Sulaa (juga sering disebut dengan Desa T**a) merupakan sebuah wilayah paling bersejarah di Kota Baubau. T**a dijuluki sebagai "Negeri Sejuta Mata Air" karena memiliki sumber mata air alami sebagai sumber utama kebutuhan hidup masyarakatnya. Selain itu, T**a juga dijuluki sebagai "Kampung Diplomat" karena secara historis menjadi pendaratan pertama Kerajaan Buton yang ditandai dengan ditemukannya te
mpat bersejarah "Sulaana Tombi", yaitu situs bersejarah tempat ditancapkannya bendera "Longa-Longa" sebagai bendera simbol Kerajaan Buton. Dahulunya di wilayah ini dihuni oleh tiga orang "utusu" (baca: utusan atau diplomat), yang bernama La Bawea sebagai penguasa wilayah Utara T**a, Laode Nurdin sebagai penguasa wilayah Tengah T**a, dan La Balawa sebagai penguasa wilayah Selatan T**a. Di satu sisi juga, T**a dijuluki sebagai "Kampung Tenun" karena di wilayah ini menjadi penghasil terbesar kerajinan Sarung Tenun khas Buton di Indonesia. Di wilayah ini terbentang luas tiga pantai utama, yaitu Pantai Nirwana, Pantai Lakeba, dan Pantai Tobe-Tobe (sebagai pantai utama T**a).