18/10/2017
By Dewa Eka Prayoga
Apa yang lebih penting dari sekadar kelarisan?
Saya, dan mungkin juga Anda, tentu menginginkan bisnis yang sedang kita bangun saat ini produknya dapat diterima pasar dengan baik. Bukankah demikian?
Istilah kerennya, LARIS.
Tapi apakah "laris" menjadi standar kebahagiaan seorang pebisnis?
Bisa jadi iya, bisa jadi tidak.
Orang-orang berideologi kapitalis akan sangat bahagia jika bisnisnya laris manis. Karena bagi mereka, standar kebahagiaannya diukur dari materi.
Bagaimana dengan kita?
Oh ternyata tidak.
Standar kebahagiaan kita, seorang Muslim, bukan terletak pada materi, melainkan KERIDHOAN ALLAH subhanahu wa ta'ala...
Apa ciri-cirinya?
Hatinya tenang.
Bermanfaat bagi banyak orang.
Mensejahterakan & memberdayakan.
..dan tentunya, semakin mendekatkan diri kita dengan-Nya.
Misalnya:
Makin gemar ibadah.
Makin rajin tilawah.
Makin ahli sedekah.
Termasuk, menyegerakan menikah, karena itu perintah-Nya.
Hehehe...
Udah, Anda yang masih jomblo, jangan baper. Banyak-banyak aja berdoa, semoga Allah segera pertemukan Anda dengan jodoh pilihan-Nya. Aamiin..
Balik lagi bicara soal Laris.
Lantas, apa gak boleh, bekerjakeras agar bisnisnya laris?
Boleh. Boleh banget, asalkan niatnya lurus.
Bukan untuk memperkaya diri, tapi untuk semakin banyak berbagi.
Bukan untuk membanggakan diri, tapi untuk semakin bersyukur dengan rezeki yang diberi.
Bukan untuk menyombongkan diri, tapi untuk semakin dekat dengan Ilahi.
Karena keridhoan ALLOH itu yang utama.
Jangan sampai salah niat, apalagi kalau sampai membuat kita makin banyak maksiat. Naudzubillah...
yuk saling mengingatkan dalam kebaikan...
Sebentar lagi masuk waktu Dhuhur, Yuuk segera melangkah ke Masjid terdekat untuk memenuhi panggilan ALLOH