01/11/2019
MASJID KHANDAQ
Dinamakan perang Khandaq karena umat Islam menjadikan parit untuk benteng pertahanan. Parit yang dalam itu ternyata mampu menahan serangan kaum Quraisy yang jumlahnya lebih banyak dibanding umat muslim waktu itu.
Saat ini bekas-bekas peninggalan perang Khandaq yang ada hanyalah berupa lima buah masjid. Masjid di tempat itu sekarang dikenal dengan nama Masjid Sab’ah atau Masjid Khamsah. Untuk mengenang dan menghormati jasa pejuang dan syuhada Khandaq, kaum Muslim membangun masjid di lokasi yang menjadi tempat pertahanan para sahabat. Ada tujuh buah masjid yang dibangun. Karena itu kemudian dinamakan Masjid Tujuh (Sabah), yakni Masjid Salman, Masjid Abu Bakar, Masjid Umar, Masjid Utsman, Masjid Ali, Masjid Fatimah, dan Masjid Fatah.
Sejarah perang Khandaq terjadi pada bulan Syawal tahun kelima Hijriyah. Pembuatan parit ini merupakan inisiatif dari salah seorang sahabat Rasulullah SAW, yakni Salman Al Farisi. Salman Al Farisi berasal dari Iran.
Sebelum serangan dimulai, Rasulullah bersama sahabat dan umat muslim menggali parit bersama-sama. Setiap 10 orang kaum Muslimin harus bisa menyelesaikan penggalian parit sepanjang 40 meter. Umat muslim berhasil menggali parit sepanjang 5,5 km, lebar 4,6 meter dan kedalaman lebih dari 3 meter. Penggalian itu membutuhkan waktu sekitar 10 hari.
Saat perang terjadi, tidak ada satu pun pas**an berkuda kaum Quraisy yang mampu melewati parit tersebut karena lebar dan dalam. Karena kaum Quraisy bersama sekutunya tidak bisa melewati parit. Pertempuran yang terjadi tidak secara terbuka namun hanya mengandalkan pas**an pemanah.
Dalam peristiwa itu, sempat terjadi pertarungan satu lawan satu antara Ali bin Abi Thalib dengan Amr bin Abdu Wudd. Ali berhasil membunuhnya. Saat perang terjadi kaum muslim menjadi syuhada sebanyak enam orang. Sedangkan dari pas**an Quraisy sebanyak 12 orang.