/05/2020

Saksikan Goro-Goro "Ambyar"
Mengenang 7 Hari Maestro Didi Kempot

Hari, Tanggal: Senin, 11 Mei 2020
Pukul: 21:00 WIB
YouTube Channel: Dwijo Laras Indonesia

Bersama:
Dalang Ki Anom Dwijo Kangko, S.Sn.
Eka Suranti
Dwi Kurniawati
Dita

⫷ SUMAMBURAT BANG BANG WETAN ⫸Karya Ki Danang Susenosumamburat bang bang wétankålå wanci kang pinêsthisêdåyå pêparingé G...
13/04/2020

⫷ SUMAMBURAT BANG BANG WETAN ⫸
Karya Ki Danang Suseno

sumamburat bang bang wétan
kålå wanci kang pinêsthi
sêdåyå pêparingé Gusti
solah tingkah munå muni
tindak tanduk kang nyawiji
linambaran agåmå ageming aji

ånå urip ånå mati
padhang pêtêng kang wis mêsthi
bungah susah iku pêparingé Gusti
ngupåyå lan pamarsudi
kanthi tulusing ati
pådhå nggayuh wahyuning Ilahi

sun ngidung têngah wêngi
konjuk ngarsaning Gusti
kang nyiptå jagad iki
kang ngrêkså jiwå iki

sun ngidung wayah wêngi
nyuwun agunging pangaksami
lêpat lan doså niki
panjênêngan ampuni

kang bêcik tinuladå
kang ålå singkirånå
ngunduh wohing pakarti
tan biså diwiradati

bêbudèn kang utåmå
sêntoså jiwå rågå
wêlas asihé padukå
tinebih såkå rubédå

✔Title : Sumamburat Bang Bang Wetan ✔Vokal : Ardia Diwang Probowati ✔Cipt : Ki Danang Suseno ✔Arranger : Samiremen ✔Video Shooting : Nar Multimedia ✔Video Ed...

Ki Purbo Asmoro Wayangan Tunggal.Tanpa pengrawit, tanpa sinden, tanpa penonton, tanpa crew.Di rumah saja dan berdoa untu...
25/03/2020

Ki Purbo Asmoro Wayangan Tunggal.
Tanpa pengrawit, tanpa sinden, tanpa penonton, tanpa crew.
Di rumah saja dan berdoa untuk Indonesia dan Dunia.
Semoga melalui budaya kita akan tetap saling menguatkan satu sama lain.

Wayangan tanpa penonton, Tanpa crew, dirumah saja dan berdoa untuk Indonesia dan Dunia. Semoga melalui budaya kita akan tetap saling menguatkan satu sama lain.

Unik! Ki Purbo Asmoro nDhalang di Dalam Goa Tabuhan Pacitan Diiringi oleh Kelompok Tabuhan Ngudhi Laras.
21/03/2020

Unik! Ki Purbo Asmoro nDhalang di Dalam Goa Tabuhan Pacitan Diiringi oleh Kelompok Tabuhan Ngudhi Laras.

Ringgit Purwa Ringkas"Langka", Ki Purbo Asmoro Mendalang Di Dalam GOA Tabuhan Pacitan Jawa Timur Dengan Di Iringi Oleh Kelompok GOA Tabuhan. Mingg...

HOTLINE DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA
14/03/2020

HOTLINE DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA

22/02/2020

Ki Purbo Asmoro Berangkat Ndalang Naik Kereta Kuda malam ini di Balai Kota Surakarta.

--LIVE STREAMING--Pagelaran Wayang KulitDalang: Ki Purbo Asmoro, S.Kar., M.Hum.Ceritera: Semar Boyong
16/02/2020

--LIVE STREAMING--
Pagelaran Wayang Kulit
Dalang: Ki Purbo Asmoro, S.Kar., M.Hum.
Ceritera: Semar Boyong

Pagelaran Wayang Kulit, Dhalang Ki Purbo Asmoro, S.Kar., M.Hum. Lakon SEMAR BOYONG, Pada Acara Mangayubagyo, PT.Kerbau ke 49th. Solo 16 Februari 2020.Di Duku...

