13/09/2023
Kisah Tukang Becak Naik Haji
“Penghasilan mbecak perhari hanya Rp. 30-50 ribu, itupun tidak menentu, selain itu, saya juga bekerja sebagai kuli ikan dengan penghasilan yang tak seberapa, istri sayalah yang rajin menabung mengumpulkan, dan dibelikan beberapa gram emas,” jelasnya.
Hingga pada tahun 2011, ia bersama istrinya dari hasil tabungannya dimampukan bisa daftar haji. Selanjutnya atas dorongan istrinya juga untuk pelunasan biaya haji, diputuskan menjual seluruh barang berharga yang dimiliki dan kebetulan saat itu dapat uang arisan, bersyukur Holili dan istrinya masuk daftar tunggu naik haji.
"Quddarulloh taqdir Alloh, istri saya meninggal dunia pada tahun 2019 karena sakit, porsi haji istri saya saya tawarkan ke anak saya untuk menggantikan namun mereka menolak, akhirnya uang tabungan haji saya ambil, untuk biaya badak haji bagi istri saya di tanah suci," tuturnya dengan raut sedih mengingat mendiang istrinya.
Kisah perjuangan dan doa Holili tidak sampai disini, karena tidak bergabung dalam bimbingan ibadah haji karena tidak punya biaya, akhirnya ada pertolongan hingga ada salah satu Kelompok Bimbingan Ibadah Haji di Kabupaten Sampang yang mengajak bergabung dan membebaskan seluruh biayanya.