Bulukumba adalah salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang menyimpan keanekaragaman daya tarik alam dan budaya yang patut untuk anda kunjungi, seperti pantai Tanjung bira, Tempat pembuatan perahu tradisional khas pelaut-pelaut Bugis dan kawasan adat Ammatoa
Berikut ini adalah daftar beberapa tempat menarik yang mungkin bisa anda kunjungi :
Pantai Tanjung Bira. Di sepanjang pantai terdapat pas
ir putih yang halus, pengunjung juga dapat menikmati keindahan 2 p**au yang ada didepannya yaitu p**au Liukang loe dan p**au Kambing (tidak berpenghuni), dan pada latar belakangnya tampak membumbung tinggi gunung Puang Janggo dengan ketinggian melebihin 400 Meter. Tempat ini telah dilengkapi fasilitas berupa tempat parkir, penginapan, hotel, restaurant dan lain-lain. Tana Beru, Tempat Pembuatan Perahu Tradisional.Tana Beru terkenal sebagai tempat pembuatan kapal / perahu tradisional. Anda akan merasa kagum melihat kepiawaian masyarakat membuat kapal tradisional dengan konstruksi kayu dan peralatan tradisional p**a. Terletak di pesisir pantai kelurahan Tana, sekitar 24 Km dari kota Bulukumba. Kawasan Adat Ammatoa.Keindahan alam berupa kelestarian kawasan hutan merupakan ciri dari kawasan adat ini, serta budaya hidup masyarakatnya yang jauh dari pola hidup modern. Ciri masyarakat kajang yang ada di Desa Tana Toa yang tampak sehari-hari yaitu pakaian dengan warna serba hitam, sedangkan ciri bangunan rumahnya ialah seragam menghadap ke Utara. Masyarakatnya dipimpin oleh seorang yang bergelar Amma Toa dengan masa kepemimpinan seumur hidup. Terletak di Kecamatan Kajang, sekitar 56 Km dari kota Bulukumba. Kali ini saya akan bercerita lebih jauh tentang Bulukumba, sebelumnya saya sudah paparkan tentang Makanan Khas, Amma Toa, Pantai Bira, Datok Tiro, bahkan tentang kapal phinisi juga sudah saya ceritakan. Banyak teman yang menanyakan tentang kota kecilku tersebut, itu karena Bulukumba masih asing di telinga mereka. Pertanyaan yang paling sering muncul adalah apa arti Bulukumba, dan kenapa tempat tersebut diberi nama Bulukumba. Bulukumba berasal dari kata Bulukumupa, pada tingkatan dialeg tertentu mengalami perubahan menjadi bulukumba. Jika ditelaah dari segi kata, Bulukumupa dalam bahasa bugis bisa dibagi menjadi dua kata yaitu “Bulu’ku” dan “Mupa”. "Bulu'ku" dalam bahasa Indonesia berarti “Gunung Milik saya, sedangkan "Mupa" berarti "masih", sehingga jika disatukan bisa berarti "Masih gunung milik saya atau tetap gunung milik saya”. Pertanyaan tentang arti Bulukumba telah terjawab, dan selanjutnya adalah kenapa tempat tersebut diberi nama Bulukumba. Konon cerita, mitos tersebut muncul pada abad ke – 17 Masehi, yaitu saat terjadi perang saudara antara dua kerajaan besar di Sulawesi yakni kerajaan Gowa dan kerajaan Bone. Utusan dari kedua kerajaan tersebut beertemu dan berunding secara damai di pesisir pantai yang bernama “tanah kongkong”, hasil dari perundingan tersebut adalah menetapkan batas wilayah pengaruh kerajaan masing-masing. Kerajaan Gowa mengklaim “Bangkeng Buki”, yang merupakan barisan lereng bukit dari Gunung Lompo Battang sebagai batas wilayah kerajaan mereka. Hal tersebut tidak diterima oleh pihak Kerajaan Bone, Utusan kerajaan tersebut juga mengkalim Bangkeng Buki sebagai batas kekuasaan mereka mulai dari arah barat sampai semenanjung selatan. Berawal dari peristiwa tersebut kemudian tercetuslah kalimat dalam bahasa Bugis “Bulukumupa”, yang kemudian pada tingkatan dialeg tertentu mengalami perubahan proses bunyi menjadi “Bulukumba”. Sejak peristiwa itulah nama Bulukumba mulai ada, dan hingga saat ini resmi menjadi sebuah kabupaten yang mulai diresmikan bertetapatan dengan terbitnya Undang–undang nomor 29 tahun 1959, tentang Pembentukan Daerah–daerah Tingkat II di Sulawesi, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba nomor 5 tahun 1978, tentang Lambang Daerah. Sedangkan hari jadi Kabupaten Bulukumba ditetapkan yaitu tanggal 4 Februari 1960 melalui Peraturan Daerah nomor 13 tahun 1994. Begitulah paparan singkat tentang arti bulukumba dan sebab pemberian nama tersebut untuk kota kecil tempat saya lahir.