Among Kurnia Ebo

Among Kurnia Ebo Provokator Bisnis Otak Kanan. Mentor Kaporit di Entrepreneur University. Founder Rich Entrepreneur Academy. Rektor Klathak University Yogyakarta.

ISLAM AGAMA DIGITAL? Banyak yang terkagum-kagum dengan perkembangan teknologi dalam satu dekade ini. Apalagi sejak tekno...
11/12/2023

ISLAM AGAMA DIGITAL?

Banyak yang terkagum-kagum dengan perkembangan teknologi dalam satu dekade ini. Apalagi sejak teknologi digital berkembang sangat pesat. Semua euforia dan menganggap inilah teknologi mutakhir yang memudahkan hidup semua orang.

Kirim dokumen, file, video, suara, bahkan tanda tangan bisa dilakukan dari jauh dan seketika bisa sampai dan dalam kondisi utuh.

Repost Ulang Catatan 6 NovemberBERTAHAN LIMA TAHUN DI KOLN JERMAN, APA SAJA HASILNYA?Hari masih pagi. Hujan gerimis masi...
11/12/2023

Repost Ulang Catatan 6 November

BERTAHAN LIMA TAHUN DI KOLN JERMAN, APA SAJA HASILNYA?

Hari masih pagi. Hujan gerimis masih menitis. Tiba-tiba tok-tok, ketukan pintu membangunkan tubuhku.

Oh, ada paket rupanya. Dari mana? Amazing! Dapat kiriman dari senior jurnalis yang mantan ketua AJI Yogya. Pak Haji Doktor Masduki Masduki yang alumnus PhD Munich University Jerman.

Datangnya paket Ini sekaligus sebagai pertanda bahwa buku "Dari Munich ke Cologne : Academic Travelers Notes in Germany" sudah terbit dan beredar luas ke publik. Yang ingin ikut membacanya sudah bisa dicari di toko buku atau marketplace. Tok ped.

Buku ini bercerita tentang pengalaman hidup penulisnya selama lima tahun tinggal di Jerman saat menuntaskan studi doktoralnya.

Secara garis besar ada tiga hal dituliskan dalam buku ini. Pertama, bagaimana caranya surviv di negara Eropa yang mahal dalam kondisi sebagai mahasiswa yang minim keuangan, hanya mengandalkan beasiswa LPDP. Ternyata banyak tips yang bisa dilakukan.

Kedua, aktivitas harian, mulai agenda perkuliahan yang padat, agenda refreshing saat week end, dan agenda ritual keagamaan sebagai minoritas. Termasuk bagaimana memanfaatkan musim libur kuliah untuk backpackeran ke negara-negara lain Eropa supaya tidak kuper.

Ketiga, bagaimana caranya bisa haji cepat dengan memanfaatkan kuota haji negara Jerman yang seringkali banyak bolongnya. Di buku ini Pak Doktor menceritakan detail tipsnya berikut menuliskan organsiasi kemahasiswaan yang mengurus dan biro travel orang-orang Turki yang menjadi agensinya.

Jadi, sungguh beruntung Cak Adink ini, sebutan panggilan saya buat Pak Doktor. Lima tahun kuliah dapat tiga legacy sekaligus.

Gelar Doktor, "Gelar" Haji, dan Buku Traveling yang hari ini telah terbit.

Biasanya, orang yang kuliah di Jerman, rontok "karir studinya" di tengah jalan. Karena, beratnya perkuliahan, gagal beradaptasi dan pengaruh lingkungan yang buruk. Ada yang pulang tanpa gelar, ada yang menjadi imigran gelap, ada yang menjadi ateis atau agnostik. Tak ada satu pun yang membanggakan apalagi sebagai legacy.

Nah, yang pengen meraih dobel-dobel sukses seperti Cak Adink, tentu saja tinggal baca bukunya yang tebalnya 200 halaman yang dilengkapi dengan foto-foto yang fotogenik ini.

Buku ini rasanya wajib baca buat mahasiswa yang sudah mencatatkan salah satu impiannya nanti lanjut studi ke Eropa khususnya Jerman. Bisa menjadi hadiah yang diberikan ke ponakan atau kolega yang anaknya mau berangkat lanjut studi ke luar negeri. Hadiah yang berkelas bukan? Murah harganya tapi mahal ilmu tips and triknya...
.......

Direncanakan buku ini akan dionceki dan didiskusikan di kampus University, besok 15 November, jam 19.29 WiK. Nanti akan didatangkan juga naraoceh pembanding Edysr Id yang sama-sama pernah menjadi mahasiswa Komunikasi. Biar terkoneksi antargenerasi.

Jika kuliah Klatak nanti tidak terjadi perubahan jadwal maka ini adalah kali kedua pertemuan saya secara fisik dengan Cak Adink. Pertemuan pertama adalah sebelum balada covid. Di suatu siang di tahun 2019 di sebuah restoran Turki di Kota Koln, di belakang Katedral tua, kita janjian ketemuan dan berbincang selama dua jam sambil menikmati nasi biryani.

Saat itu saya lagi membawa rombongan group Eurotrip untuk mampir ke Koln (Cologne) untuk mengunjungi Katedral Tua Koln dan Masjid Keong Koln (masjid terbesar di Jerman yang didirikan komunitas Turki). Minggu depan kenangan itu akan kita geret lagi di kekinian. Kok bisa begini ya?

