Agen Travel Haji dan Umroh PT. Risalah Madina

Agen Travel Haji dan Umroh PT. Risalah Madina Contact information, map and directions, contact form, opening hours, services, ratings, photos, videos and announcements from Agen Travel Haji dan Umroh PT. Risalah Madina, Travel Company, Jalan Intan 1 No. 49 RT 02/03 Desa Cidokom Kec. Gunung Sindur, Bogor.

Yuk yang sudah niat umroh cepet-cepet kita realisasikan!
05/06/2023

Yuk yang sudah niat umroh cepet-cepet kita realisasikan!

Tonton, ikuti, dan temukan lebih banyak konten yang sedang trending.

*MAKNA POLITIK IBADAH HAJI*Haji sebagai rukun Islam yang kelima merupakan bagian dari ibadah mahdhah. Sebagaimana ibadah...
08/07/2022

*MAKNA POLITIK IBADAH HAJI*

Haji sebagai rukun Islam yang kelima merupakan bagian dari ibadah mahdhah. Sebagaimana ibadah mahdhah yang lain, Allah memang tidak pernah menjelaskan alasan disyariatkannya ibadah ini. Yang pasti banyak manfaat ibadah haji (QS al-Hajj [22]: 27-28). Ada yang bersifat individual dan komunal; ada yang berkaitan dengan hak-hak Allah dan makhluk. Di luar itu, ternyata haji memiliki makna politik.

Ibadah haji adalah ibadah jamaah yang dilaksanakan pada waktu yang sama di tempat yang sama. Dimulai dari persiapan ibadah haji (tarwiyyah) di Mina pada tanggal 8 Dzulhijjah. Dilanjutkan dengan wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, dimulai menjelang matahari tergelincir (zawâl) hingga terbenam (ghurûb). Dilanjutkan dengan mabit (menginap) di Muzdalifah pada malam harinya. Kemudian dilanjutkan dengan jumrah Aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah, tahallul shughrâ, menyembelih hadyu bisa di Mina atau di Makkah, dilanjutkan dengan thawaf Ifadhah dan sa’i di Masjid al-Haram. Lalu, kembali lagi ke Mina untuk mabit dan jumrah Ula, Wustha dan Aqabah pada tanggal 11 dan 12, bagi yang ingin meninggalkan Mina pada tanggal 12 Dzulhijjah (Nafar Awwal), ataupun 11, 12 dan 13 bagi yang ingin meninggalkan Mina pada tanggal 13 Dzulhijjah (Nafar Tsâni). Dengan berakhirnya rangkaian ini selesailah sudah ibadah haji seseorang.

Di tempat-tempat itulah, seluruh jamaah haji dari berbagai penjuru dunia berkumpul, bertemu dan berinteraksi. Mereka disatukan oleh akidah dan pandangan hidup yang sama. Di sana, mereka mempunyai tujuan yang sama. Pemandangan inilah yang disebut masyhad al-a’dham (pemandangan agung) yang dibanggakan oleh Allah dari penghuni bumi kepada para malaikat di langit. Nabi menyatakan, “Sesungguhnya Allah membanggakan Ahli Arafah (orang-orang yang berkumpul dan wukuf di Arafah) kepada penghuni langit.” (HR Ibn Hibban dari Abu Hurairah). Jika Allah saja membanggakan mereka di hadapan malaikat, maka umat Islam yang menyadari posisinya itu tidak akan merasa inferior, apalagi di hadapan orang-orang kafir, seperti Amerika, Inggris dan lain-lain.

Selain itu, mereka juga solid, terbukti bahwa mereka bisa melakukan manasik yang sama, pada waktu dan tempat yang sama, bukan digerakkan oleh kekuatan fisik pemimpin mereka, tetapi kekuatan akidah dan pemahaman agama mereka. Mereka bisa menyatu dan mengalir begitu kuatnya seperti air menuju tiap titik manasik, dan tidak ada siapapun kekuatan yang bisa membendung aliran mereka. Semuanya ini membuktikan bahwa umat ini adalah umat yang satu; umat yang kuat dan tidak bisa dikalahkan oleh siapapun, karena persatuan mereka.

