Na'im Oke

Na'im Oke Edukasi
informasi
sejarah
random...
salam seduluran.

“Menelusuri Jejak Bujangga Manik: Peta Kuno Kerajaan Sunda”Dalam kisah perjalanan Bujangga Manik, seorang petualang dari...
09/02/2025

“Menelusuri Jejak Bujangga Manik: Peta Kuno Kerajaan Sunda”

Dalam kisah perjalanan Bujangga Manik, seorang petualang dari Kerajaan Sunda, tersimpan catatan luar biasa tentang wilayah yang pernah ia lintasi. Bukan sekadar daftar tempat, tapi sebuah peta kuno yang menggambarkan batas-batas kerajaan, kota-kota bawahan, hingga pilar-pilar geografis yang menopang setiap daerahnya. Naskah ini menjadi warisan tak ternilai bagi sejarah Tatar Sunda dan Nusantara, menawarkan petunjuk tentang dunia masa lalu yang masih bisa kita jejak hingga kini.

Wilayah-Wilayah yang Tercatat

Bujangga Manik mengabadikan berbagai tempat dalam perjalanannya. Beberapa di antaranya mungkin masih terdengar akrab di telinga kita, sementara lainnya menjadi petunjuk misterius tentang lokasi-lokasi yang telah berubah atau bahkan hilang. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Galuh
2. Saunggalah
3. Karangpapak
4. Pager Wesi
5. Danuh
6. Majapura
7. Pasir Batang
8. Maruyung
9. Losari
10. Pada Beunghar
11. Kuningan
12. Talaga
13. Gunung Wangi
14. Mandala Dipuntang
15. Sri Manggala
16. Saung Agung
17. Medang Kahiangan
18. Gunung Anten
19. Batu Hiang
20. Kurung Batu
21. Sajra
22. Catih Hiang
23. Demaraja
24. Tegal Lubu
25. Bojong Wangi
26. Kujang Jaya
27. Karangiang
28. Karang
29. Rawa
30. Labuhan Batu
31. Wanten

Nama-nama ini mencerminkan lanskap politik dan geografis Sunda pada masanya, memperlihatkan bagaimana kerajaan ini membentang luas dengan berbagai pusat pemerintahan dan tempat pentingnya.

Penopang Wilayah: Gunung sebagai Pilar Peradaban

Menariknya, Bujangga Manik juga mencatat bagaimana setiap wilayah memiliki “penopang” geografisnya, terutama gunung-gunung yang menjadi bagian dari struktur alami kerajaan. Hal ini menunjukkan betapa eratnya hubungan masyarakat Sunda kuno dengan alam sekitarnya.

Beberapa contoh hubungan geografis yang ia catat antara wilayah dan gunung penopangnya:
• Pager Wesi → Gunung Agung
• Majapura → Gunung Patuha
• Pasir Batang → Gunung Pamrehan
• Pada Beunghar → Gunung Ceremay
• Medang Kahiangan → Gunung Tampo Omas
• Gunung Wangi → Gunung Tangkuban Parahu
• Sri Manggala → Gunung Marucung

Tak hanya itu, ada juga hubungan geografis lainnya yang semakin memperjelas lanskap Sunda kala itu:
• Hujung Barat → Gunung Burung Jawa
• Kurung Batu → Gunung Barang
• Karangiang → Gunung Sunda
• Labuhan Batu → Gunung Kembang

Catatan ini menunjukkan bagaimana kerajaan Sunda terstruktur dengan baik, berlandaskan alam yang mendukung kehidupan warganya. Gunung-gunung tidak hanya berfungsi sebagai batas wilayah, tetapi juga sebagai simbol kekuatan dan ketahanan daerah.

Menghidupkan Kembali Warisan Leluhur

Naskah Bujangga Manik bukan sekadar kisah perjalanan, tetapi juga cerminan peradaban Sunda yang maju dan terorganisir. Meski tidak secara eksplisit menyebutkan siapa penguasa di setiap wilayah, informasi ini tetap menjadi harta karun sejarah yang perlu terus digali dan diteliti.

Bagi generasi muda Sunda dan pecinta sejarah Nusantara, naskah ini adalah undangan untuk menjelajahi masa lalu, menyingkap tabir sejarah yang mungkin selama ini tersembunyi. Jejak perjalanan Bujangga Manik memberi kita kesempatan untuk memahami bagaimana nenek moyang kita membangun dunia mereka, sebuah dunia yang masih meninggalkan jejaknya dalam peta modern Indonesia.

