▶️ BENTUK BERTAKWA KEPADA ALLAH BUKAN HANYA SHALAT PUASA DAN YANG SEMISALNYA
📡 Link Youtube:
https://youtube.com/shorts/L2uXBWP0SmU
Bertakwa kepada Allah ﷻ tidak hanya mencakup ibadah seperti shalat, puasa, dan yang serupa, tetapi juga meliputi setiap aspek kehidupan. Ketakwaan mencakup menjaga hubungan dengan Allah ﷻ melalui ibadah, serta berbuat baik kepada sesama manusia dengan tidak mengganggu atau menyakiti mereka.
Allah ﷻ berfirman:
وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.” (QS An-Nisā' [4]: 36).
Ketakwaan juga berarti menjaga amanah terhadap negeri yang kita tinggali dengan tidak berkhianat dan tidak membiarkan musuh menguasainya. Oleh karena itu, marilah kita berusaha menjadi hamba yang bertakwa secara menyeluruh dalam ibadah, muamalah, dan tanggung jawab sosial agar mendapatkan ridha Allah dan keberkahan dalam hidup. Semoga Allah ﷻ membimbing kita untuk selalu bertakwa kepada-Nya.
Wallahu Ta'ala a'lam bish-shawab.
____
Dari Abu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Barang siapa menunjukkan suatu
▶️ KALAU SAYA TIDAK PACARAN SEBELUM NIKAH, SAYA TIDAK BISA MENGENALNYA?
📡 Link Youtube:
https://youtube.com/shorts/ZG6bdPdmFgk
Sahabat, sering kali kita mendengar alasan seperti ini. Tapi mari kita renungkan, apakah pacaran benar-benar cara yang tepat dan berkah untuk mengenal calon pasangan?
Islam mengajarkan ta'aruf, yaitu proses saling mengenal antara calon pasangan dengan cara yang halal dan terhormat. Dalam ta'aruf, kita melibatkan wali, keluarga, atau orang yang amanah untuk membantu kita mengenal calon pasangan tanpa melanggar syariat.
Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata,
أن المغيرة بن شعبة أراد أن يتزوج امرأة . فقال له النبي صلى الله عليه و سلم ( اذهب فانظر إليها . فإنه أحرى أن يؤدم بينكما )
"Bahwa Al-Mughirah bin Syu’bah hendak menikahi seorang wanita. Maka berkata Nabi ﷺ kepadanya, 'Pergilah dan lihatlah dia, karena hal itu bisa melanggengkan hubungan kalian berdua'." (HR Ibnu Majah: 1865, Tirmidzi: 1087, dan lafazh ini milik Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam banyak kitabnya).
Lewat ta'aruf, kita bisa mengenal calon pasangan dengan cara yang diridhai Allah. Tidak hanya mengenal pribadinya, tetapi juga nilai-nilai agama, keluarga, dan visi hidupnya. Hal ini jauh lebih bermanfaat dibandingkan hubungan yang penuh risiko dosa.
Jadi, jangan terjebak dengan pola pikir setan “harus pacaran dulu untuk mengenal pasangan". Kebahagiaan pernikahan datang dari proses yang diridhai Allah, bukan dari jalan yang melanggar syariat.
Pacaran sebelum nikah itu ilusi, ta'aruf adalah solusi. Allahumma amin.
Allahu Ta'ala a'lam bish-shawab.
____
Dari Abu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Barang siapa menunjukkan suatu kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya.” (HR Muslim: 1893)
♻️ Silakan disebarluaskan.
🚫 Dilarang menambah dan menguran
▶️ KEIMANAN YANG SESUNGGUHNYA
📡 Link Youtube:
https://youtube.com/shorts/9B8uZfq3M3Y
Keimanan yang sejati tidak cukup hanya diucapkan melalui lisan, tetapi harus disertai keyakinan dalam hati dan dibuktikan melalui perbuatan. Allah ﷻ berfirman:
۞ قَالَتِ الْاَعْرَابُ اٰمَنَّا ۗ قُلْ لَّمْ تُؤْمِنُوْا وَلٰكِنْ قُوْلُوْٓا اَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْاِيْمَانُ فِيْ قُلُوْبِكُمْ ۗوَاِنْ تُطِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ لَا يَلِتْكُمْ مِّنْ اَعْمَالِكُمْ شَيْـًٔا ۗاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
“Orang-orang Arab Badui berkata, ‘Kami telah beriman.’ Katakanlah (kepada mereka), ‘Kamu belum beriman,' tetapi katakanlah, ‘Kami baru berislam,’ karena iman (yang sebenarnya) belum masuk ke dalam hatimu. 'Jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikit pun (pahala) amal perbuatanmu.' Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Ḥujurāt [49]: 14)
Ayat ini menegaskan bahwa iman sejati tidak hanya terucap di lisan, tetapi harus diresapi dalam hati dan tercermin dalam amal perbuatan.
Iman yang kokoh juga terlihat dari penghayatan terhadap tanda-tanda kekuasaan Allah, seperti pergantian siang dan malam serta keteraturan alam semesta, yang semuanya menunjukkan keberadaan dan keagungan Allah Yang Maha Pencipta. Seorang mukmin sejati adalah mereka yang menguatkan keimanan dengan keyakinan hati dan amal nyata, sehingga menjadi bukti penghambaan kepada Allah ﷻ. Semoga Allah ﷻ menjadikan kita sebagai hamba-hamba-Nya yang benar-benar beriman.
Allahu Ta’ala a'lam bish-shawab.
____
Dari Abu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Barang siapa menunjukkan suatu kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya.