Tanjung Bongo Galela

Tanjung Bongo Galela Galela Halmahera, Maluku Utara Letaknya yang tak jauh dari Pelabuhan Galela, Desa Pune, Kec. Warga setempat menyebut operator perahu itu dengan istilah motoris
(9)

Permanently closed.

Galela, Kab Halmahera Utara, Prov Maluku Utara membuat lokasi wisata Tanjung Bongo mudah dicapai. Dari pelabuhan tersebut, para pelancong cukup menempuh jarak 300 meter dengan katinting (perahu bermesin tempel).

diberitahukan kepada seluruh pengikut Akun Halmaman FB Galela Tobelo Tempo Doeloe telah di hack oleh orang yg tidak bert...
07/08/2024

diberitahukan kepada seluruh pengikut Akun Halmaman FB Galela Tobelo Tempo Doeloe telah di hack oleh orang yg tidak bertanggung jawab.....

BAJAK LAUT TOBELO

Orang Tobelo asli dikenal sangat pemberani dan patuh. Mereka memiliki budaya canga atau merantau jauh untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di lautan walaupun menghadapi berbagai tantangan (Djawa 2013; Djurubasa, 2013). Jika diserukan perang, maka seluruh orang Tobelo ambil bagian dalam perang tersebut. A.B. Lapian (1983) dalam tulisannya Pelayaran Orang Tobelo dalam abad ke XVIII dan XIX, menulis bahwa sekitar pertengahan abad ke-19, gerombolan perompak Filipina mendapat saingan baru: gerombolan perompak Tobelo. Pada 1850, Angkatan Laut Belanda melaporkan bahwa di pantai utara Jawa Timur, mereka diserang oleh tidak kurang dari 15 perahu bajak laut Tobelo. Perahu-perahu yang digunakan para perompak cukup besar, didayung puluhan orang, dan setiap perahu memuat sekitar 60 orang lengkap dengan meriam, senjata api, dan amunisi.

Pada 1852, Angkatan Laut Belanda juga melaporkan terjadinya serangan di perairan Flores dan Sumbawa. Dari para perompak yang berhasil ditangkap, diketahui bahwa para perompak tersebut berasal dari Tobelo dan hanya sebagian yang berasal dari Mindanao yang dipimpin Syarif Takala. Perompak Tobelo juga beroperasi di Kalimantan dan Sulawesi Utara. Di utara Pulau Buton, bahkan ada satu daerah yang bernama Labuhan Tobelo karena di tempat itulah perompak Tobelo membuang jangkar dan merompak (Zuhdi, 2014: 127).

Kesan menakutkannya perompak Tobelo tersebut, menurut Anceaux (1987), menjadikan istilah Tobelo di Buton dimasukkan dalam kamus bahasa Wolio yang berarti "perompak", "raksasa", dan "penggertak" (Zuhdi, 2014:176).

Salah satu pemimpin Bajak Laut Tobelo yang sangat di takuti bernama Lobo/Laba yang pada 1855 tertangkap ketika bersembunyi di Gamhoku, Tobelo. Lobo/Laba ditangkap setelah kapal perang Vesuvius yang dikirim Residen Ternate Stierling ke Tobelo menuntut penyerahan Lobo/Laba, tetapi tidak diindahkan. Vesuvius pun menembak ke Gamhoku hingga rata dengan tanah yang membuat ibukota dipindahkan ke Gamsungi (Amal, 2012: 85-86).

Sumber: Buku "Pappatamma (Perlindungan Perempuan dan Anak Berbasis Kearifan Lokal di Indonesia" oleh Tim Penulis Agupena, halaman 76-78 (2016).

