Tour Labuan Bajo

  • Home
  • Tour Labuan Bajo

Tour Labuan Bajo Contact information, map and directions, contact form, opening hours, services, ratings, photos, videos and announcements from Tour Labuan Bajo, Travel Agency, .

03/04/2019
09/02/2019

4 Tempat Wisata Ini Gratis di Labuan Bajo
TEMPO.CO, Jakarta -- Berwisata ke Labuan Bajo, Flores, bagi sebagian orang tampaknya mahal. Sebab, harga tiket pesawat pergi-p**ang tergolong tinggi. Belum lagi harus menyewa kapal untuk menyusuri p**au-p**au di sekitar gugusan Kep**auan Komodo. Tak sampai di situ, setelah tiba di p**au-p**au yang ingin dituju, wisatawan kudu membayar retribusi atau biaya sandar kapal.

Namun, tak perlu khawatir merogoh kocek lumayan. Bila bujet Anda terbatas, Labuan Bajo menawarkan sejumlah tempat wisata yang tak memungut tiket masuk atau biaya sandar kapal. Berikut ini di antaranya.

1. Bukit Sylvia
Bukit ini berlokasi tak jauh dari Sylvia Resort. Bisa ditempuh menggunakan kendaraan mobil atau motor dengan waktu lebih-kurang 20 menit dari Bandara Internasional Komodo ke arah Pantai Waecicu atau Pasar Wae Kesambi.

Di puncak Sylvia, Anda bisa menikmati pemandangan bukit-bukit setengah lingkaran berbaris seperti Bukit Telettubies. Juga panorama laut dan matahari tenggelam. Kata pendudul lokal, tempat ini merupakan miniaturnya Gili Lawa.

nggu, 10 Februari 2019
MENU

HOME

TRAVEL

TRAVEL TIPS
4 Tempat Wisata Ini Gratis di Labuan Bajo
Reporter: Francisca Christy Rosana
Editor: Rita Nariswari
8 Juli 2018 09:25 WIB
94094

Seorang pengunjung berfoto di Bukit Sylvia Labuan Bajo, Flores, NTT. Tempo/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta -- Berwisata ke Labuan Bajo, Flores, bagi sebagian orang tampaknya mahal. Sebab, harga tiket pesawat pergi-p**ang tergolong tinggi. Belum lagi harus menyewa kapal untuk menyusuri p**au-p**au di sekitar gugusan Kep**auan Komodo. Tak sampai di situ, setelah tiba di p**au-p**au yang ingin dituju, wisatawan kudu membayar retribusi atau biaya sandar kapal.

Namun, tak perlu khawatir merogoh kocek lumayan. Bila bujet Anda terbatas, Labuan Bajo menawarkan sejumlah tempat wisata yang tak memungut tiket masuk atau biaya sandar kapal. Berikut ini di antaranya.

1. Bukit Sylvia
Bukit ini berlokasi tak jauh dari Sylvia Resort. Bisa ditempuh menggunakan kendaraan mobil atau motor dengan waktu lebih-kurang 20 menit dari Bandara Internasional Komodo ke arah Pantai Waecicu atau Pasar Wae Kesambi.

Di puncak Sylvia, Anda bisa menikmati pemandangan bukit-bukit setengah lingkaran berbaris seperti Bukit Telettubies. Juga panorama laut dan matahari tenggelam. Kata pendudul lokal, tempat ini merupakan miniaturnya Gili Lawa.

Tak ada uang pungutan atau retribusi. Anda cukup memarkir kendaraan di tepi bukit, lalu trekking lebih-kurang 10 menit untuk mencapai puncaknya.

2. Bukit Cinta
Hampir sama dengan Bukiy Sylvia, Bukit Cinta menyajikan panorama gugusan bukit setengah lingkaran yang berbatasan langsung dengan laut. Pengunjung biasanya ramai datang saat sore hari untuk menyaksikan matahari tenggelam.

Bedanya, di bukit ini, ada satu pohon di puncaknya yang cukup ikonis. Pohon itu dijuluki pohon jomblo karena berdiri sendiri alias tak ada pohon lain di sekitarnya.

Untuk menuju Bukit Cinta, wisatawan bisa menempuh dengan berkendara lebih-kurang 15 menit. Dari Bandara Internasional Komodo, lokasinya tak terlampau jauh. Cukup menyusuri Jalan Soekarno Hatta, lalu belok ke Jalan Bukit Cinta.
MENU

HOME

TRAVEL

TRAVEL TIPS
4 Tempat Wisata Ini Gratis di Labuan Bajo
Reporter: Francisca Christy Rosana
Editor: Rita Nariswari
8 Juli 2018 09:25 WIB
94094

Seorang pengunjung berfoto di Bukit Sylvia Labuan Bajo, Flores, NTT. Tempo/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta -- Berwisata ke Labuan Bajo, Flores, bagi sebagian orang tampaknya mahal. Sebab, harga tiket pesawat pergi-p**ang tergolong tinggi. Belum lagi harus menyewa kapal untuk menyusuri p**au-p**au di sekitar gugusan Kep**auan Komodo. Tak sampai di situ, setelah tiba di p**au-p**au yang ingin dituju, wisatawan kudu membayar retribusi atau biaya sandar kapal.

