Lombok Friendly

Lombok Friendly Your guide to everything Lombok & Beyond
(271)

Lombok Masuk Daftar Destinasi Pelulusan Terbaik Dunia!Bersama Bali dan Jakarta, Lombok menjadi salah satu dari 15 rekome...
19/01/2025

Lombok Masuk Daftar Destinasi Pelulusan Terbaik Dunia!

Bersama Bali dan Jakarta, Lombok menjadi salah satu dari 15 rekomendasi destinasi merayakan kelulusan yang ramah di kantong menurut Conde Nast Travelers 2025.

“Backpacking di negara asing adalah pengalaman yang tak tertandingi, terutama untuk kelulusan,” kata Jen Richardson, Trip Planner di Scouted.

Kelulusan bukan hanya sekadar bukti sebuah pencapaian, tetapi juga awal dari sebuah bab baru dalam kehidupan. Tidakkah sebuah pencapaian layak dirayakan? Dan adakah perayaan yang lebih baik daripada dengan sebuah perjalanan tak terlupakan seperti pencapaian itu sendiri? Saatnya memanjakan dirimu dengan berbagai pengalaman yang menginspirasi.

Bayangkan merayakan kelulusan di Indonesia; menjelajahi keramaian ibu kota Jakarta, mengendarai sepeda motor di antara pematang sawah di Ubud, serta bersantai di pantai-pantai pasir putih dan pulau-pulau indah di Lombok.

Rekomendasi ini dibuat oleh para ahli perjalanan dan dikurasi oleh tim internal Conde Nast Traveler untuk menjadi panduan utama liburan pasca-kelulusan di tahun 2025.

Adapun daftar lengkap rekomendasi ini mencakup: Wyoming, Puerto Rico, Costa Rica, South Africa, Norwegia, Southern US, Ireland, Mexico, Croatia, India, Eropa Timur, dan Asia Tenggara di mana Indonesia berada di dalamnya, dengan Jakarta, Bali, dan Lombok sebagai destinasi yang direkomendasikan.

Megan Spurrell and Jessica Chapel, Conde Nast Traveler, January 17, 2025.

Ditulis ulang oleh Adit R Alfath
Photo: Sungai Jangkok, Desa Punikan, Lombok Barat.

Bale Terang: Tempat Peristirahatan Sang Raja dan PermaisurinyaSelain Bale Loji dan Bale Mukedas, Bale Terang adalah bang...
19/01/2025

Bale Terang: Tempat Peristirahatan Sang Raja dan Permaisurinya

Selain Bale Loji dan Bale Mukedas, Bale Terang adalah bangunan utama yang berada di halaman paling depan Taman Narmada yang kini dire-brand menjadi .

Berdasarkan prasasti yang terpampang di halaman depan sebelah kiri, Bale Terang merupakan bangunan rumah panggung berbahan kayu yang terdiri atas dua kamar yang dipisahkan oleh sebuah teras atau selasar terbuka yang menghadap ke barat dan timur. Arah selasar ditujukan untuk mempermudah Raja dan Permaisuri melihat Meru pura Kelasa dan Telaga Ageng yang menjadi replika Gunung Rinjani dan Danau Segara Anak. Sementara sisi barat menghadap ke Bale Mukedas dan Bale Loji, sekaligus gerbang masuk Taman Narmada. Lantai bagian bawah, konon, merupakan gudang penyimpanan senjata kerajaan.

Dibangun dengan gaya arsitektur bali klasik yang megah, berhias ukiran ukiran unik yang rumit, Bale Terang lebih dari sekedar sebuah bangunan, tetapi juga sebagai simbol kekuasaan, keindahan, dan kemakmuran.

Pada bulan Oktober 2024, Bale Terang turut mengalami pemugaran oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV, yang diresmikan oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon pada 7 Januari 2025, sebagai simbol komitmen pemerintah dalam melestarikan c***r budaya nasional

***rBudayaNasional

🥰

Apakah Nanggi Gunung atau Bukit?Memiliki ketinggian 2.300 mdpl, Nanggi sering memicu perdebatan. Meskipun setinggi gunun...
18/01/2025

Apakah Nanggi Gunung atau Bukit?

Memiliki ketinggian 2.300 mdpl, Nanggi sering memicu perdebatan. Meskipun setinggi gunung tetapi disebut bukit. Tidak hanya Nanggi, hampir seluruh gunung di Sembalun, kecuali Rinjani, disebut bukit meskipun ketinggiannya melampaui 1.000 mdpl.

Berikut penjelasannya:
Bukit dan gunung keduanya adalah formasi alam yang terbentuk secara alami. Meskipun belum ada standar universal yang membedakan definisi antara gunung dan bukit, namun terdapat beberapa karakteristik yang biasanya menjadi acuan.

Karakteristik Gunung: Lereng curam, Puncak jelas.
Karakteristik Bukit: Bentuk agak bulat, Puncak datar.

British Ordnance Survey, hingga tahun 1920-an mendefinisikan gunung sebagai kondisi geografis sebuah daratan yang tingginya lebih dari 1.000 kaki atau 304 meter.