Ket. Foto: Dua prajurit dari Tobelo, Halmahera 1896
Edit Foto :
Sanggar Budaya Gogaro Nyinga
berat
Mamuya, 11 Mei 2024

Galela Tobelo Tempo Doeloe
12/05/2024

Galela Tobelo Tempo Doeloe

BAJAK LAUT TOBELO

Orang Tobelo asli dikenal sangat pemberani dan patuh. Mereka memiliki budaya canga atau merantau jauh untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di lautan walaupun menghadapi berbagai tantangan (Djawa 2013; Djurubasa, 2013). Jika diserukan perang, maka seluruh orang Tobelo ambil bagian dalam perang tersebut. A.B. Lapian (1983) dalam tulisannya Pelayaran Orang Tobelo dalam abad ke XVIII dan XIX, menulis bahwa sekitar pertengahan abad ke-19, gerombolan perompak Filipina mendapat saingan baru: gerombolan perompak Tobelo. Pada 1850, Angkatan Laut Belanda melaporkan bahwa di pantai utara Jawa Timur, mereka diserang oleh tidak kurang dari 15 perahu bajak laut Tobelo. Perahu-perahu yang digunakan para perompak cukup besar, didayung puluhan orang, dan setiap perahu memuat sekitar 60 orang lengkap dengan meriam, senjata api, dan amunisi.

Pada 1852, Angkatan Laut Belanda juga melaporkan terjadinya serangan di perairan Flores dan Sumbawa. Dari para perompak yang berhasil ditangkap, diketahui bahwa para perompak tersebut berasal dari Tobelo dan hanya sebagian yang berasal dari Mindanao yang dipimpin Syarif Takala. Perompak Tobelo juga beroperasi di Kalimantan dan Sulawesi Utara. Di utara Pulau Buton, bahkan ada satu daerah yang bernama Labuhan Tobelo karena di tempat itulah perompak Tobelo membuang jangkar dan merompak (Zuhdi, 2014: 127).

Kesan menakutkannya perompak Tobelo tersebut, menurut Anceaux (1987), menjadikan istilah Tobelo di Buton dimasukkan dalam kamus bahasa Wolio yang berarti "perompak", "raksasa", dan "penggertak" (Zuhdi, 2014:176).

Salah satu pemimpin Bajak Laut Tobelo yang sangat di takuti bernama Lobo/Laba yang pada 1855 tertangkap ketika bersembunyi di Gamhoku, Tobelo. Lobo/Laba ditangkap setelah kapal perang Vesuvius yang dikirim Residen Ternate Stierling ke Tobelo menuntut penyerahan Lobo/Laba, tetapi tidak diindahkan. Vesuvius pun menembak ke Gamhoku hingga rata dengan tanah yang membuat ibukota dipindahkan ke Gamsungi (Amal, 2012: 85-86).

Sumber: Buku "Pappatamma (Perlindungan Perempuan dan Anak Berbasis Kearifan Lokal di Indonesia" oleh Tim Penulis Agupena, halaman 76-78 (2016).

Ket. Foto: Dua prajurit dari Tobelo, Halmahera 1896
Edit Foto :
Sanggar Budaya Gogaro Nyinga
berat
Mamuya, 11 Mei 2024

📷caturwiev.idKementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tokuwela Kreatif
08/05/2024

📷caturwiev.id
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Tokuwela Kreatif

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif📷 caturwiev.id
07/05/2024

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
📷 caturwiev.id

📷 caturveiw.idKementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
06/05/2024

📷 caturveiw.id
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Halo   Siapa yang sudah menunggu jadwal penerbangan perintis dari ternate ke galela? Yaapp! Yang ditunggu-tunggu itu sud...
17/04/2024

Halo
Siapa yang sudah menunggu jadwal penerbangan perintis dari ternate ke galela? Yaapp! Yang ditunggu-tunggu itu sudah tiba. Mulai tanggal 22 April 2024 Penerbangan Perdana Angkutan Perintis Korwil Ternate dimulai kembali.
Kini terbang ke Galela maupun ke Ternate tersedia 2 kali dalam seminggu yaitu pada selasa dan jumat. Penerbangan perdana ke galela akan dimulai pada tanggal 23 April 2024. Mari nikmati kemudahan menjangkau halmahera utara!
Jangan lupa bantu share/bagikan agar masyarakat terutama masyarakat halmahera utara tau tentang penerbangan ini!