Kekuatan yang luar biasa ini didukung oleh kekuatan mental dan spiritual mereka, sebagaimana yang ditanamkan ibadah. Sejak dari rumah mereka sudah pasrahkan semua harta, keluarga, jabatan dan apapun yang mereka tinggal kepada Allah, dan siap hidup-mati melaksanakan perintah-Nya dengan ketundukan dan kepatuhan mutlak. Dengan kata lain, mereka tidak lagi mempunyai penyakit Wahn atau Hubb ad-Dunya wa Karahiyyatu al-Maut (mencintai dunia dan takut mati). Di saat seperti itu, mereka akan siap melakukan apapun yang diminta oleh Allah dan memberikan segalanya. Meski diperintah untuk melaksanakan sesuatu yang tampak irasional, seperti mencium dan menyentuh Hajar Aswad, atau menyentuh Rukun Yamani, mencari batu dan melempar jumrah Aqabah; jumrah Ula, Wustha dan Aqabah. Jika saja kekuatan umat yang dahsyat ini ditransformasikan dalam kehidupan nyata pasca haji, maka umat ini akan menjadi umat terbaik, terkuat, superior dan adidaya tak terkalahkan.

Selain itu, masyhad a’dham ini juga membuktikan, bahwa umat Islam ini bisa bersatu dalam satu tujuan dan nusuk, sekalipun negeri, bangsa, warna kulit, mazhab, bahkan bahasa mereka berbeda. Namun, masyhad a’dham ini tidak akan tampak lagi, ketika mereka sudah kembali ke negeri asal mereka. Jika saja, realitas masyhad a’dham itu juga mereka transformasikan dalam kehidupan politik mereka, maka umat ini tidak akan lagi tersekat dengan nation state, yang selama ini menghalangi persatuan mereka.

Sebaliknya, mereka hanya hidup dalam satu negara, di bawah satu bendera, La ilaha ill-Llah Muhammad Rasulullah, satu imam, satu sistem (syariah) dan satu tujuan. Itulah Khilafah.

Haji juga menampakkan fenomena lain. Sejak niat pertama melaksanakan ibadah, mereka harus mengenakan pakaian ihram yang putih dan tidak berjahit, mulai dari tarwiyah hingga tahallul shughra, tanggal 8-10 Dzulhijjah. Saat itu, semua orang sama. Tidak ada lagi budak, majikan, kepala negara, rakyat, kaya, miskin, kulit putih, hitam dan sebagainya. Semuanya dibalut dengan pakaian yang sama, putih-putih, tidak berjahit, dengan muka dan kepala terbuka, berpanas-panas, berdesak-desakkan dan melakukan nusuk yang sama.

Ini merupakan sya’air hajj (simbol haji) yang memanifestasikan sikap egalitarian yang sesungguhnya. Semuanya sama di hadapan Allah. Semuanya melakukan hal yang sama, dan semua diperlakukan dengan perlakukan sama, sebagai dhuyûf ar-Rahmân (tamu Allah). Bahkan Nabi pun menolak diperlakukan istimewa. Ketika ada seseorang menawarkan jasa kepada Nabi, untuk menyiapkan tempat mabit yang teduh di Mina, dengan tegas Nabi menolak, “Tidak, Mina adalah tempat bagi siapa saja yang lebih dahulu sampai.” (Hr. Ibn Khuzaimah dari ‘Aisyah).

Darah, harta dan tanah mereka, seluruh umat Islam di seluruh dunia, sama kedudukannya. Sama-sama dimuliakan. Maka, tidak boleh ditumpahkan dan dinodai oleh siapapun, sebagaimana kemuliaan dan kesucian tanah, bulan dan hari haram ini. Itulah proklamasi yang dikumandangkan oleh Nabi pada saat Haji Wada’, di padang Arafah (Hr. Bukhari-Muslim dari Ibn ‘Umar).

