27/11/2023
KULIAH KLATAK UNIVERSITY NANTI MALAM
YANG GRATISAN MENGAPA MEMBAHAYAKAN?
Pertanyaan pertama, tema apa yang perlu kita bahas di kuliah Kampus Klatak University pekan depan? Ya, setiap Selasa malam jam 20.00 WiK sampai waktu sesukanya. Boleh sampai subuh seperti biasa. Tulis usulan di kolom komentar ya... Nanti kita bahas tema yang paling aptodet buat dibahas. Kalau nggak ada ya curhat bisnis ngalor ngidul seperti biasanya
Pertanyaan kedua, kenapa semua peserta kuliah yang datang rata-rata membawa camilan sendiri dan bahkan menyodorkannya untuk dinikmati rame-rame? Ya karena mereka sudah pada paham bahwa segala hal harus dipertukarkan. Jangan sampai benar-benar menerima gratisan. Orang pondok bilang nggak berkah. Orang pemberdayaan diri bilang yang tidak dipertukarkan energinya akan tidak berdampak.
Syarat ikut kuliah klatak university itu apa? Pokoknya asal punya Paspor atau Kartu Kredit siapapun boleh datang ikut kuliah. Kalau belum punya Paspor boleh juga diganti dengan menunjukkan Kartu Kredit atas namanya.
Kenapa Paspor dan atau Kartu Kredit? Karena kedua benda itulah yang paling penting kita bawa selama perjalanan mengembara ke lain benua, mengembara ke berbagai negara. Merekalah dewa fortuna kita selagi dalam safar mengunjungi benua demi benua. KTP itu identitas warna lokal, Paspor itu KTP warna dunia. Rupiah itu mata uang lokal, Visa dan Mastercard adalah mata uang global.
Traveling hanya salah satu matakuliah yang diajarkan di kelas Klatak University. Kenapa traveling? Ya karena ini perintah agama. Instruksi langsung dari Allah SWT. Al-Mulk 15, Aj-Jumat 10. Bahkan ditegaskan dalam salah satu suratnya, salah satu syarat untuk selalu dekat dengan keberuntungan atau kesuksesan adalah sirruu fil ardh, travelinglah ke segala penjuru bumi. Artinya, kalau tidak dilakukan perintah traveling bertebaran ke muka bumi itu otomatis peluang untuk mencapai kesuksesan juga kian mengecil bahkan tertutup.
Jadi, kalau mau gampang sukses punyailah alatnya: Paspor dan Kartu Kredit. Kalau mau bersyukur dengan cara mengunjungi bumi Allah, melihat berbagai keindahan dan keragamannya. Bukankah bumi diciptakan berbangsa-bangsa untuk dikunjungi dan saling berkenalan satu sama lain? Itu juga perintah Quran. Masih banyak Ayat-Ayat Traveling dalam alQuran yang menekankan hal itu.
Ketiga, selain membahas masalah traveling dan bisnis, seringkali tema-tema yang kita bahas dalam kuliah Klatak University adalah tema-tema pemberdayaan atau pengembangan diri. Soal perilaku, fenomena hidup, dan hubungannya dengan keberuntungan, kesuksesan, kebahagiaan, dan semacamnya. Pokoknya segala hal yang bisa menginspirasi. Meskipun kadang juga sekadar omong kosong aja. Yang penting jangan sampai seperti umbi-umbian. Nggak ngomong apa-apa.
Jadi, tema kuliah di Klatak itu nano-nano dan gado-gado. Seperti hidup kita ini. Berwarna-warni, peristiwanya maupun rasanya. Yang penting bagaimana cara menyikapinya agar selalu indah dan bahagia. Semua kan ada ilmunya. Yang paham ilmunya pasti tidak akan sulit untuk mencapainya. Sekali lagi, sulit itu karena tidak paham ilmunya.
Kuliah Klatak University itu sudah berjalan sebelas tahun, tiap Selasa malam, dengan segala dinamikanya. Pindah-pindah kampus. Baik out door maupun indoor. Semua boleh bicara apa saja. Boleh yang penting-penting. Boleh juga yang tidak penting-penting amat.
Yang penting diniati aja ikut kuliah. Selebihnya dipikir di sana. Jerannya selalu ada yang datang dari luar kota. Dari Magelang, Salatiga, Jakarta, Surabaya, Bojonegoro, Lamongan, Tuban, Magetan Solo, dan macam-macam. Minggu kemaren ada yang datang dari Batam.
Saya yakin saja mereka pasti merasakan kuliah malam ini ada manfaatnya. Mengapa? Karena yang datang sudah menukarkan waktu dan atensinya. Kampus paling menyiapkan kopi dan tehnya. Ambil gelas dan aduk sendiri tapi. Mereka tidak menukar kemanfaatan itu dengan gratisan. Mereka telah menukarnya dengan waktu, keluar bahan bakar transportasi, meninggalkan nyamannya kasur, dan seterusnya. Jadi, wajar mereka dapat bahagia, dapat networking, dapat inspirasi, bahkan kadang trik-trik baru untuk survival. Bahkan kadang dapat utangan juga dari teman sebelahnya.
Harapannya, akan terjadi pertukaran energi di kelas Klatak University. Apa yang tersampaikan di kelas akan menjadi solusi. Setidaknya ada sebagian yang nancap dan menjadi bagian jawaban atas masalah yang sedang dialami.