berat

sumber : Upbu Gamar Malamo Galela

11/12/2023
10/06/2023
Setuju ngga Sob sama Mas Menteri  , kalau desa wisata bukan sekadar indah, tapi turut bawa berkah bagi masyarakat sekita...
20/05/2023

Setuju ngga Sob sama Mas Menteri , kalau desa wisata bukan sekadar indah, tapi turut bawa berkah bagi masyarakat sekitar. ✨

Yuk, sama-sama kita kembangkan desa wisata untuk lebih lestari dan membuka peluang lapangan kerja lebih luas lagi! 🙌🏻




Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

https://www.koranmalut.co.id/2023/05/masyarakat-minta-bupati-segera-proses.html
09/05/2023

https://www.koranmalut.co.id/2023/05/masyarakat-minta-bupati-segera-proses.html

HALUT , KoranMalut.Co.Id - Berdasarkan surat nomor 140/65/2023 Perihal pemberhentian sementara Kepala Desa Toweka Kecamatan Galela yang dita... HALUT, KoranMalut.Co.Id - Berdasarkan surat nomor 140/65/2023 Perihal pemberhentian sementara Kepala Desa Toweka Kecamatan Galela yang ditandatangani oleh K...

30/09/2022

Maluku Utara menjadi juara provinsi provinsi paling bahagia di Indonesia. Banten dan DKI Jakarta termasuk dalam jajaran daerah paling tidak berbahagia.

🛑|MENDIRIKAN DESA WISATA BERBASIS BUDAYA|Mendirikan Desa Wisata Berbasis Budaya kita tahu bahwa Indonesia merupakan nega...
31/08/2022

🛑|MENDIRIKAN DESA WISATA BERBASIS BUDAYA|

Mendirikan Desa Wisata Berbasis Budaya kita tahu bahwa Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan alam dan budanya. Indonesia secara geografis terdiri dari berbagai p**au, yang mana hal ini menjadikan bentang alam Indonesia tidak hanya menawarkan pesona keindahan alam yang memang sudah terkenal ke berbagai penjuru dunia. Akan tetapi juga memiliki keanekaragaman budaya dari Sabang sampai Merauke.

Di dalam kancah dunia, kekayaan alam dan budaya Indonesia tercatat sebagai salah satu negara paling kaya akan ragam budaya di dunia. Warisan budaya lokal Indonesia sudah banyak yang kemudian terdaftar sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.

SEJARAH RAGAM BUDAYA INDONESIA

Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945. Budaya Indonesia tidak hanya mencakup budaya asli bumi putra, tetapi juga mencakup budaya-budaya pribumi yang mendapat pengaruh budaya Tiongkok, Arab, India, dan Eropa.

Keragaman budaya Indonesia tidak main-main, kita tentu patut bangga bahwa beberapa budaya Indonesia sudah diakui oleh dunia dan sudah tercatat oleh UNESCO, bahkan tidak sedikit warga negara asing (WNA) yang tertarik dengan kekayaan budaya Indonesia dan tidak segan-segan mengeluarkan biaya untuk tinggal di Indonesia untuk belajar budaya yang dikaguminya ini.

Sebagai warga Indonesia sudah sepantasnya kita turut bangga dengan kebudayaan yang telah ada di negara tercinta ini, dan sudah selayaknya ingin mewarisi budaya ini dengan mempelajarinya agar tidak kalah dengan warga negara asing yang justru sangat tertarik mempelajari dan menghargainya.

MENJAGA BUDAYA AGAR TETAP LESTARI DENGAN DESA WISATA BERBASIS BUDAYA

Budaya yang kita miliki merupakan peluang besar, seperti telah disebutkan di atas, bahwa mereka yang di luar Indonesia, warga negara asing sangat tertarik dan ingin belajar budaya yang ada di Indonesia. Maka, kita jangan sampai kehilangan ‘kebudayaan’ yang merupakan aset luar biasa, yang menjadi warisan sangat berharga bagi kehidupan kita.