United State Geological Survey atau USGS berpendapat serupa. Namun, definisi ini mulai ditinggalkan pada akhir 1970-an.

Perdebatan tentang definisi gunung dan bukit ini bahkan menginspirasi pembuatan sebuah film yang berjudul The Englishman That Went Up a Hill and Down a Mountain, pada tahun 1995. Film yang dibintangi oleh Hugh Grant ini, menceritakan kondisi sebuah desa di Wales yang menentang upaya kartografer yang ingin mengklasifikasikan gunung mereka sebagai sebuah bukit dengan menambahkan tumpukan batu di puncaknya.

Apa itu Bukit?
Secara umum, kita menganggap bukit memiliki ketinggian lebih rendah daripada gunung dan berbentuk lebih bulat atau datar pada bagian puncaknya. Sementara gunung memiliki puncak yang lebih runcing dan biasanya memiliki kawah.

Sementara itu, menurut Mulyadi dalam buku Bentuk-bentuk Muka Bumi (2019), gunung merupakan bagian permukaan Bumi yang menjulang lebih tinggi dari permukaan di sekitarnya.

Sejalan dengan Mulyadi, Encyclopaedia Britannica mendefinisikan gunung sebagai bentuk permukaan daratan yang menonjol di bagian atas; umumnya berupa lereng yang curam dengan area puncak yang relatif terbatas. Sementara itu, bukit menurut Buku Science World - Bukit, Gunung, Pegunungan terbitan 2016 adalah bagian permukaan Bumi yang memiliki ketinggian antara 200 sampai 300 meter di atas permukaan laut, dan bentuknya mirip kubah.

Masih bingung, kan? Sama. 😁🙌

Lokasi: Bukit Nanggi, Sembalun, Lombok Timur
Photo: .pikiq

Kenapa jembatan penghubung Lombok-Sumbawa penting?Berikut adalah pendapat kami pribadi:Pengalaman pertama kali menginjak...
18/01/2025

Kenapa jembatan penghubung Lombok-Sumbawa penting?

Berikut adalah pendapat kami pribadi:

Pengalaman pertama kali menginjakkan kaki di Sumbawa meninggalkan kesan yang sangat mendalam.

Perjalanan 2 jam dengan feri dari Labuhan Lombok mempertemukan saya dengan seorang teman asal Maluk yang terpaksa melakukan perjalanan jauh hanya untuk membeli selembar baju dan celana di Mataram. Miris, bukan?

Catatan:
Cerita tentang bertemu seorang pemuda asal Maluk yang ke Mataram untuk membeli baju adalah fakta yang mendasari pemikiran kami mengenai pentingnya pemerataan pembangunan di Lombok dan Sumbawa. Kami tidak melihatnya dari kacamata sempit, sekedar kegiatan membeli baju, tetapi lebih kepada hak teman-teman di Sumbawa untuk memiliki pusat perbelanjaan yang menyediakan berbagai produk berkualitas dengan harga terjangkau, dan sekaligus sebagai pusat hiburan bagi mereka. Lombok sudah memiliki 4 Mall besar. Tidakkah Sumbawa berhak memiliki setidaknya satu atau dua?

Begitu tiba di Pelabuhan Poto Tano, waktu seolah berhenti, dan Saya merasa seperti menembus lorong waktu menuju tahun 90-an; deretan rumah semi permanen yang dicat berwarna-warni, warung bambu menghias pesisir pantai, jalanan yang relatif sepi, dan waktu yang terasa bergerak lebih lambat. Meski sangat menarik, Saya menyadari bahwa kita tidak boleh egois.

Masyarakat Sumbawa berhak untuk maju!
Kami meyakini, Jembatan Lombok-Sumbawa sebagai solusi untuk menggerakkan roda ekonomi di sana. Dengan memangkas waktu tempuh menjadi 30 menit, kita bisa:

1. Meningkatkan mobilitas kegiatan ekonomi masyarakat dengan menyatukan pasar Lombok dan Sumbawa.
2. Merangsang peningkatan peluang investasi
3. Membuka peluang kerja yang lebih luas
4. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat

Kita sudah berada di abad ke-21. Apakah kita akan membiarkan ekonomi saudara kita tetap terisolasi?

Silahkan jika ada pendapat yang berbeda. 🙌

Siap Mengubah Wajah Lombok! Proyek pengembangan jalan tol port to port yang akan menghubungkan pelabuhan Lembar di kabup...
17/01/2025

Siap Mengubah Wajah Lombok!

Proyek pengembangan jalan tol port to port yang akan menghubungkan pelabuhan Lembar di kabupaten Lombok Barat dengan pelabuhan Kayangan di Lombok Timur memasuki tahap studi kelayakan. Jika disetujui, biaya pembebasan lahan akan mencapai Rp1,9 Triliun. Sumber: NTB Satu

Jika Anda boleh memilih, jalan tol Kayangan - Lembar atau Jembatan penghubung pulau Lombok dengan Sumbawa?