Tidak hanya itu, baginda SAW pun menegaskan, bahwa satu nyawa orang Islam lebih mulia bagi Allah, ketimbang Ka’bah. Karena hancurnya Ka’bah lebih ringan bagi-Nya, ketimbang hilangnya satu nyawa orang Islam (as-Sakhawi, al-Maqashid al-Hasanah, juz I/381). Padahal, siapa pun yang berdiri di hadapan Ka’bah, pasti akan merasa kecil. Tentu mereka akan lebih tidak sanggup lagi ketika menyaksikan darah dan nyawa orang Islam ditumpahkan.

Jika kesadaran itu ditransformasikan dalam kehidupan nyata, maka di hadapan sesama Muslim mereka merasa sama, sebaliknya mereka akan merasa superior di hadapan orang-orang kafir. Mereka tidak rela, jika tanah dan harta mereka dirampok oleh negara-negara kafir penjajah. Mereka juga tidak akan rela, saudara mereka dibantai atau ditangkap dan dipenjarakan atas pesanan negara-negara Kafir penjajah, sekalipun dilakukan dengan menggunakan tangan saudara mereka, sesama Muslim. Jika kesadaran itu ada, mereka pasti bangkit, dan merdeka. Semua kekuatan yang menghalangi kebangkitan mereka pun akan mereka libas, termasuk para penguasa antek penjajah.

Ketika dua tanah Haram, Makkah dan Madinah, dijadikan sebagai tempat pelaksanaan ibadah haji dan ziarah bagi jamaah haji, maka bagi mereka yang mempunyai modal pengetahuan sejarah tentang kedua tanah itu, pasti akan merasakan pengaruh yang luar biasa dalam diri mereka. Betapa tidak, di sana mereka bisa menyaksikan langsung lembah Aqabah, tempat di mana Nabi dibaiat menjadi kepala Negara Islam pertama. Mereka juga bisa menyaksikan Hudaibiyyah, tempat di mana perjanjian Hudaibiyyah dilakukan, yang menjadi pintu masuk Fathu Makkah (Pembebasan Kota Makkah). Ketika mereka menyusuri kawasan al-Judriyyah, sebelah atas Masjid al-Haram, mereka akan menemukan masjid ar-Râyah (masjid Bendera). Di situlah pada tahun 8 H, Nabi bersama 10.000 tentaranya berhenti di tempat itu, dan menancapkan Rayatu al-Uqab, bendera berwarna hitam dengan tulisan La ilaha Ill-Llah Muhammad Rasulullah, menandai jatuhnya kota Makkah ke tangan kaum Muslim. Di tempat itu p**a, Nabi melakukan shalat dua rakaat.

Ketika kita ziarah ke Madinah, di sana kita akan menemukan Masjid Nabawi yang menjadi pusat pemerintahan Nabi. Di sana, Nabi dan dua sahabat mulia baginda dimakamkan.

Di masjid itu, selain ada Raudhah, surga Allah di bumi, juga ada tiang-tiang (usthuwanah) yang bersejarah: (1) Usthuwanah al-Hirs, tempat di mana dahulu ‘Ali bin Abi Thalib senantia menjaga Nabi; (2) Usthuwanah al-Wufûd, tempat di mana Nabi menerima para tamu, terutama delegasi dari berbagai kabilah dan negara; (3) Usthuwanah al-Taubah, tempat Abu Lubabah bertaubat, karena merasa sangat bersalah telah membantu Yahudi Bany Quraidzah yang telah berkhianat pada Rasulullah SAW.

Di luar Masjid Nabawi, lurus dengan Bâb as-Salâm, ada Sûqu an-Nabi (pasar Nabi), Saqîfah Banî Sa’âdah, tempat di mana Abu Bakar dibaiat menjadi kepala Negara Islam kedua, menggantikan Nabi. Masih banyak yang lain.