Maka, diperlukan upaya-upaya untuk melestarikan kebudayaan kita, salah satunya adalah dengan ‘menghidupkan’ kembali kebudayaan yang ada di lingkungan kita. Indonesia yang beragam, terdiri dari berbagai p**au, berbagai daerah, berbagai suku, ras, agama dan adat istiadat pembentuknya, tentu memiliki kebudayaannya masing-masing, sampai pada struktur masyarakat terkecil yaitu desa.

Setiap desa memiliki adat istiadat dan kebudayaan masing-masing, warisan leluhur yang perlu dijaga agar tetap lestari, perlu diwariskan ke generasi mendatang, agar tidak kehilangan jati diri dan tergerus oleh kebudayaan yang datang dari adanya globalisasi kebudayaan dewasa ini.

Bagaimana caranya agar budaya tetap lestari? Kita bisa memulai dengan pergerakan di lingkup terkecil yaitu di desa kita masing-masing. Salah satunya yaitu dengan mendirikan desa wisata berbasis budaya. Mengapa kita perlu memilih wisata sebagai ‘jalan’ untuk melestarikan budaya yang ada?

Sebagai gambaran, saat ini, destinasi wisata semakin bertambah dan berkembang. Jika sebelumnya destinasi wisata didominasi oleh wisata umum di perkotaan dengan wisata hiburan dan wisata alam. Saat ini, destinasi wisata lebih beragam lagi, misalnya destinasi wisata di desa-desa dengan keunikan lokal dan adat budaya desa yang menjadi daya tarik.

WISATAWAN BUTUH LEBIH DARI SEKEDAR WISATA

Wisatawan, tidak lagi sekedar butuh hiburan dalam berwisata, namun lebih dari itu. Mereka membutuhkan pengalaman baru, membutuhkan suasana baru, membutuhkan sesuatu yang tidak pernah mereka rasakan selama ini. Hal ini, menjadi peluang tersendiri bagi pelaku usaha wisata untuk memberikan kebutuhan wisatawan yang kian beragam tersebut.

Misalnya ketertarikan wisatawan terhadap desa adat, adalah satu hal yang menjawab pertanyaan akan kebutuhan wisatawan saat ini, mereka membutuhkan tidak sekedar hiburan namun petualangan dan pengalaman dalam hidup.

KESIMPULAN

Mendirikan Desa Wisata Berbasis Budaya memang tidak bisa instan. Ada proses panjang yang harus dilakukan bersama-sama. Dan Desa di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa dalam hal Budaya.

Ketika kita bisa memanfaatkan Budaya Lokal yang ada dalam bentuk Desa Wisata Berbasis Budaya, maka secara langsung kita pun sedang menjaga keberlangsungan budaya kita. Mari bersama-sama optimis membangun desa kita.
Semoga bermanfaat! Salam.

__________________________________________________
oleh:
Sedesa

Ari Sedesa aktif berkegiatan untuk desa, pemeberdayaan masyarakat dan dunia digital marketing. Saat ini, selain aktif mengelola sedesa.id juga aktif sebagai asisten peneliti di Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan Universitas Gadjah Mada. Selengkapnya silakan baca:

https://sedesa.id/tentang-sedesa/

Visual 📷 Sanggar Budaya Gogaro Nyinga

BERKENALAN DENGAN 5 DESTINASI SUPER PRIORITAS INDONESIABicara soal pariwisata Indonesia, Bali masih menjadi primadona. P...
20/08/2022

BERKENALAN DENGAN 5 DESTINASI SUPER PRIORITAS INDONESIA

Bicara soal pariwisata Indonesia, Bali masih menjadi primadona. Padahal, Indonesia punya beragam destinasi wisata lain dengan keindahan alam dan budaya yang tidak kalah menarik dibanding Pulau Dewata. Berangkat dari situlah, sejak beberapa tahun terakhir pemerintah mulai mencurahkan waktu dan tenaga untuk mengembangkan sejumlah destinasi wisata lain di luar Bali. Lima di antaranya kini dinamai Lima Destinasi Super Prioritas (5 DSP), yang diyakini mampu mendongkrak industri pariwisata Indonesia di masa yang akan datang.

