AIDeX

AIDeX Contact information, map and directions, contact form, opening hours, services, ratings, photos, videos and announcements from AIDeX, Jalan Mulyorejo Kampus C Universitas Airlangga, Surabaya.

09/02/2020

Prepare to Everest
😋

after movie.satu tahun yang lalu menjadi tahun emas bagi putra putri bangsa Indonesia.sedikit flash back. berikut cuplik...
13/10/2018

after movie.
satu tahun yang lalu menjadi tahun emas bagi putra putri bangsa Indonesia.
sedikit flash back. berikut cuplikan perjalanan mereka yang dalam 9 menit.

terimakasih kepada kalian semua yang telah mendoakan keberhasilan ini.

https://youtu.be/XbQHBTs5SD8

Best Regards

WANALA UNAIR

inilah kisah mereka lewati badai salju dan cuaca ekstrem.https://youtu.be/sU_aPx3_V4c
08/08/2017

inilah kisah mereka lewati badai salju dan cuaca ekstrem.

https://youtu.be/sU_aPx3_V4c

Tim pendaki Universitas Airlangga, Unair Surabaya, berhasil mengibarkan bendera merah putih di Puncak Gunung Denali. Tim Unair Surabaya ini menundukan gunung...

Sesaat sebelum berangkat. Hanya 15% keberhasilan mendaki puncak Denali. Terjebak dalam badai, pandangan memutih, bahkan ...
02/08/2017

Sesaat sebelum berangkat. Hanya 15% keberhasilan mendaki puncak Denali. Terjebak dalam badai, pandangan memutih, bahkan harus menghadapi cuaca yg diluaar dugaan. Bagaimana keseruan tim AIDeX menghadapi suhu -55'c, angin 30 km/jam, bahkan tidak bisa beraktivitas selama 1 minggu, dan makan apa selama 22 hari.?
Yuuk ikuti ceritanya nanti malam (2 agt) pukul 21.00 WIB di Suara Surabaya 100 Fm.

 from   -  Buat yg habis sholat jumat, semoga aura kegantengannya bertambah.Jika dia Pendaki, semoga diberikan kesempata...
14/07/2017

from - Buat yg habis sholat jumat, semoga aura kegantengannya bertambah.

Jika dia Pendaki, semoga diberikan kesempatan buat main ke tempat ini 😊Amiiinnn 🙏🙏🙏

 from   -  Apapun yg terjadi, Berusaha yg terbaik InsyaAllah semesta mendukung 💪                                        ...
11/07/2017

from - Apapun yg terjadi, Berusaha yg terbaik InsyaAllah semesta mendukung 💪

Setelah berhasil mengharumkan nama Indonesia di puncak setinggi 6.194 meter di atas permukaan laut, tim Airlangga Indone...
26/06/2017

Setelah berhasil mengharumkan nama Indonesia di puncak setinggi 6.194 meter di atas permukaan laut, tim Airlangga Indonesia Denali Expedition (AIDeX) Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam Wanala Universitas Airlangga tiba di Surabaya, Senin (26/6).
Baca selengkapnya di.

http://news.unair.ac.id/2017/06/26/berhasil-mendaki-denali-tim-aidex-tiba-di-tanah-air/

Setelah berhasil mengharumkan nama Indonesia di puncak setinggi 6.194 mdpl, tim AIDeX UKM Wanala Universitas Airlangga tiba di Surabaya, Senin (26/6).

