29/11/2024
KENAPA KA'BAH DISEBUT SEBAGAI RUMAH PERTAMA. ?
Dalam keyakinan umat Islam, bangunan rumah yang pertama kali didirikan di muka bumi adalah Ka'bah. Keyakinan ini sesuai dengan firman Allah Swt:
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ [آل عمران:96)
Artinya: sesungguhnya rumah pertama yang dibangun untuk manusia adalah sesuatu (Ka'bah) yang ada di Bakkah (daratan yang mencekung yakni Makkah) yang diberkati dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam (QS. Ali Imran: 96)
Dalam satu hadis juga dijelaskan:
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ مَسْجِدٍ وُضِعَ فِي الْأَرْضِ أَوَّلُ؟ قَالَ: الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ، قُلْتُ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: الْمَسْجِدُ الْأَقْصَى، قُلْتُ: كَمْ بَيْنَهُمَا؟ قَالَ: أَرْبَعُونَ سَنَةً، قُلْتُ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: ثُمَّ حَيْثُ أَدْرَكْتَ الصَّلَاةَ فَصَلِّ؛ فَكُلُّهَا مَسْجِدٌ. وَأَخْرَجَهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ
Artinya: Dari Abi Dzar ra yang berkata: Aku bertanya, Wahai Rasulullah! Masjid mana yang dibangun pertamakali? Beliau jawab: Masjidil haram. Aku bertanya kembali: Mana lagi? Beliau jawab: Masjidil Aqsa. Aku kembali bertanya: Berapa jarak waktu di antara keduanya? Beliau jawab: empat puluh tahun. Aku kembali bertanya: kemudian masjid mana lagi? Beliau jawab: di mana saja kamu temukan untuk mengerjakan salat maka salatlah! Sebab semuanya adalah masjid. (Bukhari Muslim)
Dua dalil ini menunjukkan bahwa Ka'bah merupakan bangunan rumah peribadatan yang pertama kali ada di muka bumi. Oleh sebab itu umat Islam berkeyakinan sesuai dengan petunjuk dalil tersebut.
Akan tetapi di luar pengertian harfiah dua dalil itu, kita juga dapat menarik pemahaman bahwa kata awal atau pertamakali kali adalah sumber atau pangkal. Yaitu Ka'bah sebagai sumber keberkahan dan sekaligus pangkal petunjuk bagi kelangsungan hidup manusia, di dunia maupun di kehidupan nanti.
Maksudnya setiap makhluk pasti memerlukan tempat berteduh. Manusia butuh rumah, hewan juga butuh sarang sebagai tempat bernaung. Akan tetapi tak semua rumah dan sarang itu menjamin kenyamanan dan ketentraman. Dalam konteks inilah, Ka'bah berfungsi penting sebab keberadaannya terjamin menjadi sumber dan pangkal "tempat berteduh dan berlindung" bagi umat Islam.
Oleh sebab itu dekatkan diri kita dengan Ka'bah sebagai sumber dan pangkal lahirnya keberkahan bagi diri kita, bangunan rumah kita, semua yang mengisi rumah kita, dan tetangga yang dekat dengan rumah kita. Caranya adalah kita mengarahkan kompas hati kita untuk selalu mengarah Ka'bah sebagai kiblat kita, baik ketika salat maupun ketika mengerjakan amal saleh. Apalagi jika kita diberikan rejeki untuk berziarah ke Tanah Suci, maka bersyukurlah sebab tidak hanya hati kita yang dekat tetapi fisik kita juga lebih dekat dengan Ka'bah.
Manusia yang hatinya berkiblat kepada Ka'bah maka akan menjadi perhatian orang-orang. Sebab hidupnya, perkataannya, perbuatannya, dan sikapnya sangat mulia. Ka'bah mengarahkan hidup manusia untuk hidup secara damai. Wallahu a'lam
M. Ishom el Saha (Dosen UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten)