17/01/2017
Catat 5 Antisipasi Perubahan Cuaca Selama Umrah
Kota Makkah sebagai pusat kegiatan ibadah umrah dan haji, punya iklim gurun sebagaimana wilayah lain di Arab Saudi. Suhu yang berubah ekstrem antara siang hari dan malam, menjadi salah satu ciri utama iklim ini.
Di negara tersebut, suhu udara juga bisa jauh berbeda antara musim panas dan musim dingin. Bahkan salju tercatat sempat p**a beberapa kali menyambangi tempat ini. Semua masalah cuaca dan suhu udara ini tak jarang bikin "kaget" jemaah umrah dan haji asal Indonesia.
Pada siang hari, suhu rata-rata di negara itu bisa di kisaran 40 derajat Celcius. Sebaliknya, suhu pada malam hari bisa anjlok hingga di bawah 10 derajat Celcius. Belum lagi embusan angin kering yang cenderung tak berhenti sepanjang hari.
Perbandingan lebih ekstrem terjadi antara musim panas dan musim dingin di sana. Selama musim panas, suhu udara pada siang hari di Arab Saudi bisa mencapai kisaran 55 derajat Celcius.
Suhu tinggi itu pun kerap disertai angin kering dan debu yang berterbangan. Musim panas di sana biasanya dimulai pada setiap April sampai Agustus.
Sebaliknya, pada musim dingin suhu udara bertengger di kisaran 20 derajat Celcius pada siang hari. Musim ini biasanya berlangsung antara Oktober hingga Januari, yang kerap kali diawali dengan angin kencang dan badai debu.
Pada hari-hari ini, setidaknya menurut situs web www.accuweather.com, suhu udara di Kota Makkah juga berkisar 20-30 derajat Celcius pada siang hari. Suhu udara terendah pada malam hari pun terpantau masih di kisaran belasan derajat Celcius.
Kedua kisaran temperatur itu merupakan rata-rata suhu udara pada musim dingin di sana, antara lain merujuk kump**an data pantauan situs web climate-data.org.
Namun, beberapa kondisi ekstrem musim dingin tercatat pernah terjadi di Arab Saudi dan bahkan Makkah dalam beberapa tahun terakhir. Suhu udara pun terpantau sempat jatuh hingga ke kisaran nol derajat Celcius.
Khusus di Makkah, hujan, angin dingin kencang, dan bahkan salju dilaporkan antara lain terjadi pada medio Januari 2016. Fenomena ini pun sontak ramai menjadi perbincangan di media sosial.
Katakanlah suhu udara musim dingin di Makkah pada tahun ini tak turun terlalu ekstrem, antisipasi tetap harus disiapkan jemaah umrah yang segera berangkat dalam waktu dekat. Bagaimana pun tetap ada angin kering serta perbedaan suhu drastis antara siang dan malam.
Sejumlah tips seperti berikut ini dapat jadi sebagian panduan mempersiapkan diri para jemaah yang berziarah ke Makkah pada musim dingin.
1. Olahraga
Latihan fisik bisa menjadi tameng pertama agar tubuh tetap prima menghadapi perubahan cuaca ekstrem, termasuk suhu dingin.
Persiapan ini sekaligus membantu fisik jemaah untuk menjalankan rangkaian ritual umrah seperti tawaf dan sa'i, yang butuh banyak jalan kaki.
Sebaiknya olahraga rutin sudah dilakukan minimal tiga bulan sebelum keberangkatan. Salah satu latihan yang cukup mudah untuk rentang usia berapa pun adalah jalan kaki 2-3 kilometer per hari.
Selain berjalan kaki, berenang atau gym bisa jadi pilihan olahraga untuk persiapan ibadah ini.
2. Asupan makanan
Sejak jauh-jauh hari sebelum jadwal keberangkatan, atur asupan gizi harian. Tujuannya, memastikan badan fit saat berangkat dan menjalankan ibadah umrah. Biasakan p**a minum yang cukup.
Thinkstock Sumber protein dari kacang-kacangan.
Saat di Tanah Suci, utamakan mengonsumsi makanan dengan kandungan karbohidrat dan protein. Pilih saja misalnya roti gandum, nasi merah, kentang, dan biji-bijian.
Karbohidrat adalah sumber kalori yang mampu menghasilkan energi bagi tubuh. Selain itu, zat ini juga bermanfaat sebagai pengisi ulang glikogen—cadangan energi—dalam tubuh.
Adapun protein bisa didapat dari daging sapi, ayam, tempe, tahu, telur, susu, dan kacang-kacangan
3. Pakaian
Dalam rangkaian perjalanan umrah, jemaah tak setiap hari mengenakan ihram. Selama ihram, laki-laki hanya diizinkan mengenakan dua lembar kain tak berjahit.
Bagi laki-laki, ihram hanya wajib dipakai saat menjalankan ritual umrah. Biasanya, ihram laki-laki untuk umrah adalah pada hari-hari pertama tiba di Makkah dari lokasi miqat yang sudah ditentukan serta saat menjalankan tawaf wada.
Adapun bagi jemaah perempuan, pakaian harus menutup seluruh aurat. Namun, sejumlah dalil menyebutkan larangan perempuan mengenakan penutup muka dan sarung tangan selama ihram atau ritual umrah.
Dengan semua ketentuan tersebut, tak perlu banyak pilihan pakaian untuk menjalankan rangkaian ibadah umrah. Jemaah cukup memilih bahan yang agak tebal untuk mengantisipasi cuaca ekstrem.
Meski begitu, pastikan bahan itu juga tetap menyerap keringat dan terasa "adem" untuk dipakai berdesakan dengan ribuan jemaah lain.
Patut diingat, paket perjalanan umrah biasanya juga menyertakan kunjungan ke lokasi lain di luar Makkah dan Masjidil Haram.
Untuk keperluan ini, jemaah bisa menyiapkan p**a sejumlah pakaian yang nyaman dipakai selama perjalanan. Jaket, syal, kaus kaki, dan baju tebal, bisa disertakan di sini.
4. Obat-obatan
Bagian yang tak boleh terlewatkan sebelum berangkat umrah—apa pun musimnya—adalah obat-obatan pribadi. Saat mengantisipasi cuaca ekstrem apalagi dingin, obat-obatan ini menjadi lebih penting lagi disiapkan.
Jangan segan p**a berkonsultasi dengan dokter mengenai persiapan medis menjelang berangkat ke Tanah Suci. Catat, persiapan obat tak hanya diperlukan para pengidap penyakit berat.
Siapkan juga pelembap, baik untuk bibir maupun wajah, untuk mencegah kulit muka dan bibir mengelupas. Setali tiga uang, sertakan juga body lotion, untuk tujuan yang sama.
5. Antisipasi perjalanan
Pastikan perjalanan ibadah lancar, dimulai dari kejelasan jadwal hingga rincian perjalanan. Detail penerbangan—termasuk lokasi singgah dan maskapai—hingga tempat menginap di lokasi-lokasi rute perjalanan, harus sudah digenggam sejak awal.
Dengan regulasi saat ini, memilih biro perjalanan yang tepat bisa meminimalkan segala kerumitan persiapan terkait rencana keberangkatan ibadah umrah. Kementerian Agama pun menganjurkan jemaah untuk benar-benar cermat memilih biro perjalanan ini.
Perhatikan program layanan yang ditawarkan. Agen yang bonafide akan selalu menginformasikan detail perjalanan, termasuk soal suhu dan jarak yang harus ditempuh jemaah dengan jalan kaki per hari selama di Makkah. Fasilitas hotel, jarak dengan lokasi ibadah, atau layanan transportasi yang diperlukan, juga bukan perkecualian.
Biro perjalanan tersebut juga akan selalu menyediakan pemandu dan pendamping profesional. Keberadaan pemandu dan pendamping ini bertujuan mencegah jemaah hilang atau tersesat, sekaligus memastikan rukun ibadah terpenuhi.
Karena itu, informasi tentang biro perjalanan juga harus digali sedetail mungkin, sebelum pilihan ditentukan. Kementerian Agama menyematkan kriteria biro perjalanan yang direkomendasikan dalam situs web-nya.
Sudah siap memenuhi panggilan ke Tanah Suci?
-Repost KGB Jabar-