Saatnya kita menggali kembali warisan ini, menghidupkan kisah-kisahnya, dan meneruskan kebanggaan atas kejayaan Sunda yang telah tercatat dalam sejarah.


Salah satu relief di Candi Borobudur, yg menggambarkan Leluhur  Jawa Kapitayan sedang sembahyang ...Posisi ini disebut t...
25/01/2025

Salah satu relief di Candi Borobudur, yg menggambarkan Leluhur Jawa Kapitayan sedang sembahyang ...
Posisi ini disebut tundem (sujud)

Gerakan2 sembahyang kaum kapitayan hampir sama dg gerakan sholat :
Berdiri disebut Tumadeg
Melipat tangan di dada disebut Suwedakep
Ruku disebut Tumungkul
Sujud disebut Tundem
Melipat kaki disebut Tulajeg

Jadi, jauh sebelum agama hindu budha kristen islam masuk ke jawa, Leluhur Jawa sudah mempercayai adanya Tuhan.

Bukti Bukti Tentang keberadaan Kerajaan Salakanagara, Kerajaan Tertua Di Nusantara.Tahukah kamu bahwa Kerajaan Salakanag...
19/01/2025

Bukti Bukti Tentang keberadaan Kerajaan Salakanagara, Kerajaan Tertua Di Nusantara.

Tahukah kamu bahwa Kerajaan Salakanagara atau Kerajaan Salaka adalah kerajaan yang terletak di bagian barat Pulau Jawa. Tepatnya berada di Pandeglang propinsi banten. Kerajaan ini dipercaya sebagai kerajaan tertua di Nusantara.

Menurut Naskah Wangsakerta, tokoh awal yang berkuasa dikerajaan ini adalah Aki Tirem. Kerajaan ini berdiri antara tahun 130–362 Masehi. Kerajaan ini diyakini sebagai leluhur Suku Sunda. Bukti-bukti tentang keberadaan Kerajaan Salakanagara antara lain:
Menhir di Desa Cikoneng, Cihunjuran, Saketi, dan Mandalawangi, Pandeglang. Air Terjun Curug Putri di lereng Gunung Pulosari, Pandeglang. Dolmen di Kampung Batu Ranjang, Desa Palanyar, Cimanuk, Pandeglang.
Batu Dakon di Situs Cihunjuran, Kecamatan Mandalawangi. Batu Magnit di puncak Gunung Pulosari, Saketi, Kecamatan Saketi, Pandeglang. Batu congcot, batu remeh, lingga, yoni, dan bayi gajah di Kampung Pamatang, Mekarwangi, Kecamatan Saketi, Pandeglang, Banten. Patung Ganesha dan patung Siwa di gunung Raksa – Panaitan.

Di Jepang utara dan hutan di Cina Anda dapat melihat bunga-bunga ini yang terlihat normal tetapi ketika mereka bersentuh...
14/01/2025

Di Jepang utara dan hutan di Cina Anda dapat melihat bunga-bunga ini yang terlihat normal tetapi ketika mereka bersentuhan dengan air kelopak mereka menjadi transparan.
Namanya bunga rangka atau bunga kaca, nama ilmiahnya Diphylleia grayi.

KERAJAAN KALINGGANama Kerajaan Kalingga ini sebenarnya sangat familier, disebutkan diberbagai macam cerita, orang-orang ...
14/01/2025

KERAJAAN KALINGGA

Nama Kerajaan Kalingga ini sebenarnya sangat familier, disebutkan diberbagai macam cerita, orang-orang Kalingga ini kemudian disebut sebagai orang Keling. Namun Kerajaan Kalingga yang disebut-sebut itu merujuk pada nama sebuah Kerajaan yang berada di India sana, bukan yang ada di Indonesia.

Belakangan di Indonesia sendiri, khususnya di Pulau Jawa rupanya pernah berdiri suatu kerajaan yang bernama Kalingga. Kerajaan ini muncul karena adanya kabar berita dari Naskah Kuno yang ditemukan di Cina. Naskah Kuno tersebut adalah catatan dari pemerintah dinasti Tang di Cina yang memerintah negeri itu pada 618 M - 906 M.

