12/07/2022
ONO REGO ONO RUPO
Tulisan Tentang Grade Paket Haji
Nenek bilang, ono rego ono rupo. Money talk. Uang nggak bohong. Ini berlaku untuk banyak hal. Salah satunya di dunia travel haji.
Kenapa ada pembayaran yang beragam, toh prosesinya sama. Sama-sama thawaf, sai, wukuf, dll. Ya, prosesinya sama. Tapi fasilitasnya yang beda. Ini yang membuat haji seolah ada stratanya. Padahal bukan hajinya beda, tapi paketan hajinya yang tidak sama. Paham sampai sini?
Sama-sama haji tapi yang 1 pakai visa furodah tapi yang 1 pakai visa amil (pekerja), tentu akan beda angkanya. Sama-sama menggunakan visa furoda, yang 1 pakai hotel bintang 5 yang 1 nya pakai apartemen, pastilah gak sama biayanya. Sama-sama bintang 5 pun harus cermat. Hotel yang dipelataran haram atau hotel yang dekat di mata jauh di kaki?
Berikut komponen yang perlu diperhatikan dalam mempreteli paketan haji yang tidak menggunakan quota Kemenag.
1. Menggunakan haji apa?
Berhaji dengan menggunakan visa haji tentu beda dengan berhaji dengan menggunakan visa non haji seperti visa Amil, visa Ziarah, visa Turis, visa Event, dll. Sebagai gambaran, untuk visa haji tahun ini, biayanya visa dan masaer yang paling minim $9800 dan yang di last minites harga visanya ada yang mencapai $19.000! Visa saja itu. Belum masaernya.Sementara visa non haji, maksimal visanya hanya $4000.
Terpaut jauh yah angkanya?
Sama-sama pakai visa amil tapi ada yang ambil tasreh resmi dengan mengunakan jatah haji domestik atau visa amil tapi beli paket masaer ke maktab reguler, atau visa amil yang ngoboy tentu beda price.
Untuk berhaji dengan visa non haji akan saya bahas kemudian. InsyaAllah.
2. Pesawat yang digunakan apa?
Maskapai bintang 5 atau yang low cost? Pastilah beda harga antara pesawat berkode SV dengan maskpai bekode JT meski sama-sama direct flight. Maskapai langsung atau transit juga beda biaya. Yang transit 1x dan yang lebih dari itu juga pastilah beda harganya. Jadi, kalau ada travel yang buat brosur : pesawat G*ruda / Air*sia, berarti tour plannernya harus belajar lagi. Wkwkkw.
3. Hotel yang dipilih apa?
Sama-sama hotel bintang 5, tapi yang 1 di pelataran Haram, yang 1 lagi harus naik shuttle tentu beda harganya. Yang sama-sama di pelataran haram tapi yang 1 begitu keluar masjid langsung bisa masuk ke pintu Haram, yang 1 lagi dekat di mata jauh di kaki, gak heran kalau harganya gak sama.
Apakah menggunakan hotel transit yang sewa sendiri atau dari sistem juga mempengaruhi harga.
4. Paket Masaer yang diambil seperti apa?
Masaer adalah sebutan untuk tempat-tempat yang digunakan dalam prosesi di hari-hari haji. Yang temasuk masaer dalam hal ini adalah Mina, Arafah, dan Muzdalifah.
Ada yang fasilitas masaernya standar, seperti yang didapat oleh jamaah haji reguler. Arafah satu tenda besar dengan group lain, fasilitas kemah standar dengan kasur tipis, makan box, kemah tidak didekor, lokasi tenda di moasem, busnya sistem taradudi, atau yang mengambil fasilitas tenda dengan sofabed, selimut, makan prasmanan, seluruh lorong maktab dilapisi karpet dan dideesign cantik dengan bunga-bunga, tidak bercampur dengan group lain, lokasi dekat jamarat, dll? Atau malah tudak mengambil paket masaer dengan mendirikan tenda di dekat jabal rahmah, tidak mengambil tenda di Mina tapi gelar tikat di pinggir jamarat yang jika salah milih tempat akan diusir askar? Pastilah beda biayanya.
Beberapa penyelenggara mensiasati dengan mengambil paket Arafah yang VIP (kadang menu makan siangnya kambing guling. Udah kayak pesta deh! Wkwkkw), namun tidak ambil tenda di Mina karena sudah sewa penginapan di dekat jamarat, jadi bolak-balik saja. Tentu tidak sama biayanya.
5. Pembing/pendampingnya berangkat atau tidak?
Ini jadi salah satu komponen yang menyebabkan perbedaan biaya karena untuk memberangkatkan pembimbing dari Indonesia yang tidak punya izin tinggal di Saudi, tentu seharga memberangkatkan 1 org jamaah. Sama persis yang harus dibayar. Visanya tetap sama-sama bayar. Pesawat pun juga. Mungkin hanya di Land Arrangemennya yang masih bisa dimainkan. Sisanya sama persis!
6. Lamanya hari
Dalam berhaji sejatinya lamanya hari (periode) tidak signifikan selisih biayanya. Karena di musim haji itu, hotel menjual paketan. 14 - 20 15 -21 atau 16-22 dst. 16-22 maksudnya adalah paket hotel masuk tgl 16 keluar tanggal 22 dzulhijjah. Durasi stay di Mekkah nyaris sama. Di apartemen transit dan Madinah durasinya beda-beda tergantung tiket pesawat yang diambil. Yang ambil 8 hari madinah tentu beda dengan yang hanya 3 - 5 hari.
Namun lucunya, semakin ringkas periode perjalanan haji, semakim mahal harganya. Standar paketam haji non reguler itu 21 - 29 hari. Tapi yang ambik paket 14 hari justru lebih mahal. Kenapa? Karena melewati pakem. Tiket/hotel tidak ambil block-an yang sudah ada, tapi request khusus. Ini yang menjadikan lebih mahal
7. Fee marketing
Jika jual paket ke agen/marketing atau apalah namanya, mau tak mau harus ada hitungannya. Ada yang besar ada yang kecil. Beda-beda memang angkanya. Tapi variable ini jadi cost yang tidak terelakkan. Hari ini mau one man show? Sudah nggak zaman! Apalagi kalau mau travelnya berkembang, kamu nggak kan kuat kalau sendirian.
Jika ada travel yang bilang ini lillahi ta'ala, saya tidak ambil untung, maka yang jadi perantara tidak dapat bagi-bagi, ini justru jadi pertanyakan saya. Karena dari mana dia bisa gaji karyawan kalau bukan dari selisih? Come on, mengurusnya memang harus lillahi ta'ala. Tapi peluh yang keluar tetaplah dibayar secara profesional.
Saya belum nemu ada travel yang tidak ambil margin sama sekali. Jika para pembaca nemu travel yang tidak ambil margin, sampaikan padanya, segeralah tutup. Banyak cara lain tuk bersedekah. Bukan dengan jalan tanpa ambil margin lalu memadamkan periuk tetangga.
So, apakah berhaji dengan 250jt itu mahal atau murah? Jawabannya tergantung. Kasih tahu dulu speknya, nanti kami jawab. Yang jelas ono rego ono rupo.
Salam
Mbakbutet
Foto: hanya pemanis