Siska Tour & Travel

Siska Tour & Travel Menyediakan Tiket Pesawat & Kereta Api / Paket Tour Domestic & International
MEMBUKA PENDAFTARAN AGENT & DISTRIBUTOR

CONTACT US

BBM 5EDB073D
WA 081293495082
SMS/TLP 082210720836/08561947856

Jangan lupa,yang mau mudik atau p**ang kampung  menggunakan Kereta Api keberangkatan tanggal 10 juni 2017, hari ini tang...
12/03/2017

Jangan lupa,yang mau mudik atau p**ang kampung menggunakan Kereta Api keberangkatan tanggal 10 juni 2017,
hari ini tanggal 12 maret 2017, sudah bisa di pesan,star mulai jam 24:00




Titik Sugih Harti
09/02/2017

Titik Sugih Harti

Perbedaan E-Paspor dan Paspor Biasa Non Elektronik



Secara fisik, tidak ada perbedaan yang signifikan antara e-paspor dengan paspor biasa yang non elektronik. Demikian juga dengan syarat dan proses pembuatan e-paspor tidak berbeda dengan paspor biasa non elektronik. Jika baru akan membuat paspor, Anda cukup membawa dokumen asli, seperti: KTP, Kartu Keluarga, Akta Kelahiran, Ijazah Terakhir dan Akta Nikah bagi yang sudah menikah, lalu masing-masing dokumen tersebut difotokopi di kertas berukuran A4 (jangan dipotong) dan bawa ke kantor imigrasi terdekat.

Setelah pemeriksaan berkas, wawancara dan foto, Anda tinggal melakukan pembayaran biaya pengurusan di bank yang sudah ditunjuk, yaitu Bank BNI. Kemudian kembali lagi ke kantor imigrasi setelah 5 hari kerja untuk mengambil e-paspor yang sudah jadi.

Meskipun sekilas tampak sama, namun terdapat 3 perbedaan antara e-paspor dengan paspor biasa yang non elektronik, antara lain:

Adanya chip di bagian depan e-paspor, yang berfungsi untuk menyimpan data biometri pemilik paspor.


Paspor biasa non elektronik dapat diurus di semua kantor imigrasi Indonesia, namun untuk e-paspor hanya dapat diurus di beberapa kantor imigrasi tertentu saja, antara lain:
- Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan
- Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Barat
- Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Bandara Soekarno-Hatta
- Kantor Imigrasi Kelas I Jakarta Pusat
- Kantor Imigrasi Kelas I Jakarta Utara
- Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Priok
- Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Surabaya
- Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Batam

ICAO mewajibkan agar semua negara di dunia, termasuk Indonesia, memberlakukan penggunaan e-paspor mulai tahun 2015. Apabila Anda belum memiliki paspor atau paspor lama akan segera habis masa berlakunya, maka sebaiknya segera buat e-paspor. Jika saat ini Anda memiliki paspor biasa non elektronik dan ingin menggantinya dengan e-paspor, maka syaratnya sama dengan melakukan perpanjangan paspor biasa. Perbedaannya hanya pada biayanya saja.

Keuntungan Memiliki E-Paspor

E-paspor memberikan beberapa keuntungan bagi pemiliknya dibandingkan dengan paspor biasa non elektronik, keuntungan tersebut antara lain yaitu:

E-paspor sangat sulit untuk dipals**an atau disalahgunakan oleh orang lain, karena memiliki chip yang tertanam di dalam paspor yang berfungsi menyimpan data biometri pemilik paspor, sehingga lebih aman dibandingkan paspor biasa non elektronik.

Khusus di Jakarta dan Bali, pemegang e-paspor tidak perlu lagi mengantri di pintu pemeriksaan imigrasi, namun dapat langsung menuju autogate dibagian penerbangan internasional untuk memindai e-paspornya dan terbang ke negara tujuan liburannya. Jadi Anda tidak perlu melewati proses pemeriksaan manual dari petugas bandara Indonesia. Bagi traveller yang sering bepergian keluar negeri, hal ini tentu akan mempersingkat waktu antrian di bagian imigrasi bandara.

Pemegang e-paspor dapat mengunjungi Jepang secara gratis selama 15 hari tanpa harus membayar visa. Anda cukup mendaftarkan e-paspor sebelum keberangkatan ke Jepang. Proses pendaftaran ini memakan waktu 2 hari kerja.

Candi Kalasan terletak di Desa Kalibening, Tirtamani, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya sekitar 16 ...
30/11/2016

Candi Kalasan

terletak di Desa Kalibening, Tirtamani, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya sekitar 16 km ke arah timur dari kota Yogyakarta. Dalam Prasasti Kalasan dikatakan bahwa candi ini disebut juga Candi Kalibening, sesuai dengan nama desa tempat candi tersebut berada. Tidak jauh dari Candi Kalasan terdapat sebuah candi yang bernama Candi Sari. Kedua candi tersebut memiliki kemiripan dalam keindahan bangunan serta kehalusan pahatannya. Ciri khas lain yang hanya ditemui pada kedua candi itu ialah digunakannya vajralepa (bajralepa) untuk melapisi ornamen-ornamen dan relief pada dinding luarnya.