Selain nakah resmi kerajaan, rupanya kabar mengenai adanya Kerajaan Kalingga di Jawa juga dikabarkan oleh pendeta Budha asal Cina yang bernama I-Tshing yang melakukan kunjungan ke Jawa pada tahun 664/665 M.

Perlu dipahami bahwa penyebutan Kalingga itu lidah orang Jawa, sementara penyebutan Kalingga menurut lidah orang Cina sebagaimana naskah kuno milik dinasti Tang dan Pendeta I-Tshing itu adalah Ho-Ling.

Selain kabar dari Cina, eksistensi keberadaan kerajaan Kalingga juga sebenarnya terdapat juga dalam naskah-naskah lokal maupun cerita rakyat, hanya saja naskah dan dongeng-dongeng tersebut bukan berasal dari masa sejaman berdirinya. Diantara naskah lokal yang menceritakan mengenai kerjaan Holing adalah Naskah Cerita Parahyangan dari Jawa Barat.

Berdasar kan naskah kuno baik yang berasal dari Cina maupun lokal, kemudian para sejarawan dapat merekonstruksi tentang bagaimana dan seperti apa gambaran mengenai Kerajaan Kalingga yang ada di pulau jawa tersebut. Adapun pemaparannya adalah sebagai berikut:

Kalingga atau Ho-ling adalah sebuah kerajaan bercorak Hindu-Budha yang pernah ada di Jawa Tengah sekitar abad ke5-6 masehi. Letak dan pusat kerajaan di suatu tempat antara Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Jepara sekarang. Hal ini didasarkan pada berita Cina dan bukti-bukti peninggalan Kerajaan itu baik dongeng maupun bukti fisik Candi dan prasasti.

Gambaran mengenai letak Kerajaan Kalingga tersebut adalah dapat dipaparkan sebagaimana berikut:

Kalingga atau disebut Jawa terletak di Lautan Selatan. Di sebelah utaranya terletak Ta Hen La (Kamboja), di sebelah timurnya terletak Po-Li (Pulau Bali) dan di sebelah barat terletak Pulau Sumatera.Ibukota Kalingga dikelilingi oleh tembok yang terbuat dari tonggak kayu.Raja tinggal di suatu bangunan besar bertingkat, beratap daun palem, dan singgasananya terbuat dari gading.Penduduk Kerajaan Kalingga sudah pandai membuat minuman keras dari bunga kelapaDaerah Kalingga menghasilkan kulit penyu, emas, perak, cula badak dan gading gajah.

Pemerintahan di Kerajaan Kalingga dikepalai oleh seorang Ratu, tidak diketahui kejelasan pemerintahan selanjutnya maupun sebelumnya, data atau kisah yang terdapat dalam naskah dan dongengan rakyat hanya membahas mengenai satu Ratu yang kala itu memerintah Kalingga, Ratu itu bernama Shima.

Dalam catatan Cina diberitakan bahwa sejak tahun 674, rakyat kerajaan Kalingga diperintah oleh Ratu Hsi-mo (Shima). Ia adalah seorang ratu yang sangat adil dan bijaksana. Pada masa pemerintahannya Kerajaan Kalingga disebutkan sebagai kerajaan yang sangat aman dan tentram.

Kabar mengenai Ratu Shima ini juga dikisahkan dalam naskah Parahyangan yang menyatakan bahwa;

Putri Maharani Shima, Parwati, menikah dengan putera mahkota Kerajaan Galuh yang bernama Mandiminyak, yang kemudian menjadi raja kedua dari Kerajaan Galuh. Maharani Shima memiliki cucu yang bernama Sanaha yang menikah dengan raja ketiga dari Kerajaan Galuh, yaitu Bratasena. Sanaha dan Bratasena memiliki anak yang bernama Sanjaya yang kelak menjadi raja Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh (723-732 M).
Setelah Maharani Shima meninggal pada tahun 732 M, Raja Sanjaya menggantikan buyutnya dan menjadi raja Kerajaan Kalingga Utara yang kemudian disebut Bumi Mataram, dan kemudian mendirikan Dinasti/Wangsa Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno.

Kekuasaan di Jawa Barat diserahkannya kepada putranya dari Tejakencana, yaitu Tamperan Barmawijaya alias Rakeyan Panaraban. Kemudian Raja Sanjaya menikahi Sudiwara puteri Dewasinga, Raja Kalingga Selatan atau Bumi Sambara, dan memiliki putra yaitu Rakai Panangkaran.Dalam sumber lain, Kerajaan Kalingga ini kemudian ditaklukan oleh Sriwijaya Pada tahun 752 M.