Bagaimana pendapat teman teman dengan wajah baru Taman Narmada? Pada bulan Desember tahun lalu, Taman Narmada mengalami ...
17/01/2025

Bagaimana pendapat teman teman dengan wajah baru Taman Narmada?

Pada bulan Desember tahun lalu, Taman Narmada mengalami revitalisasi atau pemugaran oleh PT Tripat selaku pengelola yang didukung oleh Balai Pelestarian C***r Budaya (BPCB) Bali.

Pemugaran yang dilakukan mencakup beberapa bagian utama termasuk Bale Terang, Bale Mukedas, dan penataan taman. Selain itu, pihak pengelola Taman Narmada juga sedang me-rebranding taman Narmada yang sebelumnya bernama Narmada Water Palace menjadi Narmada Park Heritage untuk menarik lebih banyak wisatawan, terutama dari mancanegara. Sb: Suara NTB

Narmada Park Heritage? 🤔 Tidakkah itu terdengar agak janggal dari sisi bahasa maupun brand? Kenapa bukan Narmada Heritage Park?

Berdasarkan pantauan kami pada Rabu, 15 Januari 2025, berikut beberapa perubahan yang terlihat di Taman Narmada:

» Bale Terang dan Bale Mukedas dengan warna cat yang lebih cerah: bersama Bale Loji, Bale Terang dan Bale Mukedas adalah dua bangunan utama yang berada di bagian depan Taman Narmada.

Meskipun mengalami pengecatan ulang, warna cat asli dari kedua bangunan ini tetap dipertahankan.

» Genteng yang lebih orange: selain pengecatan ulang, baik Bale Terang maupun Bale Mukedas juga mengalami penggantian atap genteng yang menurut kami berwarna agak orange sehingga terlihat lebih mencolok dari bangunan lainnya. Mungkin karena masih baru. Tetapi, kami belum pernah melihat genteng dengan warna dasar se-orange itu.

» Deretan bangku taman di sekitar halaman Bale Mukedas: meskipun terlihat nyaman, akan tetapi ada yang terasa janggal dengan keberadaan bangku bangku tersebut. Apakah mungkin karena berupa bangku taman berbahan kayu dengan tiang besi yang ditanam seperti di taman Kota?

Pendapat pribadi:

Keberadaan bangku bangku taman tersebut menghadirkan kesan modern. Menjadi kontradiktif dengan upaya rebranding yang ingin dilakukan untuk menjadikan Taman Narmada sebagai Heritage Park. Bukankah salah satu unsur utama dari sebuah Heritage Park adalah otentik dan klasik. Okelah otentiknya ditiadakan karena memang memunculkan hal baru, tetapi setidaknya sisi klasiknya jangan ditabrakkan dengan modern. 😬

Bunga Teratai di Sisi Timur Telaga Ageng: Meskipun terlihat cukup cantik, Jika dibiarkan, keberadaan Bunga-bunga teratai tersebut dapat merubah wajah replika Danau Segara Anak ini di kemudian hari.

Pertanyaan kami:

Kenapa tidak melakukan penataan lapak lapak terpal yang berada di sekitar Telaga Ageng?

Kami melihat ada penebangan dahan pohon beringin tua di sisi kolam. Akan membutuhkan waktu ratusan tahun untuk mendapatkan pohon bunut seperti itu, Kenapa dipangkas sampai gundul? Jika dikhawatirkan berbahaya karena musim hujan, tidak bisakah dibuatkan papan larangan; JANGAN KESINI, BAHAYA. Bukan pohonnya yang disalahkan. 🙌

Persahabatan dan Pengkhianatan: Perang Lombok dari Perspektif Sang Raja.“Oh surga!  saya telah ditipu oleh teman saya se...
15/01/2025

Persahabatan dan Pengkhianatan: Perang Lombok dari Perspektif Sang Raja.

“Oh surga! saya telah ditipu oleh teman saya sendiri (Belanda), Saya tidak pernah menyangka hal seperti itu datang dari mereka yang saya anggap sahabat.

Ya Tuhan! kasihanilah hamba dan orang orang miskin. Hamba kalah, namun hamba akan memilih mati demi kehormatan dan kejujuran” - Anak Agung Ngurah Karangasem.

Runtuhnya Kerajaan Mataram Lombok

Dalam suasana penuh kegalauan akibat tekanan dari Belanda pasca Perang Lombok tahun 1894, Raja memanggil semua Pangeran dan Anak Agung untuk mempertimbangkan jika masih ada peluang untuk berdamai dengan Belanda. Namun, A. A. Gde Djelantik, sebagai satu-satunya orang yang mengerti bahasa Melayu dan memiliki kemampuan negosiasi dengan Pemerintah Belanda justru menolak untuk kembali ke Tjakra Negara.

Hal tersebut membuat raja menjadi putus asa. Apalagi setelah mengetahui bahwa A. A. Gde Djelantik dan A. A. Gede Agung malah melarikan diri ke Bali.

Pada bulan berikutnya, Tentara Belanda kembali menyerang Tjakra Negara. Banyak orang dari kedua belah pihak meninggal, termasuk cucu Raja, A. A. Gede Poetoe.

Pagesangan berhasil direbut, Mataram juga jatuh ke tangan Belanda, di mana Putra Mahkota AA. Ketut Karang Asem ditemukan tewas.

Dalam keputusasaan, Raja meminta seseorang dari suku Sasak yang mengerti bahasa Melayu untuk bersurat kepada Belanda, yang isinya:

“ Mengapa kita, teman baik (Mataram & Belanda), berperang? Saya telah menyelidiki semuanya dan menemukan bahwa Pemerintah-lah yang telah memulai. Kami akan berhenti perang dulu untuk sementara, dan akan mencari tahu siapa yang harus disalahkan atas situasi ini".

Kemudian balasan surat dari Pemerintah Belanda adalah:

“Perang harus berlanjut, kecuali jika Raja meminta maaf."

Mendengar jawaban tersebut, Raja secara alami merasa bahwa hal itu tidak dapat diterima, karena baik dirinya maupun rakyatnya tidak bisa disalahkan.

Tjakra Negara kembali dibombardir oleh Tentara Belanda: rumah-rumah dibakar dan orang-orang mengungsi, kecuali Raja dan para kerabat dekatnya yang memilih bertahan.

Dalam suasana bimbang dan panik, Raja berkata, "Aduh!! Kita benar benar telah ditipu oleh sahabat (Belanda) sendiri. Kita dalam posisi benar. Jadi kita akan memilih mati demi kehormatan".

Tentara Belanda kembali menyisir Tjakra Negara, di mana Raja dikabarkan masih bertahan dengan 10 orang pria dan 40 wanita serta anak-anak.

Suasana sangat gelap. Karena kelaparan, Raja memutuskan untuk pindah bersama rakyatnya ke Saksari bersama rombongan sekitar 300 orang. Semua berpakaian serba putih, mereka bersiap untuk mati bersama Raja.

Dua hari kemudian, Jenderal Segov datang bersama pas**an ke Saksari, dipimpin oleh A. A. Ketoet Djelantik Tjep dan Ida Ketut Gelgel, yang sudah ditundukkan.

Dari kejauhan terlihat Raba (abdi A. A. G. Djelantik) datang dengan membawa bendera putih. Dia menyampaikan pesan kepada Raja bahwa dia diutus oleh Jenderal untuk berdamai.

Raja kemudian ditangkap, dan diasingkan ke Batavia.

Ref. Henry Hubert Van Kol
Photo: CJ.Neeb, KITLV
Ditulis oleh: Dian Latif
Diedit oleh: Adit R Alfath

Terara dan Marong di Australia. Apakah ada hubungannya dengan Pulau Lombok?Kita semua mengetahui bahwa Terara adalah nam...
15/01/2025

Terara dan Marong di Australia. Apakah ada hubungannya dengan Pulau Lombok?

Kita semua mengetahui bahwa Terara adalah nama kota kecamatan di kabupaten Lombok Timur, dan Marong merupakan sebuah desa di Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah. Kenapa bisa ada di Australia?

Berikut penjelasannya:
Terara, Australia adalah sebuah pemukiman kecil di tepi selatan Sungai Shoalhaven, sekitar tiga kilometer di sisi timur Nowra.

Sejarahnya dimulai pada tahun 1836 ketika Prosper De Mestre menerima hadiah tanah dari Gubernur Burke dan memberinya nama, Terrara.

Gubernur Burke, atau Sir Richard Bourke adalah Gubernur ke-8 New South Wales, dari tahun 1831 hingga 1837. Sebelum menjabat sebagai gubernur, dia adalah seorang jenderal Angkatan Darat Inggris, dalam biorgaphinya tidak ditemukan catatan bahwa dia pernah ke Hindia Belanda.

Sementara, nama Terrara sendiri berasal dari kata Terra dalam bahasa latin, yang berarti, bumi.

Jika Terrara di Australia menggunakan double R, maka Terara di Lombok menggunakan single R.

Kata terdekat yang kami temukan dalam bahasa Sasak untuk Terara, Lombok, adalah Terara’, Teraraq, Terarak, yang berarti dibongkar, dirusak. Note: Analisa pribadi, silahkan jika ada pendapat lain.

Berdasarkan informasi dari situs resmi desa Terara, pada mulanya Terara adalah dusun kecil bernama Repok Peteluan, didirikan oleh H. Lalu Muhammad Seneng dan Amaq Rum pada tahun 1917.

Repok Peteluan mendapatkan status sebagai dusun dibawah kawasan administratif Desa Suradadi Barat pada tahun 1926, dengan Kliang pertama dijabat oleh Amaq Selamet dari tahun 1926 - 1935.

Nama Terara kemungkinan baru muncul pada tahun 1967 saat pemekaran Desa Suradadi Barat menjadi tiga desa: Suradadi, Terara, dan Santong. Kepala Desa Terara pertama adalah Mamiq Rasyid yang menjabat dari 1967 hingga 1969. Jadi, nama Terara ini tidak ada kaitannya dengan Terrara di NSW, Australia.