Guna meningkatkan sektor Pariwisata, Kota Solo menambah koleksi armada wisatanya dengan kereta api uap D1410 yang digera...
16/02/2020

Guna meningkatkan sektor Pariwisata, Kota Solo menambah koleksi armada wisatanya dengan kereta api uap D1410 yang digerakkan lokomotif atau loko uap. Peresmian operasional Lokomotif D1410 dilakukan pada Minggu, (16/02).

Kereta uap ini merupakan satu-satu nya lokomotif tipe D14 yang masih ada di Indonesia. Direstorasi di Balai Yasa Yogyakarta selama 9 bulan dari bulan februari hingga November 2019 yang terdiri dari sebuah lokomotif kuno berusia 124 tahun dan dua gerbong kayu.

Pada masa Kolonial, Lokomotif uap yang bertipe D14 yang berasal dari dua pabrikan yang berbeda. Yakni Lokomotif D14 bernomor seri 01 sampai 12 pabrikan Hanomag, Jerman, pada tahun 1921. Sedangkan seri 13 sampai 24 buatan Belanda, pada tahun 1922.

"Restorasi dilakukan di Balai Yasa Yogyakarta bersama tenaga yg masih berdinas dan juga memanggil ahli-ahli log uap yang sudah purna untuk bertukar pikiran, kami berharap dengan selesainya restorasi ini bisa menambah semarak wisatawan untuk berkunjung ke Solo" ujar Kepala PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 6 Yogyakarta, Eko Purwanto.

Dalam sambutannya Wakil Walikota Surakarta Achmad Purnomo menyampaikan dengan kehadiran lokomotif uap D1410 ini Melengkapi armada Pariwisata Surakarta, Wawali juga berharap "nantinya supaya bisa digunakan oleh masyarakat dan menambah kunjungan masyarakat baik dari kota Solo maupun luar kota untuk berwisata ke Solo" terang wakil walikota.

Peresmian secara simbolik dilakukan dengan pemotongan untaian melati dan Pecah Kendi oleh Wakil Walikota Surakarta Achmad Purnomo bersama Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero, Edi Sukmoro.

PENAMBAHAN MOBIL PERPUSTAKAAN KELILINGDinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disarpus) Solo mendapat bantuan satu unit mobil ...
12/02/2020

PENAMBAHAN MOBIL PERPUSTAKAAN KELILING

Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disarpus) Solo mendapat bantuan satu unit mobil perpustakaan keliling (perling) dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas). Mobil bantuan tersebut diharapkan menjangkau masyarakat luas yang ingin membaca buku koleksi Perpusatakaan Solo.

Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disarpus) Solo, Sis Ismiyati, mengatakan bantuan tersebut diserahkan Rabu (29/1/2020) di Jakarta.

“Kami mendapat bantuan satu unit mobil perling dari Perpusnas. Ini saya masih di Jakarta untuk mengurus penyerahan tersebut. Rencananya penyerahannya besok [Rabu],” ujarnya, Selasa (28/1/2020).

Sis Ismiyati mengatakan, dengan bertambahnya mobil perpustakaan keliling tersebut, maka Disarpus Solo akan memiliki delapan unit perling.

“Sekarang kami sudah ada tujuh perling, sehingga dengan bantuan baru ini nantinya kami punya delapan unit,” imbuhnya.

Dia berharap, dengan bertambahnya unit perling tersebut, jangkauan perpustakaan kepada masyarakat semakin luas. Selama ini perling sudah menjangkau sekolah-sekolah, area Car Free Day (CFD), pusat keramaian, Taman Balekambang, dan sebagainya.

Sementara itu, sebagian anggaran Disarpus 2020 untuk pengadaan buku diarahkan untuk pembelian bacaan di mobil baru tersebut.

“Anggaran kami tidak banyak, sekitar Rp180 juta. Nanti akan kami gunakan untuk pembelian buku untuk mobil itu,” imbuhnya.

Selain itu, buku baru yang akan dibeli juga akan digunakan untuk mengganti koleksi buku di perling yang sudah ada.

“Buku yang ada di perling kan sudah usang. Nanti akan kami perbarui lagi,” kata dia.

Di sisi lain, untuk mendorong minat baca masyarakat pihaknya akan melakukan kegiatan-kegiatan. Misalnya safari membaca, lomba-lomba, workshop, dan sebagainya.