Umumnya sebuah candi dibangun oleh raja atau penguasa kerajaan pada masanya untuk berbagai kepentingan, misalnya untuk tempat ibadah, tempat tinggal bagi biarawan, pusat kerajaan atau tempat dilangsungkannya kegiatan belajar-mengajar agama. Keterangan mengenai Candi Kalasan dimuat dalam Prasasti Kalasan yang ditulis pada tahun Saka 700 (778 M). Prasasti tersebut ditulis dalam bahasa Sanskerta menggunakan huruf pranagari. Dalam Prasasti Kalasan diterangkan bahwa para penasehat keagamaan Wangsa Syailendra telah menyarankan agar Maharaja Tejapurnama Panangkarana mendirikan bangunan suci untuk memuja Dewi Tara dan sebuah biara untuk para pendeta Buddha. Menurut prasasti Raja Balitung (907 M), yang dimaksud dengan Tejapurnama Panangkarana adalah Rakai Panangkaran, putra Raja Sanjaya dari Kerajaan Mataram Hindu.

Rakai Panangkaran kemudian menjadi raja Kerajaan Mataram Hindu yang kedua. Selama kurun waktu 750-850 M kawasan utara Jawa Tengah dikuasai oleh raja-raja dari Wangsa Sanjaya yang beragama Hindu dan memuja Syiwa. Hal itu terlihat dari karakter candi-candi yang dibangun di daerah tersebut. Selama kurun waktu yang sama Wangsa Syailendra yang beragama Buddha aliran Mahayana yang sudah condong ke aliran Tantryana berkuasa di bagian selatan Jawa Tengah. Pembagian kekuasaan tersebut berpengaruh kepada karakter candi-candi yang dibangun di wilayah masing-masing pada masa itu. Kedua Wangsa tersebut akhirnya dipersatukan melalui pernikahan Rakai Pikatan Pikatan (838 - 851 M) dengan Pramodawardhani, Putra Maharaja Samarattungga dari Wangsa Syailendra.

Untuk membangun bangunan suci bagi Dewi Tara, Rakai Panangkaran menganugerahkan Desa Kalasan dan untuk membangun biara yang diminta para pendeta Buddha. Diperkirakan bahwa candi yang dibangun untuk memuja Dewi Tara adalah Candi Kalasan, karena di dalam candi ini semula terdapat patung Dewi Tara, walaupun patung itu sudah tidak berada di tempatnya. Sementara itu, yang dimaksud dengan biara tempat para pendeta Buddha, menurut dugaan, adalah Candi Sari yang memang letaknya tidak jauh dari Candi Kalasan. Berdasarkan tahun penulisan Prasasti Kalasan itulah diperkirakan bahwa tahun 778 Masehi merupakan tahun didirikannya Candi Kalasan.

Menurut pendapat beberapa ahli purbakala, Candi kalasan ini telah mengalami tiga kali pemugaran. Sebagai bukti, terlihat adanya 4 sudut kaki candi dengan bagian yang menonjol. Selain itu yang terdapat torehan yang dibuat untuk keperluan pemugaran pada tahun 1927 sampai dengan 1929 oleh Van Romondt, seorang arkeolog Belanda. Sampai saat ini Candi Kalasan masih digunakan sebagai tempat pemujaan bagi penganut ajaran Buddha, terutama aliran Buddha Tantrayana dan pemuja Dewi Tara.

Bangunan candi diperkirakan berada pada ketinggian sekitar duapuluh meter diatas permukaan tanah, sehingga tinggi keseluruhan bangunan candi mencapai 34 m. Candi Kalasan berdiri diatas alas berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 45x45 m yang membentuk selasar di sekeliling candi. Di setiap sisi terdapat tangga naik ke emperan candi yang dihiasi sepasang kepala naga pada kakinya. Di hadapan anak tangga terbawah terdapat hamparan lantai dari susunan batu. Di depannya kaki tangga dipasang lempengan batu yang tipis dan halus dengan bentuk berlekuk-lekuk.

Bangunan candi secara keseluruhan berbentuk empat persegi panjang berukuran 34x 45 m, terdiri atas ruang utama yang berbentuk bujur sangkar dan bilik-bilik yang menjorok keluar di tengah keempat sisinya. Dinding di sekeliling kaki candi dihiasi dengan pahatan bermotif kumuda, yaitu daun kalpataru yang keluar dari sebuah jambangan bulat.