Selamat datang tim Airlangga Indonesia Denali Expedition.Bagi para readers yang ingin ikut menyambut para tim AIDeX nant...
26/06/2017

Selamat datang tim Airlangga Indonesia Denali Expedition.
Bagi para readers yang ingin ikut menyambut para tim AIDeX nanti sore pukul 15.05 tim akan landing di bandara Juanda Surabaya terminal 2.
Viva Wanala
Tabah Sampai Akhir

Kisah perjuangan  (Faish) selaku ketua ekspedisi.17 Juni setelah Roby dan Yasak di evakuasi dengan heli dari kamp 4  (14...
19/06/2017

Kisah perjuangan (Faish) selaku ketua ekspedisi.
17 Juni setelah Roby dan Yasak di evakuasi dengan heli dari kamp 4 (14.200). Faish (jaket orange) masih berada di kamp 4 bersama Guide.
2 rekannya sudah di peradaban dan mendapatkan penanganan khusus. Namun berbeda dengan Fais yang harus turun membawa beban 2X lipat bersama Guide tidaklah mudah dengan segala tantangan dari segi cuaca, psikologi, mental, waktu maupun tenaga.
Tunggu cerita selanjutnya
Airlangga Indonesia Denali Expedition
Viva Wanala
Tabah Sampai Akhir

Koran Sindo spirit SURABAYA. Untuk Edisi Hari ini.
19/06/2017

Koran Sindo spirit SURABAYA. Untuk Edisi Hari ini.

SUHU -55°C & FROSTBITE MENGIRINGI PERJALANAN TIM AIDEX MENUJU PUNCAK DENALI15 Juni 2017 tepatnya Pukul 14.05 WIB, menjad...
18/06/2017