Bagaimana dengan Marong?
Marong adalah sebuah kota kecil di Victoria, Australia, sekitar 157 kilometer di sebelah barat laut Melbourne.

Sejarah Marong dimulai pada tahun 1852 ketika kota ini menjadi tempat pengolahan emas dan kamp komisaris. Meskipun tidak menjadi kota emas, Marong berkembang sebagai pusat administrasi untuk Marong Shire dan Rural City dari tahun 1908 hingga 1994. Nama "Marong" berasal dari kata Djadjawurrung, sebutan untuk salah satu suku Aborigin Djaara, penduduk asli kawasan ini.

Sementara itu kata Marong, Lombok kemungkinan berasal dari bahasa jawa yang berarti menyala, mirip dengan kata Mereng dalam bahasa Sasak. Sedangkan kata terdekat dalam Bahasa Bali adalah slang dari kata barongan, yaitu Marongan yang artinya bersama sama, berbarengan, bergerombol. Note: Analisa pribadi, mungkin ada pendapat lain?

Dengan demikian, baik Terara ataupun Marong jelas tidak ada hubungannya dengan Australia. Berbeda dengan distrik Lombok di Uttrecht, Belanda yang memang terinspirasi oleh nama pulau Lombok.

Terinspirasi oleh postingan Kanda, Maspanji Satria Wangsa ✨️🙏

Kebanggru’an: Mengundang Mahluk Halus Menuju Pentas PertunjukanKebanggru’an adalah nama lain dari trans, atau kesurupan ...
14/01/2025

Kebanggru’an: Mengundang Mahluk Halus Menuju Pentas Pertunjukan

Kebanggru’an adalah nama lain dari trans, atau kesurupan dalam bahasa Indonesia. Meskipun hal ini kerap dianggap janggal, bahkan bagi kebanyakan orang menakutkan, kesurupan adalah hal yang umum kita jumpai di berbagai daerah, bahkan dunia.

Menariknya, di pulau Lombok kebanggru’an kerap dikaitkan dengan masuknya ruh dari alam ghaib ke dalam tubuh seseorang. Untuk mengatasinya, akan dilakukan pembacaan doa oleh kyai atau ustadz yang diyakini memiliki kemampuan mengusir roh halus.

Sangat jarang diketahui umum, jika kebanggru’an bisa menjadi sebuah pertunjukan seni yang menarik.

Mengutip berita Antara, 20/08/2020, di Desa Selayar, Kabupaten Lombok Timur, terdapat sebuah group seni pertunjukan kebanggru’an yang bernaung di bawah payung Lembaga Pendidikan Seni Budaya Kebangru’an (LPSBK) yang kini berganti nama menjadi Lembaga Seni Menduli Selayar (LSMS).

Dahulunya, kesenian tradisional kebanggru’an hanya dipertunjukkan di tempat tersembunyi yang tak boleh diketahui oleh orang banyak. Dalam pertunjukan tersebut, melalui alunan gending dan gendang, para pemain musik akan mengundang roh halus untuk masuk ke dalam tubuh penarinya.

Gendingnya terdiri atas 12 macam, beberapa di antaranya: Cempaka Putih, Cempaka Kuning, Setonda, Layang-Layang, Suela, Masnigar, dan Asmarandana. Tembang dari gending tersebut biasanya akan dinyanyikan langsung oleh para pemain musik pengiring.

Adapun para penari yang dirasuki akan terus menari mengikuti irama gending yang sedang dimainkan. Konon, lamanya tergantung keinginan roh halus yang merasuki tubuh sang penari. Bisa sepekan, dua pekan, bahkan sampai satu bulan.

Selain sebagai seni pertunjukan, musik tradisional kebanggru’an juga dapat digunakan sebagai media untuk untuk menyembuhkan orang yang mengalami trans atau kebanggru'an.

Bayangkan menyaksikan sebuah tarian horor diiringi alunan musik yang penuh dengan aura mistis, dan kidung kidung misterius.

Kini, tradisi yang sarat dengan aura mistis ini telah bermetamorfosa dari kesenian sakral menjadi seni pertunjukan yang dapat disaksikan oleh masyarakat umum. Bahkan bersama Gule Gending dan Berang Samawa dari Sumbawa, Seni Tradisi Kebanggru’an sedang diajukan menjadi warisan budaya tak benda nasional dari Provinsi NTB.

Ada Mini Amphitheater di Taman Narmada?Minggu, 12 Januari 2025, kami memutuskan untuk masuk ke Taman Narmada. Walaupun h...
14/01/2025

Ada Mini Amphitheater di Taman Narmada?

Minggu, 12 Januari 2025, kami memutuskan untuk masuk ke Taman Narmada. Walaupun hampir setiap hari lewat, jarang sekali terpikir untuk mampir. Mungkin karena dekat dengan tempat tinggal dan kami banyak menghabiskan masa remaja di sana.