Sumber: Solopos

ORIGINS OF SRIWEDARI PARK (THE KING'S GARDEN)Sriwedari Park, as told in Serat Arjunasasra, is the name of an artificial ...
08/02/2020

ORIGINS OF SRIWEDARI PARK (THE KING'S GARDEN)

Sriwedari Park, as told in Serat Arjunasasra, is the name of an artificial garden owned by Prabu Arjunasasra which its beauty is no different from gardens in heaven because it was originally created by Sri Batara Wisnu.

Although many names in the past were borrowed for names today, such as the name of a person taken from the name of the puppet, no one has ever imitated the name "Sriwedari". Sriwedari Park in Surakarta is an exception. That could be due to the similarity factor because, in addition to the existence of Sriwedari Park, it is indeed all-round fun, its beauty is now undeniable.

Following is the history of the founding of Sriwedari Park in Surakarta:

Once upon a time, after returning from a trip to Ponorogo, Sinuhun Pakubuwana II arrived at Kartasura found that his palace in a state of severe damage due to attacks by the Chinese army. Sinuhun then ordered, immediately prepare an appropriate and adequate place to move the palace. The place was found, the Sala Village. The name "Sala" is actually the name of a local figure, namely the servant of the court of Ki Busala. It is located at the southeastern end of the palace fortress where Ki Busala's grave is still found which pilgrims often visit to visit.

The initial starting point of the construction of the palace is said to be based on the steps of the Sinuhun's elephant: wherever the elephant's steps stop, that's where the starting point is installed.

Free to walk from Kartasura while accompanied by the servants in the palace, the Sinuhun's elephant strolled slowly to the east. Arriving at Sala, the elephant still walked eastward until it stopped and then did not budge at one point. The elephant's unmoved point, according to old people's stories, is precisely located south of Loji Sriwedari which is now known as Balekambang (as shown in the picture). In the right and left radius is then determined as a palace. Banyan tree was planted already. The name of the village is Kadipala, which still exists today. However, as soon as following a prediction that states that if it is erected there the palace is threatened that it will not last, so the point is then moved further east. The friction point is none other than the place of the palace at this time.

The circumstances of the Kadipala Hamlet and the point of the elephant were unmoved subsequently not mentioned anymore. Left and right then developed rapidly into a very large settlement. Here, only the land that becomes Sriwedari Park will be told.

In the Sinuhun era, which is now enthroned, the Sriwedari Park land was only divided into three parts:

On the east side and turn south: the settlement of the palace. There, there is the great lodge which has now been converted into a museum. Classified as somewhat old-fashioned, the lodge was said to have been built by Mr. Susman. Shortly occupied by the Dutch citizens, the lodge lasts for a long time because it is considered very haunted. Once upon a time Kanjeng Pangeran Arya Mangkudiningrat had lived there for several years, but after that it was empty again.

On the west side of the Great Loji: Ki Padmasusastra's house. When he was still living there, Ki Padma and his house became a place for teaching and learning of Javanese literature. The place is called Lamongan, taken from the name of the forerunner of its inhabitants: Mas Ngabei Lamong.

More to the west again: Mas Ngabei Karyadongsa's house. It was a house that was hard to see because it was so covered by a thick bamboo.

As soon as the location was determined as the future of the King's Garden (Sriwedari), the people who lived there were ordered to move. While the one designated to realize, and at the same time give the name, the park is the late Kanjeng Raden Adipati Sasradiningat alias Kanjeng Ngendrapastha.

At the beginning it was established, when almost all of the plants in it were new, Sriwedari Park was indeed very hot. Over time, the panorama has become beautiful until now. Moreover, there is also equipped with a museum containing ancient and authentic Javanese goods, a library park containing books that are free to read, and various fauna.

Certainly, at this time Sriwedari has become a favorite entertainment place. Anyone who comes is guaranteed not to be disappointed. If you are hungry, there are already various kinds of food sellers. When the weekend arrives (since Saturday night) or when Sriwedari is used as an entertainment stage, the warming of the sea of people along with the presentations of the performances undoubtedly invites the admiration of anyone who just knows.

This picture is a portrait of an entertainment venue in Sriwedari. His form in the middle of a beautiful lake. The water is clear. The charming flowering flowers that make the lake look more beautiful. In the middle of the island towers the shade of shade due to shade by large trees. The road to get there is beautifully curved. In addition, the island is also equipped with a cave on a pond and statues that seem to float in the water. Everything implies that, yes, that's where people rejoice.