Ketika kita menyaksikan tempat-tempat bersejarah itu, semangat dan kesadaran politik kita akan bangkit. Karena kita sadar, bahwa Nabi dan generasi terbaik umat ini dahulu mendirikan Negara Islam dimulai dengan perjuangan yang luar biasa. Sejak merintis di Makkah hingga berdirinya negara itu di Madinah, Nabi dan para sahabat berjuang siang-malam. Bahkan, ketika negara itu telah berdiri, manusia-manusia paling mulia di muka bumi itu justru tidak pernah beristirahat. Tidak kurang 50 perang besar dan kecil mereka arungi dalam kurun 10 tahun. Maka, wajar jika hanya dalam waktu 9 tahun, seluruh Jazirah Arab telah berhasil mereka taklukkan.

Semua memori kita itu akan melecutkan semangat dan kesadaran yang membuncah dalam diri kita. Dengan begitu, ketika kita berhaji tidak saja mendapatkan haji mabrur, tetapi juga menjadi pribadi yang berbeda. Di dalam dirinya telah tertanam semangat, kesadaran dan tekad yang kuat untuk mengembalikan kejayaan Islam, sebagaimana yang dilakukan oleh baginda SAW dan para sahabat.

Itulah makna politik ibadah haji yang seharusnya kita petik.[]

Oleh: KH Hafidz Abdurrahman, MA

Ini adalah ciri dari Haji yang mabrur. Pembaca sekalian bisa melihat ada 6 point di sana yakni: Santun dalam bertutur ka...
01/07/2022

Ini adalah ciri dari Haji yang mabrur. Pembaca sekalian bisa melihat ada 6 point di sana yakni: Santun dalam bertutur kata, menyebarkan kedamaian, memiliki kepedulian sosial, dst.

Pembaca sekalian, saat kita hendak berangkat Haji maupun Umroh niatkanlah dengn lurus bahwa ini adalah Ibadah yang Allah pertintahkan untuk setiap hamba-Nya.

Ini ibadah yang bukan sembarang ibadah. Karena selain dari pikiran dan tenaga yang akan terkuras, biaya untuk sekali berangkat pun tidak sedikit. Maka pastikan saat kita berangkat dan berada di sana jangan disibukkan dalam perkara yang sia-sia seperti selfi-selfi dan berbagi postingan seputar ibadahnya di tanah suci dengan maksud ingin meninggikan dirinya dari pada yang lain

Itu ada perbuatan yang tidak terpuji. Dan perbuatan seperti itu hanya akan mengurangi nilai pahala yang kita dapatkan. Maka sekali lagi saat kita hendak berangkat pastikan niat kita selurus-lurusnya hanya untuk beribadah kepada Allah semata. Agar ibadah haji maupun umroh kita menjadi ibadah yang mabrur dan mabrurah. Aaamiiin

29/06/2022

Pergi umroh tidak melulu soal ibadah. Selain ibadah yang memang diutamakan dan menjadi syarat dari mabrur dan mabrurahnya ibadah umroh, tetapi juga selama umroh ada kegiatan-kegiatan lain yang bisa menambah pengetahuan dan semangat selama di Madinah.

Salah satu tempat yang wajib dikunjungi adalah Kebun Kurma. Di sini jamaah diarahkan untuk datang ke kebun kurma. Untuk apa, selain untuk melihat langsung seperti apa pohon kurma, jamaah juga dipersilahkan untuk berbelanja sebagai oleh-oleh yang akan dibawa pukang ke tanah air.

Nah di kebun kurma inilah jamaah bisa berbelanja jenis kurma apa saja yang mereka sukai. Dan ini juga merupakan tempat favorit bagi jamaah yang sedang melaksanakan umroh.