Candi Kalasan memiliki 4 buah pintu yang terletak di keempat sisi, namun hanya pintu di sisi timur dan barat yang mempunyai tangga untuk mencapai pintu dan hanya pintu di sisi timur yang merupakan pintu masuk ke ruang utama di tengah candi. Dilihat dari letak pintu utamanya tersebut dapat dikatakan bahwa Candi Kalasan menghadap ke timur. Di sepanjang dinding candi terdapat cekungan-cekungan yang berisis berbagai arca, walaupun tidak semua arca masih berada di tempatnya. Diatas semua pintu dan cekungan selalu dihiasi dengan pahatan bermotif Kala. Tepat di atas ambang pintu, di bawah pahatan Kalamakara, terdapat hiasan kecil berupa wanita bersila memegang benda di kedua belah tangannya. Relung-relung di sisi kiri dan kanan atas pintu candi dihiasi dengan sosok dewa dalam posisi berdiri memegang bunga teratai.

Bagian atas tubuh candi berbentuk kubus yang melambangkan puncak Meru, dikelilingi oleh 52 stupa setinggi, rata-rata, 4,60 m.Sepanjang batas antara atap dan tubuh candi dihiasi dengan deretan makhluk kerdil yang disebut Gana.

Atap candi ini berbentuk segi delapan dan bertingkat dua. Tingkat pertama dihiasi dengan relung-relung berisi arca Budha Manusi Budha, sedangkan tingkat ke dua dihiasi dengan relung-relung berisi arca Dhayani Budha. Puncak candi sesungguhnya berbentuk stupa, tetapi sampai saat ini belum berhasil direkonstruksi kembali karena banyak batu asli yang tidak di temukan. Bila dilihat dari dalam, puncak atap terlihat seperti rongga dari susunan lingkaran dari batu yang semakin ke atas semakin menyempit.

Ruang utama candi berbentuk bujur sangkar dan mempunyai pintu masuk di sisi timur. Di dalam ruangan tersebut terdapat susunan batu bertingkat yang dahulu merupakan tempat meletakkan patung Dewi Tara. Diperkirakan bahwa patung tersebut terbuat dari perunggu setinggi sekitar enam meter. Menempel pada dinding barat, di belakang susunan batu tersebut terdapat semacam altar pemujaan.

Bakso Klenger Ratu Sari JogyaSeakan tidak ada habisnya membahas salah satu makanan paling populer di Indonesia ini.Bakso...
29/11/2016

Bakso Klenger Ratu Sari Jogya

Seakan tidak ada habisnya membahas salah satu makanan paling populer di Indonesia ini.

Bakso, panganan bulat berbahan dasar daging sapi ini menjadi idola hampir semua lapisan masyarakat Indonesia.

Beragam inovasi dan variasi terus bermunculan memperkaya varian kuliner satu ini.

Di Yogyakarta, terdapat sebuah tempat makan yang menyajikan bakso yang berbeda dengan bakso kebanyakan.

Jika berkunjung ke outlet bakso yang berada di jalan Wahid Hasyim no. 296 Nologaten, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta anda tidak usah kaget dengan ukuran bakso yang tak lazim.

Di outlet bakso yang bernama Bakso Ratusari tersebut menyajikan varian bakso dengan ukuran super besar.

Bakso dengan berat mulai dari 250 gram hingga 5 kilogram dapat anda temukan di sana.

Dengan berat tersebut, menjadikan ukuran baksonya super besar bahkan besarnya ada yang sama ukuran kepala orang dewasa.

Adalah Achmad Fardiansyah Taufik, yang memiliki ide berjualan bakso dengan ukuran super ini.

Wisata Rumah Terbalik Upside Down World JogjaBosan dengan wisata di Jogja yang itu-itu aja? Ingin mencoba sesuatu yang b...
29/11/2016

Wisata Rumah Terbalik Upside Down World Jogja

Bosan dengan wisata di Jogja yang itu-itu aja? Ingin mencoba sesuatu yang berbeda? Jangan khawatir karna beberapa tahun belakangan ini banyak spot wisata baru yang bermunculan, salah satu destinasi wisata yang baru dibuka yaitu upside down world jogja, atau yang lebih terkenal dengan sebutan rumah terbalik, upside down world yang pertama kali dibangun di Indonesia terletak di Bali.

Setelah mendapat sambutan meriah dan positif di p**au dewata sekitar 5 bulan lebih maka rumah terbalik atau upside down world kali ini pun telah dibangun di Yogyakarta dan resmi dibuka pada tanggal 4 juli 2016 kemarin.

Konsep upside down world jogja hampir mirip dengan tempat tinggal atau rumah yang dilengkapi dengan berbagai ruangan seperti ruang tamu, dapur, ruang makan. Tercatat ada delapan spot foto yang tersedia di upside down world Jogja, mulai dari ruang 3D, living room, dinning room, master bed room, kids room, kitchen, laundry room dan bathroom.

Walaupun berkonsep seperti tempat tinggal biasa, namun jangan dikira perabotan dan semua perlengkapan yang ada di dalam upside down world ini palsu atau sekedar gambar dua dimensi yang di tempel di dinding. Semua yang ada di sini adalah perabotan asli dan malah sangat trendi dan mecing, di sesuaikan bagi wisatawan yang s**a foto-foto buat dipamerin di instagram. Tiket masuk ke lokasi adalah sebesar Rp.80.000 buat dewasa dan Rp.30.000 buat anak dibawah umur.