Taman Narmada tampak sama seperti biasanya. Pengunjungnya sebagian besar penduduk lokal, yang jumlahnya pun tak banyak. Barisan lapak dengan terpal robek masih berjejer di sisi Telaga Ageng. Sangat menyedihkan melihat tempat yang dulunya dihuni raja kini dikelilingi tenda-tenda terpal yang lusuh.

Melewati Telaga Ageng, kami menyeberangi sungai melalui sebuah jembatan kecil yang juga terlihat tak terurus; besinya berkarat, kayu-kayunya lapuk, dan ditumbuhi rumput liar.

Kami tidak tahu apakah kawasan di seberang sungai ini masuk ke dalam Taman Narmada atau terpisah. Tetapi jika melihat pepohonannya yang tertata rapi dan adanya akses berupa jembatan, kemungkinan masih terkait, atau dikelola terpisah.

Sebuah gazebo berlantai keramik putih, beratapkan asbes sintetis, dan bangunan toilet dua pintu lengkap dengan wash-basin berada di sisi gazebo. Sepertinya masih sangat baru, tetapi sayangnya atapnya sudah remuk, berlubang, dan lantainya ditumbuhi rumput liar.

Begitu masuk ke dalam toilet, klosetnya masih terbungkus plastik, sepertinya tidak pernah dipakai sama sekali. Namun, kenapa sudah rusak? Gazebo di sebelahnya juga kotor, dipenuhi rumput, dan atapnya penuh lubang.

Melewati beberapa anak tangga, kami menuju ke sebuah bangunan baru lainnya; sepasang wash-basin berpayung sintetis, dan sebuah amphitheater mini. Sangat mengejutkan; di tengah hutan terdapat bangunan amphitheater berbahan batako, bata merah, tiang-tiang besi, dan atap dari asbes sintetis, yang lagi-lagi kondisinya memprihatinkan; tak terurus, kotor, dan atapnya banyak yang rusak tertimpa dahan dan ranting.

Lanjut ke undakan bukit paling atas, ternyata ada playground lengkap dengan meja dan bangku taman, sebuah bangunan Mushalla, sepasang toilet, dan deretan toko-toko kosong tak berpenghuni, yang beberapa pintu rolling doornya sudah rusak.

Kawasan ini juga sudah dilengkapi dengan sejumlah tiang listrik dengan solar panel, dan banyak yang sudah tidak berfungsi..

Kenapa semua yang terlihat sangat baru ini sudah rusak dan terbengkalai?. 🥲

Tidakkah ada keinginan untuk memperbaiki atau merapikan yang sudah ada, daripada membangun untuk disia-siakan? 🙌

Santa Ana Dicurigai Sebagai Penyebab Kebakaran di Los AngelesKebakaran di Los Angeles yang dimulai pada 7 Januari 2025 m...
14/01/2025

Santa Ana Dicurigai Sebagai Penyebab Kebakaran di Los Angeles

Kebakaran di Los Angeles yang dimulai pada 7 Januari 2025 mengakibatkan 24 orang tewas dan sekitar 9.000 bangunan hancur atau terdampak. Meskipun belum ada penyebab pasti, beberapa dugaan mencuat, salah satunya adalah Angin Santa Ana. Sumber: CNN Indonesia, 13/01/2025.

Menurut laporan Live Science, api terus berkobar karena "dikipasi" badai angin yang berbahaya, yakni Angin Santa Ana.

Angin Santa Ana atau angin gurun kering tercipta saat area dengan tekanan tinggi terbentuk di atas Great Basin di pedalaman Amerika bagian barat, meliputi sebagian besar wilayah Nevada, Oregon, Idaho, serta Utah.

Angin ini bergerak ke arah barat daya menuju California hingga turun melalui pegunungan Sierra dan semakin mengering. Ketika udara menekan melalui celah-celah pegunungan, udara mulai mengalir lebih cepat dan kuat.

Kelembaban yang sangat rendah dari angin ini menyebabkan vegetasi mengering dan menjadi lebih rentan terhadap kebakaran. Percikan api sekecil apa pun bisa meningkat menjadi kobaran api berskala besar.

Selain Angin Santa Ana, dua faktor lainnya yang diduga berperan besar dalam kebakaran hebat yang melanda Los Angeles adalah krisis iklim dan keterbatasan air.

Kombinasi ketiga faktor ini diduga berperan besar dalam kebakaran hebat yang melanda Los Angeles.

Bukan Manisan Biasa, Gule Gending Siap Menjadi Warisan Budaya Tak Benda Nasional Asal NTBBulun Meong, sebagian orang men...
13/01/2025

Bukan Manisan Biasa, Gule Gending Siap Menjadi Warisan Budaya Tak Benda Nasional Asal NTB

Bulun Meong, sebagian orang menyebutnya, Gule Gending, adalah nama yang paling umum digunakan oleh masyarakat Sasak. Secara nasional, makanan ini dikenal sebagai Kembang Gula.