Jika ada yang ingin ditanyakan atau dikonsultasikan silahkan hubungi: 0882-9066-7059 (Budi Santoso, S.E)

29/06/2022

Assalamu'alaikum
Selamat siang Bapak/Ibu calon jamaah umroh.
Apakah Bapak/Ibu saat ini sedang dalam keadaan bingung dalam pemberangkatan umroh disebabkan ketidaktahuan tentang Travel?

Apa sih travel dan bagaimana fungsinya dalam hal pemberangkatan umroh?

Di video ini akan dijelaskan secara ringkas oleh Ustad Supriyadi selaku divisi Marketing PT Risalah Madina Tour & Travel Haji Dan Umroh.

Silahkan disimak.

Jika ada yang ingin ditanyakan dan dikonsultasikan silahkan hubungi: 0882-9066-7059 (Budi Santoso, S.E)

Ini adalah biaya untuk pemberankatan di bulan September 2022.Risalah Madina Travel Umroh dan Haji PlusUmroh Istimewa Bul...
28/06/2022

Ini adalah biaya untuk pemberankatan di bulan September 2022.

Risalah Madina Travel Umroh dan Haji Plus

Umroh Istimewa Bulan September 2022

UMRAH MABRURRAH
Program 9 Hari
Hotel
Mekah : Olayan Golden / Setaraf
Madinah : Muthara Golden / Setaraf
Pesawat : Etihad / Lion Air
Harga : 26.9 JT
Bonus Uang Riyal Saat Berangkat

UMRAH MUMTAZZAH
Program 12 Hari
Hotel
Mekah : Sheraton / Setaraf
Madinah : Concord / Taba Tower / Setaraf
Pesawat : 29.9 JT
Bonus Uang Riyal Saat Berangkat

*Harga Sewaktu-waktu Dapat Berubah Sesuai Dengan Kurs Dollar & Kebijakan Pemerintah Arab Saudi.

Kelebihan:
- Kepastian Keberangkatan
- Ijin / Legalitas Lengkap
- Provider Visa
- Kantor Milik Sendiri
- Tiket dan Hotel Sudaj Diblock Satu Tahun Ke Depan
- Tiap Bulan Berangkat Ribuan Jamaah
- Pelayanan Hotel Dan Pesawat Dijamin Memuaskan

Konsultasi:
Hub : 0882-9066-7059 (Budi Santoso, S.E)

Alamat Kantor Perwakilan:
Jl. Intan 1 No. 46 RT 02/03 Desa Cidokom Kec. Gunung Sindur, Kab. Bogor, Jawa Barat.

Semoga kita tertegun bahwa diri kita memang selalu mengakhiri urusan akhirat ketimbang dunia. Maafkanlah kami ya Allah.
28/06/2022

Semoga kita tertegun bahwa diri kita memang selalu mengakhiri urusan akhirat ketimbang dunia. Maafkanlah kami ya Allah.

Ini adalah foto jamaah Risalah Madina di Masjid Bir Ali. Masjid Bir Ali dulunya bernama Dzulhulaifa.  Menurut Wikipedia,...
27/06/2022

Ini adalah foto jamaah Risalah Madina di Masjid Bir Ali. Masjid Bir Ali dulunya bernama Dzulhulaifa.

Menurut Wikipedia, Masjid Dzulhulaifah (bahasa Arab: مسجد ذي الحليفة‎ Masjid Dzi al-Hulaifah), Dzulhulaifah, Masjid Asy-Syajarah, Masjid Al-Miqat, Abyar 'Ali, Abar 'Ali, Miqat al-Ihram, Al-Ihram, Al-Muhrim atau Al-Hasa adalah sebuah masjid di Madinah, Arab Saudi, yang merupakan tempat miqat bagi penduduk Madinah, ataupun yang hendak menunaikan ibadah haji atau umrah melewati kota Madinah.

Dzulhulaifah adalah salah satu miqat yang telah ditentukan oleh Muhammad ﷺ dan merupakan miqat yang paling terjauh dari Mekkah.

