05/02/2020
Dalam perjalanan dari Babylon menuju hingga tibalah ke negeri jazirah Arab. Nabi Ibrahim Alaihissalam pun p**ang bersama istrinya Sarah, dari negeri Mesir menuju Syam. Sarah membawa serta Hajar; yang merupakan hadiah dari seorang raja zhalim
Sarah begitu riang gembira dengan keberadaan Hajar dan mencintainya. Sarah memberikan Hajar kepada Nabi Ibrahim (untuk dinikahi-red). Sehingga Hajar melahirkan putra Nabi Ibrahim Alaihissalam, yaitu Ismail. Lalu, Allâh Azza wa Jalla memerintahkan Nabi Ibrahim Alaihissalam untuk keluar bersama Hajar dan putranya ke Mekah, dan meninggalkannya di sana. Ini dengan tujuan, agar lembah yang diberkahi ini menjadi makmur dengan keberadaan mereka berdua. Nabi Ibrahim Alaihissalam bergegas menunaikan perintah Allâh ini. Beliau Alaihissalam keluar membawa dua orang terkasihnya menuju ke Mekah, di mana tak air di sana, tanah pun gersang dan tandus serta sepi tak berpenghuni.
Sekarang, mari kita dengarkan ucapan Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma yang menceritakan kepada kita tentang kisah ini. Ibnu Abbas Radhiyallahun anhuma berkata, “Pertama kali kaum wanita memakai ikat pinggang adalah karena (meniru) Ummu Ismail (Hajar); di mana ia memakai ikat pinggang untuk menghilangkan jejaknya dari Sarah. Nabi Ibrahim Alaihissalam membawa Hajar dan putranya Ismail –dalam keadaan Hajar menyusuinya- hingga Nabi Ibrahim Alaihissalam meletakkannya di tempat yang nantinya akan dibangun Baitullah; yaitu di dekat pohon besar di atas Zamzam, di atas bagian (yang nantinya berdiri di sana) masjid. Kala itu, di Mekkah tidak ada siapapun, dan tidak ada air. Nabi Ibrahim menempatkan keduanya di sana. Nabi Ibrahim pun meletakkan di dekat mereka sebuah geriba berisi kurma, dan wadah berisi air. Lalu Nabi Ibrahim membalikkan punggungnya untuk meninggalkan tempat tersebut. Hajar mengikuti Nabi Ibrahim dan berkata, “Wahai Ibrahim! Kemana engkau hendak pergi meninggalkan kami di lembah yang tak berpenghuni dan tak ada apapun di sini?” Hajar mengucapkan kata-katanya berulang kali, namun Nabi Ibrahim tidak juga menolehnya. Akhirnya Hajar bertanya, “Apakah Allâh yang memerintahkan hal ini kepadamu?” Nabi Ibrahim menjawab, “Benar.” Hajar menimpali, “Kalau begitu, Allâh tidak akan menyia-nyiakan kami.” kemudian Hajar kembali ke tempat semula.
Nabi Ibrahim Alaihissalam terus pergi, hingga ketika sudah berada di jalan pegunungan dan tidak terlihat lagi oleh Hajar dan putranya, Nabi Ibrahim menghadapkan wajahnya ke (tempat yang nanti akan didirikan-red) Baitullah, lalu beliau memanjatkan doa berikut dengan mengangkat kedua tangannya:
رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
Ya Rabb kami! sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, wahai Rabb kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. [ Q.S Ibrâhîm/ 14: 37]
Percayakan perjalanan ibadah dan Anda bersama dan hubungi kami ke:
________________________________________
Call us :
📲 admin 1 >>> 0811 214 8448
📲 admin 2 >>> 0812 2454 4028
📞 022-8885617
🏠 Jl. Brigjend Katamso No.11
________________________________________
Sumber : almanhaj.or.id