Paguyuban Urang Banjar Patroman

Paguyuban Urang Banjar Patroman .…… Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ..……… Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ…..Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ ♥ Ƹ̵?

PADA RONA AWALNYA, MUSHOLLA DGN ALAT KOMUNIKASI MASSA BERUPA 'KOHKOL DAN BEDUG' DI AREA LAHAN BECEK "TJILEUNGTJANG" (188...
28/06/2021

PADA RONA AWALNYA, MUSHOLLA DGN ALAT KOMUNIKASI MASSA BERUPA 'KOHKOL DAN BEDUG' DI AREA LAHAN BECEK "TJILEUNGTJANG" (1882 - 1892)

Pada era akhir Abad 17 jelang abad ke 18, sebagai bagian dari masa pemerintahan penjajahan kolonial Belanda, status kota Banjar Patroman adalah masih status 'Keresidenan Sukapura Tasikmalaya' yg dikatagorikan sbg "Big Village" desa besar yg subur makmur dgn peran serta fungsinya sebagai pusat pelayanan utk distribusi, koleksi dan pusat produksi aneka hasil bumi dari daerah "Satelitnya" (desa-desa pinggirannya, daerah belakangnya).

Keberadaan Alun-alun dan Musholla di Banjar pada waktu itu, bisa dikatakan sebagai ruang terbuka hijau dan pendopo utk kepentingan 'rehat & meeting' para tetamu petinggi dari Dayeuh, serta para inohong/nonoman yg saleh, santri dan ustadz/zah.

Dahulu, kalau ada alun alun dipastikan ada area kandang kuda, karena alun alun selain utk kepentingan sosial budaya setempat, difungsikan juga utk kepentingan area penggantian atau peristirahatan Kuda pacu yg menarik kereta maupun pedati dan delman pejabat yg sedang melakukan tourni atau kunjungan kerja ke setiap daerah. Alun alun juga sbg area penggantia kereta box caravan pembawa surat surat dan logistik dari provinsi, kabupaten dan atau dari puser Dayeuh.

Ada alun-alun dan tadjugh utk solat, dzikir, dan ibadah lainnya bagi para "musafir" yg kebetulan para petugas, kurir, maupun ambtenar dan sais pembawa kereta kuda yg menarik sang "dunungan" Adipati, kaula bupati maupun sinuhun gobernorant" berikut Adipati sang boudigart-nya (ajudannya).

Ruang awal alun-alun dan Tadjugh tsb adalah rona ruang lahan becek di tengah lahan kebun campuran. Dan hampir lebih dari dua abad kemudian, Musholla atau tadjug tsb jadi Mesjid "Jammi" mesjid besar dgn nama Masjid Agung Banjar Patroman dan alun alun jadi ruang terbuka alias taman kota utk melengkapi kebutuhan "iconik Urban Design"

(Asgm dari sejarah Jawa Barat, Ir Kunto, dan tulisan Wa'Odeng Sanud, 2000)

DAHULU TIKAR 'SAMAK' DARI RAJAPOLAH TASIKMALAYA DIPASARKAN/ DIDAGANGKAN DI KOTA BANJAR PATROMAN (1950 - 1960)Benarkah za...
19/06/2021

DAHULU TIKAR 'SAMAK' DARI RAJAPOLAH TASIKMALAYA DIPASARKAN/ DIDAGANGKAN DI KOTA BANJAR PATROMAN (1950 - 1960)

Benarkah zaman 'baheula' itu Kota Banjar Patroman adalah dgn situasi dan kondisinya sbg kota yg tak pernah 'tidur'..???

Pada gbrn foto jadul tsb, di kawasan Jln. Buntu (sekarang jadi bagian dari Jln Jadimulya Bobojong) atau ujungnya jln Kantor Pos, setiap hari Sabtu dan Minggu selalu dijumpai beberapa pedagang Tikar atau Samak mendong dari Rajapolah Tasikmalaya.

Seperti kita ketahui bahwa tikar atau lajim orang Banjar menyebutnya 'samak' adlh bagian dari fasilitas tidur..!

Inilah secara tidak langsung disadari, bahwa mereka yg dari Rajapolah Tasikmalaya sdh masuk kedalam sketsa sosial utk mengkritisi halus bagi warga Banjar Patroman supaya jangan terlalu sering Begadang.... Tapi tidurlah sesuai waktunya....Dan belilah tikar spesial ini dari Rajapolah.....

Dan memang sejak di pertengahan Dasa Warsa 1975 - 1985an, kota Banjar Patroman sdh memenuhi ketentuan waktu tidur, ya tidurlah..! Jadi kota Banjar yg selalu tidur tak lagi kenal dgn kota yg tak pernah tidur, karena sumber masalahnya di stasiun kereta api tidak ramai lagi.. sdh jadi stasiun lintasan saja.

Di era thn 1990 - 2000an, sepertinya kota Banjar bagaikan kota 'yg bangun dari tidur' ... Begitu bangun tidur ! Penambahan jumlah penduduk pun meningkat dan pergeseran status wilayah.... Mulai dari status 'kotif' hingga jadi Daerah Otonomi Baru (DOB) kota Banjar Patroman thn 2002.