Saat berbincang sambil makan di Koln itu saya ditemani oleh Iving A. Chevny sang pembisik Pak Gub Anies Baswedan, Om Ardhian Denka sang pembisik lingkaran Pak Ganjar, dan Si Beruang Kutub Tony Hardiyanto calon bupati Bojonegoro yang namanya kini lagi ngehits di kota minyak itu. Dan tentu saja tak ketinggalan ada Juragan Fathur si pemuda pengangguran tapi berpenghasilan full. ***

Tante Redia Frisna Rista harus punya buku ini buat si Pinguinnya. Buat inspirasi sekaligus jadi Benchmark ntar kalau sudah balik dari Yurop bisa nulis buku serupa versi sendiri. Apalagi si Pinguin kan mahasiswa Sastra, wajib hukumnya nulis buku, entah fiksi atau nonfiksi, yang berbasis pengalaman hidup pribadi.

https://youtube.com/watch?v=fKKrZcxBkt8&feature=share

BERBAGI ILMU TRAVELING KEPADA MAHASISWASabtu 9 Desember 2024 adalah hari yang tidak akan saya lupakan dari bagian sejara...
10/12/2023

BERBAGI ILMU TRAVELING KEPADA MAHASISWA

Sabtu 9 Desember 2024 adalah hari yang tidak akan saya lupakan dari bagian sejarah hidup saya. Bagaimana tidak? Saya diberi "hadiah" istimewa dari Kepala Program Studi Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Prof Dr Masduki PhD, untuk memberikan kuliah umum kepada seratus mahasiswa komunikasi yang sedang mengikuti mata kuliah traveling jurnalisme.

"Saya ingin mereka mendapatkan wawasan langsung dari praktisi. Yang bisa menghubungkan antara aktivitas traveling dan jurnalistik. Jadi, saya memilih narasumber yang sudah punya jam terbang panjang dalam traveling tapi juga selalu menuliskan pengalaman perjalanannya di media sosial. Jadi, bukan sekedar selfi-selfi saja tapi ada kisah perjalanan yang dicatat dan dibagi ke publik yang bisa menjadi panduan atau informasi berharga bagi para traveler lainnya. Saya ingin anak-anak muda khususnya yang studinya di komunikasi atau jurnalistik bisa mengikuti jejak itu. Maka virusnya ini tolong disebar dulu ke mereka, " ujar Prof Masduki saat saya berada di ruang dosen sebelum memasuki ruang kuliah yang sangat nyaman itu.

Selama dua jam saya berinteraksi aktif dengan para mahasiswa. Berhamburan pertanyaan soal traveling. Wajar karena ternyata 80% dari mahasiswa prodi ini sudah punya Paspor dan sudah pernah keluar negeri meski belum ada yang pernah jalan sendiri ala backpacker. Ketakutan-ketakutan yang ada dalam bayangan mereka jika melakukan traveling sendirian saya redam dengan beberapa tips dan trik praktis.

Seusai acara saya masih mendapatkan dua hadiah lagi dari Guru Besar baru UII yang baru dikukuhkan awal Desember 2023 itu. Yang pertama, diajak masuk ke Musium UII yang berada di gedung paling depan kampus. Di Musium UII ini terdapat banyak hal yang berkait dengan sejarah berdirinya kampus UII yang bermula dari STAI hingga akhirnya mempunyai Kampus Terpadu di Jalan Kaliurang Km 15 Yogyakarta.

Ada foto-foto para pendiri kampus UII masa awal, masa bertumbuh, dan masa eksis berjajar di dinding Musium berikut profil singkatnya. Ada banyak "manuskrip" yang dipamerkan termasuk bentuk ijazah pertama lulusan UII (STAI). Ada mesin ketik kuno yang dulu dipakai TU Kampus. Ada mesin cetak Toko yang dulu digunakan untuk menggandakan soal-soal ujian dan diktat dosen. Ada bangku-bangku lama dari kayu jati tua yang kondisinya masih sangat bagus. Dan sejumlah buku atau dokumen lainnya.

Dari Musium UII ini saya baru tahu kalau sejak dulu penulisan kata Yogya itu dituliskan "Jogjakarta". Petugas Musium juga tidak bisa menjelaskan sejak kapan dan mengapa tulisan itu berubah menjadi Yogyakarta. Dan kampus pun sekarang menggunakan kata "Yogyakarta" untuk penulisan dokumen resminya.

Dari sini juga saya menjadi tahu bahwa kampus UII ini pernah punya "logo" lama sebelum berubah ke logo yang sekarang. Logo kampus UII yang awal formatnya ada gambar masjidnya yang melambangkan keislaman. Ada tulisan arabnya. Baru tulisan Universitas Islam Indonesia. Logo sekarang hanya berformat bunga dan garis abstrak yang secara sekilas tidak melambangkan ada unsur Islam di dalamnya kecuali setelah membaca tulisan Universitas Islam Indonesia.

Hadiah terakhir yang diberikan untuk saya dari Pak Profesor yang gelar doktornya didapatkan dari Munich University Jerman ini adalah diajak beliau masuk ke situs Candi Kimpulan UII yang berada di bawah lokasi Musium UII. Sebetulnya akses ke candi ini sudah ditutup oleh petugas sesuai jam kerja petugas. Namun, berkat kebaikan hati dan lobi Pak Profesor akses candi bisa dibuka meski hanya setengah jam saja boleh mendekat dan berkeliling candi.

Oh ya, baik Museum UII maupun lokasi Candi Kimpulan ini boleh dikunjungi oleh masyarakat umum. Tentu saja sesuai jam kerja kampus, antara jam 09.00 hingga 16.00 WiB. Jadi bagi masyarakat yang ingin nanti memasukkan anaknya kuliah di UII bisa terlebih dahulu berkunjung ke Museum UII untuk mendapatkan gambaran yang utuh sejarah kampus UII sejak awal berdirinya di Kotagede, kemudian pindah ke Kotabaru, hingga akhirnya menempagi Kampus Terpadu di Jalan Kaliurang Km 15 Sleman Yogyakarta.