Masjid Dzulhulaifah terletak di sebelah barat Wadi 'Aqiq, di wilayah Abyar Ali, dengan jarak 14 kilometer dari Masjid Nabawi.

Masjid ini dibangun pada masa Umar bin Abdul Aziz memerintah Madinah (87-93 H) kemudian direnovasi pada masa Abbasiyah dan direnovasi lagi pada Utsmaniyah pada masa pemerintahan Sultan Mehmed IV (1058-1099 H). Pada waktu itu masjid masih berbentuk sangat kecil dan terbuat dari batu, dan belum ada jemaah haji dan umrah yang singgah di masjid ini. Kemudian Raja Fahd bin Abdul Aziz memerintahkan untuk merenovasi dan membangun perluasan masjid.

Dikarenakan semakin banyaknya jumlah jemaah haji dan umrah, masjid ini telah diperluas beberapa kali lipat, dan diberikannya fasilitas yang diperlukan, sehingga masjid menjadi stasiun singgah bagi para jemaah yang bepergian, masjid dibangun dengan bentuk persegi dengan luas 6.000 meter persegi, masjid terbagi menjadi dua bagian dan ditengahnya terdapat lapangan dengan luas 1000 meter. Masjid ini memiliki kubah yang tingginya 16 meter dari permukaan tanah, Masjid ini dapat menampung 5000 jemaah salat, dan masjid memiliki satu menara adzan dengan bentuk tangga spiral dan memiliki tinggi 62 meter.

Masjid ini memiliki ruangan untuk mengganti kain ihram dan tempat wudhu, masjid ini memiliki pasar yang menjual kebutuhan jemaah haji dan terletak di timur masjid. Di sebelah barat masjid terdapat parkir mobil dan perkebunan kurma yang luas.

27/06/2022

Salah satu moment saat Jamaab Risalah Madina berada di Baitullah.
Masya Allah betapa bahagianya kami-kami yang Engkau panggil ke tanah suci-Mu ya Allah.

Mudahkanlah bagi mereka yang sudah berniat untuk datang namun belum bisa karena ada kendala-kendala tertentu. Aaamiiin

Bagi yang ingin bertanya sesuatu atau berkonsultasi silahka chat kami di no:
0882-9066-7059 a.n Budi
Atau silahkan chat di no WA yang ada di beranda kami.
Terimakasih

27/06/2022

Assalamu'alaikum wr.wb

Bapak-bapak dan ibu-ibu yang dirahmati Allah. Sebagai seorang muslim dan muslimah sejatinya kita mengerti bahwa ada lima rukun islam yang musti kita tunaikan yang satu di antaranya ada ibadah haji dan umroh.

Ibadah haji dan umroh adalah di antara sekian banyak p**a ibadah yang ada dalam islam yang Allah sangat utamakan dan berikan pahala yang besar bagi siapa saja yang mengupayakan untuk menjemputnya.

Di video kali ini Ustad Supriyadi selaku marketing dari PT. Risalah Madina Tour & Travel akan menyampaikan beberapa nasihat kepada akan pentingnya pergi menunaikan ibadah haji maupun ibadah umroh.

Semoga Allah memudahkan langkah kita semua untuk berangkat ke Baitullah. Aamiin

Dan semoga Kami bisa melayani Bapak/Ibu selaku tamu-tamu Allah. Aaamiin

Bagi Bapak/Ibu yang berminat untuk Berhaji Plus maupun Umroh dengan PT. Risalah Madina Tour & Travel bisa menghubungi agen kami di:

0882-9066-7059 (Budi Santoso)

Address

Jalan Intan 1 No. 49 RT 02/03 Desa Cidokom Kec. Gunung Sindur
Bogor
16340

Telephone

+6288290667059

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Agen Travel Haji dan Umroh PT. Risalah Madina posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Agen Travel Haji dan Umroh PT. Risalah Madina:

Share

Category


Other Travel Companies in Bogor

Show All