(Asgm dari wa'Odeng Sanud dan Kang Toha Sumardiman di Jelat Banjar Patroman, 12 Juni 2021)

OTTOBUS MELINTASI HUTAN "TJIKADOE - TJIAREN" YG MASIH BELUM ADA TANGGUL "TJITANDUJ" (1910 - 1920)Pada zaman baheula, ada...
15/06/2021

OTTOBUS MELINTASI HUTAN "TJIKADOE - TJIAREN" YG MASIH BELUM ADA TANGGUL "TJITANDUJ" (1910 - 1920)

Pada zaman baheula, ada istilah ottobus 'Caravan' alias mobil bisnya zaman baheula, yakni jamannya awal teknologi ottomotif dan mesin industri. Ottobus Caravan ini memiliki kapasitas muat (+/- )15 - 20 orang dgn gaya bagasinya nempel di bagian belakang. Namun kalau muat barangnya lebih banyak lagi, maka barang tsb bisa di letakan di bagian atas.

Lebel 'Caravan' adalah Lebel atau nama yg diambil dari istilah box besar yg ditarik oleh banyak kuda. (Disebut juga caravan sbg box gerobag niaga pada zaman tenaga kuda utk sarana transportasi).

Ottobus Caravan yg sdh menggunakan tenaga mesin, namun masih tetap standar kekuatan, tenaga dan kecepatannya selalu di ukur dgn kesetaraan jumlah tenaga kuda.

Ottobus Caravan alias mobil bis zaman baheula yg memiliki jelajah gerak kurang lebih dari 400 Km. Kecepatan maksimum masih 30 Km/jam. Dan ottobus Caravan tsb diatas adalah bis yg pertama utk jalur "Tasikmalaja - Djogdjakarta" yg melintasi jalur jalan (sekarang nama jalan Siliwangi utk Jabar - Jateng) hutan "Tjikadoe - Tjiaren" yg masih belum ada tanggul sungai Citanduy.

Pada dekade tahun 1925 - 1935an, ottobus Caravan sdh tergeser dan lahirlah ottobus yg memiliki kapasitas muat penumpang (+/-) 30 - 40 orang, namun tetap memiliki berat atau tonase beban bodynya cukup berat, shg pada zaman itu banyak body bis ada unsur kayu.

Pada kisaran tahun 1943 - 1950an, tepian Citanduy di Cikadu - Ciaren sdh dibangun tanggul dari tanah (waktu itu orang Banjar menyebutnya "Galengan Badag" dari tanah.

Namun pada p***a bencana bobolnya tanggul 1979 - 1980 (disebut juga 'rungkadna Galengan Badag'), dan pada era 1980 - 1988an, tanggul tsb dibangun dgn model tanggul konstruksi beton yg lebih kokoh dan kuat.

Seiring dgn telah dibangunnya konstruksi tanggul dan turap tepian 'gawir' Citanduy dgn beton, maka sekarang sdh banyak dijumpai aneka bus modern yg memiliki kapasitas penumpang yg banyak (50 - 70 orang) dan banyak bis antar kabupaten, antar kota dan antar provinsi, (Bis malam yg bergerak dan melaju pada malam hari utk Bandung - jogya, Bandung - Surabaya, dll) yg melintasi jalur Cikadu - Ciaren - Randegan.

(Asgm dari sejarah ottomotif di Jawa, tulisan Ir. Djefri Dana, hal 182 : cetakan Thn 2005)

MENUNGGU KEDATANGAN BPK "RADEN WEDANA" BANJAR KE KAMPUNG PATARUMAN. KISAH 'DEN WEDANA' HUSIEN YG LAGI BLUSUKAN ATAU "IDE...
08/06/2021

MENUNGGU KEDATANGAN BPK "RADEN WEDANA" BANJAR KE KAMPUNG PATARUMAN. KISAH 'DEN WEDANA' HUSIEN YG LAGI BLUSUKAN ATAU "IDER KAMPUNG" (1943 - 1950)

Pada zaman baheula, sebutan orang yg dihormati atau pemimpinnya selalu disebut dgn nama Bpk "Raden". Seperti halnya ketika pemerintahan Banjar masih status 'Kewadanaan' yg dipimpin oleh Wedana, maka disebutlah Bpk Raden Wedana atau bisa juga dipanggilnya : "Den Wedana".

"....Bewara kasadaya warga lan Baraya di ieu lembur, khususna di kampung Pataruman, kalayan umumna warga sakumna Kecamatan Banjar Patroman. Isuk pageto minggon ayeuna, Den Wedana Husien rek ider kampung......"

Begitulah sabda Bewara dari pejabat tingkat desa (Sekdes atau Jurtul) Pataruman. Dan....

"...Estu Bagea pisan ka Den Wedana Husien...! Kalayan haturkan wilujeung sumping ! Mangga diantos pisan, manawi tiasa nyandak parubihan...."

Itulah bagian dari bagian kata sambutan para "inohong Kampung Pataruman" zaman baheula.

Sebutan "Raden" juga bisa disematkan kepada para nonoman alias para pejabat kabupaten dan tokoh masyarakat setempat. Seperti Bpk Raden Efendi Hamara, Raden Ibing Kalyubi, Raden Roekmini atau den Komis, dll.

(Asgm dari kisah lama kenangan di Jalan Gudang Bjr Patroman, Mading kecamatan Banjar 1960).

MENUJU PERJALANAN "DOLAR" BANJAR - PANGANDARAN. DI BANJAR APA YG BISA DISIAPKAN SHG DI PANGANDARAN BISA PURNA LAYAN UTK ...
05/06/2021

MENUJU PERJALANAN "DOLAR" BANJAR - PANGANDARAN. DI BANJAR APA YG BISA DISIAPKAN SHG DI PANGANDARAN BISA PURNA LAYAN UTK MENDAPATI DOLAR.