Namun, tak perlu khawatir merogoh kocek lumayan. Bila bujet Anda terbatas, Labuan Bajo menawarkan sejumlah tempat wisata yang tak memungut tiket masuk atau biaya sandar kapal. Berikut ini di antaranya.

1. Bukit Sylvia
Bukit ini berlokasi tak jauh dari Sylvia Resort. Bisa ditempuh menggunakan kendaraan mobil atau motor dengan waktu lebih-kurang 20 menit dari Bandara Internasional Komodo ke arah Pantai Waecicu atau Pasar Wae Kesambi.

Di puncak Sylvia, Anda bisa menikmati pemandangan bukit-bukit setengah lingkaran berbaris seperti Bukit Telettubies. Juga panorama laut dan matahari tenggelam. Kata pendudul lokal, tempat ini merupakan miniaturnya Gili Lawa.

Tak ada uang pungutan atau retribusi. Anda cukup memarkir kendaraan di tepi bukit, lalu trekking lebih-kurang 10 menit untuk mencapai puncaknya.

2. Bukit Cinta
Hampir sama dengan Bukiy Sylvia, Bukit Cinta menyajikan panorama gugusan bukit setengah lingkaran yang berbatasan langsung dengan laut. Pengunjung biasanya ramai datang saat sore hari untuk menyaksikan matahari tenggelam.

Bedanya, di bukit ini, ada satu pohon di puncaknya yang cukup ikonis. Pohon itu dijuluki pohon jomblo karena berdiri sendiri alias tak ada pohon lain di sekitarnya.

Untuk menuju Bukit Cinta, wisatawan bisa menempuh dengan berkendara lebih-kurang 15 menit. Dari Bandara Internasional Komodo, lokasinya tak terlampau jauh. Cukup menyusuri Jalan Soekarno Hatta, lalu belok ke Jalan Bukit Cinta.

Salah satu sisi dari Pantai Pede di Labuan Bajo, beberapa bagian merupakan bagian dari hotel.

3. Pantai Pede
Pantai Pede merupakan salah satu pantai yang bisa dinikmati gratis di Kota Labuan Bajo. Lokasinya berada di dekat Hotel Laprima. Waktu tempuhnya lebih-kurang 15 menit apabila Anda berkendara dari Bandara Internasional Komodo melalui Jalan Trans-Flores.

Di sana wisatawan bisa menyaksikan pantai dan laut lepas. Biasanya pantai ini menjadi lokasi favorit orang-orang lokal untuk menghabiskan waktu akhir pekan. Hanya sayang, pengelolaan sampah kurang tertangani sehingga di beberapa sisi pantai tampak tumpukan plastik.

Sumber : Tempo.co

# labuanbajo # sailingkomodo **aukomodotrip

Ditunggu Like, Share, dan Comentnya !!

13/01/2019

Di Pasar Wae Kesambi, Cara Singkat Mengenal Kehidupan Labuan Bajo

TEMPO.CO, Labuan Bajo - Saat kunjungan ketiga kalinya ke Labuan Bajo, Flores, Nusa Tenggara Timur, Januari 2018, salah satu yang saya kunjungi adalah Pasar Wae Kesambi. Seorang pemilik kapal bernama Lulang membisiki saya bahwa pasar itu layak disambangi, "Jika ingin mengenal kehdupan asli Labuan Bajo," kata dia.

Saya dan Lulang belum pernah bertemu sebelumnya. Namun ia menjadi kawan baik saya selama di kota ujung barat Pulau Flores itu. Seseorang di kapal feri yang saya tunggangi dari Bima menuju Labuan Bajo-lah yang mengenalkan saya pada Lulang.

Lulang berasal dari Bugis. Keluarganya tinggal di Pulau Kukusan. Mereka berprofesi sebagai nelayan. Sedangkan Lulang baru-baru ini menjadi penyewa sailing boat.

Maka, sagi-pagi benar, pada hari ketiga, saya berkendara ke Pasar Wae Kesambi. Tak sulit menemukan pasar itu. Letaknya di jalan protokol, dekat dengan tempat wisata Gua Batu Cermin dan kantor Polres Manggarai Barat

Dari Kampung Ujung, tempat menginapnya para backpacker, saya menempuh waktu lebih-kurang 15 menit sampai ke pasar itu. Di sepanjang jalan, saya melihat wajah-wajah yang lain.

Berbeda dengan di kawasan pesisir, di perjalanan hingga tiba di pintu gerbang pasar, saya menemui banyak orang dengan karakter wajah khas timur. Alis-alis mereka lebih tebal daripada orang yang saya temui di pesisir. Mereka tersenyum setiap kali berpapasan mata dengan saya.