Sementara itu menurut dongengan rakyat disekitaran Pekalongan dan Jepara, disebutkan bahwa;

Pada Jaman dahulu di Jawa Tengah utara mengenai seorang Maharani legendaris yang menjunjung tinggi prinsip keadilan dan kebenaran dengan keras tanpa pandang bulu. Kisah legenda ini bercerita mengenai Ratu Shima yang mendidik rakyatnya agar selalu berlaku jujur dan menindak keras kejahatan pencurian.

Ia menerapkan hukuman yang keras yaitu pemotongan tangan bagi siapa saja yang mencuri. Pada suatu ketika seorang raja dari seberang lautan mendengar mengenai kemashuran rakyat kerajaan Kalingga yang terkenal jujur dan taat hukum.

Untuk mengujinya ia meletakkan sekantung uang emas di persimpangan jalan dekat pasar. Tak ada sorang pun rakyat Kalingga yang berani menyentuh apalagi mengambil barang yang bukan miliknya Hingga tiga tahun kemudian kantung itu disentuh oleh putra mahkota dengan kakinya. Ratu Shima demi menjunjung hukum menjatuhkan hukuman mati kepada putranya. Dewan menteri memohon agar Ratu mengampuni kesalahan putranya. Karena kaki sang pangeranlah yang menyentuh barang yang bukan miliknya, maka sang pangeran dijatuhi hukuman dipotong kakinya.

Begitulah mengnai kerajaan Kalingga yang dapat dipaparkan, Kerajaan tersebut sumbernya masih sedikit dan kabur sehingga belum banyak diketahui mengenai kelanjutan kisahnya. Meskipun demikian selain peninggalan berupa naskah dan dongenan rakyat, Kerajaan Kalingga juga rupanya meninggalkan beberapa Peninggalan.

Oleh : wangsa buana Na'im Okey

Setahun Yang lalu Makam para eyangLeresipunsakinh mojopahit kolo Bade jumenengipun kerajaan Demak.1.Kyai Boen. R. Ginart...
26/12/2024

Setahun Yang lalu
Makam para eyang
Leresipunsakinh mojopahit kolo Bade jumenengipun kerajaan Demak.
1.Kyai Boen. R. Ginarto
2.Kyai. Gagak Nettro.R. Suparman
3.Pangeran Lembu Peteng .R. Bandrijo
4.R. Pulastro ,.R Soedjiman
5.R.Drijo. Tumenggung .R Soetrisno
6.Kyai.Woeloe Tjoemboe
7.Kyai. Bantjet Punokawan L.Peteng.
8.Kyai . Bentjok.
Delapan nama yang tertera di prasasti pintu masuk cungkup di dalam.komplek.mkam..
Ada 8 batu nisa lama berlanggam. Hanyokrokusuman.....di baris pertama paling Utara...
Di baris ke dua ada 8 makam dengan nisan baru.. dan terpadat nama sesuai tulisan di prasasti mulia dari pamg barat.....
Makam makam sepuh berlanggam hanyokrokusuman ini agak beda Karana panjang makam tidak lebih hanya sekitar 1mtr an.. pada umumnya 2mtr atau lebih..
Estimasi taun sekitar 1600 an
Makam ini hanya 10mtr dri sungai progo.dan tepat di atas pertemuan sungai......dengan sungai Progo

Selasa pon.,28/11/2023.
15 Jumadil awal 1957
Sumber. Agus susanto

21/12/2024

Borobudur tahun 1995

🌟 Pangeran Walangsungsang: Sang Pendiri Cirebon 🌟Pangeran Walangsungsang, juga dikenal sebagai Pangeran Cakrabuana atau ...
20/12/2024

🌟 Pangeran Walangsungsang: Sang Pendiri Cirebon 🌟

Pangeran Walangsungsang, juga dikenal sebagai Pangeran Cakrabuana atau Mbah Kuwu Cirebon, adalah tokoh penting dalam sejarah Cirebon. Beliau merupakan putra Prabu Siliwangi IX dan Nyi Subang Larang, serta paman dari Sunan Gunung Jati.

Setelah memeluk Islam, Walangsungsang memilih meninggalkan Kerajaan Pajajaran dan mendirikan peradaban baru di Cirebon. Bersama kedua saudaranya, Nyi Rara Santang dan Prabu Kian Santang, ia berguru kepada Syekh Nurjati, memperdalam ajaran Islam.