Terima kasih Prof Masduki atas kesempatan yang sangat indah ini. Harusnya saya yang memberikan kado atas pengukuhan sebagai guru besar beberapa hari lalu. Kok ini malah saya yang ketimpukan rezeki nomplok. Bisa "mengajar" di UII, bisa leluasa masuk ke museum yang dipandu oleh petugas yang ramah, dan masih diperbolehkan melihat-lihat candi bawah tanah pada jam ketika seharusnya kawasan ini sudah ditutup...

Sehat Sukses Bahagia selalu teruntuk semua sivitas akademika Universitas Islam Indonesia.
Salam Intelektual, Salam Backpacker!!!

GEBRAKAN DARI ANIES BASWEDANNELAYAN BAKAL DAPAT ASURANSI JIWA HINGGA 200 JUTA DARI AMINKalau Anda baca dari visi misi da...
10/12/2023

GEBRAKAN DARI ANIES BASWEDAN
NELAYAN BAKAL DAPAT ASURANSI JIWA HINGGA 200 JUTA DARI AMIN

Kalau Anda baca dari visi misi dan programnya Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar akan tampak keberpihakannya pada masyarakat bawah. Bukti bahwa ada kepedulian sosial dan perhatian yang merata pada semua lapisan masyarakat.

Salah satu yang baru dan menarik adalah program asuransi jiwa bagi para nelayan di Indonesia. Yang selama ini termasuk lapisan masyarakat yang terlupakan. Bukan hanya dilupakan oleh para pejabat nasional bahkan seringkali tak dipikirkan oleh para pejabat lokal.

Anies Baswedan membawa harapan dan ketenangan bagi para nelayan Indonesia. Mengapa? Karena dalam programnya akan memberikan asuransi perlindungan jiwa kepada para nelayan hingga Rp 200 juta per orang. Ini adalah program yang sangat genial dan memang sangat urgen untuk dilaksanakan.

Setidaknya ada dua alasan yang mendasarinya. Pertama, karena negara kita adalah negara maritim. Selain sebagai negara agraris tentu saja. Maka selain perhatian yang cukup kepada kebutuhan pata petani, seyogyanya kepedulian dan keperlihakan juga harus diberikan kepada para nelayan di negeri ini. Yang jumlah mereka berada di kisaran 1,2 hingga 1,5 juta orang. Mereka adalah bagian dari rakyat Indonesia yang membutuhkan prioritas untuk dipikirkan nasibnya.

Kedua, nelayan adalah profesi masyarakat bawah yang penuh dengan risiko. Mereka harus pergi ke tengah laut berhari-hari dengan dua ketidakpastian. Ketidakpastian mendapatkan ikan apa tidak. Dan kepastian akan bisa pulang dengan selamat atau tidak. Risikonya ganda. Dan tidak ada yang bisa menjamin secara pasti penghasilan dan keselamatan jiwa mereka.

Berdasarkan riset sederhana di kalangan nelayan di pantura Lamongan saya memperoleh data yang mungkin tak banyak orang tahu. Pertama, bahwa nelayan rata-rata melaut sampai dua minggu. Pelauatannya sampai tengah laut Jawa bahkan hingga Selat Sulawesi. Kedua, dalam satu tahun di antara kapal-kapal itu ada yang kena musibah dihantam ombak besar. Kapal tenggelam dan selalu ada awak yang hilang ditelan gelombang laut.

Meninggalnya nelayan di tengah lautan ini bukan hanya berarti hilangnya nyawa satu orang saja. Karena begitu tulang punggung keluarga ini meninggal di tengah laut, pada saat itu juga ada seorang isteri dan sejumlah anak yang kehilangan tumpuan hidup. Karena mereka rata-rata adalah ibu rumah tangga yang merawat anak-anaknya di rumah sambil menunggu suami pulang membawa penghasilan. Bisa dibayangkan jika musibah itu terjadi maka bukan hanya satu jiwa yang hilang tapi keluarga yang ditinggalkan juga kehilangan sumber penghasilan keluarga dan anak-anak mereka terancam putus sekolah atau kuliah.

Itulah sebabnya mengapa program asuransi jiwa untuk nelayan dari Anies Baswedan ini termasuk brilian. Karena hal itu bukan hanya bentuk kepedulian, tapi sekaligus juga turut memikirkan nasib keluarga yang ditinggalkan. Bayangkan jika keluarga yang ditinggalkan ini akan mendapatkan santunan Rp 100-200 juta jika suami mereka meninggal karena musibah di laut, maka keluarga yang ditinggalkan akan tetap bisa melanjutkan hidupnya dengen lebih tenang. Setidaknya ada cukup modal bagi isteri nelayan untuk membuat usaha baru dan sebagian disisihkan untuk anak-anaknya agar tetap bisa sekolah atau kuliah.

Berkumpul ya ntar malam... Di IAIN YogyakartaDi GOR Tenisnya
10/12/2023

Berkumpul ya ntar malam...

Di IAIN Yogyakarta
Di GOR Tenisnya

Catatan Perjalanan dari KlatenKEUNIKAN BUNDA DAN KONSISTENSINYABunda Collection adalah perusahaan konveksi yang mempunya...
10/12/2023

Catatan Perjalanan dari Klaten
KEUNIKAN BUNDA DAN KONSISTENSINYA

Bunda Collection adalah perusahaan konveksi yang mempunyai banyak keunikan di mata saya. Setidaknya ada tiga hal yang bisa dicatat.

Pertama, bertahan di sebuah desa mungil dan tidak tertarik untuk berpindah ke kota besar atau bahkan ibukota misalnya. Bunda Co bertahan sejak awal berdirinya dua puluh tahun silam di Desa Kwan, Jatinom, Klaten, dan hanya memilih membuat produk busana muslim

Kedua, mempekerjakan semua karyawannya dari gender perempuan pedesaan. Ada tujuan mulia dibalik itu. Yakni, ingin memberikan value pemberdayaan diri perempuan di desa sekitarnya agar bisa mengaktualisasikan skill yang dimilikinya seperti menjahit, membordir, memotong, membuat pola, dsb, tanpa harus jauh meninggalkan rumahnya. Semua karyawan akan kembali ke keluarganya masing-masing ketika jam menunjukkan jam empat sore. Tentu saja, kembali ke rumah dengan membawa tambahan income bagi keluarga.

Ketiga, mempunyai brand sendiri tapi juga membesarkan brand orang lain. Bunda Co tidak penting brandnya melambung atau tidak. Buktinya, jika ada konsumennya ingin maklon, artinya produknya dilabeli merek lain milik si konsumen, itu pun tak menjadi problem. Permintaan di penuhi. Pesanan dibuatkan dengan kualitas yang sama bagusnya. Bunda tidak terlalu peduli dengan brandnya sendiri, tapi lebih ke bagaimana produknya bisa tersebar luas meski dengan brand lain dan bagaimana bisa memberi manfaat ke banyak orang. Prinsip kolaborasi baginya lebih penting katimbang kompetisi dan serakah hanya ingin besar sendiri. Ini tak lepas dari keyakinan bahwa rezeki itu sudah diatur sama Tuhan jadi kenapa harus kuatir jika brand maklon yang semakin dikenal orang.

Selengkapnya, simak di video di bawah ini.

Bismillah... Niat ingsun bagi-bagi ceritaSemoga virusnya bisa cepat menularMenebar teologi fantasyiru fil ardh...
09/12/2023

Bismillah...

Niat ingsun bagi-bagi cerita

Semoga virusnya bisa cepat menular

Menebar teologi fantasyiru fil ardh...

Berkunjung ke markas anak-anak dusun di Magetan kemaren menghasilkan banyak pencerahan baru di otak. Bermodal sinyal dan...
07/12/2023

Berkunjung ke markas anak-anak dusun di Magetan kemaren menghasilkan banyak pencerahan baru di otak.

Bermodal sinyal dan komputer plus handphone mereka membuat sistem kerja yang bisa menghasilkan duit tak berseri dari kampungnya.

Salah satu dari mereka bulan kemaren bisa panen duit delapan ratus juta lebih dari laptopnya. Modal knowledge dan skill otak atik kalimat di komputernya, ratusan dolar bisa didapatkan.

Otak saya memang tidak masuk dengan cara kerja mereka. Maklum namanya juga generasi old yang tahunya adalah bisnis-bisnis gaya old. Jadi ya saya hanya bisa manggut manggut saja ketika mereka memaparkan apa saja aktivitas mereka dan cara mengoperasikan peralatan mereka.

Mereka menyebutnya Atap Kreatif. Saya menyebutnya Atap Langit. Karena semua duit yang mereka hasilkan berbasiskan sinyal internet.

Siap Melaju....  Bijimana menurutmu?
07/12/2023

Siap Melaju....


Bijimana menurutmu?

DURIAN MBAK LEMPER KALIBAWANG... Menikmati durian tapi langsung di sentranya memang berbeda sensasinya. Durian masih fre...
07/12/2023

DURIAN MBAK LEMPER KALIBAWANG...

Menikmati durian tapi langsung di sentranya memang berbeda sensasinya. Durian masih fresh, barusan jatuh matang dari pohonnya, bisa memilih jenis yang disukai atau mencoba beberapa varian yang ada di tempat itu.

Centra Durian Mbok Lemper ini berada di dukuh Kampong, Desa Banjar Roya, Kalibawang, Kulonprogo. Tempatnya ndelik. Dari jalan raya utama Borobudur - Nanggulan masih harus masuk ke jalan kampung sekitar 3 kilometer.

Memang yang biasanya datang ke sini adalah mereka yang sudah jadi pelanggan, yang sudah tahu tempat ini sejak lama. Bahkan sudah ada yang jadi pelanggan selama 15 tahun sejak Mbok Lemper jualan duriannya di dalam rumah. Sebelum punya gerai sendiri seperti sekarang. Persis di samping rumahnya. Mengorbankan pekarangan rumah. Dengan space parkir yang bisa menampung delapan mobil.

Yang jadi favorit di sini adalah durian Montong dan Durian Pahit. Ada juga yang unik: durian pepaya. Yang bentuknya lonjong kayak buah pepaya. Meski yang ini langka. Kadang ada, kadang tidak. Karena pohonnya memang sedikit.

Durian montong yang paling sering jadi rebutan konsumen. Posturnya yang jumbo dan rasanya yang manis legit menjadi alasan untuk langsung menunjuk dan ingin membelahnya di tempat. Rata-rata dibanderol harga di angka Rp 250.000,- hingga Rp 300.000,- per biji. Durian lainnya bervariasi dari Rp 50 ribu hingga Rp 150.000,- sesuai besar buah dan jenis duriannya.

Durian pahit juga menjadi jenis lain yang favorit diburu. Konon kenapa rasanya pahit itu karena pohonnya berdekatan dengan pohon pete sehingga rasa pahit itu mencampuri rasa aroma durian yang biasanya manis nyegrak. Sesekali Anda perlu mencoba yang ini.

Di meja ruang tunggu ada banyak Aqua gelas. Jangan lupa sehabis makan durian segera guyur air itu pada salah satu bekas mangkok-buahnya, goyang-goyang sebentar, lalu minum airnya. Konon itu akan mengurangi rasa pusing bagi yang agak alergi dengan durian. Yang jelas, membuat Anda jadi tidak akan mabok meski habis beberapa gelontor. Makan seember pun akan aman di badan.

06/12/2023

Hari ini setahun yang lalu
Menikmati semilir angin di Zaanse Sanse

Saat dingin menusuk yang dibutuhkan hanya bercanda dan menghangatkan badan....

Belajar lagi....
04/12/2023

Belajar lagi....

Besok meluncur ke SoloBukan buat KampanyeCuma kangen Garangasem
03/12/2023

Besok meluncur ke Solo

Bukan buat Kampanye

Cuma kangen Garangasem

Reunian Euro Trip Oktober 2023 di Pendopo Ndalem Pakuningratan Pojok Pasar Ngasem Yogyakarta (bekas kampus UGM & Asdrafi...
02/12/2023

Reunian Euro Trip Oktober 2023 di Pendopo Ndalem Pakuningratan Pojok Pasar Ngasem Yogyakarta (bekas kampus UGM & Asdrafi)

Hadir om Eko Sulistyanto Putri Juwita Arumsari mbak Nanin Upiyanti ditambah Om Edo dan mbak Suluh Pratitasari matatita

Sampai malem kita nongki di siniKafe LehaLehaTime is Money
01/12/2023

Sampai malem kita nongki di sini

Kafe LehaLeha

Time is Money

INI BUKAN KAMPUSKU (YANG DULU) Terpaksa hari ini aku bangun pagi. Jam delapan. Padahal jam segitu biasanya sedang nyenya...
30/11/2023

INI BUKAN KAMPUSKU (YANG DULU)

Terpaksa hari ini aku bangun pagi. Jam delapan. Padahal jam segitu biasanya sedang nyenyak-nyenyaknya. Bangun paling cepat rata-rata jam sebelasan. Tapi mau bagaimana lagi? Ada panggilan dari almamater agar ngoceh di depan seratus mahasiswa Sastra angkatan tahun pertama dan kedua.

Ini untuk memberi wawasan atau perspektif lain kepada mahasiswa baru tentang masa depan mereka nanti. Mengenalkan dengan para alumni tentang kiprah mereka di dunia nyata. Apakah bekal dari almamater cukup sebagai alat untuk surviv dalam kompetisi atau malah bisa bertumbuh dan berdampak yang lebih besar. Begitu yang dikatakan jurusan dalam email yang dikirim.

Ya sudah! Berangkatlah aku pelan-pelan. Apalagi ini hari biasa jadi jalanan pasti tidak macet. Dan betul hanya lima belas menit mobil sudah memasuki gerbang kampus Universitas Gadjah Mada. Dan mulus sampai halaman Fakultas Sastra atau Ilmu Budaya. Pertanda, aku ini benar alumninya. Ijazahnya sudah tentu dijamin asli.

Yang mengagetkan adalah ketika sudah memasuki dalaman Fakultas Sastra. Aku seperti asing. Tolah-toleh seperti orang hilang tanpa kawan. Di mana tempat acara? Di mana tempat jurusan di mana para dosen berkumpul?

Kaget! Karena seingatku tahun 2011 adalah momen terakhir aku ke kampus Sastra. Waktu itu ya masih model lama. Kurang lebih masih seperti di jaman Reformasi kondisinya. Seperti bangunan SD Inpres. Tapi sekarang ini kok beda? Bikin pangling!

Kampus Sastra sudah berubah sama sekali. Sama. Sekali tak ada titik yang ku kenali. Itu karena kampus lama sudah dirobohkan. Diganti bangunan baru. Mirip hotel bintang empat atau lima. Bikin kikuk. Dalam hati aku bicara: ini bukan kampus Sastra. Kok tidak kumuh. Kok sebersih dan semegah ini. Benarkah ini nyata?

Inspirasi dari Kampus UPI BandungMEREDAM PANAS RUANGAN DENGAN BECOOL BUATAN BU DOSENIbu Dokter yang sebentar lagi menung...
29/11/2023

Inspirasi dari Kampus UPI Bandung
MEREDAM PANAS RUANGAN DENGAN BECOOL BUATAN BU DOSEN

Ibu Dokter yang sebentar lagi menunggu pengukuhan menjadi profesor ini adalah salah satu peserta Ero Trip Musim Gugur Oktober bulan lalu. Sudah melanglang buana ke berbagai belahan dunia dan puluhan negara tapi masih ingin ikutan program Euro Trip yang justru pesertanya rata-rata baru pertama kalinya menginjak benua Eropa.

Kalau ditanya alasannya sudah pasti bisa diduga karena beliau memang penyuka traveling. Lebih tepatnya solo traveling. Tapi, kali ini pengen traveling rame-rame karena tertarik dengan dua iming-iming dari TravelEbo. Pertama, karena pesertanya banyak dari komunitas penulis. Kedua, karena banyak entrepreneur muda yang ikut gabung dalam program ini.

Sebagai dosen berprestasi dengan banyak penghargaan yang telah diraihnya, ia ternyata sangat open mind. Ingin tahu hal baru dan mendengar kan seluk beluknya. Juga ingin mengenal orang-orang yang berkecimpung di dalamnya. Tidak ada ruginya kita terus menambah pertemanan atau networking baru. Bisa jadi keberuntungan-keberuntungan berawal dari pertemuan-pertemuan seperti itu.

Bu Dosen ini sekarang lagi tinggal di Jerman untuk beberapa bulan, untuk menuntaskan program risetnya. Dan pernah lama tinggal di Jepang dalam rangka menuntaskan risetnya juga. Sampai menemukan dan menciptakan sebuah produk yang namanya BeCool. Produk ini secara konsepnya berhubungan dengan iklim global, lapisan ozon, dan pencemaran lingkungan. Tapi, bentuk konkretnya adalah membuat cat yang fungsinya mengurangi panas bumi, yang spesifiknya adalah panas ruangan, yang efek lanjutannya bisa membuat ruangan lebih adem plus terjadi penghematan biaya listrik setidaknya dua puluh persennya.

Apa itu BeCool bisa Anda googling. Sudah banyak informasinya di dunia maya. Baik yang berbahasa Indonesia maupun Inggris. Bisa juga langsung kepoin instagramnya: BeCool Indonesia. Atau ketik aja kata Beta Paramita di Google pasti keluar semua informasi tentang Bu Doktor Arsitektur ini berikut BeCool yang menjadi inovasi terbarunya.

Cat yang diramu secara khusus ini sebetulnya sangat cocok untuk pabrik, perkantoran besar, atau kawasan perumahan padat yang udaranya sering pengap. Karena catnya punya fungsi sebagai pemantul panas secara optimal makanya disebut teknologi reflektif surya. Anda bayangkan kalau sebuah pabrik besar bisa melakukan penghematan biaya listrik sampai dua puluh persen per bulan, maka dalam setahun efisiensinya pastilah lumayan besar. Selain itu pasti membuat penghuni yang bekerja di dalamnya lebih nyaman karena ruangan menjadi lebih adem.

Gimana penjelasannya simak aja di akhir video ini...
Buat om Yohanes Pekik yang satu almamater silakan aja mampir ke kantor beliau kalau lagi nengok ke UPI Bandung

MEREDAM PANAS RUANGAN DENGAN BECOOL BUATAN BU DOSENIbu Dokter yang sebentar lagi menunggu pengukuhan menjadi profesor in...
29/11/2023

MEREDAM PANAS RUANGAN DENGAN BECOOL BUATAN BU DOSEN

Ibu Dokter yang sebentar lagi menunggu pengukuhan menjadi profesor ini adalah salah satu peserta Ero Trip Musim Gugur Oktober bulan lalu. Sudah melanglang buana ke berbagai belahan dunia dan puluhan negara tapi masih ingin ikutan program Euro Trip yang justru pesertanya rata-rata baru pertama kalinya menginjak benua Eropa.

Kalau ditanya alasannya sudah pasti bisa diduga karena beliau memang penyuka traveling. Lebih tepatnya solo traveling. Tapi, kali ini pengen traveling rame-rame karena tertarik dengan dua iming-iming dari TravelEbo. Pertama, karena pesertanya banyak dari komunitas penulis. Kedua, karena banyak entrepreneur muda yang ikut gabung dalam program ini.

Sebagai dosen berprestasi dengan banyak penghargaan yang telah diraihnya, ia ternyata sangat open mind. Ingin tahu hal baru dan mendengar kan seluk beluknya. Juga ingin mengenal orang-orang yang berkecimpung di dalamnya. Tidak ada ruginya kita terus menambah pertemanan atau networking baru. Bisa jadi keberuntungan-keberuntungan berawal dari pertemuan-pertemuan seperti itu.

Bu Dosen ini sekarang lagi tinggal di Jerman untuk beberapa bulan, untuk menuntaskan program risetnya. Dan pernah lama tinggal di Jepang dalam rangka menuntaskan risetnya juga. Sampai menemukan dan menciptakan sebuah produk yang namanya BeCool. Produk ini secara konsepnya berhubungan dengan iklim global, lapisan ozon, dan pencemaran lingkungan. Tapi, bentuk konkretnya adalah membuat cat yang fungsinya mengurangi panas bumi, yang spesifiknya adalah panas ruangan, yang efek lanjutannya bisa membuat ruangan lebih adem plus terjadi penghematan biaya listrik setidaknya dua puluh persennya.

Apa itu BeCool bisa Anda googling. Sudah banyak informasinya di dunia maya. Baik yang berbahasa Indonesia maupun Inggris. Bisa juga langsung kepoin instagramnya: BeCool Indonesia.

Cat yang diramu secara khusus ini sebetulnya sangat cocok untuk pabrik, perkantoran besar, atau kawasan perumahan padat yang udaranya sering pengap. Karena catnya punya fungsi sebagai pemantul panas secara optimal makanya disebut teknologi reflektif surya. Anda bayangkan kalau sebuah pabrik besar bisa melakukan penghematan biaya listrik sampai dua puluh persen per bulan, maka dalam setahun efisiensinya pastilah lumayan besar. Selain itu pasti membuat penghuni yang bekerja di dalamnya lebih nyaman karena ruangan menjadi lebih adem.

Gimana penjelasannya simak aja di akhir video ini...
Buat om Yohanes Pekik yang satu almamater silakan aja mampir ke kantor beliau kalau lagi nengok ke UPI Bandung

CAT PEREDAM PANAS ATAPCIPTAAN BU DOSEN KEREN...... Buku 7 STEPS PUBLIC SPEAKING: TIPS BICARA MEMUKAU SAMPAI MAHIR dapat dipesan lewat WA 0819 1950 7979 (Dwis...

29/11/2023

INSPIRASI DARI PANTURA...

Karena banyak kasus terjadi karyawan kaget ketika sudah memasuki masa pensiun, maka Pak Dwi mempersiapkan semuanya jauh-jauh hari. Bermula dengan menjadi manusia dua kaki.

Maka ketika masa pensiun itu benar-benar terjadi dan tak bisa ngantor lagi dia tak merasa terjadi perubahan apa-apa. Tidak kaget sama sekali. Karena setiap hari ia masih bisa ngantor di usahanya sendiri.

Yang karirnya bagus saja ketika masuk masa pensiunan jadi terkaget-kaget dan stres apalagi yang "pensiunnya" terjadi mendadak. Entah karena termasuk dalam kelompok yang kena perampingan karyawan, dipecat karena suatu kesalahan yang tak penting atau karena perusahaannya memang harus tutup.

Yang mempersiapkan sejak dini sudah pasti tidak akan menghadapi perubahan cepat yang terjadi. Semua sudah ada dalam rancangan antisiapsi jauh-jauh hari.