Saya pernah mendengar, Flores memiliki julukan sebagai p**au seribu senyum. Di sinilah saya menjumpainya, di Pasar Wae Kesambi.

Kala itu saya datang pukul 06.00. Namun pasar masih sepi. Hanya ada beberapa pedagang menata sayurannya. Seorang mama berusia lebih-kurang 50 tahun memberi tahu bahwa derik aktivitas jual-beli baru mulai pukul 07.30.

Mereka, kata mama itu, lebih dulu ibadah sebelum berkegiatan di pasar. Atau juga memberi makan hewan ternak. Memang, sepanjang perjalanan tadi, saya menyaksikan orang-orang berbaris rapi jalan kaki menuju gereja. Ada beberapa gereja Katolik di sisi atas Labuan Bajo.

Menjelang pukul 07.00, pasar pun mulai ramai. Orang-orang mulai datang. Saya berkeliling pasar yang tidak terlampau luas itu sampai tiga kali.

Bagian paling muka ialah tempat orang-orang berjualan ikan. Para pedagang ikan biasanya berasal dari wilayah pesisir. Mereka kebanyakan pendatang seperti yang saya temui di sekitar pelabuhan.

Ada macam-macam ikan yang mereka jual. Dari ikan kering, hingga yang basah. Harga ikan yang mereka jual rata-rata lebih mahal Rp 1.000 per kilogram daripada harga yang ditawarkan di Tempat Pelelangan Ikan Labuan Bajo, dekat pelabuhan.

Sedangkan di bagian tengah umumnya diisi oleh pedagang-pedagang asli Manggarai Barat. Mereka menjual berbagai jenis sayuran yang diambil langsung dari Ruteng.

Seorang warga asal Sumatera Utara, yang lama tinggal di Bajo bernama Papa Jo, bilang, Labuan Bajo tak terlampau subur tanahnya. Tumbuhan yang dapat dipanen di sana hanya singkong beserta daunnya dan jagung. Maka itu, untuk memenuhi asupan sayur lain, seperti bayam merah, mereka harus memasok dari Ruteng.

Bagian belakang pasar diisi oleh penjaja kudapan ringan. Beragam kue untuk sarapan, seperti bapalaya dan jintan dijual di sana. Uniknya, para pedagangnya ialah orang-orang Bugis. Saya ingat kata Lulang bahwa ragam variasi makanan di Bajo biasanya dibawa dari Bugis.

Di Pasar Wae Kesambi, terjadi interaksi menarik antara pendatang dan warga asli. Mereka berbicara dengan bahasa Manggarai Barat, tapi logatnya berbeda. Tuturan orang Flores asli terdengar lebih medok dan banyak menambahkan kata 'kah' pada akhir kalimat mereka. Intonasinya pun lebih meliuk.

Sepanjang nongkrong di Pasar Wae Kesambi, saya menyaksikan dua wajah Labuan Bajo. Wajah bagi orang asli dan pendatang. Di sana terjadi komunikasi yang harmonis di tengah perbedaan yang cukup kental.

Di sana p**a terjadi pertukaran informasi mengenai hal-hal yang dibawa dari pesisir dan pegunungan. Pasar itulah pusat informasi teraktual bagi warga setempat yang belum mengenal sarana komunikasi modern.

Pasar Wae Kesambi adalah sisi lain yang eksotis dari Labuan Bajo, di balik Pulau Padar yang populer dan keberadaan komodo yang mendunia. Di sinilah Labuan Bajo hidup, nyata. Di sinilah potret realitas yang sebenar-benarnya.

Like, Share, comentnya di tunggu ya

19/12/2018

Hayoo, mau punya Mental yang Mana?

05/12/2018

5 JENIS TAS YANG PALING EFEKTIF BUAT DIBAWA TRAVELING
Jangan sampai salah bawa tas ya


Libur lebaran di depan mata. Kamu sudah berencana traveling ke mana nih?
Di manapun rencana perjalananmu, pastikan tas yang kamu pakai nyaman dan gak mengganggu perjalanan ya.
Lebih bagus lagi kalau malah bisa memperlancar acara jalan-jalan.
Mau tahu jenis tas apa aja yang paling pas buat dibawa traveling nanti? Cek 5 pilihannya di bawah ini ya!

1. Koper

Koper memang udah jadi piihan tas traveling bagi sejuta umat. Terutama mereka yang membawa banyak barang dan gak mau repot menjinjing tas kesana kemari.
Ya apalagi kalau bukan karena tambahan roda yang memudahkan koper buat dibawa. Ditambah lagi koper lebih aman karena ada passcode yang menguncinya. Traveling makin aman dan nyaman.

2. Ransel/Carrier

Buat yang ingin backpacker atau gak ingin bawa banyak barang, sebaiknya gunakan tas ransel/carrier ya daripada tas jinjing.
Selain lebih aman dan nyaman buat dibawa-bawa, memakai ransel juga gak bakal bikin tubuhmu encok sebelah setelah menjinjing tas dengan salah satu tangan.
Pun ransel praktis banget dipakai ke mana-mana.