Lima DSP yang merupakan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) ini tersebar di lima provinsi di bagian barat, tengah, hingga timur Indonesia. Lima DSP tersebut adalah Danau Toba di Sumatera Utara, Borobudur di Jawa Tengah, Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB), Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT), serta Likupang di Sulawesi Utara. Kelima destinasi ini memiliki potensi, keunikan dan daya tarik wisata yang besar, namun masih perlu banyak sentuhan untuk dikembangkan.

“Ini adalah keputusan yang sudah diambil di level tertinggi. Presiden bilang bahwa kalau membangun fokus, cari lima yang berpotensi menjadi ‘Bali Baru’. Kalau lima destinasi ini sudah selesai kita persiapkan, kita perluas lagi,” ungkap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno dalam sebuah wawancara pada April 2022[1].

Menparekraf Sandiaga mengatakan bahwa fokus pembangunan dilakukan agar 5 DSP ini bisa memiliki kualitas kelas dunia, seperti Bali. Pembangunan DSP dilakukan secara komprehensif meliputi pengembangan infrastruktur aksesibilitas, amenitas, hingga jaringan telekomunikasi. Termasuk p**a pengembangan produk wisata, perbaikan ekosistem ekonomi kreatif, hingga persiapan sumber daya manusia (SDM) di setiap lokasi.

“Karena ini super prioritas, maka interkoneksi dari sisi infrastruktur harus digarap dengan serius. Seperti bandara, pelabuhan, hingga jalan daratnya. Semua harus memiliki kualitas kelas dunia,” lanjutnya.

Pembangunan destinasi pariwisata prioritas masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Indonesia 2020-2024[2]. Dalam RPJMN tersebut, disebutkan bahwa melalui 5 DSP ini pemerintah menargetkan pada 2024, kontribusi sektor pariwisata dalam PDB meningkat menjadi 5,5%, devisa dari sektor pariwisata menjadi 30 miliar USD, serta jumlah wisatawan nusantara 350-400 juta perjalanan dan wisatawan mancanegara 22,3 juta kunjungan.

“Sektor pariwisata harus menjadi motor bagi peningkatan devisa, menciptakan multiplier effect yang mendorong pertumbuhan ekonomi kita,”
Presiden Joko Widodo

20/08/2022

solusi untuk akhir pekan

17/08/2022

Dari negeri Canga Untuk Indonesia

TANJUNG BONGO DAN KOMUNITAS TOKUWELA KREATIFOleh: Ahmad Ibrahim (Wartawan Senior Rakyat Maluku).HALUT, KoranMalut.Co.Id ...
23/06/2022

TANJUNG BONGO DAN KOMUNITAS TOKUWELA KREATIF
Oleh: Ahmad Ibrahim (Wartawan Senior Rakyat Maluku).

HALUT, KoranMalut.Co.Id - Upaya untuk mempromosikan pop**aritas objek wisata Tanjung Bongo di utara Pulau Halmahera, Provinsi Maluku Utara, terus dilakukan oleh komunitas pencinta lingkungan yang tergabung dalam Komunitas Tokuwela Kreatif.

Saya tadinya mengira selama ini langkah promosi tersebut murni pemerintah. Ternyata tidak. Pemerintah membantu untuk pembangunan infrastruktur selebihnya murni kerja-kerja komunitas.

Mereka yang tergabung dalam Komunitas Tokuwela Kreatif ini adalah kump**an anak-anak muda. Masing-masing dari mereka yang tergabung dalam tim ini rata-rata pengelola tempat wisata dan pegiat budaya lokal.

Misna Bailusy, misalnya. Di Komunitas Tokuwela Kreatif ini dikenal sebagai ketua komunitas. Perempuan yang juga berprofesi sebagai guru SMA Muhammadiyah Galela ini dikenal sebagai aktivis dalam pemberdayaan masyarakat.

Sementara Muhammad Diadi ia tidak lain adalah pencetus Sanggar Gogaro Nyinga Mamuya, sedangkan Alfan Soleman adalah pegiat Konservasi Burung Salabia di Simau dan Toweka, Haji Adi tidak lain pemilik museum mini Perang Dunia II di Soasio, sedangkan Suriyadi adalah pengelola Tanjung Bongo.