Whoever goes to Sriwedari on weekends will surely be entertained by their feelings. Imagine, there is a lot of good and fun entertainment. The sound of the band playing music combined with the softness of the fresh breeze can be intoxicating while making sleepy eyes. The combination of all the pleasures seemed to create ecstasy. However, since it is a place of entertainment, a feeling of ecstasy is replaced by a feeling of wanting to sleep.

So we could say, for anyone outside the region, if they travel to Surakarta but have not seen Sriwedari with their own eyes, that means the same as not knowing the "soul" of Surakarta.

ASAL-USUL TAMAN SRIWEDARI (TAMAN RAJA)

Taman Sriwedari, sebagaimana dikisahkan dalam Serat Arjunasasra, adalah nama taman buatan milik Prabu Arjunasasra yang keelokannya tiada beda dengan taman-taman di surga karena memang asli ciptaan Sri Batara Wisnu.

Kendati banyak nama pada masa lalu yang dipinjam-sandang untuk nama-nama pada masa kini, seperti nama orang yang diambil dari nama wayang, belum pernah ada yang meniru nama "Sriwedari". Taman Sriwedari di Surakarta adalah perkecualiannya. Hal itu bisa jadi karena faktor kemiripan karena, selain keberadaan Taman Sriwedari memang serba-menyenangkan, keelokannya sekarang pun tiada terbantahkan.

Berikut adalah sejarah berdirinya Taman Sriwedari di Surakarta:

Alkisah, sep**ang dari lawatan ke Ponorogo, Sinuhun Pakubuwana II sampai di Kartasura mendapati keratonnya dalam keadaan rusak berat akibat serangan tentara Cina. Sinuhun kemudian bertitah, segera siapkan tempat yang tepat dan memadai untuk pindah keraton. Dijumpailah tempatnya, yakni Dusun Sala. Nama "Sala" sebenarnya adalah nama seorang tokoh setempat, yaitu abdi dalem jajar Ki Busala. Letaknya di ujung tenggara benteng keraton pada mana di situ masih tersua petilasan makam Ki Busala yang kerap dikunjungi peziarah untuk bertirakat.

Penetapan titik-mula pembangunan keraton konon dilakukan dengan berpatokan pada langkah gajah Sinuhun: di mana pun langkah sang gajah berhenti, di situlah kandidat titik-mula keraton ditancapkan.

Dibebaskan berjalan dari Kartasura sambil diiringi para abdi dalem, gajah Sinuhun melenggang gontai ke arah timur. Setiba di Sala, sang gajah masih saja melenggang makin ke timur hingga berhenti dan lalu bergeming di satu titik. Titik bergeming sang gajah itu, menurut cerita orang-orang tua dahulu, tepatnya berada di selatan Loji Sriwedari yang kini dikenal sebagai Balekambang itu (sebagaimana tampak di gambar). Di radius kanan-kirinya kemudian ditetapkan sebagai bakal keraton. Pohon beringin pun ditanam sudah. Nama dusun itu adalah Kadipala, masih eksis hingga kini. Akan tetapi, segera setelah menyusul adanya ramalan yang menyatakan bahwa jika didirikan di situ maka keraton terancam tidak akan langgeng, maka titiknya lalu digeser lebih ke timur lagi. Titik hasil geseran itulah yang tidak lain adalah tempat keraton sekarang ini.

Ikhwal keadaan Dusun Kadipala dan titik gajah itu bergeming selanjutnya tidak disebut-sebut lagi. Kanan-kirinya lalu berkembang pesat menjadi permukiman yang sangat luas. Di sini, hanya lahan yang menjadi Taman Sriwedari saja lah yang akan diceritakan.

Pada era Sinuhun yang sekarang bertakhta, lahan Taman Sriwedari hanya menjadi tiga bagian:
Di sisi timur dan belok terus ke selatan: permukiman milik keraton. Di situ tersua loji agung yang sekarang sudah dialihfungsikan menjadi museum. Tergolong sudah agak kuno, loji itu konon dibangun oleh Tuan Susman. Tidak lama ditempati oleh warga Belanda itu, loji lalu kosong cukup lama karena dianggap sangat angker. Sekali waktu Kanjeng Pangeran Arya Mangkudiningrat pernah menempatinya hingga beberapa tahun, tapi setelah itu kosong lagi.

