05/08/2022
SEJARAH SINGKAT PERJALANAN IBU KOTA KESULTANAN MATARAM
1. Kota Gede [1586-1618 M]
- Panembahan Senopati
- Panembahan Sedokrapyak Hanyokrowati
- Sultan Agung Hanyokrokusumo
2. Karta [1618-1645 M]
- Sultan Agung Hanyokrokusumo
3. Plered [1646-1680 M]
- Amangkurat I
- [diduduki] Pangeran Puger p***a peristiwa Raden Trunojoyo
4. Kartosuro [1680-1745 M]
- Amangkurat II
- Amangkurat III
- Pangeran Puger [Pakubuwono I]
- Amangkurat IV [Jawi]
- Pakubuwono II
- Amangkurat V [Sunan Kuning] "Geger Pecinan"
5. Surakarta [1745-1755 M]
- Pakubuwono II
- Pakubuwono III
Kemudian dengan adanya Perjanjian Giyanti 1755 M maka Kasultanan Mataram dibagi 2 wilayah dengan batas Kali Opak :
1. Kasunanan Surakarta [Pakubuwono III]
2. Kasultanan Ngayogyakarta [Hamengkubuwono I]
Dua tahun kemudian disusul dengan adanya Perjanjian Salatiga 1757 M yang mengharuskan Kasunanan Surakarta berbagi wilayah dengan Raden Mas Said/Pangeran Samber Nyawa yang bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I, sehingga wilayah Surakarta terbagi dua sebagai berikut :
1. Kasunanan Surakarta [Pakubuwono III - sekarang]
2. Kadipaten Mangkunegaran [Mangkunegara I - sekarang]
Di Kasultanan Ngayogyakarta sendiri p***a peristiwa "Geger Sepoy" pada tahun 1812 M, berdampak pada terbaginya wilayah menjadi dua, yaitu :
1. Kasultaan Ngayogyakarta [Hamengkubuwono III - sekarang]
2. Kadipaten Pakualaman [Paku Alam I - sekarang]
Dikutip dari berbagai sumber, semoga bermanfaat.