Pintu utama masuk indo - internasional ke bagian dunia wisata (dunia bisnis wisata menyebutnya 'dollar tourism') adalah Jakarta. Kemudian jajakan awalnya masuk ke etalase teras wisata pada pesona 'Puncak', yg banyak ditawarkan keindahan alam dan budaya (villa, keindahan alam, c***r budaya, kulineri khas Bogor, Puncak, dan Cianjur).

Masuk ke ruang wisata pedalaman bumi Parahiyangan Jabar. Yaitu kawasan bumi Pasundan dan Bandung Raya dgn aneka obyek daerah wisata (ODTW) yg ada mulai dari c***r budaya, sejarah, vulcanologi, perkotaan, situs dan wisata buatan serta kulineri khas Pasundan.

Dan ruang koridor Jakarta, Bekasi, Kerawang, Purwakarta, Subang, Majalengka sampai Cirebon Raya yg bias dan atau linieritas dgn Pesisir Pantai Utara (Pantura) Jabar. Di Pantura inilah juga tdk sedikit ODTW nuansa sosial budaya, alam dan ODTW buatan lainnya yg ada.

Berikut masuk ke ruang etalase Jabar Timur Selatan yg bisa disebut juga Kawasan Priangan Timur (Priatim) yg memiliki ODTW alamnya mulai dari lepas Bandung Raya, Garut, Tasik, Ciamis, Banjar Patroman, hingga bias dan mendekati area pesisir bagian pantai Selatan Jabar di Pangandaran.

ODTW di bumi Parahyiangan tsb, semakin ke arah pesisir pantai selatan Jawa, kian banyak dijumpai keindahan alam dan keindahan "eistoria" (pertemuan daratan dan lautan, perbukitan Tunggilis, muara Majingklak, muara Karakas dan Curug taneuh).

Dlm "Geoposisi & Strategi Banjar" adalah Banjar Patroman sbg Kota yg posisi dan letaknya di persimpangan jalan atau di tepi jalur jalan Jabar - Jateng dan pintu jalur Banjar - Pangandaran.

Utk "Geoposisi Economik Banjar" adalah bisa dikatakan Banjar Patroman semestinya dan harus bisa memanfaatkan potensi posisi tsb yg didukung oleh Sumberdaya yg ada. (Di Banjar apa yg bisa dijual, atau di olah utk jadi ODTW buatan)

(Asgm dari kunjungan wisata Jabar 2017-2018, catatan diskusi dgn Wa'Odeng Sanud di Bandung 2018)

RONA AWAL KAWASAN PASAR ADALAH LAHAN "KEBON WARU". RUAS JLN YG MELINTASINYA DISEBUT JLN KEBON WARU, KEMUDIAN JADI JLN KE...
30/05/2021

RONA AWAL KAWASAN PASAR ADALAH LAHAN "KEBON WARU". RUAS JLN YG MELINTASINYA DISEBUT JLN KEBON WARU, KEMUDIAN JADI JLN KEHUTANAN DAN SEKARANG JADI JLN KI HAMARA

Tulisan majalah Sunda "Mangle" edisi bulan Februari 1960-1962, mengisahkan dlm Carita bersambung (carbung). Dlm cerita "hadapeun iuhna tangkal waru" (dibawah ademnya pohon waru).

Di bawah rindang dan ademnya pohon waru, banyak disitu berkunpul para 'pedagang dan penjual'. Ada salah satu kebon waru yg tersisa satu pohon di posisi sudut pasar Bjr Patroman zaman baheula (1900-1925).

Sebagai rona awal lahan keberadaan pasar Banjar zaman baheula. Awalnya dari beberapa warung atau lapak pasar kemudian tumbuh berkembang pesat shg kebon waru itu menjadi ruang dan kawasan Pasar Banjar Patroman seperti sekarang.

Ruas jalan (trace line) yg melintasinya adalah jalan yg dahulu populer dgn sebutan Jln Kebon Waru, karena memang di Kwsn itu dominan pohon waru serta ada juga Dapuran Awi (rumpun Bambu).

Dinamika perkembangan kawasan pasar tsb, kemudian ruas jalan itu dinamai jln Kehutanan. Karena ruas jalan yg cukup pendek ini menuju kawasan gudang perhutani dan "in take" kompa sbg in take pengambilan air Citanduy utk kepentingan "Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) dan gudang perhutani dahulu.

Dan perkembangan selanjutnya kawasan pasar Bjr Patroman ini kian pesat dan menginvasi pergeseran fungsi lahan-lahan disekitarnya, shg kawasan pasar Bjr ini memicu jadi kawasan Aglomerasi penduduk yg semakin memadat dan juga semakin meluasnya ruang dan lahan yg banyak peralihan fungsi lahan... Ruas jalan ini maka dinamai dgn Jln Ki Hamara....

Dari nama Jln Kebon Waru, kemudian jadi Jln. kehutanan di masa pemerintahan penjajahan Belanda dan masa perintahan Orde Lama sehingga melaju waktu ke zaman melinial ini, maka ruas jalan itu dinamai Jln Ki Hamara, sebagai penghormatan warga Bjr kepada sosok Bpk Hamara ..

(Asgm dari tulisan dan intisari carbung Majalah Mangle 1959, 1960,. 1962..)

