Jalan Dhoho ini layaknya Jalan Malioboro di Yogyakarta, namun versi Kediri. Berbagai pertokoan berjajar sepanjang Jalan Dhoho. Ada toko pakaian, aneka kerajinan, dan swalayan. Tidak lupa berbagai makanan khas Kediri juga terpampang di sepanjang jalan ini. Nah, setelah Anda puas berbelanja, Anda bisa istirahat santai di pinggir Jalan Dhoho sembari memesan nasi pecel tumpang pincuk. Sambil makan nas
i pecel tumpang kita bisa menikmati lalu lalang kendaraan yang berjalan lambat di sepanjang Jalan Dhoho. Pecel tumpang Jalan Dhoho biasanya mulai digelar pukul 21.30 - 02.30 WIB setelah pertokoan sepanjang Jalan Dhoho tutup, tapi ada juga yang mulai menggelarnya pukul 15.00 WIB. Jangan anggap bahwa pecel tumpang di sini disajikan di dalam ruangan lengkap dengan tempat duduk seperti apa yang kita bayangkan. Pembeli hanya disediakan tikar plastik atau karpet (lesehan) dan bebas memilih tempat duduk lesehan. Boleh di depan pertokoan yang tutup, trotoar maupun di manapun di sepanjang Jalan Dhoho. Para penjual pecel tumpang pun tidak memiliki bedak (lapak). Mereka menggelar dagangannya di depan pertokoan dengan bermodalkan pikulan dan tempat seadanya. Walaupun tempat pedagang antara satu dengan lainnya saling berdekatan, namun mereka sama-sama laku dan memiliki penggemar fanatik. Para penikmat pecel tumpang fanatik itu seringkali datang hanya untuk bersantai dan menikmati makanan khas Kediri ini. Menu yang disajikan pun beragam, sesuai dengan selera pembeli. Ada yang s**a dengan nasi pecel, nasi tumpang maupun nasi campur (campuran antara tumpang dan pecel). Cara penyajian sambal tumpang pun tak jauh beda dengan cara penyajian sambal pecel, yaitu dengan nasi yang di atasnya di beri aneka lalapan atau sayur-mayur yang telah direbus terlebih dahulu lalu disiram dengan sambal tumpang dan diberi rempeyek (peyek) sebagai pelengkap, bisa peyek kacang, peyek kedelai, atau peyek teri. Pecel tumpang ini disajikan dengan pincuk yang terbuat dari daun pisang. Anda bisa menggunakan sendok yang disediakan atau muluk (pakai tangan). Tidak perlu mengeluarkan banyak uang, untuk menikmati makanannya hanya mengeluarkan Rp. 5000,- Anda sudah mendapatkan satu pincuk pecel tumpang, 1 gelas teh anget atau es teh dan sisanya bisa untuk parkir. Tidak mahal bukan? Sambal tumpang terbuat dari tempe yang telah busuk (bosok). Tempe yang sudah membusuk ini dimasak dicampur dengan aneka bumbu seperti lombok atau cabe, bawang, garam dan bumbu dapur lainnya. Sambal tumpang memang terbuat dari tempe bosok, namun jangan keburu jijik, cobalah dulu rasanya, pasti akan membuat Anda ketagihan. Selamat mencoba kuliner malam sepanjang Jalan "Legendaris", Jalan Dhoho Kota Kediri, Jawa Timur. Sumber: JB