Agak sedikit mahal memang, tapi buat salah satu wisata yang anti mainstream dan sangat menarik, tentu uang yang telah kita keluarkan akan sepadan dengan kreatifitas dan seni yang sudah di sajikan di upside down world jogja ini. Lokasinya terletak di Jl. Ring Road Utara, Maguwoharjo, Kec. Depok, Kabupaten Sleman (di sebrang indomart casa grande), jam operasionalnya atau waktu buka dari jam 10:00 – 19:00

Saat weekend tempat ini sangat ramai dikunjungi wisatawan, maka harus antri untuk gantian berfoto di spot yang di inginkan, maka tips jika kamu tak ingin rebutan tempat foto harus datang lebih awal dan jangan terlalu banyak membawa barang karena disini belum tersedia fasilitas penitipan barang. lalu usahakan bawa kaus kaki karena masuknya dilarang menggunakan sepatu atau sandal.

Jangan khawatir kamu bingung atau mati gaya disini, karena akan ada orang yang akan memberi arahan dan tips bagaimana pose yang bagus sampai cara mengambil fotonya, Dan khusus buat kamu anak kuliahan di Jogja akan merasa tercengang karean disini juga terdapat ruangan warung makan indomie (warmindo) atau lebih populer dengan sebutan Burjo. kamu jangan sampai kelewatan buat foto di spot ini deh kalo gak pengen nyesel.

Vihara buddhagayaWatugong SemarangVihara Buddhagaya Watugong merupakan salah satu tempat wisata bersejarah di Semarang. ...
28/11/2016

Vihara buddhagayaWatugong Semarang

Vihara Buddhagaya Watugong merupakan salah satu tempat wisata bersejarah di Semarang. Vihara Buddhagaya Watugong terletak di jalan raya Pudakpayung Watugong. Karena letaknya yang di pinggir jalan Raya dan di depan markas Kodam IV Diponegoro , sehingga Vihara Buddhagaya Watugong mudah di akses.

Jika anda hendak berkunjung kesana, dari pusat kota Semarang anda dapat menuju Ungaran atau jalan jurusan Solo-Jogja dengan perjalanan sekitar 45 menit saja. Kawasan Vihara Buddhagaya di namakan watugong, karena terdapat batu yang bentuknya menyerupai gong. Di Vihara Buddhagaya Watugong terdapat dua bangunan utama yang paling terkenal yaitu Pagoda Avalokitesvara dan Vihara Dhammasala

Pagoda Avalokitesvara atau biasa di kenal dengan Pagoda cinta dan kasih sayang (Pagoda Metakaruna). Pagoda ini didirikan dengan tujuan untuk menghormati Dewi Kwan Sie Im Po Sat yang di percaya oleh ummat buda sebagai dewi kasih sayang.

Pagoda Avalokitesvara terdiri dari 7 tingkat dengan tinggi 7 meter. Tujuh tingkat ini di maksudkan sebagai lambing kesucian yang akan di capai oleh pertapa setelah mencapai tingkat ke tujuh. Di dalam bagunan Pagoda Avalokitesvara terdapat patung yang berjumlah 30 buah. Diantaranya patung Dewi Kwan Im, Panglima We Do dan Patung Amithaba(guru besar para dewa dan manusia). Sedangkan di puncak pagoda terdapat Stupa untuk menyimpan mutiara Buddha (relik). Di pagoda ini juga di gunakan untuk ritual Tjiam Shi atau ritual untuk mengetahui nasib manusia.

Vihara Dhammasala

Bangunan Vihara dhammasala terdiri dari dua lantai. Lantai pertama adalah aula serbaguna yang mempunyai panggung di bagian depan, sedangkan lantai kedua terdapat ruang dhammasala yang di gunakan untuk acara ibadah umat Buddha. Di dalamnya juga terdapat patung Buddha duduk berwarna emas dan berukuran besar. Vihara Dhammasala di kelilingi pagar dengan ukiran cerita Paticca Samuppada atau cerita proses kehidupan manusia dari lahir hingga meninggal dunia.

Sebelum memasuki Vihara ini, pengunjung di haruskan untuk melakukan ritual khusus terlebih dahulu. Yaitu ritual menginjak relief ayam, ular dan babi yang ada di depan pintu masuk. Relief hewan-hewan ini di yakini melambangkan keserakahan, kebencian, dan kemalasan. Dengan menginjakkan kaki di relief tadi, di harapkan manusia dapat meninggalkan karakter buruk tersebut baru kemudian dapat memasuki nirwana. Sekarang ini, Vihara Buddhagaya merupakan salah satu bangunan yang berada di bawah binaan Sangha Threvada atau organisai Kebikkuan yang berpedoman pada Kitab Suci Tipitaka Pali.

