wisata bengkulu

  • Home
  • wisata bengkulu

wisata bengkulu info objek wisata bengkulu

06/09/2024

SITI NURBAYA
Istri Pejuang Yang Lari Bersama Pengh1anat

Siti Nurbaya dikisahkan sebagai wanita yang dijodohkan dengan seorang Pejuang Minang bernama Datuk Maringgih. Sang Datuk digambarkan sebagai pendobrak kesewenang-wenangan Belanda di tanah Minang pada Akhir abad ke 19.

Tapi meskipun berjodoh dengan pejuang, Siti Nurbaya lebih memilih Samsul Bahri, seorang Minang yang tercatat sebagai Kapten Tentara Belanda. Samsul Bahri sejatinya penghianat, sebab ditanganya entah berapa ratus atau bahkan ribuan pejuang Minang yang nyawanya melayang karenanya.

Sebelum Datuk Mariggih menjadi Pejuang, ia dikisahkan sebagai tua bangka yang tamak. Sementara Samsul Bahri digambarkan sebagai seorang terpelajar berbudi baik. Tapi takdir memang terbalik-balik.

Dahulu Datuk Maringgih seorang tamak kemudian berubah mejadi pejuang, sementara Samsul Bahri yang dahulu seorang yang baik budinya justru menjadi peghianat. Perubahan kedua tokoh itu dikarenakan sosok wanita rupawan bernama Siti Nurbaya.

Pada mulanya, sebelum Samsul Bahri berangkat ke Batavia (Jakarta) untuk menuntut ilmu, ia rupanya menyatakan cintanya kepada Siti Nurbaya. Siti Nurbaya hanya diam tak membalas. Kemudian bersamaan dengan itu, tepatnya selepas kepergian Samsul Bahri ke Batavia, Siti Nurbaya Menikah dengan Datuk Maringgih. Alasannya adalah karena ingin membebaskan orag tuanya dari lilitan hutang.

Orang tua Siti Nurbaya dikisahkan tak mampu membayar hutang pada Datuk Maringgih, sehingga dengan terjadinya pernikahan antara pemberi hutang dan anak gadis yang diberi hutang hilanglah kemudian hutang-piutang diantara keduanya.

Tapi rupanya problem kemudian datang, selepas kematian orang tuanya, Siti Nurbaya, melarikan diri ke Batavia, ia mencari Samsul Bahri yag pada waktu itu sedang menuntut ilmu disana. Keduanya kemudian bercinta dalam perantauan.

Mendapati Istrinya melarikan diri, Datuk Maringgih marah dan kecewa, ia pun kemudian melaporkan ke Polisi Belanda atas tindakan Istriya yang melarikan diri itu dengan tudahah membawa lari harta bendanya ke Batavia, dan hidup bersama Samsul Bahri disana.

Siti Nurbaya kemudian berhasil di tangkap, dia dibawa kembali ke Minang, tapi karena terlanjur marah, dan kecewa, Datuk Maringgih kemudian membvnvh Siti Nurbaya dengan cara meracvninya. Setelah kematian Siti Nurbaya, Samsul Bahri kemudian seperti menjadi seorang yang tidak waras, ia mencoba bvnvh diri tapi gagal.

Ia kemudian melampiaskan amarahnya dengan cara masuk pada satuan tentara Belanda, ia ikut dalam tiap-tiap pertempuran yang digelar Belanda dengan para Pejuang. Misinya cuma satu, mati dalam medan pertempuran.

Samsul Bahri kini berubah menjadi tentara yang tidak takut mati, bahkan menjelma menjadi seorang tentara yang kejam, sebab selepas kematian Siti Nurbaya, baginya hidup tak berharga. Tapi bukanya kematian yang didapat olehnya tapi malah ia diangkat menjadi Kapten karena jasa-jasanya yang selalu berhasil menumpas pejuang.

Sementara di lain pihak, atas tindakan kesewenang-wenangan Belanda dalam menerapkan Pajak, Datuk Maringgih kemudian terjun ke medan pertempuran. Ia menjadi Panglima perang para Pejuang. Selanjutnya dalam suatu pertempuran bertemulah Datuk Maringgih dan Samsul Bahri.

Keduanya saling tembak, saling tusuk, hingga kedua-duanya mati dalam pertempuran. Begitulah kisah Siti Nurbaya, yang setelah kematiannya melahirkan Pejuang dan Penghianat.

