28/10/2024
3 Hotel Tertua di Pulau Lombok, No. 3 Bahkan Telah Ada Sejak Zaman Kerajaan
Banyak yang berpikir bahwa pariwisata Lombok baru dimulai sekitar tahun 1991-an setelah hadirnya Hotel Sheraton di Senggigi yang kemudian disusul oleh Novotel pada tahun 1997. Namun, sebenarnya jauh sebelum Indonesia merdeka, bahkan sebelum Hindia Belanda membentuk cabang pemerintahan di Pulau Lombok, telah terdapat akomodasi dengan konsep lodge yang dibangun oleh Anak Agung dari Kerajaan Mataram Lombok. Beberapa akomodasi lainnya dibangun pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, yang sayangnya kini telah dialih fungsikan dan salah satu justru terbengkalai.
Berikut adalah tiga hotel tertua di Pulau Lombok yang memiliki nilai sejarah tinggi:
1. Hotel Suranadi, Narmada
Diresmikan pada tahun 1932 oleh pemerintah Hindia Belanda, Hotel Suranadi menempati posisi sebagai hotel tertua ketiga di Nusa Tenggara Barat. Hotel ini mulai beroperasi hanya berselang dua tahun setelah Hotel Tiga Emas di Kota Tua Ampenan dibuka pada tahun 1930.
Lebih dari sekedar gelar Hotel Tertua, Hotel Suranadi juga berperan sebagai bukti sejarah perkembangan pariwisata di NTB.
Menurut situs Architecture Heritage, sejak diresmikan pada tahun 1932, Hotel Suranadi dulunya adalah destinasi berlibur para pejabat tinggi dan tamu tamu penting pemerintah Hindia Belanda.
Berdiri kokoh diatas bukit, di antara rimbun pohon beringin purba, dikelilingi oleh sumber sumber mata air murni, Menghadap hijau persawahan, berlatar Pura suci Suranadi dan hutan lindung yang lebat, Hotel Suranadi menawarkan nuansa arsitektur modern yang terpadu sempurna dengan alam dan spiritual site.
Terdiri atas satu bangunan utama bergaya Dutch Colonial House, 7 cottages dengan total 15 kamar, sebuah aula, restoran, kolam renang, cold bath, dua kolam pancing, kanal kanal buatan dan sejumlah pancuran. Hotel Suranadi adalah definisi sempurna dari sebuah Taman Surga atau Garden of Eden.
Sayangnya, bangunan megah ini sekarang terbengkalai. Atap bangunan banyak yang lapuk dimakan rayap dan beberapa bangunan lainnya malah sudah tidak memiliki atap sama sekali.
Status: Terbengkalai
Lokasi: Jalan Pariwisata Suranadi, Kec. Narmada
2. Hotel Tiga Emas, Kota Tua Ampenan
Berada di jantung Kota Tua Ampenan, Hotel Tiga Emas telah melayani tamu tamu dari berbagai penjuru dunia, baik Eropa, Arab, dan China.
Hotel ini terkenal dengan bangunan bergaya art deco khas bangunan kolonial Belanda yang masih terawat dengan baik.
Sayangnya, Hotel Tiga Emas kini telah berubah fungsi menjadi rumah pribadi.
Status: Beralih fungsi sebagai rumah pribadi
Lokasi: Kota Tua Ampenan, Kota Mataram
3. Taman Bogor, Mataram
Tidak banyak yang tahu bahwa jauh sebelum berdirinya NKRI, bahkan sebelum Hindia Belanda membuat cabang pemerintahannya di Pulau Lombok, telah terdapat sebuah hotel dengan konsep lodge yang dibangun oleh Anak Agung sebagai bagian dari fasilitas umum pada zaman Kerajaan Mataram Lombok.
Menurut catatan Dr. Jacob yang ditulis ulang oleh W. Cool dalam buku De Lombok Expeditie, Taman Bogor pada tahun 1881 terdiri atas empat bangunan utama: tiga lodge dan sebuah ruang meeting. Setiap kamar tidur menghadap ke lapangan luas yang dikelilingi pohon manggis, dengan empat kolam besar di tengahnya.
Meskipun tidak banyak yang tersisa dari Taman Bogor hari ini selain sebuah kolam kecil dan namanya yang masih digunakan oleh pemiliknya, nuansa magis masa lalu masih terasa sangat kuat di tempat ini.
Saat ini, Taman Bogor berfungsi sebagai rumah tinggal dan kos-kosan, namun jejak sejarahnya tetap hidup dalam ingatan masyarakat setempat.
Status: Beralih fungsi sebagai kos-kosan
Lokasi: Jalan Angsoka No.5, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram
Buat yang ingin menjelajahi jejak jejak sejarah di pulau Lombok, kami merekomendasikan teman teman untuk menghubungi Lombok Heritage & Science Society agar mendapatkan pemahaman tentang sejarah Lombok sesuai dengan fakta dan data yang benar dari sumber sumber primer.
berat