Sekaliagi Ilmu itu bisa mudah nancap karena kedatangannya ke Klatak University bukan dengan gratisan. Tapi dengan ongkos transportasi, menyisakan waktu, menahan rasa kantuk malam, dan semua itu adalah bagian dari proses pertukaran energi, yang akan diproses oleh semesta.
Dalam hidup ini sebetulnya kita kan berada di proses perbankan semesta. Kita punya Buku Rekening Attitude masing-masing di langit sana. Hukum yang berlaku ya tentu saja hukum semesta. Yang tidak bisa diakali, direkayasa, dan diatur-atur sesuai kehendak kita.
Yang ada, kitalah yang mengikuti hukumnya. Hukum semesta yang absolut itu. Salah satunya hukum kekekalan energi itu. Karenanya yang akan berlaku juga pola pertukaran energi itu.
Mereka yang melakukan perbuatan yang positif artinya sedang menabung kebaikan di Buku Rekening Semestanya. Namanya rekening tentu suatu saat bisa dicairkan. Kalau tabungan positifnya banyak maka di masa depan, suatu saat nanti, pencairannya juga banyak. Kalau itu terjadi, maka sesulit apapun masalah yang kita hadapi, maka akan mudah saja menemukan solusinya.
Mudahnya mendapatkan solusi itu bukan karena kebetulan. Itu sudah pasti adalah kita mencairkan sendiri rekening tabungan semesta kita yang isi saldonya sudah banyak itu. Jadi, ada kesulitan apapun, jalan keluarnya mudah terbeli. Karena saldonya ada bahkan berlimpah jadi pasti akan cairnya.
Itulah sebabnya banyak teman Klatak University ini tidak gampang untuk menerima barang gratisan atau fasilitas gratisan. Sebelum menerimanya selalu berpikir dulu: dengan apa ini energinya mau saya ganti ya? Supaya saldo positif saya di buku rekening semesta tidak berkurang. Saya harus nolkan itu. Entah dengan cara apa suatu saat nanti, yang penting saya bisa tukar pemberian itu.
Pada jaman dahulu, para thabiin yang ingin mendapatkan ilmu dari sang guru, rela berjalan berhari-hari menembus padang tandus dan melewati negeri-negeri kabilah. Itu energi yang dikeluarkannya.
Maka tak mengherankan kalau kemudian menjadi imam-imam besar yang disegani. Kumpulan haditnya dijadikan rujukan hingga kini. Bisa bayangkan bagaimana jauhnya Imam Bukhari berjalan begitu jauh dari Usbekistan hingga Timur Tengah mencari guru-gurunya.
Betapa besar energi yang dipertukarkannya, meskipun kegiatan mengajinya itu sendiri gratis. Kalau Imam Buhari kemudian menjadi penulis hasits ternama itu bukan tanpa alasan. Dia tidak memperolehnya dengan gratisan. Wajar kalau yang diperolehnya kemudian adalah kemuliaan. Namanya abadi hingga sekarang dan kitabnya menjadi rujukan.
Jadi, sekarang terjawab kan kenapa yang sering minta-minta gratis itu tidak beranjak maju hidupnya? Gitu-gitu aja. Stagnan. Karena ia tidak punya tabungan positif di semesta. Dia tak punya energi untuk mencairkannya menjadi bentuk-bentuk kesuksesan atau kemudahan hidup. Bahkan bisa jadi buku tabungan semestanya minus sehingga hidupnya makin lama makin susah. Semakin minus saldonya ssmakin ia tak mudah untuk keluar dari kesulitan hidup yang dihadapinya. Yang ada semakin sulit, semakin menderita, semakin miskin, semakin jauh dari keberuntungan.
Tapi, mau hidup loe susah atau mudah, itu tergantung pada loe sendiri brow. Karena kitalah yang sebetulnya menciptakan takdir kita sendiri. Kalau mau mudah, ya isi buku semesta itu dengan kebaikan-kebaikan yang banyak. Al-Isra ayat 7. Suatu saat pasti akan cair saldonya berikut bunga-bunganya. Yang akan menjadikan hidup menjadi lebih indah. Lebih mudah, lebih gampang bertemu keberuntungan dan puncak kesuksesan.
Salah satu kebaikan atau cara mudah untuk memperbanyak isi rekening di buku semesta itu adalah dengan rajin mentraktir temanmu, gurumu, kolegamu, atau siapapun yang kautemui dalam perjalanan hidupmu. Inilah ilmu pesugihan Nabi Ibrahim yang selalu menyembelihkan seekor kambing untuk siapapun tamunya. Kelak malaikat pun disembelihkan kambing, karena dia tidak sadar siapa yang datang. Karena saking royalnya mentraktir tamunya, pada suatu waktu kemudian, Tuhan menantang agar Ibrahim tidak menyembelih kambing tapi menyembelih anaknya untuk Tuhannya.
Traktirlah mereka makan seperti Nabi Ibrahim mentraktir setiap tamunya. Kelak akan terkaget sendiri: betapa hidupmu menjadi mudah! Rezekimu mengalir tak terbendung, kesulitanmu selesai dalam sekali angkat telpon, dan bersua dengan banyak keajaiban lainnya.
Sampai jumpa nanti malam di Klatak University Kampus tanpa kurikulum, tanpa biaya, tanpa ujian, dan tanpa ijazah. Yang lulus cukup di-WisSudah dengan berjabat tangan lalu terbang keliling dunia mencap paspor di kantor imigrasi negara-negara yang dikunjungi. Kalau sudah ke lima benua, otomatis mendapat predikat Cumlaude!