05/03/2021
Sejarah Teh di Indonesia
Sejarah panjang teh di Indonesia berawal dari masuknya tanaman teh (Camellia Sinensis) yang berupa biji dari Jepang ke Indonesia pada tahun 1684. Teh dibawa ke Jakarta (Batavia) oleh Andreas Cleyer, seorang dokter, pengajar, ahli botani serta saudagar di VOC yang berkebangsaan Jerman yang awalnya hanya untuk tanaman hias.
Teh baru mendapat perhatian pemerintah kolonial pada tahun 1728 dengan mendatangkan biji teh dari China dalam jumlah banyak. Namun, usaha ini kurang berhasil. Pada tahun 1824, Pemerintah Hindia Belanda mengutus Ph F Von Siebold membawa berbagai jenis tanaman teh. Staf Perwakilan Belanda di Jepang tersebut juga mengenalkan usaha pembudidayaan teh dengan bibit asal Jepang.
Hingga pada tahun 1826 tanaman teh berhasil ditanam untuk melengkapi koleksi Kebun Raya Bogor. Setahun kemudian, teh ditanam di Kebun Percobaan Cisurupan (Garut) dan Wanayasa (Purwakarta), Jawa Barat. Tertarik dengan keberhasilan perdagangan teh dari Tiongkok, Jepang, dan Taiwan di Pasar Eropa, Pemerintah Kolonial Belanda mengirim Jacobus Isidorus Loudewijk Levian Jacobson untuk belajar pengolahan teh di Tiongkok. Merujuk pada buku “Kisah Para Preanger Planters (Suganda, 2014)”, ahli dan pakar penguji teh dari Nederlandsche Handel Maatschappij (NHM) tersebut kembali ke Batavia dengan membawa 7 juta biji bibit teh dan 15 orang Tionghoa Makau sebagai buruh perkebunan yang direncanakan.
Wilayah Priangan tengah dipilih menjadi perkebunan teh. Udara sejuk dan topografi pegunungan pada ketinggian 500 sampai 1.000 meter cocok untuk habitat tanaman ini. Berhasilnya penanaman percobaan skala besar di Wanayasa (Purwakarta) dan di Raung (Banyuwangi) membuka jalan bagi J.I.L.L Jacobson meletakkan landasan bagi usaha perkebunan teh di Jawa.
Selain di Priangan, sejak 1833 Jacobson yang sudah menjadi Inspektur Bidang Tanaman Teh, mengembangkan tanaman teh lebih luas lagi. Diantaranya di Batavia, Karawang, Banten, Cirebon, dan beberapa daerah lain di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Hingga pada tahun 1835, hasil teh dari Nusantara mulai diangkut ke negeri Belanda sebanyak 200 peti dan pertama kalinya diikutkan pelelangan teh Amsterdam. Teh dari Jawa ini merupakan teh pertama di luar Cina yang masuk pasar Eropa. Semenjak itulah, teh Indonesia mulai dikenal bangsa-bangsa di dunia dan mengharumkan nama Nusantara.
Dikutip dari Jelajah Kompas.id; Foto FB Ridho Tandayu