Di sisi barat loji agung: rumah milik Ki Padmasusastra. Ketika masih tinggal di sana, Ki Padma dan rumahnya menjadi tempat belajar-mengajar kesusasteraan Jawa. Tempatnya dijuluki Lamongan, diambil dari nama cikal-bakal penghuninya: Mas Ngabei Lamong.

Makin ke barat lagi: rumah Mas Ngabei Karyadongsa. Itu adalah sebuah rumah yang, karena sedemikian tertutupnya oleh kelebatan semak-semak bambu ori, sampai-sampai susah terlihat.

Segera setelah lokasinya ditetapkan sebagai bakal taman raja (Sriwedari), orang-orang yang bermukim di situ diperintahkan untuk pindah. Sedangkan yang ditunjuk untuk mewujudkan, sekaligus yang memberi nama, taman tersebut adalah mendiang Kanjeng Raden Adipati Sasradiningat alias Kanjeng Ngendrapastha.

Di awal-awal didirikan, yakni ketika hampir semua tanaman di dalamnya masih baru, Taman Sriwedari memang terasa panas sekali. Seiring waktu, panoramanya menjadi elok hingga saat ini mirip keelokannya taman Sriwedari. Lebih-lebih, di sana dilengkapi p**a dengan museum berisi barang-barang kuno dan Jawa tulen, taman pustaka berisi buku-buku yang bebas dibaca, serta aneka fauna.

Bisa dipastikan, saat ini Sriwedari telah menjadi tempat hiburan favorit. Siapa pun yang datang dijamin tidak akan kecewa. Kalau lapar, sudah ada penjual macam-macam makanan. Manakala akhir pekan tiba (sejak Sabtu malam) atau manakala Sriwedari dijadikan panggung hiburan, menyemutnya lautan manusia beserta sajian-sajian pertunjukan yang ada niscaya mengundang decak kagum siapa pun yang baru tahu.

Gambar yang dimuat ini adalah potret tempat hiburan di Sriwedari. Wujudnya p**au di tengah telaga indah. Airnya jernih. Bunga tunjung berbunga menawan yang terapung-apung membuat telaga menjadi makin tampak indah. Di tengah-tengah p**au menjulang huma yang teduh karena dirindangi pohon-pohon besar. Jalan menuju ke sana dibuat melengkung dengan cantiknya. Selain itu, p**au itu dilengkapi p**a dengan goa di atas kolam dan arca yang tampak mengapung di air. Semuanya mengisyaratkan bahwa, ya, di situlah tempatnya orang bersuka-ria.

Barangsiapa yang ke Sriwedari pada akhir pekan, sudah pasti terhiburlah perasaannya. Betapa tidak, ada banyak hiburan bagus-bagus dan menyenangkan. Suara band mengalunkan musik yang dipadu oleh lembutnya semilir angin segar bisa memabukkan sekaligus membuat mata terkantuk-kantuk. Paduan semua rasa nikmat itu seakan-akan menciptakan ekstase. Tetapi, berhubung itu tempat hiburan, rasa semacam ekstase tersebut berganti dengan rasa ingin tidur saja.

Jadi bisa dibilang, bagi siapa pun orang luar daerah, apabila bertandang ke Surakarta tapi belum melihat Sriwedari dengan mata kepala sendiri, itu sama saja artinya dengan belum mengenal "jiwa"-nya Surakarta.

Sumber: YASRI

275th Birthday Logo 275th birthday logoSuperior Budhayane, prosperous warganeLogo 275 describes the efforts of the city ...
07/02/2020

275th Birthday Logo 275th birthday logo

Superior Budhayane, prosperous wargane

Logo 275 describes the efforts of the city government of surakarta to realize the city that features culture to realize the virtuous community, knowing the identity of himself, does not forget the services of the predecessors and have the spirit to preserve and develop the city so that it reaches the

The form of a curve letter, describes dynamic, diverse and harmonious communities.

The composition of the red, blue and green color describes the spirit to together preserve the culture of surakarta city to achieve the prosperity of the city that can welfare its citizens.

The Superior slogan of budhayane, prosperous wargane, "solo past as solo future" as a form of government and community efforts together to preserve the culture of the prosperous society.