LIFE OF "SHOPAHOLICS" , GEJALA AWAL UTK KONSUMERISME DI KOTA BANJAR PATROMAN JAMAN BAHEULA (1980 - 2005)"SHOPAHOLICS" ad...
24/05/2021

LIFE OF "SHOPAHOLICS" , GEJALA AWAL UTK KONSUMERISME DI KOTA BANJAR PATROMAN JAMAN BAHEULA (1980 - 2005)

"SHOPAHOLICS" adalah pecandu akut yg doyan belanja, alias senang shopping melulu tanpa memperhatikan atau tanpa fikir-fikir dahulu terhadap mana barang yg dibutuhkan dan yg tidak dibutuhkan, atau juga tanpa memilih dan memilah mana yg prioritas dan non prioritas.

Seperti Life of "Alcoholics" yaitu pecandu akut terhadap "miras" (minuman keras) yg memabukkan dan dlm perjalanan waktu tertentu akan terasa akibatnya. Yaitu jadi sakit lambung dan sakitan lainnya di bagian dalam tubuh kita.

Begitu juga "SHOPAHOLICS", lama-lama kepada batas waktu tertentu akan ada akibatnya: isi dompet menipis, dan ada keterpaksaan utk pinjam sana-sini, bahkan tidak sedikit yg terjerat oleh pelaku riba rentenir demi utk Life of SHOPAHOLICS itu.

SHOPAHOLICS adalah juga biang masalah tensi tinggi stress akut...! Apalagi kebiasaan 'Gali Lubang Tutup Lubang' utk dari hutang ke hutang....Dan pelesetan GBHN (Gaji Beak Hutang Numpuk) di kalangan PNS dan pekerja kantoran.

SHOPAHOLICS waktu itu jadi gaya hidup konsumerisme baru itu menjadi sesuatu hal biasa. Apalagi awal thn 1980an adalah era ketika kota Banjar Patroman banyak kaum Pendatang/ekspatriat dan tidak sedikit orang asing yg menetap sementara (sbg konsultan) pada pasca bencana banjir besar. Dan ada pelaksanaan "Blue Print" pemulihan kerusakan wilayah sungai Citanduy akibat bencana banjir.
(pelaksanaan itu dikenal dgn 'Procit' :Proyek Citanduy).

Mulai t era thn 1980an itulah banyak kaum pendatang/ekspatriat dan warga asing yg membawa gaya hidup SHOPAHOLICS dan gaya hidup lainnya menuju perubahan sosial budaya, yaitu jadi warga transisi dari kehidupan "Saba desa menjadi hidup saba-Shopalictic, alias perubahan rural perdesaan ke perkotaan yg nyaris melupakan hidup bertani.

Kota Cabe Rawit, tapi rasa pedasnya melebihi pedasnya Cabe Kriting...Biar kotanya kecil tapi pengeluarannya konon katanya cukup besar. Dan isue 'adem-adem' tapi mengejutkan karena di kota kecil ini juga ada pejabat-dan abdi negara yg koruptor akibat sifat dan gaya Shopaholics yg lama...

(Asgm dari saduran skripsi S2, mahasiswa sejarah di UGM asal Banjar Patroman, Juni 2005)

"BEAS ANYAR" , BERAS BARU PADA SAAT USAI MUSIM PANEN PADI DI BULAN JUNI - JULI  (1930 - 1950an) Pada zaman 'baheula' di ...
18/05/2021

"BEAS ANYAR" , BERAS BARU PADA SAAT USAI MUSIM PANEN PADI DI BULAN JUNI - JULI (1930 - 1950an)

Pada zaman 'baheula' di Kota Banjar Patroman ada istilah "Beas Anyar" (beras baru). Artinya beras yg ditumbuk (ditutu) dari padi 3-4 hari yg lalu hasil panen raya.

Ketika musim panen atawa musim 'gacong' di sekitaran setiap bulan Mei - Juni, banyak para buruh tani yg mendapati hasil gacongnya ditumbuk alias ditutu utk jadi beras. Beras inilah yg kemudian di jual (diical) di pasar Banjar Patroman...

Pemasok Beas Anyar kebanyakan dari daerah Langensari dan dari Pamarican, juga sesekali waktu ada penjualnya dari Batulawang dan Cimaragas.

Dahulu itu, Pasar Banjar Patroman sebagai pusat jual beli Beas Anyar. Kebanyak pedagang Beas Anyar, posisinya di sekitaran kawasan kompa dan di halaman samping Gedung Bioskop Kenanga, sesekali waktu juga ada di Jalan Buntu sekitaran pintu stasiun Kereta Api Banjar Patroman.

Beas Anyar alias beras baru tsb dipasarkan setiap usai panen raya (musim usai panen serentak waktu yg sama di sekitaran bulan Juni - Juli). Setiap bulan Mei-juni nya adalah masa waktu panen yg bersamaan dgn awal musim kemarau.

(Asgm dari tulisan Wa-Odeng dan Bpk Udju Djumarna di Cikulak Bjr Patroman, 2019)

IEDUL FITRI DAN MENANTI DI LANGENSARI Bersama pagi hari di Kota Langensari yg tak sendiri.// Akhirnya kami datang utk be...
12/05/2021

IEDUL FITRI DAN MENANTI DI LANGENSARI

Bersama pagi hari di Kota Langensari yg tak sendiri.// Akhirnya kami datang utk berbagi.// Menjadikan hidup lebih berarti, meski yg terkepal hanya sebiji.// Lalu kita akan berkeliling mencari mereka yg kehilangan empati. // Dikejar kemana tak akan menepi, bahwa kelak kita kembali tetap sendiri.

