19/01/2017
SEDEKAH DAN DOA SEPASANG BIDADARI INI MENGANTARKAN SAYA KE TANAH SUCI
ini adalah kisah seorang penulis yang penghasilannya tidak sampai 2jt sebulan, ada 5 hal yang bisa penulis utarakan tentang dirinya: Sering menyanjung istrinya. Mencintai anak-anaknya. Berbakti pada Ayah Ibunya. Memiliki hati yang terpaut pada Mesjid dan majelis. Berkeinginan kuat ke Tanah Suci.
Dalam sebuah perjalanan menulis nya sebagai freelance di beberapa media sesekali Ia harus ke bandara untuk mendapatkan inspirasi menulis. Pada suatu hari Ia melihat kump**an orang-orang dengan seragam yg akan berangkat Umrah, Mata nya berkaca-kaca saat melihat mereka yg tampak gembira. Dalam hatinya bergumam, “Ya Allah dekatkanlah mekah dan Madinah untuk saya. Saya ingin sekali beribadah ke baitullah dan Ziarah ke makam Nabi-Mu”.
Sejak saat itu Ia ber-azzam untuk mengencangkan niat, “saya harus segera umroh!”, Mulai saat itu, hampir setiap usai salat, termasuk saat Tahajud dan Dhuha, Ia selalu memohon dimudahkan jalan saya ke Baitullah. Tidak hanya itu, Ia meminta restu istri (meski tidak wajib, tapi Ia harus sampaikan keinginannya ini karena berimplikasi dgn jatah harian). Istri nya sempat ragu dengan keinginan suaminya karena dia tahu seberapa besar kemampuan keuangan sang suami. Tapi Ia yakinkan, Allah bersamanya..
Akhirnya, Ia mulai menabung. Tidak banyak, boleh dibilang receh. Ia kumpulkan uang Rp50 ribu, Rp100 ribu, sedikit demi sedikit... Ia jalani semua dengan sabar sembari terus mengencangkan doa yang tiada putus dan bosan.
sejak Idul Adha, Ia memanjatkan doa spesifik kepada Allah. “Ya Allah, berangkatkan saya umroh setelah musim haji, Desember atau Januari. Bukankah saya sudah ikhtiar dengan menabung Ya Allah? Mudahkan semuanya...” kira-kira demikian doanya di hampir setiap sujud shalat dan Tahajud .
Ada kisah dramatik, mungkin di titik inilah Allah ridha dengan ikhtiar nya. Ini husnuzhan pada Allah. Ceritanya.... saat itu tabungan umrohnya di amplop di bawah tumpukan baju di lemari baru Rp 600 ribu. Lalu, di suatu pagi, Ustadz Rahmat kirim kabar di grup WA mengabarkan santri yang mendapatkan hadiah umroh kekurangan uang Rp 1,5 juta untuk urusan administrasi. Skedul santri ini berangkat Februari 2015. Terima WA itu, ia langsung ingat ke uang Rp 600 ribu itu. ia ingin ringankan kekurangan itu, walapun sempat berpikir-pikir, “lha uang saya kapan kumpulnya untuk umroh?”Tapi, Ia berusaha tenang dan meresapi kembali janji-janji Allah. Awalnya, Ia mau sedekahkan Rp 300 ribu untuk santri, lalu Ia urungkan. Dengan bismillah... Ia sedekahkan semua. Ia mengambil amplop uang itu, lalu diciumnya amplop berisi Rp 600 ribu sambil berdoa, “Ya Allah, uang ini untuk umrohku. Tapi hari ini ada santri penghafal Quran yang lebih butuh, dia sudah jelas waktu berangkatnya, sedangkan aku belum jelas. Aku sedekahkan semua, tolong mudahkan jalanku ke Baitullah.”
Lalu, uang itu ia serahkan ke Ustad Rahmat. Saat menyerahkan uang itu, matanya kembali berkaca-kaca. Ia bilang ke beliau, “Tolong jangan bilang ke siapa pun, ini tabungan umroh saya. Santri lebih butuh daripada saya. Saya hanya titip doa ke beliau nanti di Baitullah, doakan jalan saya untuk umroh menjadi mudah.” Ustad Rahmat menjawab, “Insya Allah ini jalan Pak Wawan untuk segera ke Baitullah.” Hatinya gambira, setelah itu ia melupakan uang itu.
ia mulai menabung lagi, mengumpulkan uang selembar Rp 50 ribuan, Rp 100 ribuan, dan seterusnya. Kembali lagi kencengin doa dan shalat... Tak lama setelah Idul Adha, Ada sebuah travel Umrah yg meberikan promo untuk keberangkatan di bulan januari. “Januari???” Ia teringat doa nya. Jangan-jangan ini jawaban Allah. Allah beri jalan berangkat di Januari, seperti doanya. Tanpa pikir panjang, Ia langsung daftar, tanda jadi Rp 500 ribu. Itu hari Minggu. Kalau DP 300 dolar diberesi Senin, calon jamaah dapat cash back Rp 1 juta.