Kisah di atas merupakan kisah Fiksi, diambil dari Novel Karya Marrah Rusli yang terbit pada tahun 1922 Masehi. Novel tersebut berjudul " Sitti Nurbaya: Kasih Tak Sampai"
Sc:



Jangan lupa like dan follow saya untuk mendapatkan informasi unik berikutnya ya

05/09/2024

LOMBA KARNAVAL BHUTO
PERSYARATAN LOMBA
• Satu desa dapat mengirimkan maksimal 3 grup (Butho 3 Dimensi)
• Peserta setiap grup max 30 orang
• Tema butho bebas
• Harus memiliki narasi cerita
• Pakaian seragam (sesuai kreasi masing-masing)
• Durasi penampilan menyesuaikan saat technical meeting
• Ukuran Tinggi minimal 2 meter dan maksimal 3 meter dan lebar max 3 m
KRITERIA PENILAIAN
• Kkeunikan tema
• Teknik kontruksi
• Karakter/EKPRESI
• Proposal dan Anatomi
• Aksesoris, Harmoni, Warna
• Kreatifitas
Hadiah Lomba
• Juara 1 Piala Bergilir, Piagam dan Uang Pembinaan Rp 5000.000
• Juara 2 Piagam dan Uang Pembinaan Rp 3000.000
• Juara 3 Piagam dan Uang Pembinaan Rp 2000.000
• Door Prize Menarik
CP: 085369407441/083831217251



05/09/2024
26/08/2024

🇮🇩 Suku Rejang (Suku Pertama Menghuni Provinsi Bengkulu)

Suku Rejang adalah kelompok etnis yang berasal dari Tanah Rejang tepatnya di Provinsi Bengkulu. Catatan mengenai mereka yang cukup lengkap salah satunya berasal dari The History of Sumatra, buku karya William Marsden yang terbit pada tahun 1783.

Marsden menyebutkan bahwa selain suku Melayu, Sumatra dihuni p**a oleh kelompok etnis lain yang dibedakan dari Melayu. Mereka adalah Aceh, Batak, Minangkabau, Rejang, dan Lampung. Suku Rejang diakui sebagai salah satu penduduk asli Bengkulu dan dianggap sebagai penghuni pertama atau suku tertua.

Dalam Kebudayaan Rejang karya Ekorusyono, disebutkan bahwa sekurang-kurangnya abad ke-2 Masehi, nenek moyang Rejang berlayar melintasi lautan dan menepi di pesisir barat Sumatra. Mereka lalu menduduki daerah hilir Sungai Ketahun sebelum akhirnya terus menyusuri sungai tersebut hingga sampai ke wilayah Lebong, yang kala itu dinamai Renah Sekalawi. Sebelum ke Sumatra, nenek moyang Rejang diperkirakan singgah sekian lama di Kalimantan (Sarawak), sebelum kemudian menyeberang ke Sumatra melalui Bangka dan mendarat di Sungai Musi.

Menurut A. Samid Said dan Dicky Darmawan Butto dalam buku karya Zulman Hasan yang berjudul Anok Kutai Rejang, istilah Rejang bersumber dari Rhe Jang Hyang, yakni nama seorang leluhur suku ini yang berasal dari Mongolia. Pada tahun 2090 SM, Rhe Jang Hyang dan kelompoknya mendirikan sebuah perkampungan yang bernama Kutai Nuak di daerah Napal Putih, Bengkulu Utara.

Setelah mencapai wilayah Rejang yang sekarang, Kehidupan mereka bercirikan seminomaden, mengumpulkan makanan atau meramu, dan sifatnya genealogis. Kemudian seiring semakin majunya masyarakat, ciri kehidupan seminomaden masih berlangsung dan perlahan-lahan menghilang. Kegiatan mengumpulkan makanan mulai berganti dengan perladangan dan akhirnya persawahan, keluarga luas mulai terkonsep dan dikenal dengan sebutan pêtulai.

Suku Rejang berdiam di wilayah Bengkulu dan Sumatera Selatan, pada wilayah yang sehari-hari dikenal sebagai Tanêak Jang (Tanah Rejang). Masyarakat Rejang di Bengkulu mendiami bekas wilayah Onderafdeling Lais (Rejang Pesisir), serta Lebong dan Redjang (Rejang Pegunungan).

Sementara itu, di Sumatera Selatan masyarakatnya yang masih beridentitas Rejang bermukim di sebagian kecil dari bekas wilayah Onderafdeling Rawas. Ada pun yang diklaim sudah melebur dengan masyarakat Melayik (Lintang dan Lembak) serta tidak lagi berbahasa Rejang mendiami bekas wilayah Onderafdeling Musi Ulu, Empat Lawang, dan Rawas. Kecuali Lais dan Rawas, seluruh onderafdeling lain yang menjadi wilayah mukim masyarakat Rejang termasuk dalam bekas afdeling Tebing Tinggi, sebelum akhirnya dijadikan afdeling tersendiri, Redjang.



Dokumentasi by STEVEN
Dikutip postt dari STEVEN

Address

Jl Sadang Bengkulu

Telephone

+6289632737374

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when wisata bengkulu posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to wisata bengkulu:

Videos

Shortcuts

  • Address
  • Telephone
  • Alerts
  • Contact The Business
  • Videos
  • Claim ownership or report listing
  • Want your business to be the top-listed Travel Agency?

Share