25/02/2022
Aqiqah ialah pengorbanan hewan pada syariat islam seperti jenis ucapan rasa syukur kepada Allah SWT. atas jabang bayi yang telah lahir di dunia dengan ketentuan spesifik berdasarkan syariat ajaran islam. Aqiqah bermaksud memotong hewan seperi kambing pada hari ke-7 saat kelahiran jabang bayi. Berdasarkan bahasa, aqiqah bermaksud menyembelih. Hukum akikah ialah sunah muakkad, menurut orang yang mampu dan seperti ulama mengatakan maka aqiqah ialah wajib.
Hukum Aqiqah
Hukum aqiqah bagi kedua orang tua bajang bayi yang baru melahirkan ialah sunah muakkad dan seperti ulama mengatakan maka aqiqah ialah wajib. Pada hari ke-7 setelah melahirkan, bajang bayi akan dicukur rambutnya dan diberi nama. Rasulullah Saw bersabda:
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW : βSeorang anak yang baru lahir tergadaikan oleh aqiqahnya. Maka disembelihkan kambing untuknya pada hari ke tujuh, dicukur rambutnya dan diberi namaβ. (HR. Ashabussunah) Imam Ahmad dan Tirmidzi meriwayatkan dari Ummu Karaz Al Kaβbiyah bahwa ia bertanya kepada Rasulullah tentang aqiqah.
Syarat Ketentuan Aqiqah
Hewan aqiqah ialah jenis kambing dan domba yang sehat dan berumur minimal setengah tahun sampai 1 tahun. Bagi anak laki-laki syarat aqiqahnya ialah 2 ekor hewan kambing atau domba, sementara bagi anak perempuan ialah 1 ekor hewan kambing atau domba. Syarat Ketentuan Hewan Aqiqah, ketentuan ataupun syarat hewan aqiqah sebanding halnya dengan ketentuan atau syarat hewan qurban yakni umurnya memadai maksudnya sudah memadai atau lebih dari satu tahun dan hewan terbilang sehat secara fisik tanpa adanya cacat di hewan aqiqah tersebut.
Waktu Penerapan Aqiqah
Pemotongan hewan berbarangan dengan kelahiran jabang bayi atau syarat yang dilaksanakan pada hari ke-7 kelahiran jabang bayi tersebut, tetapi apabila pada hari ke-7 telah lewat maka penerapan aqiqah bisa pada hari ke-14 ataupun bisa pada hari ke-21, berikut penjelasan dari hadist dibawah ini:
Sementara bagi orang yang kurang atau tidak mampu, pelaksanaan aqiqah dapat ditiadakan. Secara wajib, menurut hadist riwayat Ahmad yang berbunyi βAnak-anak itu tergadai (tertahan) dengan aqiqahnya, disembelih hewan untuknya pada hari ketujuh, dicukur kepalanya dan diberi nama.β (HR Ahmad), aqiqah wajib dilakukan.
Cara Pelaksanaan Aqiqah
Berikut ini terdapat beberapa tata cara pelaksanaan aqiqah, yakni sebagai berikut:
Sebelum menyembelih hewan, harus membaca Basmallah terlebih dahulu
Setelah itu, membaca sholawat Nabi dan Rosul
Disembelih oleh kiyai yang berilmu tentang aqiqah
Setelah disembelih, daging dari hewan tersebut bisa dibagikan ke yatim piatu atau bisa dimasak dan dibagi-bagikan ke tetangga
Selanjutnya, jabang bayi tersebut dicukur rambutnya dan diberikan nama jabang bayi tersebut agar kelak menjadi anak yang sholeh dan sholihah
Baca Lainnya : Warga Negara
Hikmah Aqiqah
Berikut ini terdapat beberapa hikmah dalam melaksanakan aqiqah, yakni sebagai berikut:
Mengerjakan sunnah Nabi Muhammad SAW dalam meneladani Nabi Ibrahim A.S dan Nabi Ismail A.S.
Menjaga dari rayuan dan bisikan iblin atau jin yang membututi sang bayi saat baru lahir
Salah satu tatanan ibadah kepada Allah SWT dan berkata rasa syukur pada rezeki yang telah dibagikan di dunia berbentuk jabang bayi
Bisa membentengi ikatan kedamaian dan kekerabatan antar masyarakat
Melepaskan anak dari jaminan
Pertahanan orang tua di hari akan datang
Membebaskan anak dari bencana dan kebinasaan, seperti pengorbanan Nabi Ismail A.S anak dari Nabi Ibrahim A.S.
Makna Aqiqah
Aqiqah adalah menyembelih kambing untuk anak yang baru lahir, dicukur dan diberi nama akan anak itu, pada hari ketujuh setelah kelahirannya. sembelihan yang dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas kelahiran seorang bayi, baik bagi bayi laki-laki maupun bayi perempuan.
Pembagian Daging Aqiqah
Daging aqiqah itu dapat dibagi tiga: (1)-Dimakan sendiri, (2)-Disedekahkan kepada fakir miskin, (3)-Dihadiahkan kepada jiran / tetangga, kerabat, sanak saudara dan sebagainya.
Catatan:
Sebaiknya daging aqiqah / kambing dipotong-potong, dimasak dahulu, setelah masak dagingnya dibagi-bagikan kepada fakir miskin, anak-anak yatim, kaum kerabat, tetangga terdekat yang muslim, dimasak dahulu dengan maksud untuk mempermudah membagi-bagikannya. Mengirim daging aqiqah yang sudah dimasak kepada fakir miskin itu, lebih baik daripada kita mengundang mereka datang makan dan minum ke rumah kita, karena lebih menjaga kehormatan mereka, dan tidak menimbulkan unsur Riyaβ. Kecuali kita undang mereka dengan tujuan supaya mereka mendengarkan nasehat ceramah agama. Akan tetapi, sebagaimana sunah Rasulullah SAW, hendaklah daging tersebut dibagikan kepada para tetanga baik itu yang miskin maupun kaya, sebagai ungkapan rasa syukur orang yang melaksanakannya, serta mudah-mudahan mereka yang menerima akan tergerak hatinya untuk mendoakan kebaikan bagi anak tersebut.. (At-thiflu Wa Ahkamuhu/Ahmad bin Ahmad Al-βIsawiy, hal 197). Secara ketentuan, daging aqiqah disunnah dibagikan dalam bentuk makanan matang siap santap. Sedangkan daging hewan qurban disunnahkan untuk dibagikan dalam keadaan mentah.
Faedah Aqiqah
Berikut ini adalah beberapa faedah aqiqah yaitu:
Sebagai ungkapan rasa syukur atas kelahiran seorang anak dengan melaksanakan salah-satu syiβar agama.
Aqiqah merupakan wasilah untuk taqorrub kepada Allah SWT khususnya bagi si anak yang baru lahir ke dunia.
Tujuan dan Manfaat Aqiqah
Setiap ibadah yang disyariatkan oleh Allah SWT, tentu memiliki manfaat dan hikmah yang besar bagi umat manusia. Bahkan, dalam penciptaan langit dan bumi, bahkan makhluk yang paling kecil pun, terdapat hikmah yang besar di dalamnya. Dan tidak ada yang sia-sia diciptakan oleh Allah. Allah juga tidak merasa malu, karena menciptakan makhluk yang kecil, kendati dalam pandangan manusia merugikan. Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan, βApakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?β Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (p**a) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.β (QS al-Baqarah [2]: 26). Dengan keterangan ayat di atas, jelaslah bahwa hal itu untuk menguji umat manusia, apakah dengan perumpamaan itu mereka menjadi orang yang bersyukur atau kufur (ingkar).
Dalam ayat lain, Allah menegaskan bahwa dalam penciptaan langit dan bumi, sesungguhnya terdapat tanda-tanda bagi orang yang berpikir. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), βYa Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.β (QS Ali Imrah [3]: 191). Pun demikian halnya dengan tujuan akikah untuk menyembelih hewan saat kelahiran anak. Sebagai bagian dari fikih ibadah, akikah mengandung banyak hikmah. Menurut Syekh Abdullah Nashih Ulwan dalam kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam, akikah memiliki beberapa hikmah.
Menghidupkan sunah Nabi Muhammad SAW dalam meneladani Nabi Ibrahim AS, tatkala Allah SWT menebus putra Ibrahim yang tercinta Ismail AS.
Dalam akikah mengandung unsur perlindungan dari setan yang dapat mengganggu anak yang terlahir itu, dan ini sesuai dengan makna hadis, yang artinya, βSetiap anak itu tergadai dengan akikahnya.β Sehingga, anak yang telah ditunaikan akikahnya insya Allah lebih terlindung dari gangguan setan yang sering mengganggu anak-anak. Hal inilah yang dimaksud oleh Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah βbahwa lepasnya dia dari setan tergadai oleh akikahnyaβ.
Akikah merupakan tebusan bagi anak untuk memberikan syafaat bagi kedua orang tuanya kelak pada hari akhir, sebagaimana Imam Ahmad mengatakan, βDia tergadai dari memberikan syafaat bagi kedua orang tuanya (dengan akikahnya).β
Merupakan bentuk pendekatan diri kepada Allah SWT sekaligus sebagai wujud rasa syukur atas karunia yang dianugerahkan Allah SWT dengan lahirnya sang anak.
Akikah sebagai sarana menampakkan rasa gembira dalam melaksanakan syariat Islam dan bertambahnya keturunan mukmin yang akan memperbanyak umat Rasulullah SAW pada hari kiamat.
Akikah dapat memperkuat ukhuwah (persaudaraan) di antara masyarakat. Ketujuh, merupakan sarana untuk merealisasikan prinsip-prinsip keadilan sosial dan menghapuskan gejala kemiskinan di dalam masyarakat. Misalnya, dengan adanya daging yang dikirim kepada fakir miskin.
Baca Lainnya : Sel Hewan
Syukur nikmat KH Muhammad Sholikhin dalam bukunya βMukjizat dan Misteri Lima Rukun Islam: Menjawab Tantangan Zamanβ mengungkapkan, dalam ibadah akikah terkandung unsur tarbiyah (pendidikan), yakni mendidik ketakwaan anak agar menjadi orang yang dekat (taqarrub) kepada Allah, serta menghilangkan sifat-sifat kebinatangan pada diri anak, karena manusia pada umumnya juga memiliki sifat-sifat hewaniah yang harus dihilangkan dengan norma etika keagamaan. Di samping itu, akikah juga bertujuan untuk mendidik anak menjadi hamba yang dekat dengan Allah SWT. Sebab, akikah itu sendiri adalah tindakan berkurban. Perbedaannya dengan qurab (kurban) pada hari Idul Adha terletak pada syariatnya. Jika kurban pada bulan Dzulhijjah disyariatkan sehubungan dengan peristiwa haji, dan tertentu bagi yang mampu serta memiliki kehendak yang sama dengan prosesi haji, sedangkan akikah adalah kurban hewan untuk diri pribadi sebagai penebusan terhadap jiwa anak yang baru lahir,β tulisnya. Dan secara khusus, tujuan dan manfaat akikah adalah merupakan bentuk syukur atas anugerah yang diberikan Allah kepada seorang Muslim, dengan kehadiran buah hati dalam kehidupan keluarganya.
sumber:
https://pakdosen. co.id /aqiqah-adalah/