Sebagai pendiri Cirebon, Walangsungsang berperan besar dalam membangun pendidikan, budaya, ekonomi, hingga menyebarkan Islam. Ia juga menikah dengan Nyi Endang Geulis, putri gurunya, dan memiliki seorang putri bernama Nyi Mas Pakungwati yang kemudian menikah dengan Sunan Gunung Jati.

Jejak perjuangan Pangeran Walangsungsang menginspirasi hingga kini, menjadikan Cirebon pusat budaya dan spiritual yang kaya.

🌿 "Pangeran Walangsungsang: Sosok yang mengawali perubahan demi kejayaan Islam dan budaya di tanah Jawa." 🌿

Halo semuanya! 🌟 Anda bisa mendukung saya dengan mengirim Bintang, itu membantu saya mendapatkan uang untuk terus membua...
19/12/2024

Halo semuanya! 🌟 Anda bisa mendukung saya dengan mengirim Bintang, itu membantu saya mendapatkan uang untuk terus membuat konten yang Anda sukai.

Setiap kali Anda melihat Stars, Anda bisa mengirimi saya Stars!

ES BATU SEJARAHPertama kali masuk Indonesia pada bulan November tahun 1846, es batu ini dibawa oleh kapal besar dari Bos...
19/12/2024

ES BATU SEJARAH

Pertama kali masuk Indonesia pada bulan November tahun 1846, es batu ini dibawa oleh kapal besar dari Boston, Amerika Serikat atas pesanan Roselie en Co. Es tersebut baru dibongkar keesokan harinya.

Satu hari sebelum kapal tersebut datang, kabar tentang kedatangannya sudah termuat dalam surat kabar Kavasche Courant. Tak heran jika kabar ini tersebar ke seluruh penjuru Batavia (sekarang Jakarta) dan membuat banyak orang penasaran. Namun, dulu belum canggih seperti sekarang, karena belum ada lemari pendingin, balok-balok es ini ditutupi dengan selimut wol agar tak mencair.

Jangan dibayangkan ia bisa murah meriah seperti sekarang. Es batu hanya bisa dikonsumsi oleh orang elit Belanda yang berada di kawasan Weltevreden (Sawah Besar, Jakarta Pusat) atau Meester (Jatinegara, Jakarta Timur) saja. Orang Mengetahui fakta bahwa ia adalah sajian mewah, semua orang membicarakannya. Ada yang menyebut es sebagai obat sariawan, ada juga yang bilang batu-batu putih sejernih kristal, yang kalau dipegang bisa membuat tangan kaku. Sampai tahun 1870, es masih diimpor dari Boston.

Sumber: boombastis

Seorang pria menyembelih seekor sapi besar, menyalakan panggangan dan berkata kepada putrinya. “Putri, panggil saudara, ...
18/12/2024

Seorang pria menyembelih seekor sapi besar, menyalakan panggangan dan berkata kepada putrinya. “Putri, panggil saudara, teman, dan tetangga kita untuk makan bersama kita... Mari kita berpesta! "
Putrinya turun ke jalan dan mulai berteriak.
“Tolong bantu kami memadamkan api di rumah ayahku! ".
Setelah beberapa saat, sekelompok kecil orang keluar dan sisanya bertindak seperti mereka tidak mendengar teriakan minta tolong.
Mereka yang datang makan dan minum sampai larut malam.
Ayah yang terpegun berpaling ke putrinya dan berkata kepadanya.
“Orang-orang yang datang saya nyaris tidak mengenal mereka, beberapa saya belum pernah melihat mereka sebelumnya, jadi di mana kerabat, teman, dan tetangga kita? ".
Anak perempuan itu bilang.
“Mereka yang keluar dari rumah mereka datang untuk membantu kami memadamkan api di rumah kami dan bukan untuk pesta.
Inilah orang-orang yang pantas mendapatkan kemurahan hati dan keramahan kita."
Kesimpulan:
Mereka yang tidak membantu Anda selama perjuangan Anda, seharusnya tidak makan bersama Anda di pesta kemenangan Anda!!