3. Waist bag/belt bag

Tahu kan tas pinggang yang lagi trend ini. Entah itu belt bag atau waist bag, ternyata bisa banget jadi pilihanmu saat melancong.

4. Travel bag sets

Travel bag sets ini beguna banget buat memudahkanmu mengatur barang di dalam koper atau ransel sesuai dengan jenisnya.
Biasanya travel bag sets ini terdiri dan 6 pouch dengan varian ukuran yang berbeda dan bisa kamu pakai untuk tempat makeup, laundry, peralatan mandi, baju bersih, dll.

5. Sling bag

Selain waist bag/belt bag, kamu juga sah-sah saja kok mengenakan mini sling bag untuk menyimpan barang-barang penting.

Selain waist bag/belt bag, kamu juga sah-sah saja kok mengenakan mini sling bag untuk menyimpan barang-barang penting.
Namun pastikan tas yang kamu pakai kuat dan gak gampang putus atau jebol ya. Dijamin jalan-jalan makin asyik dan seru tanpa ribet

JENIS - JENIS KAPAL DI PULAU KOMODOSebelum Kamu liburan ke Labuan Bajo, ada baiknya Kamu tau tentang jenis jenis kapal d...
27/11/2018

JENIS - JENIS KAPAL DI PULAU KOMODO

Sebelum Kamu liburan ke Labuan Bajo, ada baiknya Kamu tau tentang jenis jenis kapal di Pulau Komodo. Ada beberapa macam jenis kapal yang bisa Kamu gunakan untuk sailing ke Pulau Komodo. Yang pasti setiap jenis kapal harganya beda lho.



Jenis Jenis Kapal Di Pulau Komodo
Sailing Komodo adalah kegiatan yang berarti berlayar di Taman Nasional Komodo yang berisikan p**au-p**au indah dan dibatasi dengan perairan laut biru Pulau Komodo. Untuk dapat menyebranginya kamu bisa sailing menggunakan Kapal yang tersedia di Labuan Bajo Pulau Komodo. Ada beberapa Pilihan Kapal untuk kamu yang ingin melakukan sailing di Pulau Komodo. Pilihan Kapal yang beraneka jenis tentu akan mempengaruhi biaya pengeluaran kamu selama berlibur di Pulau Komodo. Yuk mengenal Jenis Kapal di Pulau Komodo.

Kapal merupakan hal yangLumrah untuk dijadikan Transportasi laut menyebrangi p**au ataupun sungai. Begitupun di Pulau Komodo, untuk menyebranginya kamu sangat membutuhkan kapal. Kamu dapat menemui kapal di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur yang merupakan gerbang awal untuk memasuki kawasan Taman Nasional Komodo. Beragam Pilihan Kapal seperti Kapal Ac, Kapal Fan, Kapal Phinisi, Kapal Opendeck hingga Seed Boat merupakan kapalyang dapatkamu gunakan untuk Transportasi di Pulau Komodo.

Fan Boat merupakan kapal yang memiliki panjang sekitar 15-23 meter denan lebar 4 meter dan kapasitas maksimal sekitar 8 orang. Lapal Fan Pulau Komodo menawarkan harga yag relatif murah dengan kamar yang tersedia kurang lebih 2-3 kamar didalamna. Sesuai dengan jenis kapalnya, Kapalini menyediakan kipas di setiap Kamarnya sebagai alat pengadem kamu selama melakukan sailing p**au Komodo.

Kapal Ac atau AC Boat merupakan kapal yang laris digunakan untuk kegiatan Sailing Komodo. Kapal AC Boat umumnya memiliki Panjang 18-25 Meter dengan luas 3-4 meter. Kapal AC Boat dapat diisi sekitar 8-12 orang untuk perjalanan. Kapal yang tersedia AC di masing-masing kamarnya menjadi salah satu kapal yang paling diminati untuk perjalanandi Pulau Komodo. Kapal AC Komodo ini juga dapat menampung hingga ribuan liter air bersih yang dapat kamu gunakan untuk mandi dan keperluan lainnya selama di kapal. Maka dari itu kapal ini sangat di rekomendasikan untuk perjanlanan 3 hari 2 malam dengan jumlah peserta sesuai dengan kapasitas kapalnya.

Phinisi Boat adalah jenis Kapal mewah layaknya kapal pesiar untuk perjalanan. Kapal Phinisi Pulau Komodo memiliki banyak pilihan dengan panjang sekitar 30-40 Meter membuat kapal ini sangatlah luas untuk perjalanan kamu. Phinisi umumnya memiliki 3-5 kamar dengan jumlah kapasitas orang sekitar 12 orang. Kapal Phinisi sangat nyaman dengan beragam Fasilitas layaknya kamu menginap di hotel berbintang tetapi sedang berjalan di laut. Kapal Phinisi dapat menampung puluhan ribu liter air bersih yang dapat kamu gunakan untuk mandi dan sebagainya. Kapal Phinisi sangat direkomendasikan untuk perjalanan 4 hari 3 malam dengan tingkat kenyamanannya yang memang sangat nyaman. tetapi untuk menyewa kapal jenis ini memang sangatlah mahal tetapi menyajikan fasilitas yang sanagt sesuai dengan harga yang kamu bayarkan.