LEGENDA BATU LINTANG BALEKAMBANGSebuah batu besar berbentuk balok ada di sebelah utara danau di Taman Balekambang Solo.B...
06/02/2020

LEGENDA BATU LINTANG BALEKAMBANG

Sebuah batu besar berbentuk balok ada di sebelah utara danau di Taman Balekambang Solo.

Bentuknya yang simetris nan unik serta tidak seperti batu-batu pada umumnya membuat batu yang bernama Batu Lintang itu menarik perhatian wisatawan yang berkunjung ke Taman Balekambang Solo.

Berdasarkan informasi yang diunggah oleh pengelola akun media sosial Taman Balekambang Solo, konon batu tersebut digunakan untuk tempat sholat Kanjeng Gusti Pangeran Arya Adipati Mangkunegara VII.

"Batu Lintang pada zaman dulu digunakan oleh Mangkunegara VII sebagai tempat sholat. Terlihat dari letak batu tersebut berdekatan dengan sumber air dan posisi batu tersebut sudah menghadap ke Barat dan Timur," kata pengelola akun media sosial Taman Balekambang Solo.

Selain Batu Lintang, ada salah satu batu yang juga menjadi pusat perhatian pengunjung yakni Batu Asmara.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, ada dua Batu Asmara di Taman Balekambang Solo. Satu di dalam Taman Reptil Balekambang dan satu lagi di sebelah timur Taman Balekambang. Konon, Batu Asmara berasal dari pecahan meteor.

Sumber: Solopos

Terkait Pengerjaan Fisik Flyover Purwosari, Masyarakat Dihimbau Untuk Melewati Beberapa Jalur Alternatif Yang Telah Diso...
05/02/2020

Terkait Pengerjaan Fisik Flyover Purwosari, Masyarakat Dihimbau Untuk Melewati Beberapa Jalur Alternatif Yang Telah Disosialisasikan oleh Dinas Perhubungan

Flyover Purwosari Solo kini memasuki tahap pengerjaan fisik. Mulai hari ini, Rabu (5/2/2020), perlintasan KA Purwosari ditutup total dari lalu lintas kendaraan.

Minggu (2/01/2020) bertempat Pendaphi Gedhe Balaikota Surakarta diadakan acara Garapan Massal 1001 Penari Se-Solo Raya.S...
03/02/2020

Minggu (2/01/2020) bertempat Pendaphi Gedhe Balaikota Surakarta diadakan acara Garapan Massal 1001 Penari Se-Solo Raya.

Sanggar Aneuk Naggroe Nusantara (Sansa) selaku penyelenggara acara ini menggandeng ribuan penari se-Soloraya mulai dari Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), perguruan tinggi, dan Polwan di Solo.

Tema pentas kali ini bertajuk “Peusaboh Hatee Wareh Syedara”. Tarian Nusantara berupa teater dan pentas kolosal yang menggabungkan gerak tari Jawa-Aceh. Dari Aceh membawa Tari Ratoh Jaroe, Tari Ratoh Bantai, dan Tari Seudati dan dari Jawa membawakan teater tanah jawa.

31/01/2020

SATE BUNTELSate Buntel terbuat dari daging kambing cincang yang dibumbui bawang merah dan lada dan kemudian dibungkus de...
28/01/2020

SATE BUNTEL

Sate Buntel terbuat dari daging kambing cincang yang dibumbui bawang merah dan lada dan kemudian dibungkus dengan lemak.

Sate Buntel nikmat disantap dengan saus kacang, potongan cabai, bawang merah, kubis dan tomat.

Anda bisa menikmati Sate Buntel di Warung Makan Sate Buntel yang berlokasi di Jalan Sutan Syahrir nomer 39, Widuran.

Warung makan ini juga menawarkan berbagai menu selain sate buntel seperti sate kikil dan gulai kambing.

GULAI KAMBING GORENGHanya di Kota Solo Anda bisa menikmati jenis kuliner ini. Gulai Kambing Goreng yang disajikan dengan...
28/01/2020

GULAI KAMBING GORENG

Hanya di Kota Solo Anda bisa menikmati jenis kuliner ini. Gulai Kambing Goreng yang disajikan dengan kuah gulai.

