08/03/2024
TRADISI “Makmeugang” atau “Meugang” bagi masyarakat Aceh telah menjadi budaya. Meugang tetap dilaksanakan bagi masyarakat Aceh meskipun tidak menetap di negerinya.
Hal ini dilakukan sebagai rasa syukur dan ungkapan terima kasih atas kemakmuran negeri Aceh dalam menyambut hari-hari besar (suci) umat Islam.
Tradisi Meugang sudah dilaksanakan sejak ratusan tahun yang lalu. Tradisi ini dimulai sejak masa kerajaan Aceh Sultan Iskandar Muda (1607—1636 Masehi). Masa itu Sultan Iskandar Muda memotong hewan yang banyak lalu membagikannya kepada masyarakat. Makmeugang atau Meugang merupakan tradisi yang diawali dengan pemotongan sapi, kerbau, kambing, dan ayam, serta itik (bebek). Kebiasaan ini dilakukan ketika menyambut bulan Ramadan (dua hari sebelum Ramadan), atau menyambut hari raya Idul fitri, juga hari raya Idul adha.(wikipedia)
Kegiatan meugang memiki nilai religius dengan bersedekah atau saling berbagi sesama masyarakat yang memiliki kemampuan lebih kepada masyarakat kurang mampu. Ini sekaligus memupuk nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong.
Dan kini masyarakat Aceh tetap mempertahankan tradisi ‘Meugang” dengan memasak daging dan menikmatinya bersama keluarga dan yatim piatu sesuai kemampuan setiap masyarakat Aceh dalam menyambut bulan suci Ramadhan , hari raya Idul fitri & hari raya Idul Adha .