Jika anda hendak berkunjung kesana, berkunjunglah sekitar pukul 07.00-21.00. serta jangan lupa untuk memakai baju tertutup dan bicaralah yang sopan. Jika berkenan untuk bermalam, di depan Vihara Buddhagaya terdapat cottage untuk menginap yang di sediakan oleh pengurus Vihara. Jangan khawatir, karena pegurus tidak mematok tarif retribusi. Sehingga pengunjung dapat membayar seikhlasnya

Sejarah Sam poo kong (cheng hCheng Ho adalah seorang kasim Muslim yang menjadi orang kepercayaan Kaisar Yongle dari Tion...
28/11/2016

Sejarah Sam poo kong (cheng h

Cheng Ho adalah seorang kasim Muslim yang menjadi orang kepercayaan Kaisar Yongle dari Tiongkok (berkuasa tahun 1403-1424), kaisar ketiga dari Dinasti Ming. Nama aslinya adalah Ma He, juga dikenal dengan sebutan Ma Sanbao, berasal dari provinsi Yunnan. Ketika pas**an Ming menaklukkan Yunnan, Cheng Ho ditangkap dan kemudian dijadikan orang kasim. Ia adalah seorang bersuku Hui, suku bangsa yang secara fisik mirip dengan suku Han, namun beragama Islam.

Dalam Ming Shi (Sejarah Dinasti Ming) tak terdapat banyak keterangan yang menyinggung tentang asal-usul Cheng Ho. Cuma disebutkan bahwa dia berasal dari Provinsi Yunnan, dikenal sebagai kasim (abdi) San Bao. Nama itu dalam dialek Fujian biasa diucapkan San Po, Sam Poo, atau Sam Po. Sumber lain menyebutkan, Ma He (nama kecil Cheng Ho) yang lahir tahun Hong Wu ke-4 (1371 M) merupakan anak ke-2 pasangan Ma Hazhi dan Wen.

Saat Ma He berumur 12 tahun, Yunnan yang dikuasai Dinasti Yuan direbut oleh Dinasti Ming. Para pemuda ditawan, bahkan dikebiri, lalu dibawa ke Nanjing untuk dijadikan kasim istana. Tak terkecuali Cheng Ho yang diabdikan kepada Raja Zhu Di di istana Beiping (kini Beijing).

Di depan Zhu Di, kasim San Bao berhasil menunjukkan kehebatan dan keberaniannya. Misalnya saat memimpin anak buahnya dalam serangan militer melawan Kaisar Zhu Yunwen (Dinasti Ming). Abdi yang berpostur tinggi besar dan bermuka lebar ini tampak begitu gagah melibas lawan-lawannya. Akhirnya Zhu Di berhasil merebut tahta kaisar.

Ketika kaisar mencanangkan program pengembalian kejayaan Tiongkok yang merosot akibat kejatuhan Dinasti Mongol (1368), Cheng Ho menawarkan diri untuk mengadakan muhibah ke berbagai penjuru negeri. Kaisar sempat kaget sekaligus terharu mendengar permintaan yang tergolong nekad itu. Bagaimana tidak, amanah itu harus dilakukan dengan mengarungi samudera. Namun karena yang hendak menjalani adalah orang yang dikenal berani, kaisar oke saja.

Berangkatlah armada Tiongkok di bawah komando Cheng Ho (1405). Terlebih dahulu rombongan besar itu menunaikan shalat di sebuah masjid tua di kota Quanzhou (Provinsi Fujian). Pelayaran pertama ini mampu mencapai wilayah Asia Tenggara (Semenanjung Malaya, Sumatera, dan Jawa). Tahun 1407-1409 berangkat lagi dalam ekspedisi kedua. Ekspedisi ketiga dilakukan 1409-1411. Ketiga ekspedisi tersebut menjangkau India dan Srilanka. Tahun 1413-1415 kembali melaksanakan ekspedisi, kali ini mencapai Aden, Teluk Persia, dan Mogadishu (Afrika Timur). Jalur ini diulang kembali pada ekspedisi kelima (1417-1419) dan keenam (1421-1422). Ekspedisi terakhir (1431-1433) berhasil mencapai Laut Merah.

Cheng Ho berlayar ke Malaka pada abad ke-15. Saat itu, seorang putri Tiongkok, Hang Li Po (atau Hang Liu), dikirim oleh kaisar Tiongkok untuk menikahi Raja Malaka (Sultan Mansur Shah).

Pada tahun 1424, kaisar Yongle wafat. Penggantinya, Kaisar Hongxi (berkuasa tahun 1424-1425, memutuskan untuk mengurangi pengaruh kasim di lingkungan kerajaan. Cheng Ho melakukan satu ekspedisi lagi pada masa kekuasaan Kaisar Xuande (berkuasa 1426-1435).

Kapal yang ditumpangi Cheng Ho disebut 'kapal pusaka' merupakan kapal terbesar pada abad ke-15. Panjangnya mencapai 44,4 zhang (138 m) dan lebar 18 zhang (56 m). Lima kali lebih besar daripada kapal Columbus. Menurut sejarawan, JV Mills kapasitas kapal tersebut 2500 ton.