Harya Baribin, Pangeran Majapahit Yang Dimakamkan di Karanganyar, KebumenRaden Saputra/Harya Baribin adalah putra ke 5 d...
17/12/2024

Harya Baribin, Pangeran Majapahit Yang Dimakamkan di Karanganyar, Kebumen
Raden Saputra/Harya Baribin adalah putra ke 5 dari Prabu Brawijaya IV dengan isteri Putri Pajang. Tahun 1468 terjadi huru hara di keraton Majapahit yang membuat Harya Baribin pergi meninggalkan keraton dan mengungsi ke barat menuju Kerajaan Galuh/Pajajaran di Ciamis, yg saat itu dipimpin oleh Prabu Niskala Wastu Kencana.
Dalam perjalanannya, sempat singgah di beberapa tempat di wilayah Kebumen, Sampailah di wilayah Kadipaten Kaleng (Puring) dan beristirahat di bawah rindang pepohonan.
Ki Ageng Kaleng ketika itu tengah lewat melintas dan kaget saat melihat kedatangan orang yang tak dikenal. Melihat penampilanya, membuatnya yakin bahwa sosok itu seorang bangsawan.
Ki Ageng Kaleng menyapa ramah. Lelaki itu kemudian ditanya, siapakah namanya, dari mana asalnya. setelah Raden Baribin memperkenalkan dirinya, Ki Ageng Kaleng pun terkejut seketika. kemudian Ki ageng Kaleng mengajaknya untuk mampir ke rumahnya. Tak lama sampailah di rumahnya.
Ki Ageng Kaleng menjamunya. Sampai kemudian Raden Putra berkata hendak melanjutkan perjalanan ke Pajajaran.
Raden Baribin pun diantar oleh Ki Ageng Kaleng sampai di desa Ayah (Kebumen Barat) dan menginap di rumah Ki Ageng Ayah. dan pagi harinya Raden Baribin melanjutkan perjalanan ke Pajajaran diantar oleh Ki Ageng Ayah sampai di Desa Kejawar (Banyumas) dan beristirahat di rumah Ki Buyut Kejawar.
Dari Kejawar Raden Baribin diantar oleh Ki Buyut Kejawar menuju ke Pasir Luhur (Purwokerto). Setelah menetap sementara di Pasir Luhur, Raden Putra meneruskan perjalanan menuju Pajajaran.
Singkat cerita, Raden Baribin sudah sampai di Pajajaran. Raden Baribin dan rombongan diterima Prabu Niskala Wastu Kancana, setelah beberapa saat tinggal di Pajajaran kemudian Raden Baribin dijodohkan dengan cucu raja Pajajaran, yairu Dyah Ayu Ratu Pamekas.
Dari pernikahan Harya Baribin dengan Dyah Ayu Ratu Pamekas dikaruniai 4 anak:
1. Raden Kaduhu (menjadi Adipati Wirasaba, Banyumas)
2. Raden Banyak Sasra/Catra (Pasir Luhur, Purwokerto)
3. Raden Banyak Kumara (menjadi Adipati Kaleng, Puring)
4. Rara Ngaisah (Nyai Mranggi Kejawar)
Setelah lama tinggal di Pajajaran, Raden Baribin kemudian kembali ke timur dan menghabiskan masa hidupnya di Gunung Grenggeng (Karanganyar) yang hingga kini dikenal oleh masyarakat setempat sebagai Syekh Baribin.
Di akhir kejayaan Majapahit memang banyak anghota keluarga kerajaan yang memeluk Islam, seperti Raden Patah, Arya Damar, Harya Baribin. bahkan salah satu istri Prabu Brawijaya V pun beragama Islam, yaitu Putri Campa, bibi Sunan Ampel.

Sudah merdeka, tapi sebagian generasi sekarang mudah sekali diprovokasi dengan tema kesukuan/ ras tertentu didalam catat...
16/12/2024

Sudah merdeka, tapi sebagian generasi sekarang mudah sekali diprovokasi dengan tema kesukuan/ ras tertentu didalam catatan" sejarah.. padahal nama" seperti Pangeran Diponegoro, Pattimura, Teuku Umar dll ditetapkan sbgai Pahlawan Nasional bukan sbgai Pahlawan Jawa, Maluku, Atjeh... Termasuk bahasan Maha Patih Gadjah Mada sbgai Pahlawan Nasional pun akan dikaburkan sejarahnya dgn cara diadu-domba melalui heroik kesukuan kejadian sblm terbentuknya NKRI, mereka lupa kita didlm bingkai Bhineka Tunggal Ika.. apapun yg sdh tertulis didlm sejarah masa lalu tak perlu diperdebatkan, siapa yg mau meluruskan kebenarannya sedangkan kita generasi yg hanya diwariskan peninggalan kitab"/ catatan sejarah yg ada kerajaan" & tentu saja ada perbedaan versinya masing"..
Siapa bisa menunjukan saat ini bekas kerajaan Padjadjaran & Majapahit sedangkan candi Prambanan & Borobudur masih ada wujud jejaknya pdhl bangunannya tentu lebih kecil dibandingkan 2 kerajaan besar yg tersohor kekuasaannya...

AWAS SALAH MEMBACA SEJARAH2 YANG DI BUAT BELANDA UNTUK PROPAGANDA.
DAN ANTEK2NYA MASIH ADA SAMPAI SAAT INI UNTUK MELEMAHKAN KEKUATAN NKRI.

Ini adalah perpecahan dari Bumi!Lembah Rift terletak di Pinglu, Shanxi, di Dataran Tinggi Loess, sebuah daerah pegununga...
16/12/2024

Ini adalah perpecahan dari Bumi!

Lembah Rift terletak di Pinglu, Shanxi, di Dataran Tinggi Loess, sebuah daerah pegunungan di utara-tengah Cina yang mencakup sekitar 400,000 km persegi. Itu terbentuk karena pergerakan di dalam kerak bumi dan panjangnya sekitar 10 km.

Kredit: David Attenborough

SOROTAN FB PRO

Potret Candi Dieng Tahun 1863 & Tahun 2024Peninggalan Zaman Prasejarah yang sampai saat ini masih berdiri.161 Tahun Cand...
15/12/2024

Potret Candi Dieng Tahun 1863 & Tahun 2024
Peninggalan Zaman Prasejarah yang sampai saat ini masih berdiri.
161 Tahun Candi Dieng berdiri kokoh.

Sejarah Candi Dieng 🏛️

• Sekilas tentang Candi Dieng
Nama Dieng diperkirakan berasal dari Kawi yang berarti tempat gunung. Sedangkan hyang berarti dewa sehingga Dieng diartikan sebagai gunung tempat pada dewa bersemayam.

• Sejarah dan Awal Ditemukan Candi Dieng
Di masa lalu, para brahmana membangun candi-candi di kawasan tersebut untuk melakukan pemujaan. Salah satu kompleks candi Siwa yang berada di kawasan Dieng Timur.

Diperkirakan, kompleks candi ini sudah ada sejak abad ke 7 atau awal abad ke 8 Masehi. Para raja, brahmana dan bangsawan dari Kerajaan Kalingga sering melakukan pemujaan di candi ini.

Semenjak saat itu, Dieng mulai huni dengan letaknya yang tidak jauh dari Kerajaan Kalingga berdiri yaitu di daerah Pekalongan atau Batang. Diperkirakan ada sekitar puluhan hingga 100 candi yang berada di kawasan tersebut.

Namun, karena curah hujan yang tinggi, longsor, letusan gunung dan banjir yang tersisa hanya ada delapan candi yang tersisa. 8 candi tersebut ditemukan pada awal tahun 1800 dan rekonstruksi oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1856.

Pada saat ditemukan, candi tersebut dalam keadaan rusak dan sebagian terendam air karena berada di cekungan tanah. Di Dataran tinggi Dieng, satu-satunya prasasti yang ditemukan berada di dekat Candi Arjuna.

Prasasti tersebut menyebut bahwa bangunan candi Arjuna dibuat sejak tahun 808-809 Masehi.

Sejarah candi Dieng memang penuh dengan misteri dan keunikan tersendiri. Bahkan kini candi Dieng memiliki keunikan tersendiri yang sering dijadikan sebagai tujuan wisata penghujung lokal dan mancanegara.


Pasukan Belanda menemukan atribut komunisme di pabrik teh yang di bumi hanguskan di Pekalongan, sekitar Agustus 1947📷 Na...
11/12/2024

Pasukan Belanda menemukan atribut komunisme di pabrik teh yang di bumi hanguskan di Pekalongan, sekitar Agustus 1947

📷 Nationaal Archief

Sugeng ndaluSugeng tindak dulu.
09/12/2024

Sugeng ndalu
Sugeng tindak dulu.

Address

Kertijayan Buaran Pekalongan
Pekalongan
51171

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Na'im Oke posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Na'im Oke:

Videos

Share