Seperti kelak juga tak ada janji sehidup & semati. // Mati dan pergi menemui sang khalik nyata akan sendiri. // Dan semua kealfaan bahkan dosa hingga amal-amalan pun dibawa semdiri-sendiri.

Kinipun kusendiri meski keramaian bagian kota Langensari, aku tetap menanti sambil apa yg bisa kunikmati. // Untuk setia dan memahami apa sudah atau akan terjadi di kota Langensati ini.

Di Langensari kutetap menanti kepada mereka yg p**ang rantau, tak mudik dan lalu lalang di ruas jalan Banjar - Langen yg singgah di pusat Kota Langensari.

Hati-hati bila lelah dan cape.... Singgahi dahulu utk menikmati apa yg ada & khas di Langensari .... Agar mereka yg menanti di Kota Langensari dapat berbagi rezeki .... Dan kemudian yg p**ang dari berbagai asal tempat baru pergi sendiri sendiri ....

Yang ditunggu adalah keluarganya yg juga sama sama menanti. // Seperti hal nya di Kota Langensari, kita tetap menanti ...// Untuk kawan dan sahabat Kota Banjar Patroman asli atau pendatang serta khususnya 'wong Langensari' .....

Maaf lahir dan bathin... Di hari Iedul Fitri ini.... Dan selamat atas kemenangan karena syaumnya utk menepis nafsu dan amarah hingga tak ada lagi bercak noda yg mengurangi segala pahala serta tak khusuknya aneka ibadah .....
(Asgm dari kenangan ketika bersama sahabat (alm) kang Judi dan (alm) Darodjatun (Atun) 2015 - 2016m)

RUMAH POTONG HEWAN (RPH) ATAU PAJAGALAN, YG DAHULU SATU KAWASAN DGN PASAR DAN TERMINAL BIS (1940 - 1960)Dahulu (1940-196...
17/04/2021

RUMAH POTONG HEWAN (RPH) ATAU PAJAGALAN, YG DAHULU SATU KAWASAN DGN PASAR DAN TERMINAL BIS (1940 - 1960)

Dahulu (1940-1960an), RPH atau pajagalan di kota Banjar Patroman, tempat dan lokasinya satu kawasan dgn pasar, terminal dan "intake" serta kolam penampungan air (kompa) dan tidak jauh dgn pergudangan perhutani.

Di lokasi pajagalan selalu ramai pedagang dan penjual sejak subuh dini hari hingga siang dan sore harinya, terlebih pada saat musim "marema" di bulan puasa dan saat jelang hari raya Iedul Fitri. RPH dan daerah sekitarnya, terutama pasar dan terminal bus, dipastikan sejak subuh tsb ramai orang dan penjual daging pun selalu cukup ramai marema.

Dahulu juga di RPH Banjar Patroman, ketika sapi yg dipotong utk jadi krakas ritaeled daging yg pertama ditunggu adalah "darah" dari sembelihan sapi. Darah tsb dibekukan kemudian dibuat kubus dan direbus hingga mengeras seperti bagian hatinya, shg disebut Marus. Marus juga disebu "ati beuheung". Marus dahulu dikonsumsi oleh sebagian warga Banjar dan juga dijadikan olahan yg khas yaitu "Gepuk Marus".

Nampak dalam foto jadul ini, seorang ibu membawa baskom usai menjual Marus ke warung makan yg dekat dgn pasar utk di jadikan Gepuk Marus bahkan ada juga yg dijadikan rendang Marus.

Dahulu memang warga setempat masih doyan Marus, tetapi jaman now Marus katanya jadi pakan ternak, khususnya lele Dumbo.

(Asgm dari Ibu Komalawati pedagang makanan /'asakan' di Pasar Banjar Patroman)

REMAJA MUDA ALIAS 'ABG' JAMAN BAHEULA (1955-1965), SEKARANG AKI DAN NINI ALIAS 'NIKI' ZAMAN NOWHanya tinggal beberapa pe...
27/03/2021

REMAJA MUDA ALIAS 'ABG' JAMAN BAHEULA (1955-1965), SEKARANG AKI DAN NINI ALIAS 'NIKI' ZAMAN NOW

Hanya tinggal beberapa personal saja anak remaja muda ABG jaman baheula (1955-1965) yg kita kenal, dan yg masih 'jumeuneng' di zaman 'now' ini. Yang lazim disebut Aki dan Nini atau 'NIKI'. Dan konon katanya yg tergambar dalam foto jadul tsb adalah remaja muda siswa SMPN (1) Banjar Patroman Tempo Doeloe pada era thn 1955 - 1965 (dari Group WA 'NIKI' acunt Bu Dade Sumarni dan acunt almarhum Darodjatun Hidayat).

Masih belum seragamnya baju dan celana umumnya bagi Sekolah Lanjutan Pertama (SLP), khususnya Siswa/i SMPN (1) Banjar Patroman Tempo Doeloe itu. Seragam sekolah dahulu hanya ditetapkan oleh sekolah itu sendiri.

Dari putih-putih, putih coklat, dan sampai pada ketetapan seragam putih - biru dan logo atau 'emblim' pas pada bagian saku bajunya utk siswa/i SMPN pada era thn 1970 - 1980 menjadikan ketetapan yang berlaku sampai sekarang.

Bisa dikatakan di era thn 1955 - 1965, utk siswa/i SMPN Banjar, adalah salah satu bagian dari generasi awal pelajar sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) di Banjar Patroman.

Sdh dipastikan remaja siswa/i SMP tsb, sekarang selain sdh udzur sepuh, juga tinggal sedikit keberadaan jumlahnya. Dan banyak juga deary atau buku tulisan pribadinya yg dimuat di PUBP ini, seperti dari alamarhum Abah Rusman Rukanda, (alm) Aki Emay, (alm) Bpk Aan Rohadi (ote), dll...

(Asgm, dari Group WA 'NIKI' pada acunt Bu Dade Sumarni, Totong Darsono, wa'Odeng Sanud, thn 2017 - 2019)

BISNIS HIBURAN HAJATAN DGN SEBUTAN ORGHAN TUNGGAL  MULAI DIMINATI WARGA KOTA BANJAR PATROMAN (1980 - 1992)Perangkat dan ...
16/03/2021

BISNIS HIBURAN HAJATAN DGN SEBUTAN ORGHAN TUNGGAL MULAI DIMINATI WARGA KOTA BANJAR PATROMAN (1980 - 1992)

Perangkat dan peralatan hiburan yg minimalis, tapi bisa memenuhi keserasian serta kelengkapan hiburan utk "bernyanyi" sekaligus meminimalis pengadaan panggung utk hiburan hajatan (nikahan, sunatan, dll)

Ide dasarnya konon dari bumingnya trend karaokean (1980an) ditempat tempat hiburan malam, kemudian berkembang dan tumbuh di panggung terbuka, shg banyak panggilan dan jadi "orderan" manggung dgn alat ORGHAN tinggal utk hiburan kendurian atawa hajatan nikahan atau hajatan lainnya yg memerlukan hiburan bernyanyi..

Semakin banyak panggilan orderan utk manggung maka semakin terasa hasilnya dan juga semakin mulai trendy hiburan tsb utk even kendurian di kota Banjar Patroman (1987 - 1990).

Konon katanya zaman sekarang hiburan Ortung sdh jadi kolobrasi dgn paket katering, panggung, dekorasi, dll. Inilah inovasi dan kreasi baru guna adaptasi ruang dan efisiensi dlm penyelenggaraan kendurian atau hajatan. Terlebih hajatannya di kawasan permukiman kota yg padat, maka konsep adaptasi ini diperlukan.

Dan memang kota Bjr yg sejak status kotip (1992an) gejala jenis hiburan tsb sdh banyak diminati, sampai pada Status Jadi Otonomi Kota mamdiri (2002), hiburan tsb kian tumbuh dan berkembang banyak artis artis amatiran setempat bermunculan...

(Asgm dari tulisan Bpk Taryan Suhaendi di dusun Balokang Banjar Patroman)

SELAMAT DATANG DI KOTA BANJAR PATROMAN, VIA RUAS JALAN NASIONAL JABAR - JATENG (1950 - 2004)Ruas Jalan Nasional (JL Brig...
05/03/2021

SELAMAT DATANG DI KOTA BANJAR PATROMAN, VIA RUAS JALAN NASIONAL JABAR - JATENG (1950 - 2004)

Ruas Jalan Nasional (JL Brigjen M Isa dan Jl. Siliwangi) itu, memang ruas jalan dan trace line yg paling tua. yaitu ruas jalan sdh ada sejak era inperium kerajaan Pajajaran dan Galuh. Dahulu disebutnya sebagai Jalan Tapak Kuda, dimana sarana transportasi masih menggunakan pedati dan gerobag yg ditarik kuda.

(1708 - 1892): Jalan tapak kuda (lebar badan jalan kurang dari 6 meter) ini dicirikan pada setiap jarak 5 - 7 Km dipastikan ada lapangan atau alun alun. Fungsi lapangan tsb dahulu sbg shelter penggantian kuda dan saisnya rehat atau nginap. Banyak dijumpai 'abdi Pati' (semacam pejabat tinggi kerjaaan Pajajaran dan Galuh) dan 'Kacura' (semacam gerobak besar atau trucknya yg di tarik oleh 4 - 8 ekor kuda untuk mengangkut barang 'upeti atau pajak' wilayah dari warganya) yang lalu lalang di ruas jalan ini.

Jalan tapak kuda ini hingga sampai jaman VOC pun masih digunakan utk lalin transportasi tenaga kuda hingga sampai sekarang jalan tapak kuda ini jadi trace jalan permanen utk jaringan jalan regional Jabar - Jateng.

Pada tahun 1950an jalan nasional ini masih memiliki lebar badan jalan 6 - 8 meter dgn konstruksi lapisan jalan pasir dan aspal.

Sekarang sejak 1950 - 1972an, lebar badan jalan sudah mengalami pelebaran badan jalan lebih dari 16 meter.

(Asgm dari tulisan Wa'Odeng Sanud di Jelat Banjar Patroman Maret 2018 yl).

DAHULU DIKENAL DGN MONOMEN NASIONAL (MONAS) TINGKAT DESA, MAKA DISEBUTLAH MONDES (1950 - 1970)Katanya Monas itu gagasan ...
27/02/2021

DAHULU DIKENAL DGN MONOMEN NASIONAL (MONAS) TINGKAT DESA, MAKA DISEBUTLAH MONDES (1950 - 1970)

Katanya Monas itu gagasan dan ide sang Proklamator Ir. Soekarno. Dan di era pemerintahan Orde Lama, Monas tsb jadi iya atau tidak untuk dibangun di tingkat desa, terutama di desa yang merupakan pusat kecamatan.

Yang jelas monomen tsb dibangun yg konon katanya memiliki jejak maupun kejadian yg bersejarah dalam lingkup kemerdekaan. Oleh karena itu Banjar Patroman di era thn 1950 - 1970 memiliki monas di desa pusat kecamatan Banjar. Entah ada atau tidaknya jejak sejarah perang kemerdekaan atau jejak patilasan para pejuang kemerdekaan.

Monomen Desa, dahulu orang Banjar nyebutnya Monas Mini yg dibangun selain memiliki latar belakang sbg daerah jejak patilasan pejuang kemerdekaan, juga dibangun dgn alasan sbg tanda Kilometer + 0 utk ruas jalan Banjar - Pangandaran - Parigi (ruas jalan ke Ciamis Selatan).

(Asgm dari tulisan Iwan Sunandar di Batulawang Banjar Patroman)

DI VIADEC, AKI AMINTA DAN AKI SOBIRIN MENANTI KERETA API YG MENGANGKUT PARA PENGUNGSI KARENA AGRESOR TENTARA BELANDA 194...
21/02/2021

DI VIADEC, AKI AMINTA DAN AKI SOBIRIN MENANTI KERETA API YG MENGANGKUT PARA PENGUNGSI KARENA AGRESOR TENTARA BELANDA 1948 - 1949

Agresi Tantara Belanda itu memang menyerang kota kota besar di Jawa, namun sesuai bewara petinggi TKR (sekarang jadi TNI) bahwa rakyat di desa dan kecamatan yg memiliki akses dan pengaruh besar terhadap perang di kota kota besar, terutama kota kecamatan yg di lintasi oleh Jalur rel kereta api, warganya supaya mengungsi dan jauh dari pusat kota... Karena jalur kereta api ini sbg sarana suplay kekuatan musuh utk ke tempat tempat yg bergejolak perang kemerdekaan...

Kota kewadanaan Banjar memang waktu itu banyak juga warganya yg mengungsi ke tempat tempat dimana yg sdh di tetapkan oleh satuan Siliwangi sejak longmach Bandung - Jugjakarta, tempat pengungsian tsb diantaranya daerah terdekat di Bojongkantong dan daerah yg paling jauh adalah di wilayah Keroya Jawa Tengah....

Waktu itu memang warga Banjar panik, meski kejadian baku tembak dan baku serang ada di sekitar wilayah kota kota besar. Oleh karena kepanikannya itulah warga Banjar juga banyak mengungsi sesuai dgn bewara para petinggi TKR...

Awal thn 1949 berakhirlah Agresi Belanda tsb, dgn kemenangan Tentara kita dan para pejuang pejuanglah yg mampu agresi Belanda tsb diusir alias Belanda yg kalah perang...

Usai sdh perang tsb, kini tinggal evakuasi kembali para pengungsi dari Banjar, dan aki Aminta serta aki Sobirin menanti anak, mantu dan Cucu... Penantian tsb di stasiun, terutama di VIADEC....

(Asgm dari catatan PUBP, Juli 2015)

KENANGA ITU 'REALTY', BANGUNAN LAMA YANG TERSISIHKAN OLEH TUNTUTAN KEBUTUHAN ZAMANJika isi berita harian dan majalah mer...
19/02/2021

KENANGA ITU 'REALTY', BANGUNAN LAMA YANG TERSISIHKAN OLEH TUNTUTAN KEBUTUHAN ZAMAN

Jika isi berita harian dan majalah merupakan cerminan kondisi masyarakat suatu zaman, maka bangunan juga begitu. Ada yg lucu utk masa kini, tapi ada p**a yg mengagumkan, Dan ada juga sebagian miris dan lumat oleh suatu kebencian atau keterdesakan oleh suatu tuntutan zaman.

FACADE atau bagian muka suatu gedung lama dan tua di eks-gedung bioskop Realty (bioskop Kenanga), adalah mengisahkan sisa peradaban dahulu, peradaban pasca perang kemerdekaan 1945.

Peradaban masa lalu itu mengisahkan gagasan dan ide-ide kolonial yg pernah tinggal di Nusantara (Hindia Belanda). Dibalik bentuk muka bangunan tsb hampir seragam utk semua jenis bangunan yg sama-sama memiliki fungsi dan gunanya bangunan utk pelayanan umum serta utk tempat bisnis.

Bentuk muka bangunan itu terilhami oleh kaum kolonial yg melakukan perpindahan antara Eropa ke Asia, khususnya ke negara jajahannya koloniale Hindia Nederland dan Jawa Barat (Preangers)

Mereka yg kolonial bagaikan 'urban' yg bergerak menggunakan kapal besar nan megah mengarungi lautan samudera yg dalam. Kapal besar itu jadi patokan Sandaran 'kerinduan' orang Eropa di Hindia Belanda. Aplikasi kerinduan atas kampung halaman tsb diwujudkan kepada bentuk FACADE bangunan yg selalu menyerupai muka kapal besar pesyiar yg sedang berlayar.

