09/07/2015
AWAL DARI ENTREPRENUERSHIP
Orang sukses selalu berpikir berbeda dengan pecundang dalam melihat kesulitan. Orang sukses berpikir bahwa ini sulit tetapi bisa di lakukan. Seorang pecundang berpikir bahwa ini bisa di kerjakan tetapi sulit. Entrepreneurship (kewirausahaan) lebih dari sekedar mengumpulkan kekayaan atau mewujudkan cita-cita. Namun lebih dari itu, entrepreneurship (kewirausahaan) juga bisa berarti gerakan masa inovasi, kesenangan, hobi daan sekarang menjadi gaya hidup seseorang (Lifestyle).
Ketika Anda mampu mempekerjakan orang yang lebih pintar dari Anda, maka Anda membuktikan bahwa anda lebih pintar daripada mereka. Semua tindakan diawali dari sisi manapun dan jenis tingkat Anda inginkan, namun yang tertpenting adalah Anda bisa mengelolah risiko dan mengerti konsekuensinya. Tingkat tersebut ditinjau berdasarkan risiko dan keberanian mengatasinya. Semua bisa Anda lakukan tergantung dari situasi, kondisi, modal dan faktor lainnya.
Perjalanan menuju kesuksesan itu seperti labirin. Semua diawali dari pintu yang sama dan berakhir di pintu yang belum tentu sama. Karena masing-masing mengambil langkah, cara dan strategi yang tidak sama. Untuk itu, jangan pernah mau di pilih oleh keadaan sehingga menjadi korban oleh nasib Anda sendiri yang membuat Anda selamanya ada di dalam labirin.
Jadilah tuan bagi nasib Anda sendiri.
Kemampuan kewirausahaan adalah benang merah dari rangkaian pengetahuan Anda untuk menjadi satu kekuatan dalam menghadapi kesulitan pekerjaan atau usaha agar tetap bertahan dan meraih kesuksesan. Benang merah itu adalah kreativitas anda dalam merangkai adalah mutiara-mutiara pengetahuan yang Anda miliki. Semakin banyak mutiara Anda dan juga kualitasnya maka semakin mahal nilai diri anda. Mutiara terbesar adalah “How to sell and market yourself”.
Banyak orang lebih menyukai dirinya di sebut pintar, bukan kreatif. Padahal kreatif juga penting. Bila Anda sekedar pandai dan berprestasi tanpa bekal kemampuan kreatif, maka itu bagaikan mata uang yang kehilangan satu sisinya alias ”tidak bernilai”. Pandai itu selalu mengacu pada suatu konsep eksak atau ilmu pasti , padahal dalam kehidupan nyata, baik itu dalam pekerjaan atau dunia usaha, kita sering menghadapi ketidakpastian.