Open Deck merupakan kapal yang memiliki panjang sektar 20 meter dengan lebar 3 meter.Open deck merupakan kapalyang tidak ada kamar didalamnya namun tetap memiliki ruangan untuk beristirahat secara terbuka. dengan kapasitas sekitar 12 orang didalamnya. Kapal ini sangat direkomendasikan untuk kamu yang ngetrip ke Pulau Komodo dengan waktu sailing 1 hari selain budget nya yang lebih murah kapal ini akan membuat kamu lebh menikmati perjalanan di Lautan Pulau Komodo.

Sumber : Tripinto
www.tripinto.co.id

Yuk... like, share and coment !
Tags :
labuan bajo | p**au komodo | komodo tours | p**au padar | p**au flores | taman nasional komodo | p**au kanawa | labuhan bajo | wisata p**au komodo | p**au rinca | sata flores | wisata komodo | wisata labuan bajo | paket wisata labuan bajo | paket wisata p**au komodo | bandara labuan bajo | hotel di labuan bajo | wisata ke p**au

TRAVELING KE LABUAN BAJO, 5 BENDA INI MESTI DI BAWA PARA CEWEKBintang.com, Jakarta Dua hingga tiga tahun lalu, Labuan Ba...
20/11/2018

TRAVELING KE LABUAN BAJO, 5 BENDA INI MESTI DI BAWA PARA CEWEK

Bintang.com, Jakarta Dua hingga tiga tahun lalu, Labuan Bajo mungkin tak jadi tempat di mana angan perjalanan memukau berlabuh. Berada jauh di Nusa Tenggara Timur, wilayah ini seakan mengisolasi diri dari mata terlalu banyak turis. Namun kini, kawasan di barat Flores ini malah jadi salah satu destinasi populer di Indonesia.

Dengan biru laut berbatas p**au-p**au yang punya topografi unik, air terjun menawan, juga gua-gua magis, wajar bila akhirnya banyak traveler tertarik datang ke Labuan Bajo. Apakah kamu salah satunya? Bila iya, maka jangan sampai tak melakukan ragam persiapan sebelum singgah. Ya, sebagaimana perjalanan pada umumnya, rencana pun jangan absen di kunjungan ke Labuan Bajo.

Tak perlu bingung dan gundah, lantaran persiapan yang dilakukan pun cukup ringkas (kamu mesti tetap pack light, bukan?). Supaya perjalanan tetap menyenangkan nan mengasyikkan hampir di sepanjang waktu, barang-barang ini yang semestinya jangan sampai tertinggal. Girls, packking dan langsung pergi ke Labuan Bajo, yuk!

Pakaian. Soal pakaian, tak disarankan untuk memakai atasan maupun bawahan dengan bahan tebal. Ingat, Labuan Bajo itu kota pesisir. Jadi, udara di sana cukup panas. Kenakan bahan pakaian yang tak terlalu tebal, namun tetap bisa melindungi kulit. Lagip**a, banyaknya aktivitas air di sini membuat pakaian berbahan tipis jadi lebih cepat kering.

Melindungi Kulit

Sunblock. Kembali ke faktor Labuan Bajo adalah kota pesisir dengan udara yang cukup panas, kalau kamu nggak mau jadi kepiting rebus a.k.a. terbakar a.k.a. kulit merah-merah semua, sebaiknya pakai sunblock. Memang nggak menjamin sih, tapi setidaknya kamu sudah berupaya memproteksi diri. Kalau sampai terbakar, bukan hanya penampilan jadi kurang bagus, namun juga bisa menimbulkan ragam penyakit.

Dry bag. Hujan sering kali terjadi di beberapa destinasi yang berada di wilayah pegunungan, Cunca Rami misalnya. Jadi, membawa dry bag adalah keharusan untuk mengamankan gadget. Selain air hujan, tas ini juga nantinya bisa melindungi gadget-mu dari air laut. Ketimbang nanti menyesal, sebaiknya bawa saja deh.

Air mineral. Jangan kalah sama bule yang sangat concern sama kebersihan destinasi traveling di Indonesia. Selain nggak buang sampah sembarangan, langkah lain yang bisa kamu lakukan adalah dengan bawa air mineral di botol sendiri. Selain menjaga lingkungan dari sampah plastik, kamu juga jadi sudah punya persiapan supaya nggak dehidrasi saat trekking di Labuan Bajo.

MENGENAL 4 KAMPUNG ADAT DI FLORES, NAMUN SATU KAMPUNG TINGGAL KENANGAN  Pulau Flores merupakan salah satu wilayah Indone...
13/11/2018

MENGENAL 4 KAMPUNG ADAT DI FLORES, NAMUN SATU KAMPUNG TINGGAL KENANGAN


Pulau Flores merupakan salah satu wilayah Indonesia yang masih sangat alami di Nusa Tenggara Timur.