SUHU -55°C & FROSTBITE MENGIRINGI PERJALANAN TIM AIDEX MENUJU PUNCAK DENALI

15 Juni 2017 tepatnya Pukul 14.05 WIB, menjadi sejarah bagi Bangsa Indonesia, terutama 3 ksatria Airlangga berhasil menginjakkan kaki pada ketinggian 20.320 kaki yang setara dengan 6.194 meter diatas permukaan laut (mdpl), yaitu puncak G. Denali atau yang dikenal the high one. Tiga ksatria tersebut tak lain adalah Mochamad Roby Yahya mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan, Muhammad Faishal Tamimi Fakultas Vokasi dan Yasak alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Ketiganya berasal dari Universitas Airlangga.
Namun dibalik keberhasilan tersebut ada perjuangan yang tiada tara, terdapat pengorbanan yang tak ternilai, terdapat ketetapan dalam jiwa mereka untuk kibarkan bendera almamater dan bangsa. Sebelumnya, selama tujuh hari tim berada di kamp 4 yang berada pada ketinggian 14.200 kaki atau 4.328 mdpl. Aktivitas tim terhenti dihadapkan pada kondisi whiteout (sebuah situasi dimana cuaca yang tertutup salju mengubah berkas cahaya yang menyebabkan hanya obyek gelap yang terlihat) dan snow showers (hujan salju). Hal ini mengakibatkan tenda yang mereka gunakan tertutup salju bahkan tidak terlihat sedikitpun warna lain, hanya putih.
Selang beberapa hari berlangsung tepatnya pada tanggal 13 Juni 2017, cuaca mulai membaik matahari mulai terlihat, rasa hangat yang dirindukan tersentuh permukaan wajah, salju yang berada pada janggut dan hidung mulai terasa menghangat. Akhirnya mereka memutuskan untuk berangkat menuju kamp 5 atau yang dikenal dengan High Camp pada ketinggian 17.200 kaki 5.243 mdpl. Perjalanan cukup melelahkan dengan tanjakan 45 hingga 60 derajat.
Dengan tanjakan yang cukup curam, ditambah sisa – sisa hujan salju, yang membuat ketebalan salju semakin dalam hingga selutut dan membuat berjalan serasa diatas ledok (tanah gambut yang biasa digunakan untuk menanam padi). 4 jam perjalanan menuju kamp 5 salah satu atlit melambat, kecepatan mulai menurun, nafas mulai terengah dengan dingin yang sungguh luar biasa hebat. Namun dengan kegigihan dan dengan lantang teriak "Tabah Sampai Akhir", tim mencapai kamp 5 setelah menempuh perjalanan selama 9,5 jam.
Kondisi tim yang teramat lelah mengharuskan mereka untuk beristirahat serta menyiapkan tenaga untuk summit attack mencapai titik tertinggi di belahan bumi utara ini. Tepat pada tanggal 15 Juni pukul 03.00 pagi, tim melakukan perjalanan membawa perlengkapan seringan mungkin diantaranya ice axe (kapak es), tracking pole, daypack (tas ransel) beberapa logistik (makanan, minuman dan snack) untuk menambah energi, dan alat mountaineering lainnya, alat P3K serta beberapa pakaian yang membuat tubuh mereka tetap hangat mekipun hanya mengurangi beberapa derajat saja, serta tidak lupa alat dokumentasi sebagai bukti sejarah bahwa kaki ini pernah menginjakkan disana.
Pada waktu untuk summit hanya tersisa beberapa jam cuaca cerah sehingga untuk lebih mengefektifkan kondisi waktu summit diputuskan dua plan attack summit dengan dua tim summit. Tim pertama Roby dan Yasak namun apabila gagal menuju summit plan kedua Faish dengan Guide (pemandu) untuk menuntaskan.
Suhu semakin dingin dengan minus 48 derajat celsius dan kecepatan angin yang mencapai 50 mph yang membuat suhu bertambah dingin mencapai minus 55 derajat celsius ditambah ketebalan salju mencapai selutut yang membuat beban seberat 5-7 kg seolah – olah menjadi 20 kg. Akhirnya dengan terpaksa tim meninggalkan barang dengan membuat cache (barang ditimbun dalam salju) dengan ditandai tiang. Beberapa barang diantaranya logistik, bahkan ice axe.
Selang beberapa waktu angin bertiup semakin kencang disertai kabut yang cukup menutup pandangan mata, cuaca ekstrim ini mengakibatkan Roby dan Yasak sudah tidak dapat merasakan beberapa bagian tubuhnya dengan nafas tersengel keringat yang tak bisa menetes karena dinginnya cuaca, bahkan nafas menjadi putih karena dinginnya dan membeku. Rasa lelah, putus asa, dan pasrah sudah menghantui mereka, namun harapan meraka tidak mati masih menyala terang. Kaki sudah tak bisa melangkah dengan benar, bahkan beberapa kali terpelosok dan jatuh dalam tumpukan salju yang dingin, rasa menggigil dan tanpa bicara apapun.
950 kaki atau 290 meter ketinggian menuju puncak Denali, tim bersama bertemu rombongan lain yang sedang terhenti. Sedikit informasi rombongan tiga orang tersebut berasal dari USA. Selangkah demi selangkan tim mendekati mereka. Yasak meminta untuk bergabung dengan grup mereka, namun mereka tidak mengijinkan Yasak dan Roby gabung dalam grupnya. Setelah percakapan singkat, rombongan tersebut memutuskan untuk kembali ke kamp 5 dan mencoba untuk summit di keesokan harinya.
“Suasana hening, hanya gemuruh angin, gigi yang bergesekan bahkan serta mulut dan hidung yang memutih terkena salju, dan mata yang sudah tidak fokus. Rasanya hanya ingin tidur, ingin memejamkan mata dengan lelap, namun kami tahu jika hal ini terjadi kami tidak akan bangun kembali” terang Roby.
Saat itu Roby sebagai atlit dengan tubuh terkecil dan hampir selalu terbenam salju mengalami mati rasa bahkan tidak bisa jalan karena tebalnya salju mencapai pahanya dan membutuhkan tenaga cukup banyak hanya untuk mengangkat kaki keluar dari tumpukan salju itu dengan kaki yang sudah mati rasa, hidung tersumbat nafas yang membeku. Namun dia masih mendengar kata Yasak yang terbata-bata “Bismillah Roby, selama masih bernafas, ini demi almamater, kita terhormat seumur hidup apa malu seumur hidup, kamu pasti bisa Roby. Sebut nama ibu dan ayahmu”. Alhamdulillah walau harus tertatih – tatih AIDeX maju terus menerjang badai salju yang turun bagai ditumpahkan dari langit.
Pada waktu yang bersamaan posisi tim terpantau dengan GPS. Ibu dari Roby terus menghubungi manajer ekspedisi tiap satu jam menanyakan bagaimana kondisi mereka apakah sudah sampai apa belum? Serta bercerita kalau merindukan anaknya dan beberapa kali bermimpi tentang dia. Tidak pernah putus ucapan doa dengan air mata seorang ibu yang rindu buah hatinya.
Akhirnya dengan kesabaran, kegigihan, ketabahan dan harapan pada pukul 14.05 (23.05 waktu Alaska) tim menginjakkan puncak berteriak melepas rasa lelah dan penuh syukur terhadap kebesaran Tuhan “VIVA WANALA, AIRLANGGA, INDONESIA, BERJUANG TABAH SAMPAI AKHIR” sahut Roby dan Yasak saling berhadapan. Selama 39 menit mereka habiskan waktu dipuncak dengan mengibarkan bendera Merah Putih, Universitas Airlangga dan WANALA, serta bendera PT. PP Properti (Tbk) dan PT. Pegadaian Persero sebagai ucapan terimakasih kami telah mendukung ekspedisi ini.
Sesaat setelah summit dan mengambil dokumentasi untuk mengabadikan momen secukupnya ternyata keadaan semakin memburuk dimana Roby mengalami sesak nafas sedangkan wajah dan hidungnya tampak menghitam. Demikian juga dengan Yasak jari – jemarinya sudah mati rasa, bagian hidung wajah serta p**inya juga menghitam.
Mereka segera melakukan perjalanan turun ke kamp 5 dengan memaksakan diri agar segera sampai pada titik untuk mendapatkan pertolongan tepatnya pada pukul 14.44 (23.44 Waktu Alaska). Perjalanan menuju kamp 5 menghabiskan waktu 4 jam, dengan rasa lunglai, lapar, tenaga yang sudah terkuras habis. “Dalam catatan perjalanan summit dari kamp 5 menuju puncak dan kembali ke kammp 5 standartnya 8 hingga 13 jam, namun tim menghabiskan waktu 16 jam, hal ini cukup lama” terang Roby yang telah mengibarkan merah putih.
Pada waktu sampai di kamp 5, Faish sudah menunggu kedatangan mereka dengan minuman coklat panas. Namun ketika Roby dan Yasak membuka sarung tangan yang tebalnya hampir 1 cm, terlihat jari mereka berwarna hitam kelam. Betapa kaget dan shocknya. Bahwa tim terkena “Frostbite”. “Frostbite” merupakan penyakit yang menyerang para pendaki gunung es dimana terdapat radang pada bagian anggota tubuh seperti hidung, telinga, p**i, jari kaki dan tangan. Roby terkena Frostbite pada pada bagian p**i, namun yang paling parah adalah bagian tangan yang sudah berwarna hitam di jari kiri 1 dan kanan 2. Sedangkan yasak menerima Frostbite pada pada p**i dan yang parah pada jari kiri 2 dan kanan 3, namun tangan Yasak yang dapat difungsikan hanya jari telunjuk keduanya.
Mata Faish mulai berkaca-kaca melihaat kondisi kedua rekannya, tidak hanya rekan, namun sudah dianggap sebagai keluarganya. Dengan sigap Faish menyalakan api dengan nyala yang cukup besar, mengambil gergaji es, dan segera memotong es balok di bawah tenda kerucut yang digunakan untuk memasak, dengan keadaan menggigil dan mata berkaca, nafas yang langsung membeku dengan uap air yang putih. Dalam waktu 15 – 20 menit es itu mencair, Faish mengambil handuk dan memasukkan handuk itu pada air mendidih. Air itu mendidih namun karena suhu yang sudah minus tak terasa panasnya air itu, segera ia kompreskan pada jari Roby dan Yasak.