Menurut salah satu Tim Tokuwela Kreatif Safrudin S. Manyila, aktivitas mereka juga mudah dijumpai di dunia maya. Ternyata sejak lama komunitas ini juga aktif berselancar di berbagai kanal internet untuk mempromosikan Tanjung Bongo dan obyek Wisata yang ada di Galela "diantaranya bisa Anda jumpai di laman facebook di Tokuwela Kreatif, Galela Tobelo Tempo Doeloe, Tanjung Bongo Galela dan Gunung Dukono Galela" ujar Manyila.

Pada zaman Perang Dunia II, Galela memang menjadi lokasi persembunyian tentara sekutu Jepang. Termasuk di Tanjung Bongo dan deretan pesisir. Banyak peninggalan senjata dan meriam Perang Dunia II mudah dijumpai di sana.

Pertengahan Mei 2022 saya memang ke Tanjung Bongo. Saya sempat melihat-lihat dari dekat lokasi wisata yang belakangan namanya disebut-sebut identik dengan Raja Ampat, Papua, itu. Yang pada 2018 lalu pernah menjadi pusat Event Festival Wonderful Halmahera Utara yang dilakukan Pemda Halmahera Utara itu.

Tanjung Bongo sudah tak asing bagi saya. Sejak di bangku SD sampai Madrasah Tsanawiyah lokasi tanjung dengan penuh lekukan berbatu dan airnya yang tenang menjadi tempat berlindung bila tiba-tiba musim angin dan gelombang saat menangkap ikan.

Sejak kecil saya memang terbiasa menemani ayah saya pada malam hari membuang jaring menangkap ikan terbang atau dalam bahasa Latin disebut "Exocoetidae". Alias ikan torani atau dalam bahasa orang Galela lebih populer disebut ikan toni itu.

Saat gelombang dan angin tiba kami pun berlindung sembari menepi di celah-celah batu yang kini menjadi objek wisata nan eksotik itu. Saat angin dan gelombang mereda barulah pelan-pelan kami menyusuri untuk kembali ke pantai tempat tambat perahu.

Kita tentu sangat mengapresiasi atas kerja-kerja komunitas anak muda itu. Langkah mereka membuat buku profil untuk pemberdayaan objek-objek wisata di kecamatan nun di utara Pulau Halmahera ini tentu harus didukung.

Pemerintah dalam hal ini harus membantu dan mendorong tidak saja dalam hal pengembangan infrastruktur, tapi juga dalam hal pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan manajemen pengelolaan agar tata kelola destinasi wisata yang menjadi Daerah Tujuan Wisata (DTW) benar-benar tetap hidup untuk saat ini dan akan datang.

Selain laut dan darat, Galela juga merupakan pintu masuk untuk jalur penerbangan. Jika saja masa pandemi Covid-19 ini berakhir dan jalur penerbangan dari dan ke Galela baik dari Ternate, Manado dan sekitarnya kembali berjalan normal bukan tidak mungkin Tanjung Bongo dan Danau Galela di kaki Gunung Tarakani bakal menjadi wahana menarik untuk wisatawan.**(red).

https://www.koranmalut.co.id/2022/06/tanjung-bongo-dan-komunitas-tokuwela.html

Oleh: Ahmad Ibrahim (Wartawan Senior Rakyat Maluku). HALUT, KoranMalut.Co.Id - Upaya untuk mempromosikan pop**aritas objek wisata Tanjung B... Oleh: Ahmad Ibrahim (Wartawan Senior Rakyat Maluku).HALUT, KoranMalut.Co.Id - Upaya untuk mempromosikan pop**aritas objek wisata Tanjung Bongo di utara Pulau...

10/06/2022

Festival Teluk Jailolo 15-18 Juni 2022

sukseskan Festival Teluk Jailolo 15-18 Juni 2022
10/06/2022

sukseskan Festival Teluk Jailolo 15-18 Juni 2022

Address

Jalan Pelabuhan Galela
Galela
97761

Telephone

+6282192008793

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Tanjung Bongo Galela posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Videos

Share