Flores menjadi salah satu objek wisata yang sangat menarik karena memiliki paonorama alam, budaya, serta masyarakatnya yang masih tradisional.

Salah satu objek wisata yang ada di sana adalah Taman Nasional Kelimutu, Pulau Komodo, Labuan Bajo dan masih banyak lagi.

Taman wisata alam 17 p**au yang ada di sana juga tak kalah indah.

Bahkan di Pulau Rutong, kamu bisa menemukan kawanan kelelawar yang berjumlah ribuan.

Namun, tak hanya itu, di Flores juga terdapat kampung adat yang sangat terkenal dan banyak dikunjungi turis lokal sampai mancanegara.

Berikut ini 4 kampung adat yang ada di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

1. Kampung Adat Bena

Kampung adat ini menjadi tempat yang paling tersohor di Pulau Flores.
Banyak wisatawan dari Labuan Bajo yang melanjutkan perjalanan ke Kampung Adat Bena.
Berbagai pengalaman dari masyarakat adat di sana akan didapat di Kampung Adat Bena.
Kampung adat Bana sangat cocok untuk kamu para pecinta kopi.
Hal ini disebabkan kampung adat ini juga terkenal sebagai sentra penghasil kopi bajawa berkualitas tinggi.

2. Kampung Adat Tololela

Kampung adat yang satu ini lebih dikenal sebagai sentra penghasil alat musik tiup dari bambu, bombardom.
Bahkan, alat musik tersebut mendapatkan penghargaan dari Muri tepatnya pada tahun 2015 lalu.
Penghargaan tersebut diperoleh setelah 500 peniup musik bombarom menampilkan aksi mereka dengan alat musik tradisional tersebut.
Pasalnya jiwa musik di sana diwariskan oleh nenek moyang yang merupakan leluhur dari masyarakat Ngada di Kampung Adat Tololela.

3. Kampung Adat Gurusina

Kampung Adat Gurusina terletak tidak jauh dari Kampung Adat Bena dan Tololela.
Hanya saja untuk menuju ke kampung adat Gurusina pengunjung harus melakukan pendakian terlebih dulu.
Di tengah kampung terdapat jejeran batu megalitik yang membuat kampung ini semakin menarik.
Namun sayangnya belum lama ini, tepatnya hari Senin, 13 Agustus 2018 rumah-rumah yang terbuat dari bambu beratap alang-alang ini terbakar.
Dilansir dari laman kompas.com, ada sebanyak 27 rumah adat yang terbakar dan hanya tersisa 6 rumah.

4. Kampung Adat Wae Rebo

Wae Rebo adalah kampung adat satu-satunya yang tersisa di Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
Kampung ini mempunyai tujuh rumah adat atau mbaru niang yang masih ditinggali oleh warganya.
Untuk menuju kampung ini, pengunjung harus berkendara delapan jam dari Labuan Bajo dan mendaki gunung sejauh 4 kilometer menembus hutan alam.
Wae Rebo berada di antara pegunungan dan sangat indah
di waktu pagi karena berselimut kabut.
Pada waktu malam hari, kamu juga bisa menikmati indahnya gugusan bintang karena lokasinya yang jauh dari keramaian dan minim polusi udara.(*)

Sumber : Novita Desy Prasetyowati

PILIHAN TRANSPORTASI MENUJU LABOAN BAJO DAN PULAU KOMODO.Kami akan memaparkan beberapa opsi menuju Labuan Bajo dan Taman...
06/11/2018

PILIHAN TRANSPORTASI MENUJU LABOAN BAJO DAN PULAU KOMODO.

Kami akan memaparkan beberapa opsi menuju Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo sesuai dengan dana, waktu, dan keinginanmu.

Menyaksikan keindahan Pulau Rinca dan Pulau Padar hasil berbagi di media sosial, membuat banyak orang ingin menikmati secara langsung salah satu ikon wisata alam di timur Indonesia tersebut. Mereka yang sudah pernah kesana sekalipun, rela kembali untuk bisa menikmati cantiknya matahari terbit dan tenggelam ditemani deru ombak dengan pasir pink yang lembut.

Bagaimana caranya ke Pulau Komodo?

Terdapat 3 pilihan transportasi yang bisa mengantarmu ke Labuan Bajo dan Pulau Komodo lewat darat, laut, dan udara.

Pesawat Terbang
Dalam tiga tahun terakhir, banyak maskapai lokal maupun internasional yang membuka jalur penerbangan ke Labuan Bajo. Penerbangan langsung Jakarta ke Labuan Bajo bisa dilakukan dari Bandara Internasional Soekarno Hatta di Jakarta (CGK). Sedangkan dari kota lain di Indonesia, atau dari luar negeri, pesawat akan transit di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali (DPS).