Saat itu Ia bingung dapat uang USD 300 darimana? Saat itu kurs sudah Rp 12.100/USD. Ia teringat, saat itu Ia punya garapan buku, sudah hampir selesai, honor belum dibayar. Lalu, Ia minta honor dibayar sebagian. Alhamdulillah, Minggu sore langsung ditransfer. Selesailah dua tahapan sampai setor USD 300. Bagaimana sisanya? Itu yang ia tidak memiliki bayangan. Sungguh, membayangkan kekurangannya sekitar Rp 17 juta itu Ia tidak tahu akan dapat uang dari mana. Suatu hari, Ia dapat tugas rapat di Surabaya. Ia sempatkan mampir ke rumah bapak ibu nya di Sidoarjo.
Ia ceritakan tentang Ia yang mendaftar umroh. Mereka kaget campur senang, lalu bingung, dari mana anaknya bisa punya uang Rp 17 juta dalam tempo 1,5 bulan harus beres? jawabannya waktu itu, “Saya punya Allah, Pak, Bu. Saya tidak akan minta uang ke Bapak Ibu. Kalau sampai deadline uangnya tidak ada, saya mundur. Saya hanya mohon bantuan doa Bapak dan Ibu.” Setelah itu, Ia tidak tahu apa yang berkecamuk dalam diri Bapak Ibu nya. Sep**ang dari Surabaya, mungkin ini jalan yang diberikan Allah, ada orang yang minta dibuatkan sebuah buku. Ia tidak pasang tarif, tapi ia hanya minta honor dibayar dimuka, terserah dia mau kasih berapa. Ia jujur cerita ke Client, “Saya daftar umroh, tapi uangnya kurang dan harus lunas dalam waktu dekat.”
Allah jua yang menggerakkan hati orang yang kasih proyek ke dirinya itu. Tanpa di sangka, dia beresi semua kekurangan biaya umrohnya. Dan ia yakin, honor yang ia terima diatas rata-rata. Subhanallah Allahu Akbar... Allah Maha Kuasa, Allah Maha Kaya... Siapa yang mampu menggerakkan hati orang itu sehingga mau memberesi kekurangan biaya umrahnya? Hanya Allah... Saat ia mengurus paspor tiga suku kata, ia sempat telepon Bapak menanyakan tahun lahir Ibunya.
Lalu dijawab. Setelah telepon, Ibunya menanyakan untuk kepentingan apa. Bapaknya cerita kalau ia mengurus paspor. Ibu nya kaget. “Lho, berarti sudah punya uang? Dapat darimana?”. Ibu nya sore itu menangis. Entah mengapa, Mungkin pikiran Ibu campur aduk. Mungkin beliau khawatir anaknya gagal berangkat karena tak punya uang, lalu kecewa. Sore itu juga Ibunya menelepon, menanyakan kepastian berangkat tidaknya. Setelah di jawab “saya berangkat, biaya sudah beres,” Ibu nya langsung baca zikir. Segala zikir dibaca di telepon. Dari suaranya, Ibunya menangis. Sebagai anak pastinya akan ikut berkca-kaca dan menangis.
“Tidak sia-sia Ibu berdoa, Gusti Allah mengabulkan doanya Ibu.” Meski anak lelaki, hati ia sore itu runtuh. Runtuh membayangkan betapa tanpa setahu nya, Ibunya mendoakan keberangkatannya ke Baitullah setiap selesai shalat dan Tahajud. Matur sembah suwun, Ibu.... Terima kasih atas semua nikmat ini, Ya Allah... Inilah kisahnya penulis itu. Orang mungkin menganggapnya banyak uang. Padahal, orang tidak tahu ia berkesempatan berangkat ini semua atas pertolongan Allah. Matematika manusia pasti memutuskan ia tidak bakal bisa berangkat dalam waktu sesingkat ini.
Ia pancangkan tekad bulan Juli, bulan Januari insya Allah berangkat. Hanya enam bulan... Satu hal yang Ia yakini, siapa yang memudahkan jalan orang ke Baitullah, Allah pasti mudahkan jalan baginya ke Baitullah. Santri akan berangkat Februari, insya Allah Ia malah mendahului berangkat Januari, Masya Allah... Berkat doa sepasang bidadari Istri dan Ibu nya, Allah Ridho Ia ke tanah suci..
Sekian semoga menginspirasi dan kita semua diberikan keyakinan dan kemampuan yang kuat seperti cerita diatas.
Di kisahkan kembali, sumber : http://www.kompasiana.com/khairunnisamusari/ini-umroh-ajaib-mbak-kalau-bukan-allah-yang-memberangkatkan-enggak-akan-bisa_54f37b16745513802b6c77f1