Pokdarwis Gedongkiwo

Pokdarwis Gedongkiwo Contact information, map and directions, contact form, opening hours, services, ratings, photos, videos and announcements from Pokdarwis Gedongkiwo, Travel Service, Yogyakarta City.

14/06/2022
Ndalem SuryowijayanDalem Suryowijayan beramatkan di Suryowijayan MJ I/340, Kelurahan Gedongkiwo, Kecamatan Mantrijeron, ...
14/06/2022

Ndalem Suryowijayan

Dalem Suryowijayan beramatkan di Suryowijayan MJ I/340, Kelurahan Gedongkiwo, Kecamatan Mantrijeron, Yogyakarta. Dalem Suryowijayan terletak sekitar 400 m arah barat laut Pojok Beteng Kulon. Bangunan ini dibangun sekitar 150 tahun yang lalu pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono ke VII. Pada waktu itu yang menempati Dalem Suryowijayan adalah putra dari Sri Sultan Hamengku Buwono ke VII yaitu BPH Suryowijoyo hingga namanya digunakan sebagai nama kampung Suryowijayan. Kemudian pada tahun 1935, Sri Sultan Hamengku VIII menyerahkan Dalem Suryowijayan kepada BPH Suryobrongto untuk ditempati dan beliau sebagai pengayom, pelindung di lingkup Dalem Suryowijayan. Pada zaman perjuangan kemerdekaan bangunan ini digunakan sebagai tempat perlindungan para pejuang. Kemudian pada tahun 1946 – 1949, pernah dijadikan tempat gudang logistik. Pada tahun 1955, Dalem Suryowijayan digunakan menjadi tempat Sekolah Teknik Pertama Negeri 10 selama 22 tahun sampai tahun 1977. Selain itu pernah digunakan sebagai kampus Akademi Bahasa Asing hingga tahun 1985. Dalem Suryowijayan saat ini digunakan untuk berbagai kegiatan baik dari lingkup Kampung Suryowijayan hingga ke lingkup yang lebih luas. Kegiatan yang dilakukan baik itu rutin maupun temporer pun beragam, mulai dari latihan seni tari dan karawitan, kegiatan seni rupa, olahraga, workshop, bimbingan belajar dan juga kegiatan ibadah.Pada tahun 2017 Dinas Kebudayaan DIY melakukan rehabilitasi pada bangunan ini. Sasaran pekerjaan di tempat ini adalah pada bangunan topengan, pendopo, paretan / longkangan, pringgitan, dan dalem ageng. Bangunan topengan adalah bangunan yang terletak di bagian depan dari pendopo, mempunyai atap yang terpisah/berbeda meskipun bangunan ini tersambung dengan bangunan pendopo di belakangnya. Atap bangunan topengan biasanya berbentuk limasan sedangkan atap bangunan pendopo biasanya berupa atap joglo. Bangunan pendopo adalah bangunan dengan ruangan besar tanpa dinding yang terletak di depan rumah, paretan/ longkangan adalah bangunan yang menghubungkan pendopo dengan dalem/rumah di belakangnya yang digunakan sebagai tempat turunnya pemilik rumah dari kendaraan untuk masuk ke dalam rumah, pringgitan adalah bangunan yang menempel pada bangunan rumah utama (dalem ageng) yang biasanya digunakan sebagai tempat ringgit (wayang) pada saat digelar pagelaran wayang di rumah ini.

Stasiun Dongkelan.Sejarah jalur kereta api arah selatan jogjaJalur kereta api yang ke arah selatan melalui wilayah kabup...
01/06/2022

Stasiun Dongkelan.
Sejarah jalur kereta api arah selatan jogja

Jalur kereta api yang ke arah selatan melalui wilayah kabupaten Bantul dan Kulon Progo, sisi selatan dari wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Lintas ke arah selatan tersebut menggunakan lebar spoor 1.435 mm dan memang jalur kereta api ini adalah jalur terusan dari Semarang – Solo – Yogyakarta yang merupakan jalur kereta api pertama dan dikelola oleh Nederlandsch-Indische Spoorwegmaatschappij.

Pada awalnya jalur ini oleh pemerintah Hindia Belanda dimanfaatkan untuk angkutan hasil bumi dari daerah pedalaman Jawa bagian tengah atau Vorstenlanden, yaitu wilayah Kesultanan Yogyakarta dan Surakarta. Vorstenlanden merupakan daerah paling produktif di sektor pertanian, tetapi daerah ini ketika itu sulit untuk dijangkau.

Dengan dibangunnya jaringan rel kereta api, pada saat itu diharapkan akan mempermudah proses pengangkutan hasil bumi dan produk olahan tanaman tebu dari wilayah Vorstelanden menuju ke daerah pelabuhan di pantai utara Jawa (Semarang).

Jalur kereta api dari Yogyakarta ke arah selatan dimulai pembangunannya pada kisaran tahun 1895. Selain membangun jalur rel kereta api, Nederlandsch-Indische Spoorwegmaatschappij juga membangun stasiun pemberhentian lengkap dengan fasilitas pendukung, termasuk menyiapkan rumah dinas untuk pegawainya.

Pada lintas selatan ini, dibangunlah beberapa halte dan stasiun pemberhentian kereta api. Dari beberapa stasiun tersebut terdapat juga stasiun yang memiliki jalur cabang lagi. Jalur cabang tersebut akan terhubung dengan pabrik gula terdekatnya.