Malamnya Roby dan Yasak sempat berkomunikasi dengan Wahyu Nur Wahid selaku manajer Airlangga Indonesia Denali Expedition (AIDeX) yang ada di Surabaya. 5 menit komunikasi yang terjadi, namun mendengar kabar mereka, tim di Surabaya langsung sujud syukur tak terkira dengan air mata yang sudah tidak bisa terbendung. Di ruang sekretariat WANALA Kampus C Universitas Airlangga di Surabaya, para anggota berkumpul pada ruangan kecil 3,5 meter x 5 meter itu, memanjatkan istighosah, Surah Yasin dan doa supaya tim dapat kembali dengan selamat.
16 Juni 2017 Waktu Indonesia tim bergerak menuju kamp 4, komunikasinya tim akan langsung turun menuju kamp 3 pada ketinggian 11.200 kaki atau 3.413 kaki. Namun berdasarkan pengamatan GPS (Global Positioning System), tim AIDeX berada di kamp 4. Yasak dan Roby menuju pos kesehatan yang disediakan oleh National Park Services (NPS), hasil pemeriksaan kata tim medis bahwa mereka berdua harus segera di evakuasi, karena frostbitenya sudah cukup parah. Sekedar informasi, pada penderita Frostbite akan mengalami gejala kulit dingin, terasa seperti menusuk-nusuk, sensasi kesemutan, mati rasa dan kulit kemerahan atau kehitaman serta memiliki potensi yang serius dan butuh beberapa minggu untuk pulih, dimana penderita dapat kehilangan kulit, jari, kaki, serta cacat.
Pada 17 Juni 2017 pada pukul 11.01 WIB Yasak dan Roby dievakuasi menggunakan heli menuju Basecamp terlebih dahulu dan dilanjutkan menuju Talkeetna (kota terdekat dari Denali National Park). Di Talkeetna mereka langsung disambut dengan ambulans dan dilarikan ke Rumah Sakit. Namun hari sudah berganti, dokter tidak ada ditempat, hanya bidan yang tersedia dan menyarankan untuk selalu menghangatkan jari jangan sampai merasa kedinginan dan tidak lupa untuk terus membersihkan. Akhirnnya tim kembali ke penginapan dan disuruh untuk ke Rumah Sakit pada hari senin esok.
Pada waktu yang sama terdengar kabar bahwa terdapat tim yang mengirimkan sinyal SOS kepada Dinas Taman Nasional pada pukul 1 pagi waktu Alaska dari tiga orang yang berada di kamp 5 (17.200 kaki). Satu orang dari rombongan yang akan turun tersebut roboh karena penyakit yang tidak diketahui. Dua relawan pendaki gunung NPS yang berada di kamp 5 tersebut langsung menuju ke tempat kejadian, namun yang sakit itu tidak sadarkan diri dan telah meninggal.
Pada waktu berbuka tepatnya pukul 17.56 WIB, Roby mengabari tim yang berada di Surabaya bahwa menceritakan kronologi diatas dengan detail dan selang beberapa waktu Yasak mengirimkan foto pengibaran bendera Merah Putih dan Almamater pada grup AIDeX, tersontak para anggota yang membaca membalas chat tersebut dengan bangga, haru, penuh kebanggaan dengan mereka. Namun beberapa menit kemudian ada foto masuk yang tergambar dengan jelas jari jemari yang hitam kelam, membuat hati ini teririrs syahdu meneteskan air mata. Maulida Rahma Fitria satu – satunya perempuan di tim AIDeX ini sudah tidak dapat berkata apapun.
Tiba – tiba masuk chat yang berbunyi “Yassakkk, Robby, saya bangga, bahagia, terharu. Demi melihat fotomu, saya bisa merasakan betapa beraat perjuanganmu. Demi melihat fotomu, engkau telah menjelma menjadi Ronald Admunsen. Wajah –wajah yang terpapar angin beku yang mematikan tidak menyurutkan langkahmu. Demi meihat fotomu, air mata inipun tidak cukup menggambarkan beratnya perjuanganmu. Ya Allah yang Maha Agung, kami mohon selamatkan adik –adik kami dan pulangkan ke dalam pelukan kami” kiriman Gogor Waseso salah satu tim yang mencetuskan Seven Summits dan tergabung dalam Ekspedisi Jaya Carztenz Universitas Airlangga pada tahun 1994.
Kemudian disusul Paulus memotivasi mereka “Yasak....Roby. Faishz.. jawab dengan lantang... TABAH SAMPAI AKHIR.. VIVA WANALA”. Kemudian Gogor menamnbahkan “Jika dimungkin harus dipotong dan disambung. Saya sumbang satu jari saya”. Karena bangga yang tak terhingga pengorbanan kami tidak sama dengan ketiga atlit ini.
Kami para Mahasiswa Pencinta Alam WANALA Universitas Airlangga berjuang dari 0 untuk mewujudkan mimpi mengibarkan bendera almamater dan sang saka Merah Putih di Denali. Mengorbankan kuliah kami, waktu kami, tenaga kami sahabat kami, bahkan keluarga kami selama 20 bulan dari Oktober 2015 lalu demi 1 bulan ini dari 16 Mei 2017 hingga 26 Juni 2017. Pemuda harus bisa membawa bangga keluarga, almamater dan bangsa. Pemuda harus bisa berkreasi. Hal yang tidak mungkin akan menjadi mungkin, jika engkau MUDA BERANI BERKARYA. Masih ingat pesan B**g Karno “Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya, beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. ViVA WANALA, TABAH SAMPAI AKHIR.

