Dari pusat kota Lumajang, lokasi goa ini berjarak kurang lebih 60 kilometer ke arah selatan Lumajang. Lokasinya memang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang. Jika ditempuh dari Kabupaten Malang, jaraknya kurang lebih 70 kilometer ke arah timur. Memang papan petunjuk ke lokasi itu hanya berupa papan kayu seadanya yang tidaklah mencolok. Loketnya pun sangatlah tidak terawat.
Tarif obyek wisata ini hanya sebesar Rp 2000;. Berdasarkan cerita yang berkembang, Goa Tetes ditemukan pada 1969 oleh penggergaji kayu. Pada 1975 baru mulai dikunjungi orang. Sebagian besar pengunjungnya waktu itu organisasi seperti Pramuka. Obyek wisata ini baru dikomersialkan pada 1982. Karena dianggap menarik, kemudian Pemerintah Daerah Lumajang melalui PD Semeru mulai tertarik mengelolanya. Sejumlah perbaikan mulai dilakukan. Dalam beberapa tahun kemudian, jumlah pengunjung benar-benar melonjak, terutama pada hari-hari Lebaran. Rute menuju Goa Tetes dari pintu loket obyek wisata yang mulai dikelola sejak 1982 ini boleh dibilang menantang. Karang taruna Desa Sidomulyo selaku pengelola obyek wisata ini memang telah membuat jalurnya lebih mudah untuk dilewati daripada ketika gua ini baru ditemukan pada 1969.Obyek wisata ini pernah mengalami masa-masa jaya pada periode 1980 hingga 1990-an. Sayangnya, jumlah pengunjung Goa Tetes kini jauh berkurang jika dibandingkan masa 1980-an hingga 1990-an. Mungkin dikarenakan yang hanya bisa dicapai dengan berjalan kaki yang cukup jauh ditambah lagi dengan jalurnya yang terjal. Begitu sampai di loket saya sedikit heran, seperti apakah obyek wisata dengan papan petunjuk dan loket yang sangat seadanya ?! Mungkin kurangnya perhatian dari pemerintah daerah membuat obyek wisata ini kurang terawat. Dari loket tersebut perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 1 km. Karena untuk kendaraan roda empat diparkir di lahan sebelah loket tersebut. Sedangkan untuk kendaraan roda dua, parkirannya terletak beberapa meter setelah loket, namun tetap setelah itu perjalanan tetap dilanjutkan dengan berjalan kaki. Perjalanan dilanjutkan dengan menurini anak tangga. Saat masih di atas dan saat hampir sampai di bawah, anak tangganya memang mudah dilalui. Namun di tengahtengah perjalanan makin sempit dan tepat di tepi jurang, banyak anak tangga yang sudah bercampur dengan tanah sehingga harus berhati-hati agar tidak terpeleset. Di sepanjang perjalanan dipenuhi suasana hijau dan segar. Perjalanan yang sangat menantang serta cukup berat dan berbahaya adalah saat menuju mulut goa. Karena terletak ditepi jurang dan dikelilingi air terjun. Sehingga, sesampainya di bawah, untuk menuju mulut goa ditempuh dengan mendaki batu-batu yang licin karena diselimuti lumut dan dialiri air terjun. Konon, air yang senantiasa menetes dari bagian atas gua ini yang membuat gua ini diberi nama Goa Tetes. Goa Tetes merupakan wisata goa yang didalamnya terdapat stalagtit dan stalagmit dengan warna yang beraneka ragam. Goa ini juga memiliki mitos. Masyarakat sekitar goa percaya bahwa air yang ada di goa bisa membuat awet muda. Selain itu, goa ini dipercaya bisa mempertemukan jodoh bagi yang belum menikah dan dapat mempersatukan kembali keretakan rumah tangga.