Model kapal itu menjadi inspirasi petualang Spanyol dan Portugal serta pelayaran modern di masa kini. Desainnya bagus, tahan terhadap serangan badai, serta dilengkapi teknologi yang saat itu tergolong canggih seperti kompas magnetik.

Cheng Ho melakukan ekspedisi ke berbagai daerah di Asia dan Afrika, antara lain:

Vietnam
Taiwan
Malaka / bagian dari Malaysia
Sumatra / bagian dari Indonesia
Jawa / bagian dari Indonesia
Sri Lanka
India bagian Selatan
Persia
Teluk Persia
Arab
Laut Merah, ke utara hingga Mesir
Afrika, ke selatan hingga Selat Mozambik

Karena beragama Islam, para temannya mengetahui bahwa Cheng Ho sangat ingin melakukan Haji ke Mekkah seperti yang telah dilakukan oleh almarhum ayahnya, tetapi para arkeolog dan para ahli sejarah belum mempunyai bukti kuat mengenai hal ini. Cheng Ho melakukan ekspedisi paling sedikit tujuh kali dengan menggunakan kapal armadanya.

Armada ini terdiri dari 27.000 anak buah kapal dan 307 (armada) kapal laut. Terdiri dari kapal besar dan kecil, dari kapal bertiang layar tiga hingga bertiang layar sembilan buah. Kapal terbesar mempunyai panjang sekitar 400 feet atau 120 meter dan lebar 160 feet atau 50 meter. Rangka layar kapal terdiri dari bambu Tiongkok. Selama berlayar mereka membawa perbekalan yang beragam termasuk binatang seperti sapi, ayam dan kambing yang kemudian dapat disembelih untuk para anak buah kapal selama di perjalanan. Selain itu, juga membawa begitu banyak bambu Tiongkok sebagai suku cadang rangka tiang kapal berikut juga tidak ketinggalan membawa kain Sutera untuk dijual.

Dalam ekspedisi ini, Cheng Ho membawa balik berbagai penghargaan dan utusan lebih dari 30 kerajaan - termasuk Raja Alagonakkara dari Sri Lanka, yang datang ke Tiongkok untuk meminta maaf kepada kaisar Tiongkok. Pada saat p**ang Cheng Ho membawa banyak barang-barang berharga diantaranya kulit dan getah pohon Kemenyan, batu permata (ruby, emerald dan lain-lain) bahkan beberapa orang Afrika, India dan Arab sebagai bukti perjalanannya. Selain itu juga membawa p**ang beberapa binatang asli Afrika termasuk sepasang jerapah sebagai hadiah dari salah satu Raja Afrika, tetapi sayangnya satu jerapah mati dalam perjalanan p**ang.

Majalah Life menempatkan Cheng Ho sebagai nomor 14 orang terpenting dalam milenium terakhir. Perjalanan Cheng Ho ini menghasilkan Peta Navigasi Cheng Ho yang mampu mengubah peta navigasi dunia sampai abad ke-15. Dalam buku ini terdapat 24 peta navigasi mengenai arah pelayaran, jarak di lautan, dan berbagai pelabuhan.

Cheng Ho adalah penjelajah dengan armada kapal terbanyak sepanjang sejarah dunia yang pernah tercatat. Juga memiliki kapal kayu terbesar dan terbanyak sepanjang masa hingga saat ini. Selain itu beliau adalah pemimpin yang arif dan bijaksana, mengingat dengan armada yang begitu banyaknya beliau dan para anak buahnya tidak pernah menjajah negara atau wilayah dimanapun tempat para armadanya merapat.

Semasa di India termasuk ke Kalkuta, para anak buah juga membawa seni beladiri lokal yang bernama Kallary Payatt yang mana setelah dikembangkan di negeri Tiongkok menjadi seni beladiri Kungfu.

Sebagai orang Hui (etnis di Cina yang identik dengan Muslim) Cheng Ho sudah memeluk agama Islam sejak lahir. Kakeknya seorang haji. Ayahnya, Ma Hazhi, juga sudah menunaikan rukun Islam kelima itu. Menurut Hembing Wijayakusuma, nama hazhi dalam bahasa Mandarin memang mengacu pada kata 'haji'.

Bulan Ramadhan adalah masa yang sangat ditunggu-tunggu Cheng Ho. Pada tanggal 7 Desember 1411 sesudah pelayarannya yang ke-3, pejabat di istana Beijing ini menyempatkan mudik ke kampungnya, Kunyang, untuk berziarah ke makam sang ayah. Ketika Ramadhan tiba, Cheng Ho memilih berpuasa di kampungnya yang senantiasa semarak. Dia tenggelam dalam kegiatan keagamaan sampai Idul Fitri tiba.

Setiap kali berlayar, banyak awak kapal beragama Islam yang turut serta. Sebelum melaut, mereka melaksanakan shalat jamaah. Beberapa tokoh Muslim yang pernah ikut adalah Ma Huan, Guo Chongli, Fei Xin, Hassan, Sha'ban, dan Pu Heri. "Kapal-kapalnya diisi dengan prajurit yang kebanyakan terdiri atas orang Islam," tulis HAMKA.

Ma Huan dan Guo Chongli yang fasih berbahasa Arab dan Persia, bertugas sebagai penerjemah. Sedangkan Hassan yang juga pimpinan Masjid Tang Shi di Xian (Provinsi Shan Xi), berperan mempererat hubungan diplomasi Tiongkok dengan negeri-negeri Islam. Hassan juga bertugas memimpin kegiatan-kegiatan keagamaan dalam rombongan ekspedisi, misalnya dalam melaksanakan penguburan jenazah di laut atau memimpin shalat hajat ketika armadanya diserang badai.

Kemakmuran masjid juga tak pernah dilupakan Cheng Ho. Tahun 1413 dia merenovasi Masjid Qinging (timur laut Kabupaten Xian). Tahun 1430 memugar Masjid San San di Nanjing yang rusak karena terbakar. Pemugaran masjid mendapat bantuan langsung dari kaisar.

Beberapa sejarawan meyakini bahwa petualang sejati ini sudah menunaikan ibadah haji. Memang tak ada catatan sejarah yang membuktikan itu, tapi pelaksanaan haji kemungkinan dilakukan saat ekspedisi terakhir (1431-1433). Saat itu rombongannya memang singgah di Jeddah.

Selama hidupnya Cheng Ho memang sering mengutarakan hasrat untuk pergi haji sebagaimana kakek dan ayahnya. Obsesi ini bahkan terbawa sampai menjelang ajalnya. Sampai-sampai ia mengutus Ma Huan pergi ke Mekah agar melukiskan Ka'bah untuknya. Muslim pemberani ini meninggal pada tahun 1433 di Calicut (India), dalam pelayaran terakhirnya.

Cheng Ho dan Indonesia

Cheng Ho mengunjungi kep**auan di Indonesia selama tujuh kali. Ketika ke Samudera Pasai, ia memberi lonceng raksasa "Cakra Donya" kepada Sultan Aceh, yang kini tersimpan di museum Banda Aceh.

Tahun 1415, Cheng Ho berlabuh di Muara Jati (Cirebon), dan menghadiahi beberapa cindera mata khas Tiongkok kepada Sultan Cirebon. Salah satu peninggalannya, sebuah piring yang bertuliskan ayat Kursi masih tersimpan di Keraton Kasepuhan Cirebon.

Pernah dalam perjalanannya melalui Laut Jawa, Wang Jinghong (orang kedua dalam armada Cheng Ho) sakit keras. Wang akhirnya turun di pantai Simongan, Semarang, dan menetap di sana. Salah satu bukti peninggalannya antara lain Kelenteng Sam Po Kong (Gedung Batu) serta patung yang disebut Mbah Ledakar Juragan Dampo Awang Sam Po Kong.

Cheng Ho juga sempat berkunjung ke Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan raja Wikramawardhana.

Lawang Sewu atau dalam bahasa Indonesia Pintu Seribu adalah Gedung megah yang dibangun di Era penjajahan Belanda.Yang se...
28/11/2016

Lawang Sewu

atau dalam bahasa Indonesia Pintu Seribu adalah Gedung megah yang dibangun di Era penjajahan Belanda.Yang sekarang ini menjadi salah satu Obyek Wisata kota Semarang. Lawang Sewu merupakan sebuah bangunan kuno peninggalan jaman belanda yang dibangun pada 1904. Semula gedung ini untuk kantor pusat perusahaan kereta api (trem) penjajah Belanda atau Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappij (NIS). Gedung tiga lantai bergaya art deco (1850-1940) ini karya arsitek Belanda ternama, Prof Jacob F Klinkhamer dan BJ Queendag. Lawang Sewu terletak di sisi timur Tugu Muda Semarang, atau di sudut jalan Pandanaran dan jalan Pemuda. Disebut Lawang Sewu (Seribu Pintu), ini dikarenakan bangunan tersebut memiliki pintu yang sangat banyak. Kenyataannya, pintu yang ada tidak sampai seribu. Bangunan ini memiliki banyak jendela tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu.

Sejarah Lawang Sewu

Sejarah gedung ini tak lepas dari sejarah perkeretaapian di indonesia karena dibangun sebagai Het Hoofdkantoor Van de Nederlandsch – Indische Spoorweg Maatscappij (NIS) yaitu kantor pusat NIS, perusahaan kereta api swasta di masa pemerintahan Hindia belanda yang pertama kali membangun jalur kereta api di Indonesia menghubungkan Semarang dengan “Vorstenlanden” (Surakarta dan Yogyakarta) dengan jalur pertamanya Jalur Semarang Temanggung 1867.