Dikenal dengan nama gulgor, singkatan dari Gulai Goreng. Gulai Goreng dimasuk dengan menggunakan anglo sehingga menjadikan tekstur daging kambing empuk dan memiliki rasa yang khas.

Gulai Kambing Goreng biasa ditemukan di Warung Gulai Kambing Goreng di Jalan Diponegoro (samping bekas bioskop Dedy) atau di depan Rumah Sakit Kustati.

BAKMI TOPRAKMeskipun namanya sama dengan Ketoprak Jakarta, tetapi sajian Bakmi Toprak berbeda dengan Ketoprak Jakarta.Ji...
28/01/2020

BAKMI TOPRAK

Meskipun namanya sama dengan Ketoprak Jakarta, tetapi sajian Bakmi Toprak berbeda dengan Ketoprak Jakarta.

Jika Ketoprak Jakarta disajikan dengan sambal kacang maka Bakmi Toprak disajikan dengan kuah kaldu sapi.

Terdiri dari bakmi telur, potongan kubis, tahu dan tempe goreng, bawang goreng dan telur rebus. Kemudian disiram dengan kuah kaldu dan seledri.

Bakmi Toprak biasa disantap dengan karak sebagai pelengkap. Anda bisa menikmati Bakmi Toprak di Warung Bakmi Toprak Yu Nani di Kartopuran, buka pada jam 11 pagi.

ES DAWET PASAR GEDHEDawet Ayu di Solo berbeda dengan dawet kebanyakan dari berbagai daerah. Dawet Ayu terdiri dari cendo...
28/01/2020

ES DAWET PASAR GEDHE

Dawet Ayu di Solo berbeda dengan dawet kebanyakan dari berbagai daerah. Dawet Ayu terdiri dari cendol, ketan hitam dan daun basil kemudian dituang santan kelapa dan gula jawa cair dan disajikan dalam mangkuk kecil.

Anda bisa menikmati Dawet Ayu khas Solo di Pasar Gedhe setiap pagi.

GEMPOL PLERETGempol Pleret adalah jenis kuliner yang terdiri dari bola-bola berukuran kira-kira 1,5 cm, terbuat dari tep...
28/01/2020

GEMPOL PLERET

Gempol Pleret adalah jenis kuliner yang terdiri dari bola-bola berukuran kira-kira 1,5 cm, terbuat dari tepung beras, santan dan gula jawa cair.

Penjual Gempol Pleret bisa ditemui di depan Toko Abon Varia atau di pemukiman setiap paginya.

WEDANG DONGOMinuman hangat beraroma jahe ini mirip dengan Wedang Ronde. Wedang Dongo terdiri dari bulatan yang terbuat d...
28/01/2020

WEDANG DONGO

Minuman hangat beraroma jahe ini mirip dengan Wedang Ronde. Wedang Dongo terdiri dari bulatan yang terbuat dari tepung ketan yang berisi kacang tumbuk dan irisan kolang kaling, kemudian campuran ini disiram dengan air jahe manis.

Minuman ini bisa dijumpai di Warung Klengkeng Keprabon yang mulai buka pada sore hari.

GUDEG CEKERDi Solo, ceker ayam bisa menjadi teman makan gudeg. Ceker ayam yang sudah direbus dengan santan menjadikan gu...
28/01/2020

GUDEG CEKER

Di Solo, ceker ayam bisa menjadi teman makan gudeg. Ceker ayam yang sudah direbus dengan santan menjadikan gudeg ceker semakin enak dan cekernya memiliki tekstur yang lebut.

Disamping gudeg, ceker ayam juga bisa dinikmati bersama dengan bubur. Bahkan akan lebih nikmat jika gudeg atau bubur ceker ayam disajikan dengan sambel goreng krecek.

Anda bisa menikmati sajian gudeg ceker ini di warung gudeg ceker Bu Kasno, buka dari jam 2 pagi dan di utara perempatan Warung Pelem mulai jam 7 malam.

Address


Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Ayo ke Solo posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Shortcuts

  • Address
  • Telephone
  • Alerts
  • Claim ownership or report listing
  • Want your business to be the top-listed Travel Agency?

Share

Sugeng Rawuh

Ayo ke Solo merupakan media informasi pariwisata Kota Solo Raya, meliputi:


  • Wisata Alam

  • Wisata Budaya

  • Wisata Sejarah