Penerbangan langsung dari Jakarta ke Labuan Bajo memakan waktu 2 jam 30 menit, dan tersedia setiap hari. Harga tiket yang ditawarkan mulai dari 1,2 juta rupiah untuk satu kali perjalanan. Jika kamu memiliki budget lebih atau tak punya banyak hari untuk dihabiskan di perjalanan, berangkat menuju Labuan Bajo dengan pesawat bisa menjadi pilihan utama.

Maskapai yang melayani penerbangan langsung menuju Labuan Bajo adalah Garuda Indonesia dan Batik Air.

Jika kamu berasal dari Ende atau Kupang, terdapat beberapa maskapai yang melayani penerbangan ke Labuan Bajo, antara lain Garuda Indonesia dan Wings Air. Waktu tempuhnya 1 jam dari Ende dan 2 jam dari Kupang.

Bus
Salah satu kelebihan bepergian lewat jalur darat ke Pulau Komodo adalah kesempatan menikmati pemandangan indah selama perjalanan, terutama ketika memasuki Mataram, Taliwang, Sumbawa Besar, Bima sampai ke Pelabuan Sape. Jika berniat menggunakan bus sedari awal perjalanan, kamu bisa memilih menggunakan bus dari Jakarta atau kota lain di p**au Jawa yang menuju Bali. Perjalanan menuju Labuan Bajo dan Pulau Komodo menggunakan bus biasanya memang dimulai dari Bali. Lebih dari itu, perjalanan yang terlalu panjang akan melelahkanmu dan bisa menghabiskan energimu sebelum sampai di tujuan.

Dari Denpasar, ada PO (Perusahaan Otobus) yang langsung menyediakan perjalanan menuju Labuan Bajo, yaitu Tiara Mas. Keberangkatannya langsung dari Kantor Cabang Tiara Mas di Jl. Gn. Agung No.130, Tegal Kertha, Denpasar. Dengan tiket seharga 600 ribu rupiah, kamu tak perlu berganti kendaraan untuk sampai ke Labuan Bajo. Harga tersebut sudah termasuk tiket penyebarangan kapal Pelni dan 1 kali makan. Lama waktu tempuh kurang lebih 24 jam dengan jarak tempuh 720 kilometer.

Selain perjalanan langsung, kamu juga bisa memilih bus menuju Sumbawa Besar atau Bima dari terminal Ubung, Denpasar. Harga tiketnya mulai dari 250 - 450 ribu rupiah. Lalu, perjalanan dari Bima dilanjutkan menggunakan bus ¾ atau Elf selama 1 jam sampai ke Pelabuhan Sape dengan biaya 20-30 ribu per orang.

Dari pelabuhan Sape ke Labuan Bajo, setiap harinya hanya ada satu kali keberangkatan kapal feri, pada pukul 8 pagi WITA.

Laut
Jalur laut menjadi alternatif menarik untuk menuju Labuan Bajo dan Pulau Komodo. Pelni menjadi pemain tunggal akses ini untuk kapal besar. Kamu bisa berangkat dari Bali atau Makassar. Jika berangkat dari Bali (Benoa), dengan harga tiket Rp228.800 (berdasarkan website resmi Pelni saat artikel ini dibuat), kamu bisa sampai di Labuan Bajo dalam 36 jam dengan KM. Tilongkabila.

Lewat Makassar, perjalanan bisa lebih cepat yaitu selama 18 jam saja, dengan harga tiket 176.500 rupiah untuk satu orang dewasa. Perhatikan jadwal keberangkatannya, ya. Tak setiap hari ada perjalanan laut menuju Labuan Bajo. Kamu bisa mengunjungi situs resmi Pelni di www.pelni.co.id untuk informasi jadwal dan harga tiket kapal.

Ada juga pelayaran menuju Labuan Bajo yang digabung dengan paket perjalanan atau live on board dari Bali atau Lombok, selama 4 hari. Salah satu contohnya bisa dilihat di sini. Ini opsi menarik. Dengan waktu perjalanan yang lebih lama, kita leluasa menikmati pemberhentian di tempat-tempat yang tidak bisa diakses lewat darat. Selain itu, di atas kapal, kita juga bisa berkenalan dengan teman-teman sepelayaran.

Jika belum terbiasa melakukan perjalanan laut yang panjang, ada baiknya kamu menyiapkan obat anti mabuk atau bekal makanan ringan selama perjalanan.

Tak banyak kegiatan yang bisa dilakukan di atas kapal. Buku bisa menjadi teman baik menghabiskan waktumu, atau beranikan dirimu untuk menjalin pertemanan baru dengan sesama penumpang. Ini akan menambah bumbu cerita perjalananmu.

STATUS KINI

Jumlah kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo dari Januari sampai Oktober 2017 tercatat sebanyak 105 ribu pengunjung. Peningkatan jumlah kunjungan ke Labuan Bajo dan Pulau Komodo diprediksi akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan Menteri Pariwisata Indonesia Arief Yahya, menargetkan 500 ribu pengunjung di tahun 2019. Untuk mewujudkan hal tersebut, Kemenpar Bersama Gubernur NTT telah menyiapkan program 3A (Atraksi, Akses, dan Amenitas).