Dan kapal besar itu p**a di masa itu satu-satunya teknologi transportasi massal di laut yg dianggap unggul....

(Asgm dari tulisan Wa Odeng Sanud di Ujung Berung : 2013)

"IKAN ASIN JAMAL ROTI DAN TERASI" SELALU DIANGKUT DI GERBONG KERETA YANG PQLING DEPAN (1948 - 1963)Kedatangan kereta api...
09/02/2021

"IKAN ASIN JAMAL ROTI DAN TERASI" SELALU DIANGKUT DI GERBONG KERETA YANG PQLING DEPAN (1948 - 1963)

Kedatangan kereta api (KA) dari spoor III jalur Pangandaran - Banjar paling pagi jam 07.45 WIB itu, adalah KA khas dan spesial. Pasalnya ada gerbong angkut barang yang ditempatkan paling depan, alias didepan lokomotifnya.

Dipastikan Kedatangan KA dari Pangandaran ini selain membawa gerbong penumpang (orang) juga membawa barang. Barang itu khusus hasil dari laut (kelautan) berupa ikan segar, ikan asin Wilis, ikan asin Peda, ikan asin Jamal roti dan tentu berkwintal kwintal terasi serta barang atau hal lainnya yg sebagian besar hasil dari kelautan pesisir pantai selatan Pangandaran.

Gerbong KA barang tsb diletakan/direntetan nya paling depan seperti gerbong barang tsb didorong oleh lokomotif (si Kuik). Alasan yg mengapa gerbong tsb di depan, adalah untuk menghindari bau anyir, bau amis dan bau bau lainnya yg mengganggu kenyamanan para penumpang. Karena ketika KA melaju maka aneka bau di gerbong barang tsb terhembus tembus ke ruang gerbong lainnya bila gerbong tersebut di simpan di belakang lokomotif.

Bila gerbong di depan, maka hembusan udara dan angin yg menyapu bau amis tsb, sdh menyatu dan hilang baunya karena kep**an dan udara dan asap 'silalatu' dari lokomotif. Itulah alasannya mengapa gerbong mengangkut ikan segar dan ikan asin tsb di depan lolomotif.

(Asgm dari tulisan Bpk Agus Padliansyah di Pangandaran, 4 February 2021)

TEKNOLOGI LOCOMOTIF / PENGGERAK ANGKUTAN MASAL PENUMPANG DAN BARANG (1897 - 1970)Terimakasih lah !! Kepada teknologi 'ge...
04/02/2021

TEKNOLOGI LOCOMOTIF / PENGGERAK ANGKUTAN MASAL PENUMPANG DAN BARANG (1897 - 1970)

Terimakasih lah !! Kepada teknologi 'gerak cepat' tenaga uap atas laju LOCOMOTIF jadul. Dimana kota Banjar waktu itu sdh mampu untuk melakukan 'eksternalitas' dengan wilayah yg luas dan jauh.. oleh karena itulah Kota Banjar di waktu itu juga sdh punya peran dan fungsi dlm pergerakan ekonomi inter regional (Jabar, Jateng dan Jatim).

Ketika jaringan jalan rel kereta api dlm lingkup daratan Pulau Jawa yg lagi trendi, maka stasiun KA Banjar Patroman jadi moda sub utama transportasi Darat, dan memberikan dampak besar terhadap pertumbuhan wilayah luas umumnya, khususnya wilayah Kota Banjar Patroman yg menjadi tumbuh serta berkembang seperti keadaan Kota Banjar masa sekarang... Paling tidak teknologi penggerak angkutan masal penumpang dan barang tsb jadi hal yg memberikan nilai konstribusi tinggi terhadap kota Banjar Tempo Doeloe.

Dahulu, Stasiun Kereta Api (KA) Banjar merupakan moda atau stasiun untuk awal dan akhir perjalanan, pergerakan maupun keluar masuk angkutan masal barang dan penumpang pada jalur/ spoor : Banjar - Tasik - Bandung - Jakarta; spoor Banjar - Kroya - Jogyakarta, dan spoor Banjar - Pangandaran - Cijulanq.

Sekarang Stasiun KA Banjar bukan lagi moda stasiun awal dan akhir perjalanan Kereta Api, tapi jadi kelas Halte atau stasiun 'lintasan'. Stasiun KA Banjar bagaikan halte di tepian jalan.. Yang juga tak ada lagi keramain maupun kesibukan layanan para penunggu di latar ruang tunggu keberangkatan dan kedatangan kereta... Dan tdk ada lagi sistem pergudangan ('loading') utk titip dan kemas barang... Ini semua jadi kenangan yg nyaris hilang dan dilupakan karena telah sirna oleh perubahan zaman...

Dipo dan bengkel lokomotif sdh tidak berfungsi lagi, karena sdh tdk ada lagi Loco yg nginap dan pengaturan gerbong utk persiapan awal dan jadwal pemberangkatan dan pembenahan gerbong kedatangan (langsiran)... Ini juga, sekarang tinggal kenangan yg sarat dgn hilangnya cerita dan jejaknya... Yang tinggal hanyalah puing lapuk dan tembok usang yg tak dipelihara.

(Asgm dari tulisan Wa Odeng Sanud di Jelat Banjar Patroman 30 Desember 2020)

Address

Jalan Tentara Pelajar No. 380
Banjar
46322

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Paguyuban Urang Banjar Patroman posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Paguyuban Urang Banjar Patroman:

Share