Awalnya administrasi NIS diselenggarakan di Stasiun Semarang NIS. Pertumbuhan jaringan yang pesat diikuti bertambahnya kebutuhan ruang kerja sehingga diputuskan membangun kantor administrasi di lokasi baru. Pilihan jatuh pada lahan di pinggir kota dekat kediaman Residen Hindia Belanda, di ujung selatan Bodjongweg Semarang. Direksi NOS menyerahkan perencanaan gedung ini kepada Prof Jacob F Klinkhamer dan B.J Ouendag, arsitek dari Amsterdam Belanda.

Pelaksanaan pambangunan dimulai 27 Februari 1904 dan selesai 1907. Kondisi tanah di jalan harus mengalami perbaikan terlebih dahulu dengan penggalian sedalam 4 meter dan diganti dengan lapisan vulkanis. Bangunan pertama yang dikerjakan adalah rumah penjaga dan bangunan percetakan, dilanjutkan dengan bangunan utama. Setelah dipergunakan beberapa tahun, perluasan kantor dilaksanakan dengan membuat bangunan tambahan pada tahun 1916 – 1918.

Pada tahun 1873 rel kereta api pertama di Hindia Belanda selesai dibangun. Jalan itu dibangun oleh Nederlandsch Indische Spoorweg maatschappij (NIS), suatu perusahaan swasta yang mendapat konsesi dari pemerintah kolonial untuk menghubungkan daerah pertanian yang subur di Jawa Tengah dengan kota pelabuhan Semarang (Durrant, 1972). Stasiun di Semarang yang berada di tambaksari tidak jauh dari pelabuhan.

Pada peralihan abad ke-20 NIS membangun stasiun stasiun baru yang besar. Pada tahun 1914 stasiun Tambaksari digantikan oleh Stasiun Tawang. Sebelumnya pada tahun 1908 selesai dibangun p**a kantor pusat NIS yang baru, bangunan itu berada di ujung jalan Bodjong, di Wilhelmina Plein berseberangan dengan kediaman gubernur.

Kantor pusat NIS yang baru itu adalah bangunan besar 2 lantai berbentuk “L” yang dirancang oleh J.F Klinkhamer dan Ouendag dalam gaya Renaissance Revival (Sudrajat,1991). Menurut Sudrajat pembangunan kantor pusat NIS di Semarang adalah tipikal 2 dasawarsa awal abad 20 ketika diperkenalkan politik etis, ketika itu “… Muncul kebutuhan yang cukup besar untuk mendirikan bangunan bangunan publik dan perumahan, akibat perluasan daerah jajahan, desentralisasi administrasi kolonial dan pertumbuhan usaha swasta”.

Penduduk Semarang memberinya nama “Lawang Sewu” (pintu seribu), mengacu pada pintu pintunya yang sangat banyak, yan gmerupakan usaha para arsiteknya untuk membangun gedung kantor modern yang sesuai dengan iklim tropis Semarang. Semua bahan bangunan didatangkan dari Eropa kecuali batu bata, batu alam dan kayu jati.

Pada saat yang bersamaan Angkatan Muda Kereta Api (AMKA) berusaha mengambil alih kereta api, pertempuran pecah antara pemuda dan tentara Jepang, belasan pemuda terbunuh di gedung ini, 5 diantara mereka dimakamkan di halaman (tetapi pada tahun 1975 jenazah mereka dipindah ke Taman Makam Pahlawan). Di depan Lawang Sewu berdiri monumen untuk memperingati mereka yang gugur di Pertempuran Lima Hari.

Sesaat setelah kemerdekaan Lawang Sewu digunakan Kantor Perusahaan Kereta Api, kemudian militer mengambil alih gedung ini, tetapi sekarang telah kembali ke tangan PT KAI.

Berapakan sebenarnya jumlah pintu dari Lawang Sewu?

Seperti Kep**auan Seribu yang jumlah p**au yang sebenarnya tak sampai 1.000, karena tercatat hanya 342 buah p**au saja. Sebutan “Sewu” [Jawa: Seribu], merupakan penggambaran sedemikian banyaknya jumlah pintunya. Menurut guide lawang sewu, jumlah lubang pintunya terhitung sebanyak 429 buah, dengan daun pintu lebih dari 1.200 (sebagian pintu dengan 2 daun pintu, dan sebagian dengan menggunakan 4 daun pintu, yang terdiri dari 2 daun pintu jenis ayun [dengan engsel], ditambah 2 daun pintu lagi jenis sliding door/pintu geser).

Address

Jalan Plumpang B Alur Laut K1 No. 17
Jakarta
14230

Opening Hours

Monday 08:00 - 20:00
Tuesday 08:00 - 20:00
Wednesday 08:00 - 20:00
Thursday 08:00 - 20:00
Friday 08:00 - 20:00
Saturday 08:00 - 20:00
Sunday 08:00 - 20:00

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Siska Tour & Travel posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Siska Tour & Travel:

Videos

Share

Category


Other Tour Agencies in Jakarta

Show All