Dengan semakin dikenalnya Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo, akses menuju tempat ini memang semakin terbuka. Darat, laut, atau udara—tinggal pilih saja mana yang paling menarik buatmu!

Semoga bermanfaat !

Sumber : Redaksi WeWereHere

7 PANTANGAN INI HARUS DIPATUHI SAAT BERTEMU KOMODO, Jangan Dilanggar!Jangan ambil risiko dehMau melancong ke Labuan Bajo...
24/10/2018

7 PANTANGAN INI HARUS DIPATUHI SAAT BERTEMU KOMODO, Jangan Dilanggar!

Jangan ambil risiko deh

Mau melancong ke Labuan Bajo untuk berjumpa dengan komodo saat liburan nanti? Sudah siapin apa aja nih? Selain menyiapkan mental dan stamina, lantaran jalur tracking-nya lumayan berat, sebaiknya kamu memperhatikan beberapa pantangan.

Menurut ranger atau guide yang ditemui IDN Times di Pulau Rinca pekan lalu, ada beberapa hal yang harus kita ketahui selama bertemu komodo, demi keselamatan diri. Seperti yang kita ketahui, Pulau Rinca merupakan habitat terbesar komodo di kawasan Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo. Simak ulasannya ya!

1. Tak boleh jalan sendirian sepanjang jalur tracking

Di Pulau Rinca dan Pulau Komodo, kadal raksasa itu hidup bebas. Ia berkeliaran di mana pun. Maka dari itu, kita tak boleh berjalan sendiri atau jauh-jauh dari ranger. Hal tersebut untuk mengantisipasi terjadinya serangan mendadak dari komodo.

2. Dilarang mengacak-acak sarang telur komodo

Kalau ada lubang atau gundukan di sepanjang jalur pendakian, itu berarti jadi sarang komodo atau tempat mengerami telurnya. Telur komodo memang ditanam di dalam tanah. Pelancong yang mengacak-acak sarang akan memantik kemarahan komodo.

3. Jarak aman 3-5 meter

Wisatawan memang gak boleh terlalu dekat dengan komodo. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi serangan mendadak. Sebab, komodo punya sifat darah dingin seperti ular, yang tampak kalem, tapi nyatanya sedang mengincar mangsa.

Komodo juga s**a menyerang tiba-tiba. Kecepatan berlarinya 20 kilometer per jam. Karena itu, sebaiknya kamu membatasi jarak 3-5 meter dengan komodo.

4. Pelancong yang sedang haid tak disarankan melihat komodo

Komodo mencium wangi mangsanya melalui lidah. Penciuman tersebut sangat sensitif. Kalau sudah mencium bau darah, ia akan terpantik lapar.

Oleh karenanya, wisatawan yang sedang datang bulan tak disarankan mengunjungi komodo. Kalau pun sudah telanjur datang, mereka harus menginformasikannya kepada ranger.

Lalu, ranger akan menguji coba dengan mengajak wisatawan tersebut mendekat ke komodo. Kalau seekor komodo mencium, wisatawan harus balik arah, tak boleh melanjutkan perjalanan ke p**au.

5. Dilarang berlari dan berteriak

Wisatawan yang datang ke Pulau Rinca atau Pulau Komodo tak boleh membuat gerakan tiba-tiba atau mengeluarkan suara mengejutkan. Hal ini akan membuat komodo marah.

Dikhawatirkan, kadal raksasa itu akan menyerang dan membahayakan. Saat panik pun, wisatawan tetap kudu tenang, tak boleh memperkeruh suasana.

6. Tak boleh mengayun-ayunkan selendang, botol, atau tas selempang

Kalau datang ke p**au tersebut, sebaiknya pakai tas ransel. Lantas, simpan dulu selendang di dalam tas. Dan, jangan pernah mengayun-ayunkan botol minum. Sebab, komodo akan menganggap benda yang terayun-ayun itu adalah mangsanya.

7. Tak boleh membawa makanan dan memberi makan

Sekali lagi, penciuman komodo terhitung sangat sensitif. Bila mengendus wangi makanan, ia akan datang. Kalau jalan-jalan ke p**au tersebut, kita tidak disarankan membawa makanan dengan aroma berlebihan. Tidak boleh p**a memberi makan pada hewan berwarna cokelat itu.

Semua pantangan ini harus dipatuhi demi keselamatan. Jangan sekali-sekali melanggar hanya ingin membuktikan kebenaran reaksi komodo ya.

Sumber : IDN Times
Hanum Putri Anjani

Address


Telephone

0858 8898 9488

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Tour Labuan Bajo posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Tour Labuan Bajo:

Videos

Shortcuts

  • Address
  • Telephone
  • Alerts
  • Contact The Business
  • Videos
  • Claim ownership or report listing
  • Want your business to be the top-listed Travel Agency?

Share