Inspirasi yang hebat dari Probolinggo. Diceritakan saat dalam perjalanan Euro Trip tempo hari. Perjalanan yang sebagian isi pesertanya memang para pengusaha dan pengusaha muda. Semuanya sharing berbagi perjalanan hidupnya...

KULIAH KLATAK UNIVERSITY NANTI MALAM YANG GRATISAN MENGAPA MEMBAHAYAKAN? Pertanyaan pertama, tema apa yang perlu kita ba...
27/11/2023

KULIAH KLATAK UNIVERSITY NANTI MALAM


YANG GRATISAN MENGAPA MEMBAHAYAKAN?

Pertanyaan pertama, tema apa yang perlu kita bahas di kuliah Kampus Klatak University pekan depan? Ya, setiap Selasa malam jam 20.00 WiK sampai waktu sesukanya. Boleh sampai subuh seperti biasa. Tulis usulan di kolom komentar ya... Nanti kita bahas tema yang paling aptodet buat dibahas. Kalau nggak ada ya curhat bisnis ngalor ngidul seperti biasanya

Pertanyaan kedua, kenapa semua peserta kuliah yang datang rata-rata membawa camilan sendiri dan bahkan menyodorkannya untuk dinikmati rame-rame? Ya karena mereka sudah pada paham bahwa segala hal harus dipertukarkan. Jangan sampai benar-benar menerima gratisan. Orang pondok bilang nggak berkah. Orang pemberdayaan diri bilang yang tidak dipertukarkan energinya akan tidak berdampak.

Syarat ikut kuliah klatak university itu apa? Pokoknya asal punya Paspor atau Kartu Kredit siapapun boleh datang ikut kuliah. Kalau belum punya Paspor boleh juga diganti dengan menunjukkan Kartu Kredit atas namanya.

Kenapa Paspor dan atau Kartu Kredit? Karena kedua benda itulah yang paling penting kita bawa selama perjalanan mengembara ke lain benua, mengembara ke berbagai negara. Merekalah dewa fortuna kita selagi dalam safar mengunjungi benua demi benua. KTP itu identitas warna lokal, Paspor itu KTP warna dunia. Rupiah itu mata uang lokal, Visa dan Mastercard adalah mata uang global.

Traveling hanya salah satu matakuliah yang diajarkan di kelas Klatak University. Kenapa traveling? Ya karena ini perintah agama. Instruksi langsung dari Allah SWT. Al-Mulk 15, Aj-Jumat 10. Bahkan ditegaskan dalam salah satu suratnya, salah satu syarat untuk selalu dekat dengan keberuntungan atau kesuksesan adalah sirruu fil ardh, travelinglah ke segala penjuru bumi. Artinya, kalau tidak dilakukan perintah traveling bertebaran ke muka bumi itu otomatis peluang untuk mencapai kesuksesan juga kian mengecil bahkan tertutup.

Jadi, kalau mau gampang sukses punyailah alatnya: Paspor dan Kartu Kredit. Kalau mau bersyukur dengan cara mengunjungi bumi Allah, melihat berbagai keindahan dan keragamannya. Bukankah bumi diciptakan berbangsa-bangsa untuk dikunjungi dan saling berkenalan satu sama lain? Itu juga perintah Quran. Masih banyak Ayat-Ayat Traveling dalam alQuran yang menekankan hal itu.

Ketiga, selain membahas masalah traveling dan bisnis, seringkali tema-tema yang kita bahas dalam kuliah Klatak University adalah tema-tema pemberdayaan atau pengembangan diri. Soal perilaku, fenomena hidup, dan hubungannya dengan keberuntungan, kesuksesan, kebahagiaan, dan semacamnya. Pokoknya segala hal yang bisa menginspirasi. Meskipun kadang juga sekadar omong kosong aja. Yang penting jangan sampai seperti umbi-umbian. Nggak ngomong apa-apa.

Jadi, tema kuliah di Klatak itu nano-nano dan gado-gado. Seperti hidup kita ini. Berwarna-warni, peristiwanya maupun rasanya. Yang penting bagaimana cara menyikapinya agar selalu indah dan bahagia. Semua kan ada ilmunya. Yang paham ilmunya pasti tidak akan sulit untuk mencapainya. Sekali lagi, sulit itu karena tidak paham ilmunya.

Kuliah Klatak University itu sudah berjalan sebelas tahun, tiap Selasa malam, dengan segala dinamikanya. Pindah-pindah kampus. Baik out door maupun indoor. Semua boleh bicara apa saja. Boleh yang penting-penting. Boleh juga yang tidak penting-penting amat.

Yang penting diniati aja ikut kuliah. Selebihnya dipikir di sana. Jerannya selalu ada yang datang dari luar kota. Dari Magelang, Salatiga, Jakarta, Surabaya, Bojonegoro, Lamongan, Tuban, Magetan Solo, dan macam-macam. Minggu kemaren ada yang datang dari Batam.

Saya yakin saja mereka pasti merasakan kuliah malam ini ada manfaatnya. Mengapa? Karena yang datang sudah menukarkan waktu dan atensinya. Kampus paling menyiapkan kopi dan tehnya. Ambil gelas dan aduk sendiri tapi. Mereka tidak menukar kemanfaatan itu dengan gratisan. Mereka telah menukarnya dengan waktu, keluar bahan bakar transportasi, meninggalkan nyamannya kasur, dan seterusnya. Jadi, wajar mereka dapat bahagia, dapat networking, dapat inspirasi, bahkan kadang trik-trik baru untuk survival. Bahkan kadang dapat utangan juga dari teman sebelahnya.

Harapannya, akan terjadi pertukaran energi di kelas Klatak University. Apa yang tersampaikan di kelas akan menjadi solusi. Setidaknya ada sebagian yang nancap dan menjadi bagian jawaban atas masalah yang sedang dialami.

Sekaliagi Ilmu itu bisa mudah nancap karena kedatangannya ke Klatak University bukan dengan gratisan. Tapi dengan ongkos transportasi, menyisakan waktu, menahan rasa kantuk malam, dan semua itu adalah bagian dari proses pertukaran energi, yang akan diproses oleh semesta.

Dalam hidup ini sebetulnya kita kan berada di proses perbankan semesta. Kita punya Buku Rekening Attitude masing-masing di langit sana. Hukum yang berlaku ya tentu saja hukum semesta. Yang tidak bisa diakali, direkayasa, dan diatur-atur sesuai kehendak kita.

Yang ada, kitalah yang mengikuti hukumnya. Hukum semesta yang absolut itu. Salah satunya hukum kekekalan energi itu. Karenanya yang akan berlaku juga pola pertukaran energi itu.

Mereka yang melakukan perbuatan yang positif artinya sedang menabung kebaikan di Buku Rekening Semestanya. Namanya rekening tentu suatu saat bisa dicairkan. Kalau tabungan positifnya banyak maka di masa depan, suatu saat nanti, pencairannya juga banyak. Kalau itu terjadi, maka sesulit apapun masalah yang kita hadapi, maka akan mudah saja menemukan solusinya.

Mudahnya mendapatkan solusi itu bukan karena kebetulan. Itu sudah pasti adalah kita mencairkan sendiri rekening tabungan semesta kita yang isi saldonya sudah banyak itu. Jadi, ada kesulitan apapun, jalan keluarnya mudah terbeli. Karena saldonya ada bahkan berlimpah jadi pasti akan cairnya.

Itulah sebabnya banyak teman Klatak University ini tidak gampang untuk menerima barang gratisan atau fasilitas gratisan. Sebelum menerimanya selalu berpikir dulu: dengan apa ini energinya mau saya ganti ya? Supaya saldo positif saya di buku rekening semesta tidak berkurang. Saya harus nolkan itu. Entah dengan cara apa suatu saat nanti, yang penting saya bisa tukar pemberian itu.

Pada jaman dahulu, para thabiin yang ingin mendapatkan ilmu dari sang guru, rela berjalan berhari-hari menembus padang tandus dan melewati negeri-negeri kabilah. Itu energi yang dikeluarkannya.

Maka tak mengherankan kalau kemudian menjadi imam-imam besar yang disegani. Kumpulan haditnya dijadikan rujukan hingga kini. Bisa bayangkan bagaimana jauhnya Imam Bukhari berjalan begitu jauh dari Usbekistan hingga Timur Tengah mencari guru-gurunya.

Betapa besar energi yang dipertukarkannya, meskipun kegiatan mengajinya itu sendiri gratis. Kalau Imam Buhari kemudian menjadi penulis hasits ternama itu bukan tanpa alasan. Dia tidak memperolehnya dengan gratisan. Wajar kalau yang diperolehnya kemudian adalah kemuliaan. Namanya abadi hingga sekarang dan kitabnya menjadi rujukan.

Jadi, sekarang terjawab kan kenapa yang sering minta-minta gratis itu tidak beranjak maju hidupnya? Gitu-gitu aja. Stagnan. Karena ia tidak punya tabungan positif di semesta. Dia tak punya energi untuk mencairkannya menjadi bentuk-bentuk kesuksesan atau kemudahan hidup. Bahkan bisa jadi buku tabungan semestanya minus sehingga hidupnya makin lama makin susah. Semakin minus saldonya ssmakin ia tak mudah untuk keluar dari kesulitan hidup yang dihadapinya. Yang ada semakin sulit, semakin menderita, semakin miskin, semakin jauh dari keberuntungan.


Tapi, mau hidup loe susah atau mudah, itu tergantung pada loe sendiri brow. Karena kitalah yang sebetulnya menciptakan takdir kita sendiri. Kalau mau mudah, ya isi buku semesta itu dengan kebaikan-kebaikan yang banyak. Al-Isra ayat 7. Suatu saat pasti akan cair saldonya berikut bunga-bunganya. Yang akan menjadikan hidup menjadi lebih indah. Lebih mudah, lebih gampang bertemu keberuntungan dan puncak kesuksesan.

Salah satu kebaikan atau cara mudah untuk memperbanyak isi rekening di buku semesta itu adalah dengan rajin mentraktir temanmu, gurumu, kolegamu, atau siapapun yang kautemui dalam perjalanan hidupmu. Inilah ilmu pesugihan Nabi Ibrahim yang selalu menyembelihkan seekor kambing untuk siapapun tamunya. Kelak malaikat pun disembelihkan kambing, karena dia tidak sadar siapa yang datang. Karena saking royalnya mentraktir tamunya, pada suatu waktu kemudian, Tuhan menantang agar Ibrahim tidak menyembelih kambing tapi menyembelih anaknya untuk Tuhannya.

Traktirlah mereka makan seperti Nabi Ibrahim mentraktir setiap tamunya. Kelak akan terkaget sendiri: betapa hidupmu menjadi mudah! Rezekimu mengalir tak terbendung, kesulitanmu selesai dalam sekali angkat telpon, dan bersua dengan banyak keajaiban lainnya.


Sampai jumpa nanti malam di Klatak University Kampus tanpa kurikulum, tanpa biaya, tanpa ujian, dan tanpa ijazah. Yang lulus cukup di-WisSudah dengan berjabat tangan lalu terbang keliling dunia mencap paspor di kantor imigrasi negara-negara yang dikunjungi. Kalau sudah ke lima benua, otomatis mendapat predikat Cumlaude!

Address

Jalan Waru 73 Sambilegi
Yogyakarta City
55282

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Among Kurnia Ebo posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Videos

Share

Category


Other Travel Companies in Yogyakarta City

Show All