Stasiun pertama yang akan dijumpai ke arah selatan adalah Ngabean. Stasiun Ngabean saat itu memiliki lebih dari 2 jalur pemberhentian kereta api. Stasiun Ngabean masih melayani perjalanan kereta api hingga kisaran tahun 1973. Setelah tidak aktif stasiun Ngabean dimanfaatkan untuk keperluan lainnya yang sekarang bisa kita lihat area emplasement stasiun yang digunakan sebagai lahan parkir bus pariwisata.

Selain bangunan, di stasiun Ngabean masih bisa kita jumpai sisa-sisa peninggalan kereta api. Sebut saja tuas pemindah wesel, sinyal masuk dan sinyal keluar stasiun, roda gerbong, serta rel jalur satu yang sengaja ditampakkan untuk memberi tanda bahwa lokasi tersebut memang pernah ada sejarah kereta api.

Kemudian menuju ke selatan akan menemui sebuah halte kecil di kawasan Dongkelan. Dahulu halte tersebut tidak seperti sekarang yang berada di depan kompleks Pasty. Bentuk awalnya hanya seperti gubuk atau pos ronda. Bentuk yang sekarang merupakan bangunan baru sebagai pengganti bangunan awal yang rusak.
Lalu di selatan dari halte Dongkelan terdapat sebuah stasiun. Stasiun ini bernama Winongo. Jalur stasiun ini juga memiliki beberapa jalur pemberhentian kereta api dan pada salah satu jalurnya memiliki cabang menuju pabrik gula Padokan. Setelah non aktif, stasiun ini juga beralih fungsi. Sekarang bangunan stasiun Winongo difungsikan sebagai tempat pertemuan serta menyimpan barang inventaris warga dusun Glodong.

Tiket kereta api dari stasiun Winongo yang waktu itu harganya Rp. 1, berlaku untuk kereta api yang menuju ke Bantul atau Palbapang serta kota Yogyakarta yang sangat ramai (tahun 1960-1970an) bila Lebaran dan ada perayaan Sekaten di Keraton Yogyakarta.

Setelah dari Winongo ke arah selatan terdapat halte Cepit. Namun saat ini halte Cepit telah hilang tak berbekas. Lokasi halte ini diperkirakan berada di sekitaran pos polisi pertigaan Cepit jalan Bantul.

Melanjutkan perjalanan ke selatan hingga di kota Bantul sendiri terdapat sebuah stasiun. Stasiun Bantul atau Pasar Bantul namanya. Stasiun ini juga memiliki jalur yang terhubung dengan jaringan jalur kereta api yang menuju ke pabrik gula Bantul. Sama halnya dengan stasiun Ngabean dan Winongo, stasiun Bantul setelah melalui masa baktinya juga beralih fungsi.

Karena bangunan stasiun letaknya sangat strategis di seberang pasar Bantul, maka bangunan stasiun ini sekarang dimanfaatkan oleh warga sebagai warung makan dan bengkel sepeda motor. Sekilas wujud bangunan masih seperti aslinya, namun jika diamati lagi maka akan terlihat beberapa rombakan yang disesuaikan dengan fungsinya saat ini.

Masih ada satu lagi stasiun di selatan Bantul. Stasiun Palbapang, ketika itu menjadi yang paling besar statusnya yang berada di lintas selatan kota Yogyakarta. Stasiun ini memiliki emplasement yang luas dan di sebelah timurnya terdapat sebuah depo perawatan lokomotif.

Sama seperti stasiun lainnya di lintas selatan Yogyakarta, stasiun Palbapang juga nonaktif pada 1973. Ketika angkutan jalan raya mulai lebih diminati oleh masyarakat dan pelebaran jalan, mau tak mau angkutan berbasis rel ini harus menerima nasibnya kalah saing dengan angkutan lainnya.

Sekarang stasiun Palbapang hanya tersisa bangunan utama dan alat p***a air serta deretan rumah dinas pegawai saja. Untuk bangunan depo perawatan lokomotif hanya tersisa bagian pondasi saja.

Stasiun ini sebelum tahun 1942 bukan merupakan stasiun terminus atau paling ujung dari jalur selatan Yogyakarta. Masih terdapat terusan jalur kereta api ke arah barat menuju ke Kulon Progo bagian selatan.

Penulisan diambil dari berbagai sumber.

Di kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta ada kampung yang bernama Gedongkiwo. Sebelum Pemerintah Kota Yogyakarta member...
27/05/2022

Di kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta ada kampung yang bernama Gedongkiwo. Sebelum Pemerintah Kota Yogyakarta memberi nama kampung tersebut dengan nama gedongkiwo, kampung tersebut terlebih dahulu dikenal dengan kampung Condronegaran.

Nama Condronegaran berpusat dari nama sebuah ndalem yang berada hampir di tengah-tengah kampung gedongkiwo yang diberi nama Ndalem Condronegaran. Ndalem Condronegaran dibangun pada masa Sultan Hamengkubuwono VII bertahta di Kasultanan Ngayogyokarto Hadiningrat pada tahun 1877 hingga 1920.

https://kampungwisatasekarniti.blogspot.com/2022/04/condronegaran-kampungwisata-sekarniti.html?m=1

Address

Yogyakarta City
55141

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Pokdarwis Gedongkiwo posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share

Nearby travel agencies



You may also like