Manisan tradisional ini sekilas tampak serupa dengan kembang gula pada umumnya, dengan rasa yang juga sama. Hanya saja, cara menjualnya sangat berbeda.

Untuk menarik minat pembeli, pedagang Gule Gending biasanya akan menabuh bagian bagian kolom dari wadah penyimpanan kembang gulanya dan menghasilkan irama yang sangat khas. Suaranya sangat familiar di telinga warga Sasak, terutama anak anak yang akan langsung mendatanginya untuk membeli manisan Gule Gending.

Mengutip berita Tribun Lombok, 8 Januari, 2024, Gule Gending sedang diusulkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Nasional asal NTB. Semoga diakui secara nasional, ya!

Ada yang tahu dari mana asal Gule Gending?

Photo:

Sisi lain pantai Pink, Lombok Timur. Ada yang melihat pancuran?Photo:
13/01/2025

Sisi lain pantai Pink, Lombok Timur. Ada yang melihat pancuran?

Photo:

Pasca kekalahan dalam pertempuran di Cakranegara pada 25 Agustus 1894, dimana 500 pas**an tewas termasuk Jenderal Van Ha...
13/01/2025

Pasca kekalahan dalam pertempuran di Cakranegara pada 25 Agustus 1894, dimana 500 pas**an tewas termasuk Jenderal Van Ham, Belanda kembali dengan kekuatan yang lebih besar dan menghancurkan istana Cakranegara beserta desa-desa di sekitarnya.

Putra Mahkota, AA Ketut Karangasem memilih bertahan di istana untuk memberi waktu kepada keluarganya melarikan diri.

Mayat bergelimpangan, lebih dari 2000 orang Bali tewas, termasuk Putra Mahkota, AA Ketut Karangasem.

Belanda menang hari itu, tetapi tidak tanpa membayar mahal dengan darah. Sekitar 166 tentaranya tewas.

Pukul 9.00 pagi tanggal 22 November 1894, Kolonel Swart mengeluarkan ultimatum, meminta semua keluarga kerajaan yang bersembunyi di Sasari untuk menyerah. Namun, bagi keluarga raja, perintah menyerah adalah penghinaan, mereka memilih untuk melakukan Puputan.

Bersama sang putri, Anak Agung Ayu Praba, dengan mengenakan pakaian terbaik, perhiasan, parfum, dan bersenjata keris serta tombak, mereka menyerang pas**an Belanda sampai titik darah penghabisan.

Sekitar 10 anggota keluarga kerajaan dan 50 pendukungnya tewas, termasuk sang putri dan cucu raja. Di pihak Belanda, 15 tentara tewas dan Kolonel Frackers terluka parah.

Pada peristiwa puputan inilah ditemukan sebilah keris yang menancap di dada sang putri, Anak Agung Ayu Praba —seorang putri sejati yang demi menjaga kehormatan diri dan kerajaannya, rela berkorban nyawa.

Keris yang menancap di dada sang putri, adalah simbol perjuangan dan keberanian mereka.

Konon keris yang tertancap di dada Anak Agung Ayu Praba tersebut, kini berada di tangan seorang kolektor asal Swedia bernama, Michel Marlow.

Apa itu Puputan?
Secara harfiah, puputan berarti "akhir" atau "grand finale". Ini adalah tradisi unik Hindu Bali yang merupakan dharma tertinggi (tugas sakral) dari kasta Kshatriya (Ksatria), di mana raja dan kerabatnya berada di dalamnya.

Puputan adalah cara menyambut kematian dengan berjuang hingga titik darah penghabisan di medan perang. Biasanya dilakukan ketika tidak ada peluang untuk menang, dan menyerah bukanlah pilihan. Mati dalam perjuangan suci dianggap sebagai cara terbaik untuk memeluk kematian.

Anak Agung Ayu Praba adalah putri Raja Anak Agung Ngurah Karangasem dari istrinya Dende Aminah dari Kalijaga.

Dikutip dari tulisan Donny Winardi melalui Pak Ali Lombok Lombok Heritage and Science Society


Sekilas tentang Perang Lombok 1894

Pada malam 25-26 Agustus, 1894, kamp tentara Belanda diserang, sekitar 1000 orang tentara menjadi korban, termasuk wakil komandan Jenderal P.P.H. van Ham. Sisa sisa pas**an Belanda dipukul mundur ke Ampenan. Setengah artileri dan sebagian besar senjata mereka berhasil dirampas.

Jika pas**an Bali lanjut menyerang ke Ampenan, maka Belanda saat itu akan hancur, tetapi serangan itu tidak pernah terjadi, Belanda dapat memperkuat posisi dan memulihkan harga diri mereka.

Pada 16 September, Jenderal Vetter menerima bala bantuan dan kini memiliki kekuatan sekitar 7.000 tentara, dan sekitar 50.000 pas**an Sasak Lombok timur. Sementara Pas**an Bali hanya sekitar 15.000.

Dengan kemarahan tak terbendung, Belanda memulai pengeboman tanpa henti selama sepuluh hari, dari 19 hingga 29 September, menjatuhkan sekitar 5.000 peluru ke kota Mataram.