Foto.
1. Pengibaran bendera merah putih dan almamater.
2. Frostbite

AssalamualaikumMohon doanya saat ini tim sedang melakukan summit menuju puncak Denali di ketinggian 20.350 kaki atau 619...
14/06/2017

Assalamualaikum
Mohon doanya saat ini tim sedang melakukan summit menuju puncak Denali di ketinggian 20.350 kaki atau 6194 mdpl.
Jarak yang ditempuh 2,5 mil degan ketinggian 3120 kaki. Perkiraan sampai puncak Denali pada jam 9-10 a.m 15 Juni Waktu Indonesia.
Informasi cuaca snow showers dengan ketebalan salju 13-27 cm dengan suhu -47'c
Mohon doanya supaya tim selalu dilindungi oleh Allah SWT. Aamiin YRA.
Viva Wanala
TABAH SAMPAI AKHIR

Setelah 18 hari pendakian, para atlet Airlangga Indonesia Denali Expedition (AIDeX) Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam...
14/06/2017

Setelah 18 hari pendakian, para atlet Airlangga Indonesia Denali Expedition (AIDeX) Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam (Wanala) Universitas Airlangga bersiap menggapai puncak tertinggi Amerika utara, Gunung Denali.

Saat ini, Selasa (13/6) waktu Alaska, ketiga atlet AIDeX yang beranggotakan Muhammad Faishal Tamimi (mahasiswa Fakultas Vokasi/2011), Mochammad Roby Yahya (mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan/2011), dan Yasak (alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) telah berhasil sampai di kamp lima.

http://news.unair.ac.id/2017/06/14/selangkah-lagi-puncak-denali-berhasil-diraih/

Setelah 18 hari pendakian, para atlet Airlangga Indonesia Denali Expedition UKM Wanala bersiap menggapai puncak tertinggi Amerika utara, Gunung Denali.

Address

Jalan Mulyorejo Kampus C Universitas Airlangga
Surabaya

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when AIDeX posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Videos

Share