Pas**an Belanda dan Sasak menghadapi perlawanan sengit dari setiap sudut, termasuk oleh perempuan dan anak-anak. Memaksa mereka bertarung dari rumah ke rumah untuk dapat mencapai istana.

Kota Mataram lumpuh, istana hancur, dan Putra Mahkota tewas dalam pertempuran tersebut.

Di Cakranegara, pertempuran serupa terjadi dan sekitar 8.500 peluru dijatuhkan di kota tersebut selama empat minggu.

Pada 18 November, Belanda memasuki kota dan sekali lagi menghadapi perlawanan total. Ketika mereka akhirnya berhasil menaklukkan istana, ternyata Raja telah melarikan diri.

Raja kemudian ditemukan di desa Sasari dan dibujuk untuk menyerah. Beberapa anggota keluarganya menolak untuk menyerah dan memilih melakukan puputan. Ratusan orang tewas dalam peristiwa tersebut.

Raja kemudian ditangkap, dan diasingkan ke Batavia di mana dia meninggal pada tahun berikutnya. Pengasingan Raja menandai akhir dari pemerintahan mandiri Kerajaan Mataram di Lombok dan mengawali kuasa penuh Hindia Belanda atas pulau Lombok.

Sumber: Steve Farram, the Dutch Conquest of Bali, 1997

Masih Tergolong Rahasia!3 Air Terjun Tersembunyi di Hutan SesaotDesa Sesaot belum kehabisan cerita. Selain dikelilingi o...
12/01/2025

Masih Tergolong Rahasia!
3 Air Terjun Tersembunyi di Hutan Sesaot

Desa Sesaot belum kehabisan cerita. Selain dikelilingi oleh sejumlah sungai dengan air jernih berwarna kebiruan seperti; Eat Sesaot, Bunut Ngengkang, dan Bawak Are, tepat di balik rimbun pepohonan yang memagari sungai sungai tersebut, tiga air terjun cantik siap menyambut.

1. Air Terjun Tembiras
Berjarak hanya sekitar satu kilometer dari pemandian Bunut Ngengkang, yang dapat diakses menggunakan sepeda motor, Air terjun Tembiras adalah oasis tersembunyi yang siap memanjakanmu dengan kesegaran airnya, dan memukaumu dengan keindahan terjunnya.

2. Air Terjun Tibu Sendalem
Berikut perbaikannya:

Sekitar 40 menit berjalan kaki dari parkiran Tembiras, atau 10 menit berkendara menggunakan kendaraan off-road, Air Terjun Tibu Sendalem menawarkan aliran air yang lebih tinggi dengan pemandangan alam yang memukau. Kolamnya yang luas cocok untuk kamu yang s**a berenang.

3. Air Terjun Tibu Goa
Tidak jauh dari Sendalem, berjarak hanya beberapa ratus meter, Air Terjun Tibu Goa siap memukau dengan keindahan air terjun yang hampir sama dengan Sendalem. Namun, di sisinya terdapat sebuah goa yang unik, menambah pesonanya.

Ketiga air terjun ini belum dikelola, jadi pastikan untuk menggunakan jasa guide lokal jika ingin berkunjung. Jadilah salah satu dari sedikit orang yang menikmati keindahan alami yang masih tergolong rahasia ini. Selamat berpetualang!

---

Perhatian untuk Pemdes:

Semoga tempat ini lebih diperhatikan oleh Pemdes setempat sebagai destinasi alternatif ketika Bunut Ngengkang mengering. Akses jalan menuju lokasi dari pertigaan Bunut Ngengkang perlu diperbaiki, setidaknya dirabat. Daripada membuang anggaran untuk fasilitas yang tata letaknya kurang tepat.

Air terjun kecil di atas Tembiras bisa dikeruk dan dijadikan Bunut Ngengkang Phase II tanpa penggunaan semen dan beton berlebihan agar tidak merusak keaslian alam. Posisi toilet sebaiknya tersembunyi di belakang, atau di dalam kawasan hutan di sebelahnya, bukan di depan yang dapat membuat orang enggan untuk mandi karena memikirkan keberadaan toilet di depannya. Posisi lapak Ekraf harus dikondisikan dengan benar agar tidak merusak pemandangan seperti di Bunut Ngengkang sekarang. Hal itu bisa dikerjasamakan dengan pemilik kawasan HKM dengan sistem sewa.

Jangan rusak wajah wisata alam dengan semen, beton, dan deretan lapak yang mengganggu pemandangan. Carilah referensi yang tepat tentang tata kelola wisata alam sebelum membuat anggaran yang menjatuhkan kualitas destinasi.

Semoga ada yang mendengarkan. Salam Pariwisata 🫡🙏

Address

Pringgarata, Lombok Tengah
Lombok
83562

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Lombok Friendly posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Lombok Friendly:

Videos

Share

Lombok Friendly

Your free guide to everything Lombok - Sumbawa and Beyond